Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES

SILLINCER KNALPOT

Oleh :

NAMA : Rinaldi Tampubolon


NPM : G1C013033
Mata Kuliah : Pemilihan Bahan dan Proses
Dosen : Dr. Eng. Hendra, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Knalpot adalah alat peredam kebisingan pada kendaraan, apakah itu mobil,
sepeda motor, dan lain sebagainya. Untuk tujuan tersebut maka knalpot
dirancang sedemikian rupa agar suara yang keluar tidak begitu keras dalam
artian mampu menyerap bising yang dihasilkan oleh motor bakar penggerak.
Adapun komponen utama pada knalpot yaitu : header, resonator, dan
silencer. Dimana silencer berfungsi untuk mengurangi suara knalpot yang
terlalu keras atau pun sebagai saringan kedua pada knlapot motor anda setelah
resonator.
Namun, silencer yang digunakan saat ini memiliki kekurangan yaitu
penyerapan panas kurang baik dan masih mengalami karat dibagian tertentu.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan bahan dan proses untuk pembuatan
silencer knalpot dengan menggunakan material yang sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pemilihan bahan pada silencer knalpot
adalah :
1. Berapa indeks material yang digunakan?
2. Material apa yang dapat menggantikan material dasar pembuatan silencer
knalpot?

1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah dari pemilihan bahan pada silencer knalpot
adalah:
1. Mengetahui indeks material yang digunakan pada material silencer knalpot.
2. Mengetahui karakteristik dari Alumina (Aluminium Oksida) apabila
digunakan menjadi material dasar silencer knalpot.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat untuk menentukan bahan pada silencer knalpot adalah :
1. Sebagai acuan pengembangan material pada gitar yang baik dikemudian
hari.
2. Sebagai sumber pengetahuan mendasar pemilihan bahan dan proses dari
gitar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Knalpot
Knalpot merupakan alat untuk mereduksi kebisingan pada kendaraan.
Knalpot yang dipasang pada kendaraan mempunyai banyak macam dan jenis serta
ukuran. Masing – masing pabrik knalpot merancang sedemikian rupa bentuk dan
modelnya, sehingga sesuai dengan jenis kendaraan dan tipe kendaraan yang dipesan
oleh pabrik pemesanannya. Tinggi dan rendahnya tingkat kebisingan pada knalpot
akan tergantung beberapa faktor, antara lain : a. Volume knalpot b. Bentuk dan
konstruksi knalpot c. Panjang saluran keluar antara mesin ke knalpot d. Bahan yang
digunakan knalpot.

2.2 Komponen Knalpot


Adapun komponen dari knalpot yaitu :
a. Header knalpot
Header atau kepala knalpot merupakan penghubung ke bagian
silincer, header memiliki beberapa jenis bahan seperti monel, semi stainlees
dan full stainless.
b. Resonator
Resonator atau saringan knalpot yang memiliki fungsi sebagai
peredam bunyi suara bising hasil pembakaran diruang bakar.
c. Silencer
Silincer knalpot merupakan pembungkus atau kofer dari resonator
yang juga berfungsi sebagai peredam bunyi bising hasil dari pembakaran
atau peredam bunyi kedua.
d. Chamber
Chamber knalpot berfungsi sebagai pemantul gas buang hasil
pembakaran pada mesin, chamber hanya dapat digunakan pada mesin babar
2 langkah, karena pada motor bakar 2 langkah tidak memiliki katup
pembuangan seperti pada motor bakar 4 langkah.
2.3 Alumina (Aluminium Oksida)

Aluminnium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan


oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam
bidang pertambangan, keramik dan Teknik material senyawa ini lebih banyak
disebut dengan nama alumina.

Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang


baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau
α-aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen
dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.

Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium


terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat
mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen
membentuk aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan
cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium
dari oksidasi lebih lanjut. Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui
proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium,
memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi.

Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun beberapa


proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar
Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang meningkatkan kekerasannya.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Adapun diagram alir yang digunakan pada pemilihan bahan silencer knalpot
dapat dilihat pada Gambar 3.1

Mulai

Membuat Rancangan Knalpot

Menentukan Bahan

Proses Pembuatan

Melakukan Perhitungan m, I, P
Crit

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir


3.2 Proses Pembuatan Silincer Knalpot
Proses pembuatan silencer knalpot dilakukan secara handcraft dimana material
yang digunakan telah ditentukan yaitu Alumina (Aluminium Oksida). Selanjutnya
dilakukan perancangan silencer knalpot dengan menggunakan software inventor,
lalu silencer knalpot dikerjakan secara handcraft perbagian dengan pengerjaan yang
cukup rumit. Berikut langkah-langkah pembuatan knalpot.
1. Proses Pemotongan (Cutting)
Pipa knalpot dengan ukuran tertentu dimasukkan ke dalam mesin
pemotong pipa untuk dipotong dengan panjang & sudut tertentu. Cara
kerja mesin ini mirip dengan mesin bubut, cuma mesinnya lebih kecil
dan mata pahatnya yang berputar dan pipanya tetep diam.

Gambar 3.2 Posisi pisau pemotong yang memotong pipa

Gambar 3.3 Pipa knalpot yang udah dipotong


2. Proses Pengukiran dengan Laser (Laser Engraving)
Proses ini adalah membuat logo merk di permukaan plat dengan
menggunakan mesin laser cutting.

Gambar 3.4 Pembuatan logo timbul menggunakan laser engraver

3. Pengerolan (Rolling)
Lembaran alumina yang telah dipotong dan diukir menggunakan
laser kemudian dirol untuk dibentuk menjadi tabung silinder.

Gambar 3.5 Proses pengerollan

4. Las Titik
Lembaran alumina yang telah berbentuk silinder kemudian dilas
titik, dan kemudian diroll ulang lagi agar lebih silindris karena
penyusutan akibat las.
Gambar 3.6 Proses Las

Gambar 3. 7 Proses Rolling

5. Gerinda (Grinding)
Lembaran alumina yang telah berbentuk silinder kemudian dipoles
menggunakan gerinda agar permukaan bekas las titik menjadi halus
dan rata.

Gambar 3.8 Proses Penghalusan Bekas Las menggunakan Gerinda


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan

1. Perhitungan Indeks Material

𝐸1/2
𝑀=
𝜌

350 ^12 𝐺𝑝𝑎


𝑀=
3,8 𝑀𝑔/𝑚^3

𝑀 = 4,92

Keterangan :

M = Indeks Material

E = Young Modulus

𝜌 = Berat Jenis

2. Perhitungan Inersia Silincer Knalpot


Perhitungan Inersia Berongga

2
𝐼= 𝑀. 𝑅^2
3

2
𝐼= . 4,92. 492
3

𝐼 = 7.875,28

Keterangan :

I = Inersia

M = Indeks Material

R = Jari-jari silinder
3. Perhitungan Beban Kritis

𝜋 2 . 𝐸. 𝐼
𝑃𝑐𝑟𝑖𝑡 =
𝑅2

𝜋 2 . 350 𝐺𝑝𝑎. 7875,28


𝑃𝑐𝑟𝑖𝑡 =
0,492

𝑃𝑐𝑟𝑖𝑡 = 113.188,208

4.2 Pembahasan
Pemilihan bahan dan proses dilakukan dengan menggunakan diagram
modulus young terhadap densitas, silencer knalpot membutuhkan ketahanan yang
cukup besar untuk menahan gaya.
Didapatkan bahwa indeks material dari Aluminium Oksida yaitu sebesar
4,92 dengan beban kritis sebesar 113.188,208. Hal ini menunjukan bahwa property
dari material ini cukup ideal sebagai bahan alternative untuk membuat silencer
knalpot.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Indeks material yang didapat yaitu sebesar 4,92

2. Aluminium Oksida yaitu material yang memiliki sifat menghambat


panas yang baik dan juga tahan karat

5.2 Saran
Adapun saran yang untuk selanjutnya adalah :
1. Bahan yang digunakan pada pembuatan silencer knalpot sebaiknya bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Welsa Putra, Hasan Maksum dan Donny Fernandez. 2009. Pengaruh Penggunaan
Knalpot Standar Dan Racing Terhadap Tekanan Balik, Suhu Dan Bunyi Pada
Sepeda Motor 4 Tak. Universitas Negeri Padang. Padang

https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium_oksida (Diakses tanggal 7 desember


2019. Pukul 9.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai