DISUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
Dengan ini kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena atas ijin-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas ELEMEN
Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dosen mata
kuliah ELEMEN MESIN II yang telah memberi bimbingan kepada kami sehingga
laporan ini selesai dengan baik, serta tidak lupa ucapan terima kasih kepada
asisiten pemberi tugas dan rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi bantuan
Namun kami menyadari banyak dalam laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan, karena itu kami mengharapkan banyak kritikan serta saran-saran yang
bersifat membangun.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
NOMENKLATUR...............................................................................................vii
LEMBAR ASISTENSI.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
iii
3.3 Perencanaan Naff.....................................................................................23
4.1 Pembahasan..............................................................................................39
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................41
5.2 Saran.........................................................................................................42
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
NOMEN KLATUR
n Putataran Rpm
Pd Daya Rencana kW
fc Faktor koreksi -
Sf Faktor Keamanan -
Ds Diameter Poros mm
d Diameter Dalam mm
D Diameter Luar mm
H Tinggi mm
W Lebar mm
L Panjang mm
r Jari-jari rata-rata mm
F Gaya kg
ingin direncanakan
vi
Pi Tegangan Tumbuk Izin Kg/mm2
μ Koefisien Gesek -
b Lebar mm
Pg Daya Hilang kW
t Waktu s
a Tebal Plat mm
Lp Lama Pemakaian -
Kerusakan
Lendutan mm
δ
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dan putaran yang dihasilkan oleh mesin sebagai sumber penggerak dapat
dapat meneruskan putaran dan daya dari mesin terhadap roda-roda sehingga
bergerak.
untuk merancang sistem pemutusan dan pemindahan daya dan putaran yang
meliputi kopling, roda gigi, dan rantai. Pada sebuah kendaraan atau mesin,
motor, pemindahan dan pemutusan daya dan putaran dapat dilakukan dengan
dengan poros sistem roda gigi. Pada saat-saat diperlukan kopling harus dapat
membebaskan hubungan antara poros engkol dengan poros sistem roda gigi
keporos sistem roda gigi yang sedang diam atau berputar lambat dengan halus
dan tanpa ada sentakan, memindahkan torsi maksimum bagi mesin untuk
viii
hubungan mesin dan trasmisi dengan cepat, saat satu atau kedua-duanya
1. Perencanaan Poros.
2. Perancangan Spline.
3. Perancangan Naaf.
6. Perancangan Pegas
7. Perancangan Baut.
dari jenis Kopling Plat Tunggal pada mobil MITSUBISHI COLT dengan
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penggerak (engine), yang bisa berupa motor bakar (bensin maupun diesel)
daya dalam bentuk putaran pada sebuah poros, yang disebut sebagai poros
Secara umum kopling dapat dibedakan atas dua, yaitu kopling tetap dan
kopling tak tetap. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa pada kopling
kopling tak tetap kedua poros dapat dihubungkan dan dilepaskan pada saat
x
2.2. Cara Kerja Kopling Secara Umum
putaran poros engkol dimana poros ini diikat dengan baut pada flywheel
dengan bantuan flens yang ada pada ujung penggerak. Dengan demikian
flywheel akan turut berputar,dimana plat gesek tersebut ditekan oleh plat
akibat proses tersebut akan memutar plat pembawa yang dikeling plat
gesek.
xi
2.2.2. Kopling saat Tidak Bekerja
Kopling tidak bekerja dalam hal ini tidak ada pemindahan daya dan
putaran dari poros penggerak yang digerakkan dan tidak terjadi gesekan
daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan dapat
diteruskan pada tuas penekan sebelah bawah melalui bearing dan akibat
tekanan ini tuas akan menarik plat penekan sehingga plat gesek terpisah
pada flywheel maka poros yang akan digerakkan akan diam walaupun
proses diatas, maka tidak akan terjadi pemindahan daya maupun putaran
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang dapat memutuskan
dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan
kedua hubungan poros tersebut pada keadaan diam maupun berputar. Sifat –
xii
2.4. Jenis-jenis Kopling Tidak Tetap
a. Kopling Cakar
positif atau tanpa ada gesekan sehingga tidak ada terjadi slip. Pada tiap
bagian kopling mempunyai cakar yang satu sama lain sesuai dan salah
b. Kopling Plat
Kopling plat adalah kopling yang menggunakan satu plat atau lebih
dan lepaskan dalam keadaan berputar kopling plat ini dapat dibagi atas
banyaknya plat gesek yang dipakai, kopling ini juga dibedakan atas
kopling kering dan kopling basah, serta atas dasar kerjanya yaitu :
xiii
Gambar 2.2 Kopling Plat
(Sularso, 2000)
c. Kopling Kerucut
d. Kopling Friwil
bila poros penggerak berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan
xiv
Gambar 2.4 Kopling Friwil
(Sularso, 2000)
a. Roda Penerus
b. Plat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki
koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling
c. Plat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk
bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah
satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus,
sisi ini akan menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya
xv
mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan
terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas
e. Mekanisme Penggerak
bantalan bola. Bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan
f. Rumah Kopling
g. Naaf
pada poros yang digerakkan. Pada saat kopling terhubung, maka daya
putaran akan diteruskan dari plat gesek ke poros yang digerakkan naaf.
xvi
h. Spline
Spline adalah gigi luar yang terdapat pada permukaan poros yang
i. Bantalan Pembebas
kopling.
j. Pegas Matahari
k. Penutup (cover)
xvii
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
diperoleh :
Pd = fc x P...............................................(elemen mesin,
sularso, hal 7 )
fc = faktor koreksi
xviii
Daya yang Akan Ditransmisikan fc
xix
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
Pd = 1,0 x 110,25 kW
Pd = 110,25 kW
Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapat beban
berupa momen puntir. Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama
mulai berjalan.
dari
5 Pd
T = 9,74 x 10 .....................................(elemen mesin,Sularso,Hal7)
n1
di mana :
T = momen puntir (kg.mm)
(110,25 kW)
20
n₁ = Putaran (Rpm)
(2900 Rpm).
5 110,25
T = 9,74 x 10
2900
T = 37 028,79 kg.mm
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang difinis
dingin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di-kill (baja yang
Jenis-jenis baja S-C beserta sifat-sifatnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
δB
τa = ...........................................(elemen
(Sf 1 x Sf 2)
mesin,Sularso,Hal8)
Dimana :
𝜏a = tegangan geser izin (kg/mm2)
(91 kg/mm2)
91
τa =
(6,0 x 20)
𝜏a = 7,583 kg/mm²
ds =¿
Dimana :
ds = diameter poros (mm)
(7,583 kg/mm2)
(37028,79 kg.mm).
ds = ¿. 1,0 . 37028,79)
ds = 36,79 ≈ 40 mm
22
pasak b, b₁, Pasak luncur tirus t₁ prismati luncur tirus r₂ yang dapat dipakai
130
bantalan = 42 mm.
23
3.1.6 Faktor konsentrasi tegangan pada poros bertangga dan pasak 1.
diameter bantalan 42
= = 1,05
ds 40
fillet 42
= = 0,011
ds 40
α = 2,3 .................................................................(elemen
mesin,Sularso,hal9)
puntir) yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui
tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros akan
mengalami kegagalan.
Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros
diperoleh dari :
5,1 x T
τ=
ds 3
di mana :
24
= tegangan geser akibat momen puntir (kg/mm2)
25
T = momen puntir yang ditransmisikan (kg.mm)
(37028,79 kgmm)
(40 mm).
5,1 x 37028,79
τ=
(40)3
τ = 2,950 kg/mm2
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa 𝜏𝑎 > 𝜏 (di mana 𝜏𝑎 = 7,583
3.1.8 Penentuan diameter poros, bahan poros, jari-jari filet, ukuran pasak dan alur
pasak.
τa x Sf 2
: Cb.Kt.τ
α
7,583
: 1,0 . 2,0 . 2,950
23
6,593 ∶ 5,9 6,593 > 59 ( baik )
Maka :
ds = 40 mm
Diameter poros = ∅ 40 mm × ∅ 42 mm
Jari-jari filet = 1 mm
Pasak = 12 x 8
26
Alur pasak = 8 x 5,0 x 0,45
Tabel 3.4 Spesifikasi spline untuk berbagai kondisi operasi (standar SAE)
spline dengan jumlah 16 buah pada kondisi meluncur saat tidak dibebani (to
slide when not under load). Dari Tabel 3.4 diperoleh data sebagai berikut:
mana harga ini adalah sama dengan diameter dalam d dari spline. Dengan
27
d = 40 mm
d
D=
0,860
H = 0,070 . D
W = 0,098 . D
Dimana :
H : Tinggi Spline ( mm )
W : Lebar spline ( mm )
Sehingga :
40
D= = 46,5 mm
0,860
D3 46,52
L= 3 = = 62,84 mm
d 552
di mana :
28
Mp = Momen puntir yang bekerja pada poros (kgmm)
(37028,79 kgmm)
29
F = gaya yang bekerja pada spline (kg)
(21,62 mm)
dengan bahan untuk poros, yaitu baja jenis S55C-D dengan kekuatan tarik
b = 91 kg/mm2.
dari
F
P= .........................................(Statika,Ferdinan F
i. h . w
Beer,Hal151)
di mana :
(1712,7 kg)
30
i = jumlah spline
16 buah
tumbuk izin ti, maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap
στ 91
Pi = = = 9,1 kg/mm2
i 10
tegangan tumbuk kerjanya, t < ti, sehingga spline aman dari kegagalan
F
τg = ……………....( Statika , Ferdinan F Beer, hal 163 )
i. w . l
di mana :
(1712,70kg)
i = jumlah spline
10 buah
31
W = lebar spline
(4,55 mm)
L = panjang spline
(62,84 mm).
1712,70
τg = = 0,59 kg/mm2
10 x 4,55 x 62,54
Jika tegangan geser yang bekerja g lebih kecil dari tegangan geser
izin gi, maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan
tegangan geser kerjanya, g < gi, sehingga spline aman dari kegagalan
sangat kecil antara spline dan naff. Walaupun perbedaannya adalah kecil
Sesuai dengan spesifikasi spline yang telah ditentukan pada sub bab
32
Dari data ukuran spline yang telah diketahui, lebar gigi naaf dapat
diperoleh dari :
π x Ds−i x ws
w= ..............(Perencanaan Teknik
i
Mesin,Joseph,Hal112)
33
di mana :
w = lebar gigi naff (mm)
62,84 mm
4,55 mm
16 buah,
maka :
3,14 x 62,84−10 x 4,55
w= = 6,28 mm
16
w = 6,28 mm
w
D=
0,156
h = 0,070 . D
d = 0,860 . D
Dimana :
H : Tinggi Spline ( mm )
W : Lebar spline ( mm )
Maka :
6,25
D= = 40,25 mm
0,156
34
d = 0,860 . 40,25 mm = 34,61 mm
3
D3 (40,25)
L= 3 = = 54,43 mm
d (34,61)2
D+ d 40,25+34,61
rm = = = 18,71 mm
4 4
dimana :
(37028,79 kg.mm)
18,71 mm.
diperoleh
37028,79
F= = 1979,09 kg
18,71
Bahan untuk naff dipilih sama dengan bahan untuk poros dan spline,
35
Seperti pada spline maka pemeriksaan kekuatan untuk naaf juga
F
P= ...........................................(Statika,Ferdinan F
i. H . L
Beer,Hal177)
di mana:
P = tegangan tumbuk (kg/mm2)
(1979,09 kg)
i = jumlah naff
16 Buah
(2,81 mm)
(5,68 mm).
1979,09
P= = 0,80 kg/mm2
16 x 2,81 x 54,43
tumbuk izin ti, maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap
σt 91
Pi = = = 5,68 mm
i 16
36
tumbuk kerjanya, t < ti, sehingga spline aman dari kegagalan akibat
tegangan tumbuk.
F
σg = ..........................................(Statika,Ferdinan F
i. w . L
Beer,Hal163)
Dimana :
(1979,09 kg)
i
= jumlah naff
16 buah
w
= lebar naff (mm)
(6,28 mm)
L
= panjang naff
(54,43 mm).
1979,09
τg =
16 x 6,28 x 54,43
= 0,36 kg/mm2
Jika tegangan geser yang bekerja g lebih kecil dari tegangan geser
izin gi, maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan
putaran dari flyweel dengan pelat gesek yang ditekan oleh pelat penekan
Tabel 3.5 Koefisien gesek antara berbagai permukaan beserta tekanan yang
diizinkan
µ pa
Bahan Permukaan Kontak
Kering Dilumasi
(kg/mm2)
Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
berpasangan dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan.
Beberapa alasan untuk pemakaian asbes dan besi cor antara lain:
38
1. Asbes mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi,
2. Pasangan asbes dan besi cor mempunyai koefisien gesek yang besar.
Sesuai dengan Tabel 6-1 koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan
untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah:
Tekanan pada bidang plat gesek tidak terbagi rata pada seluruh
permukaan, makin jauh dari sumbu poros tekanannya makin kecil. Jika
tekanan rata-rata pada bidang gesek adalah p, maka besar gaya yang
π 2 2
F= (D -d )p
4
( D+ d)
Mg = μ . F .
4
di mana :
0,0385 kg/mm2
0,5.
39
Karena bagian bidang gesek yang terlalu dekat pada sumbu poros
hanya mempunyai pengaruh yang kecil saja pada pemindahan momen, maka
besarnya perbandingan d/D jarang lebih kecil dari 0,5. Untuk perancangan
plat gesek ini perbandingan d/D diambil sebesar 0,6. Dengan memasukkan
sebesar 3,08.10-3.D2 .
μ
F= . ( D2- (0,6 D ¿ ¿2 . p
4
0,5
= . ( D 2- 0,36 D 2 ¿ . 0,0385
4
= 3,08 . 10−3 D
D+ 0,6 D
Mg = μ . (3,08 . 10−3 . D2).
4
1,6 D
= 0,5 . 3,08 . 10−3 . D2 .
4
= 6,16 . 10−4 . D3
3.4.3 Penentuan ukuran plat gesek
harus lebih besar atau sama dengan momen puntir Mp yang dikerjakan pada
Mg > Mp
D > 391 mm
Dalam perancangan plat gesek ini diameter luar plat gesek D diambil
sebesar 391 mm. Dengan memasukkan harga ini ke data yang telah
40
diketahui di atas diperoleh:
D = 391 mm
Sehingga :
Maka :
287−172,2
b= = 78,2 mm
2
Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu
diketahui besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat
diperoleh dari :
Mg . D .n . t . z
Pg = 5 .................................(Machine and
9,74 x 10 . 3600
Design,Hal425)
Dimana :
n = kecepatan, (Rpm)
(2900 Rpm)
t = waktu penyambungan kopling, diambil 0,3 detik
41
Dengan memasukkan nilai yang diketahui diperoleh
Pg = 1,827 kW 2,484 ps
Lp . Pg
a= ..............................................(Machine and
Ag . Wk
Design,Hal427)
di mana :
a = tebal plat gesek (cm)
(1,827 kW)
π
Ag = . ( D 2-d 2)
4
3,14
= . (3912-234,62)
4
2100 x 2,484
a=
660 x 8
= 0,987 cm 0,98 cm
= 9,8 mm
42
Sebagai kesimpulan ukuran-ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:
diameter luar D = 391 mm
lebar : b = 78,2 mm
tebal : a = 9,8 mm
D = 1,6 x d
= 1,6 x 5
= 8 mm
K = 0,6 . d
= 0,6 . 5
= 3 mm
D1+ D 2
rm2 =
4
dimana :
(391 mm)
(234,6 mm)
Sehingga :
43
391−234,6
rm2 =
4
= 39,1 mm
T
F=
rm
Dimana :
(37028,79 kg.mm)
(39,1 mm)
Sehingga :
37028,79
F=
39,1
= 947 kg
f
Fi =
n
Dimana :
(947 kg)
44
24 buah
Sehingga :
947
Fi =
24
= 39,2 kg
σr 91
σi = = = 45,5 kg/mm2
v 2
3,14 2
A= .d
4
3,14 2
= .5
4
= 19,62 mm
F1
τg =
A
39,2
=
19,62
= 1,99 kg/mm2
τgi = 0,8 . τg
= 0,8 . 45,5
= 36,4 kg/mm2
45
disini adalah pegas kejut pada plat gesek. Pegas kejut ini berfungsi untuk
Harga G
Bahan Lambang
( kg/mm2 )
Baja pegas SUP 8 x 103
Kawat baja keras SW
8 x 103
Kawat piano SWP
8 x 103
Kawat distemper dengan minyak ---
Kawat baja tahan karat SUS 8 x 103
(SUS 27, 32, 40) 7,5 x 103
Kawat kuningan BsW
Kawat perak nikel NSWS
Kawat perunggu fosfor PBW 4 x 103
Kawat tembaga berilium BeCuW 4 x 103
4,5 x 103
5 x 103
D D
Harga perbandingan berkisar antara 4 - 8. Dalam rancangan ini, harga
d d
D
=4
a
28
=4
d
d=7
46
T D / 2 Wl
Dimana :
(37028,79 kg.mm)
(28 mm)
Sehingga :
T
W1 =
(D/2)
37028,79
= 28/2
= 2644,91 kg
Tegangan Geser τ :
T 37028,79
τ = 7P =
(π /6)d 3
37028,79
=
(3,14 /6)73
= 206,18 kg/mm2
Tegangan Rencana τd :
τd = Ta . 0,8
= 65 . 0,8
47
= 52 kg/mm2
w1
K = 20
2644,91
= 20
= 132,2 kg
Lendutan Total
1
δt = 20 . 3 = 6,67 mm
Tinggi beban Hf
Hl = (n+1,5) d
= (4+1,5) 7
= 38,5 mm
c = (H1-H2)/(n+1/5)
Maka :
δ = Hf – H1
48
20 = Hf – 40,7
Hf = 40,7 + 20 = 60,7 mm
Tinggi Awal Hs :
Ls = (Hs-Hl) / ( 4+1,5)
49
BAB IV
4.1 Pembahasan
Perhitungan dan perencanan Kopling tetap jenis Karet dengan Daya (P) =
150 PS dan Putaran (n) = 2900 rpm dibangun dengan tujuan perencanaan kopling
untuk sebuah motor induksi. Hasil dari perencanaan ini diperoleh dari berbagai
kriteria yang telah ditentukan. Antara lain mulai dari perencanaan dan perhitungan
tegangan geser yang diizinkan (τd) = 7,583 kg/mm2 dan tegangan geser yang
terjadi (τd) = 2,950 kg/mm2 maka dianggap aman dalam perencanaannya (τ < τd).
Kemudian dari perencanaan penampang Naff dengan Spline dengan bahan S55C-
geser yang terjadi sebesar (τt) = 0,59 kg/mm2 sehingga dianggap aman (τt < τa).
Untuk perencanaan Plat Gesek digunakan bahan Besi Cor dan Asbes (μ = 0,35
50
0,65). Dan untuk Pembuatan Paku Keling dengan bahan Almunium diperoleh
tegangan geser yang diizinkan (τd) = 18,2 kg/mm2 dan tegangan geser yang terjadi
(τd) = 0,51 kg/mm2 maka dianggap aman dalam perencanaannya (τ < τd). Dan
untuk Pembuatan Pegas dengan bahan Baja Pegas (SUP) diperoleh tegangan geser
yang diizinkan (τd) = 65 kg/mm2 dan tegangan geser yang terjadi (τd) = 52 kg/mm2
perencanaan kopling tidak tetap pada kendaraan MITSUBISHI COLT kali ini
dengan Daya (P) = 150 PS dan Putaran (n) = 2900 rpm serta bahan masing-
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
atau jenis material yang akan digunakan untuk kopling dan poros serta
Pada perencanaan ini ada beberapa data yang menjadi acuan perencanaan
sebagai berikut:
1. Poros
poros = 40 mm.
Ukuran Naff dan spline diperoleh berdasarkan dari diameter poros, dimana
naff dan spline terjadi tegangan geser, sedangkan didapat tegangan geser
yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan, maka untuk
3. Plat Gesek
Dimensi dari Plat Gesek dengan menggunakan bahan besi cord an asbes
dapat kita peroleh setelah mendapatkan ukuran diameter poros dari hasil
52
tercantum di dalam tabel ukuran standar kopling tidak tetap.
4. Paku Keling
Paku keling yang digunakan adalah yang digunakan pada plat gesek dan
kampas kopling. Yang sesuai dengan table yang ada pada buku Elemen
Mesin oleh Ir. Sularso MSME, dan Kiyokatsu Suga sehingga diameter
paku keling dan hasil perhitungan dapat memenuhi syarat yang dapat
memenuhi perusahaan.
5. Pegas
Pegas yang digunakan adalah bahan yang digunakan memakai bahan Baja
Pegas (SUP) yang terdapat pada buku Elemen Mesin oleh Ir. Sularso
perusahaan.
5.2 Saran
mana hal ini akan mempengaruhi factor keamanan dan umur dari suatu
53
5.3 Ayat yang Berhubungan
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur
(kepada Allah)”.
54
41