Anda di halaman 1dari 46

Status MK : Kurnas /MKCK

Bobot : 2 SKS
Standar Nilai : Minimal B
Dosen : Drs. H. Muh. Ilyas Upe, M.Ag.
Status : Dosen YW UMI
Jabatan Fungsional: Lektor Kepala
HP : 081241515 80 /0853 3325 1946
 STANDAR KOMPETENSI:
 1. Mahasiswa mampu berpikir rasional, bersikap
dewasa dan dinamis, berpandangan luas, serta
memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan
ajaran Islam secara utuh,
 2. Mahasiswa sebagai modal intelektual mampu
melaksanakan proses belajar sepanjang hayat
untuk menjadi ilmuwan dan profesional yang
berkepribadian Islami, yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusian dan kehidupan.
MATERI PERTEMUAN:

 I. KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM


 1. Pentingnya Iman kepada Tuhan
 2. Filsafat Ketuhanan dalam Islam
 3. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan
 4. Keimanan dan Ketakwaan
 5. Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan
Modern
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat;
1.Menjelaskan pentingnya beriman kepada Tuhan
2.Menjelaskan filsafat ketuhanan dalam Islam
3.Menjelaskan perbedaan pandangan Max Muller, Andrew Lang,
dan agama wahyu tentang monoteisme,
4.Membuktikan adanya Tuhan melalui kajian ilmiah, sehingga
dapat memantapkan iman,
5.Bersikap dengan benar sesuai dengan prinsip dalam proses
pembentukan iman,
6.Bersifat dengan benar sesuai dengan prinsip dalam proses
pembentukan iman,
7.Mengimplementasikan iman dengan ibadah dan amal saleh
dalam kehidupan sehari-hari,
8.Menerangkan peranan iman dan takwa dalam menghadapi
tantangan kehiduapan modern, sehingga meyakini benar perlunya
beriman dan bertakwa.
1. Pentingnya Iman kepada Tuhan
Kenapa manusia penting beriman kepada Tuhan?
Karena keimanan merupakan pondasi utama dalam
kehidupan seorang manusia. Keimanan kepada Allah,
kecintaan(Mahabbah) pengetahuan (Ma’rifah), ikhlas
beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diri
dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya, merupakan
nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan harus
diutamakan dalam menyempurnakan cabang-cabang
keimanan. Dan itulah yang akan menyelamatkannya
di dunia dan akhirat kelak.
Amalan lahiriyah, berupa
Ibadah Mahdhah dan
muamalah tidak akan mencapai
kesempurnaan kecuali didasari
dengan nilai keikhlasan hanya
semata karena menuntut
Rahmat (Ridha) Allah swt,
Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar
dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya
tajam, akal pikir dan nuraninya berpadu dalam
berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama
manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih
dahulu berperan kejujuran jiwanya atau kebenaran
akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan
karakter Islam, yaitu agama yang membangun
kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan
membentuk pola pikir teologis yang meyerupai
bidang-bidang ilmu eksakta, karena dalam segi
akidah, Islam hanya menerima hal-hal yang
menurut ukuran akal sehat dapat diterima sebagai
ajaran akidah yang benar dan lurus
Pilar akal dan rasiolnalitas dalam aqidah
Islam tercermin dalam aturan muamalah
dan dalam memberikan solusi serta terapi
bagi persoalan yang dihadapi.
Ajaran Ibadahnya didasarkan atas kesucian
hati yang dipenuhi dengan keikhlasan,
cinta dan bersih dari dorongan hawa nafsu,
egois dan ingin menang sendiri.
‫‪QS Ali Imran 3: 190-191:‬‬
‫ت‬
‫ار آليَا ٍ‬ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّهَ ِ‬‫اختِالَ ِ‬ ‫ض َو ْ‬ ‫ِ‬ ‫‪C‬‬
‫ر‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫األ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫س‬ ‫ال‬ ‫ق‬
‫ِ‬ ‫ل‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ف‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫إ‬ ‫‪‬‬
‫ُون هّللا َ قِيَاما ً َوقُعُوداً َو َعلَ َى‬ ‫ين يَ ْذ ُكر َ‬ ‫ب ﴿‪ ﴾١٩٠‬الَّ ِذ َ‬ ‫األلبَا ِ‬ ‫أِّل ُ ْولِي ْ‬
‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق َ‬
‫ت‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫األ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫س‬ ‫ال‬ ‫ق‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ُون‬
‫َ‬ ‫‪C‬‬
‫ر‬ ‫َّ‬
‫ك‬ ‫ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ‬
‫ار ﴿‪﴾١٩١‬‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫ك فَقِنَا َع َذ َ‬ ‫اطالً ُسب َْحانَ َ‬ ‫هَذا بَ ِ‬
‫‪Ulul Albab itu, menggunakan pikir dan Zikir ; akal‬‬
‫‪untuk berfikir dan hati untuk berzikir.‬‬
PERTEMUAN BERIKUTNYA
QUIS
1. Bagaimana ciri-ciri muslim yang sempurna dan
sesuai dengan karakter Islam,
2. Jelaskan pengertian Tuhan?
3. Terangkan dengan jelas perbedaan teori ysg
kemukakan oleh Max Muller dan Andrew Lang
tentang kepercayaan terhadap Tuhan!
2. Filsafat Ketuhanan dalam Islam

 Siapakah Tuhan itu?

‫ هللا هلل له ه هللا محمد‬

‫ هللا‬- ‫ا ل ل ه‬ 
Filsafat Ketuhanan dalam Islam
Tuhan, dalam al-Qur’an antara lain disebut dengan
Ilah ( C‫له‬CC‫ )ا‬untuk menyebutkan berbagai obyek yang
dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya QS.
Al-Jatsiyah 45: 23.
‫س ْم ِع ِه َوقَ ْلبِ ِه َو َج َع َل‬
َ ‫ضلَّهُ هَّللا ُ َعلَى ِع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَى‬ َ َ‫ْت َم ِن اتَّ َخ َذ إِلَهَهُ هَ َواهُ َوأ‬
َ ‫أَفَ َرأَي‬
٢٣﴿ ‫ُون‬ َ ‫ن بَ ْع ِد هَّللا ِ أَفَاَل تَ َذ َّكر‬C‫ن يَ ْه ِدي ِه ِم‬C‫ص ِر ِه ِغ َشا َوةً فَ َم‬
َ َ‫﴾ َعلَى ب‬
demikian pula Firaun menggunakan kata ilah untuk
dirinya sendiri QS al-Qashash 28: 38.
Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa kata Ilah bisa
mengandung arti berbagai benda baik abstrak
maupun benda nyata.
QS al-Qashash 28: 38

038. Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak


mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai
Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia
termasuk orang-orang pendusta".
Dalam al-Qur’an, kata Ilah, mufrad “Ilahun”, biasa juga
ganda “Ilaahaini” atau jamak “Aalihatun”.
Ilaah dalam arti yg sesungguhnya adalah sesutu yang
dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-nya. Dipentingkan
artinya, dipuja, dicintai, diagungkan, diharapkan dapat
memberikan kemaslahatan atau kegembiraan termasuk
ditakuti akan mendapatkan bahaya atau kerugian.
Menurut Ibnu Taimiyah; Ilah yaitu yang dipuja dengan
penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan
diri dihadapan-Nya, takut dan mengharapkan-Nya.
KepadaNya tempat berpasrah ketika dalam kesulitan,
berdoa, bertawakkal untuk keselamatan diri, minta
perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingatNya dan tempat cinta kepadaNya.
Berdasarkan definisi ; Tuhan bisa berbentuk apa saja
yang dipentingkan manusia. Pada dasarnya tidak ada
manusia yang tidak ber-Tuhan, hanya saja mereka
salah alamat, misalnya komunis, juga bertuhan,
tuhannya adalah idiologi (angan-angan-utopia
mereka).
Dalam Islam di temukan ( ‫) ال ا له ا الهللا‬, susunan
kalimatnya dimulai dengan peniadaan kemudian
diikuti penegasan (biasa disebut nafi – isbat.)
Artinya seorang muslim harus mengosongkan hatinya
dari kepercayaan kepada tuhan selain Allah swt.
3. Sejarah Pemikiran Manusia tentang
Tuhan
1. Max Muller dan Andrew Lang tentang
monoteisme
2. Pemikiran Islam tentang monoteisme
3. Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu
4. Pembuktian Wajud Tuhan
Max Muller
Max Muller dkk menganut teori evolusionisme tentang
kepercayaan kepada Tuhan, ia berpendapat bahwa
manusia pada mulanya percaya kepada;
1. Dinamisme, manusi sejak primitif yakin adanya
kekuatan pada benda, dan memberi pengaruh kepada
manusia, ada yang positif ada juga negatif. Benda itu
dianggap memiliki mana (kekuatan gaib) dan misterius.
Meski tdk dapat diindera, tapi dapat dirasakan
keberadaannya.
2. Animisme, disampin percaya pada dinamisme, ia
menganut animisme, percaya adanya roh dalam
hidupnya.
3. Politeisme, tidak puas dg dinamisme dan
animisme, ia beralih kepada kepecayaan terhadap
dewa, dengan tugas dan kekuasaan tertentu sesuai
bidangnya.
4. Henoteisme, karena dewa-dewa itu tentu tdk
meiliki kekuatan yg sama, akhirnya diseleksi dan
bersifat definitif, satu bangsa satu dewa sebagai
tuhan, namun mengakui tuhan bangsa lain.
5. Monoteisme. Henoteisme melangkah menuju
monoteisme
Andrew Lang (1898)
Pandangan evolusionisme kepercayaan Max Muller,
ditantang oleh Andrew Lang, ia menekankan adanya
monoteisme dalam masyarakat primitif. Mnurutnya orang
berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang
Kristen, ia percaya pada wujud yang Agung dan sifat-sifat
khas terhadap tuhan mereka, yang mereka tidak berikan
kepada wujud lain.
Pendapat ini kemudian diikuti oleh sarjana agam di Eropa
Barat, bahwa kepercayaan agama tidak bersifat evolusi,
tetapi dengan relevansi atau wahyu, kesimpulan ini diambil
setelah melakukan penelitian kepercayaan yang dimiliki
oleh kebanyakan masyarakat primitif, bahwa kepercayaan
mereka monoteisme, yang berasal dari wahyu.
Pemikiran Umat Islam:
Pemikiran terhadap Tuhan, yang melahirkan ilmu
tauhid, ilmu kalam atau Teologi Islam, di kalangan
umat Islam timbul sejak wafatnya Rasulullah saw,.
Secara garis besar, ada aliran liberal, tradisional dan
ada pula yang bersifat tengah-tengah diantara
keduanya. Timbulnya aliran tersebut disebabkan
perbedaan metodologi dalam memahami al-Qur’an
dan al-Hadis dengan pendekatan kontekstual,
sehingga lahir aliran yang bersifat liberal. Sebagian
umat Islam menggunakan pendekatan tekstual, yang
melahirkan aliran tradisional dan sebagian
menggunakan pendekatan antara kontekstual dan
tekstual, ini melahirkan pemikiran antara liberal dan
tradisional.
Ketiga pemikiran yang mewarnai sejarah pemikiran
Ketuhanan dalam Islam adalah:
1. Muktazilah, aliran ini dikenal dengan rasionalisme
dalam Isalm, dan menekankan penggunaan akal
dalam memahami ajaran dan keimanan dalam Islam .
Orang berbuat dosa besar tidak kafir dan tidak
mukmin, ia berada antara posisi mukmin dan kafir.
Dalam menganalisis Ketuhanan, memakai ilmu logika
Yunani, atau sisten teologi dalam mempertahankan
kedudukan keimanan. Dari hasil paham muktazilah
yang bercorak rasional munculnya abad kemajuan
ilmu pengetahuan dalam Islam, namun kemajuan
ilmu pengetahuan menurun dengan kalahnya mereka
oleh kelompok ortodok. Muktazilah lahir dari pecahan
Qadariyah, dan qadariyah dari Khawarij.
2. Qadariyah berpendapat, manusia mempuanyai
kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia
sendiri menghendaki apakah ia akan kafir atau
mukmin. Karenanya manusia harus bertanggung jawab
atas berbuatannya.
3. Jabariyah, pecahan dari Murji’ah, manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dan berkehendak dan
berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan
dipaksa oleh Tuhan.
4. Asy’ariyah dan Maturidiyah, pendapatnya berada
antara Qadariyah dan Jabariyah.
Kesemua aliran ini mendasarkan diri pada al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah saw, karena itu sekarang perlu
dilakukan koreksi ilmu berdasarkan al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah saw.
Aliran Teolog yang ada:
1. Khawarij, dan Murji’ah
2. Qadariyah dan Free will free act
3. Jabariyah, (fatalism)
4. Muktazilah (Rasionalis dalam Islam)
5. Aswaja (al-Asyariyah dan al-Maturidiyah)
6. Syi’ah berbagai aliran yang ada (Isyna asyry)
7. Salafiyah : 1. Ibnu Taimiyah, Muh. Abduh dan
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Wahab
(Wahabiyah)
Tuhan Menurut Agama Wahyu
Informasi tentang asal-usul kepercayaan terhadap
Tuhan antara lain:
1. QS, 21. al-Ambiya’ 92
2. QS, 5 al-Maidah; 72,
3. QS 112 al-Ikhlas; 1-4,
Tuhan yang hak dalam konsep al-Qur’an adalah
Allah, hal ini dinyatakan antara lain. Surat 3, Ali
Imran, 62, s 38 Shad, 35 dan 65, juga diberitakan
tentang tuhan yang dipercaya oleh para nabi sebelum
Muhammad adalah juga Allah, antara lain: QS, 29, al-
Angkabut, 46, QS, 20 Thaha, 98, dan QS, 38 Shad,
4.
Pembuktian Wujud Tuhan
 Ada dua dalil yang bisa digunakan, yaitu dalil naqli
dan dalil akli. Untuk pembuktian diluar wahyu, dapat
dilakukan dengan pendekatan ilmiah antara lain:
1. Metode pembuktian ilmiah,
2. Pembuktian adanya Allah dg adanya alam,
3. Pembuktian dengan pendekatan fisika,
4. Pembuktian dengan pendekatan astronomi,
 (hal 11 – 14)
Metode lainnya:
Ada dua dalil :
Naqli: Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
(Inayah dan Ihtira’)
Aqli:
1. Dalil ontologi
2. Dalil Kosmologi,
3. Teleologic. (Dalil tujuan /serba tujuan)
4. Dalil Moral
Stephen Hoke seorsang fisikawan
teoritis menyatakan:
Melihat keteraturan planit ini tidak
mungkin tercipta secara kebetulan
pasti ada yang mencitakannya, dan
tuhan yang menciptakan alam ini
tidak mungkin tidak sengaja, untuk
mengetahuinya tanya pada tuhan

 Catatan tambahan
4. Keimanan dan Ketakwaan
a. Pengertian Iman,
b. Wujud Iman,
c. Proses Terbentuk Iman,
d. Tanda Orang Beriman,
e. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan

5. Implementasi Iman Dalam


Kehidupan
a. Pengertian Iman,
Iman kepada Allah berarti amat rindu kepada ajaran
Allah, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Karena
apa yang dikehendaki Allah menjadi kehendak orang
beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk
mengorbankan segalanya dan kalau perlu
mempertaruhkan nyawanya. (Ibnu Majah dan Tabari;
Iman adalah keyakinan dalam hati diikrarkan dengan
lisan , dibenarkan oleh hati dan diwujudkan dengan
amal perbuatan. Jadi iman merupakan kesatuan atau
keselarasan antara, ucapan , dan perbuatan. Sehingga
menjadi pandangan atau sikap hidup.
B. Wujud Iman;
Aqidah atau iman mengikat seorang muslim,
sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum
yang datang dari Islam. Sehingga menjadi
seorang muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu yang diatur ajaran
Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran
Islam.
c. Tanda-tanda orang berimana:
Al-Qurt’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman:
1. Jika disebut nama Allah hatinya bergetar dan
berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf
memorinya, serta bila dibacakan ayat-ayat Allah
bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya,
2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras
berdasarkan kerangka ilmu Allah diiringi doa, dengan
harapan tetap hidup dengan ajaran Allah dan Rasul-
Nya, kemudian menyerahkan segala hasil serta ikhlas
menerima hasilnya sekalipun mungkin berbeda
dengan harapannya.
3. Tertib dalam melaksanakan salat dan selalu
menjaga keutamaannya,
4. Menafkahkan sebagian rizki diterimanya, sebagai
upaya pemerataan ekonomi agar tidak terjadi
ketimpangan antara kaya dan si miskin,
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan
menjaga kehormatan,
6. Memelihara amanah dan menepati janji,
7. Berjihad di jalan Allah (bersungguh-sungguh dalan
menegakkan ajran Allah baik dengan harta benda
maupun jiwa) dan suka menolong,
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta
izin.
Menurut al-Maududi, keyakinanmembentuk perilaku
dan menentukan kualitas kehiodupan seorang mukmin:
1. Menjauhkan diri dari pandangan yg sempit dan picik
2.Mempunyai kepercayaan diri dan tahu harga diri,
3. Rendah hati dan hidmat,
4. Jujur dan adil,
5. Tidak murung dan putus asa dalam menghadapi
setiap persoalan yang dihadapi,
6. Teguh dalam pendirian, sabar, tabah dan optimis,
7. Kesatria, bersemangat, berani, tidak gentar
menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut,
8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha,
9. Patuh, taat dan disiplin menjalankan peraturan Allah
d Korelasi iman dan ketakwaan:
Tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid teoritis dan
tauhid praktis;
Tauhid teoritis membahas tentang keesaan Zat, sifat
dan perbuatan Allah berkaitan kepercayaan,
pengetahuan, persepsi dan pemikiran atau konsep
tentang Allah, konsekwensi lagis tauhid adalah
pengakuan secara ikhlas bahwa Allah satu-satunya
wujud mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Tauhid praktis, disebut juga tauhid ibadah. Yaitu
merupakan penerapan tauhid teoritis. Tauhid ibadah,
adalah ketaatan hanya kepada Allah, yaitu tidak ada
disembah selain Allah dan menjadikannya sebagai
tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang
harus menyatukan iman dan amal, konsep
dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan,
serta teks dan konteks.
Sehingga seseorang baru dikatakan
beriman dan bertakwa kepada Allah swt,
apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid
dalam syahadat, kemudian diikuti dengan
mengamalkan semua perintah Allah dan
meninggalkan semua larangann Allah swt.
5. Implementasi Iman dan Takwa dalam
Kehidupan Modern
1. Problema, Tantangan dan Risiko dalam Kehidupan
Modern,
2. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema
dan Tantangan Kehidupan Modern
1. Problema, Tantangan dan Risiko dalam Kehidupan
Modern,
Problema dimasa modern adalah, masalah sosial yang
sudah estabilished dan sulit memperbaikinya.
Masalah sosial budaya berarti berbicara soal alam
pikiran dan realitas hidup masyarakat. Alam pikiran
bangsa ini yang majemuk telah dipenuhi oleh konflik,
baik sesama muslim maupun dg non muslim.
Masyarakat dirasuki sikap saling bermusuhan (QS. 3.
Ali Imran 103. kehidupan yang terlibat dalam wujud
saling bermusuhan, dan berada dalam ancaman
kehancuran (adanya adopsi westernisme), bangsa
semakin menjadi semi naturalis, disisi lain adanya
adopsi idealisme, menjadikan bangsa ini penghayal.
Adanya kedua kekuatan (naturalisme vs idealisme)
menjadikan bangsa tidak menentu dan selalu
terombang ambil diantara kedua isme tersebut.
Disisi lain diadopsinya sisten ekonomi kapitalis
menyuburkan korupsi, di bidang politik partai-partai
semakin menanmpakkan konflik dan sikap pragmatis
dan sikap oportunis, sehingga nilai-nilai qur’ani
semakin jauh, walaupun ada partai yang memperatas
namakan dirinya partai Islam.
2. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema
dan Tantangan Kehidupan Modern
Untuk mengatasi masalah tersebut iman kepada
Allah yang kokohlah diharap mampu; berikut
beberapa manfaat iman:
1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan
benda.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi
maut,
3. Iman menanamkan sikap “self help” dalam
kehidupan
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa,
* Iman mewujudkan kehidupan yang baik, (QS. An-
Nahl 97.
* Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen, (QS.
Al-An’am, 162.
* Iman memberikan keberuntungan, (QS. Al-
Baqarah, 5)
* Iman mencegah penyakit.
1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan
benda.
2. Iman menanamkan semangat
berani menghadapi maut,
3. Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan
Quis
Jelaskan ciri muslim yang sempurna imannya dan
sesuai dengan karakter Islami?

Terangkan dengan jelas perbedaan teori yang


dikemukakan oleh Max Muller dengan Andrew Lang
tentang kepercayaan terhadap Tuhan
Makassar, 25 Februari 2014

Drs. H. Muh. Ilyas Upe, MA

Anda mungkin juga menyukai