KONSEP KETUHANAN
Oleh:
MUHAMMAD HAIDLOR, Lc.,M.Pd.I
Disampaikan dalam
Kuliah Bersama Pendidikan Agama Islam
LP3M P3KIK
UNEJ , 2018
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
• Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
– Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan
yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang
ada.
• Siapakah Tuhan Itu ?
– Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN –
ILAAHAINI - AALIHATUN
– Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan
berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau
dipentingkan oleh manusia. (QS. 45:23, 28:38, dll.)
– Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang
dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa
sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh
sesuatu tersebut.
• Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga
diartikan dengan:
– Yang dipuja / disembah
– Yang dicintai / diagungkan
– Yang diharap kebaikannya
– Yang diharap pertolongannya
– Yang ditakuti bahayanya, dll.
• Dengan demikian makna tuhan itu dapat
berbentuk apa saja, asal ia diperankan atau
diposisikan sebagaimana di atas.
• Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
– Pemikiran Barat
• Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan tuhan itu terjadi
melalui proses kepercayaan yang amat sederhana, kemudian meningkat
menjadi sempurna (dikemukakan oleh Max Muller, EB Taylor,
Robertson Smith, dll.)
• Proses evolusi tersebut melewati beberapa proses/tahap : Animisme –
Dinamisme – Politeisme – Henoteisme – Monoteisme.
– Animisme: Mengakui bahwa roh adalah sesuatu yang selalu hidup
(punya rasa senang, sedih, punya kebutuhan)
– Dinamisme: percaya bahwa benda-benda itu punya kekuatan
– Politeisme: Kepercayaan pada banyak dewa, dewa: roh-roh yang
unggul
– Henoteisme: Satu tuhan untuk satu bangsa
– Monoteisme: Satu tuhan untuk seluruh bangsa
– Teori ini ditentang boleh Andrew lang yang menyatakan
bahwa dalam masyarakat primitifpun sudah dikenal
monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide atau penentuan tentang
tuhan itu tidak datang secara evolusi, tetapi datang dengan
relevansi atau wahyu.
• Pemikiran Umat Islam
– Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid,
ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin
– Pada dasarnya semua sepakat bahwa tuhan itu esa atau hanya
satu yaitu ALLAH SWT.
– Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah
tertentu yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan:
seperti masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk,
masalah keterpakasaan atau kekuasaan manusia, masalah status
al qur’an, dll.
– Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain:
• Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa
besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah
makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam
• Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya
kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi
kafir atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia
harus mempertanggungjawabkannya.
• Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan
kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah
ditentukan atau dipaksakan oleh Allah.
• Asy’ariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat
Qadariyah dan Jabbariyah
• Tuhan menurut agama-agama wahyu
– Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan
yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam
perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-
penyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain selain
Allah
– Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. 2:75, QS.
21:92, QS. 5:72, QS. 112: 1-4, QS. 3:62, QS. Shaad: 4, 35, 65,
QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
– Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak
beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafirin
– Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi
Muhammad juga menganggap bahwa tuhan itu sebagai trinitas
yaitu Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Jadi termasuk kafir
nan musyrik.
• Pembuktian wujud tuhan
Melalui pembuktian ilmiah:
Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena
ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera,
atau pengamatan mata, karena kenyataannya banyak hakikat
keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya,
energi, setrum, dll.
Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum
Termodinamika II yaitu hukum tentang keterbatasan energi.
Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin, jadi alam
itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau begitu berarti
ia telah kehilangan energinya, padahal energi alam masih
sangat tinggi.
Melalui dalil keberadaan dan keteraturan alam
Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos,
termasuk di sini meliputi pendekatan astronomi (adanya
ribuan sistem orbit benda-benda angkasa yang sangat
menakjubkan). Menurut Ibnu Rusyd disebut sebagai
dalil nidham/inayah wal ikhtira’ (keteraturan,
pemeliharaan dan penciptaan)
Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. 4:82, 17:88)
Dengan dalil fitrah (Q.S. 7:172, 29:61)
Dalil akal / rasional (Q.S. 27:88, 41:53)
Dalil sejarah. (Q.S. 3:137, 7:176), dll.
ضلَّهُ اللَّهُ َعلَ ى ِعل ٍْم َو َختَ َم َعلَ ى َس ْم ِع ِه َ
أو اه و ه هه ل
َ ِ
َ َ ُ َ َ ُ َ ت َم ِن اتَّ َخ َذ إ َ ْأَ َف َرأَي
ص ِرِه ِغ َش َاوةً فَ َم ْن َي ْه ِد ِيه ِم ْن َب ْع ِد اللَّ ِه أَفَال تَ َذ َّك ُرو َن
ََب ىَل ع
َ ل
َ ع
َ ج
َ و
َ
ِ
ه ِ
ب ل
ْ ق
َ و
َ
)٢٣(
َع َل ى أَ ْن َيأْ ُتوا ِب ِم ْث ِل ُّس َو ْال ِجن ُ ت اإل ْن ِ • قُ ْل َل ِئ ِن اجْ َت َم َع
ض ٍ ْضه ُْم لِ َبع َ َك
ُ ْان َبع ون ِب ِم ْثلِ ِه َو َل ْو ُ ْ
َ آن ال َيأ
ت ْرُ ق ْ
ال ا ذَ َه
ِ
)٨٨( يرا ً َظ ِه
• 88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
ُور ِه ْم ُذرِّ َّي َته ُْم َوأَ ْش َهدَ ُه ْمه ُ ُّك ِم ْن َب ِن ي آ َد َم ِم ْن
ظ َ ب رَ ذَ خ َ َ• َوإِ ْذ أ
ِ
ت ِب َر ِّب ُك ْم َقالُوا َب َل ى َش ِه ْد َن ا أَ ْن َتقُولُوا َي ْو َمُ َع َل ى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَ َل ْس
)١٧٢( ين َ ِْال ِق َيا َم ِة إِ َّنا ُك َّنا َعنْ َه َذا َغا ِفل
• 172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",
ض َو َس َّخ َر
َ ْت َواألرِ • َو َل ِئ ْن َس أ َ ْل َت ُه ْم َم ْن َخ َل َق ال َّس َم َاوا
َ س َو ْال َق َم َر َل َيقُولُنَّ هَّللا ُ َفأ َ َّنى ي ُْؤ َف ُك
)٦١( ون َ ْال َّشم
• 61. Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu
mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar).
ِ ال َتحْ َس ُب َها َجا ِمدَ ًة َو ِه َي َتمُرُّ َمرَّ الس ََّحا
ب َ • َو َت َرى ْال ِج َب
َ ُص ْن َع هَّللا ِ الَّ ِذي أَ ْت َق َن ُك َّل َشيْ ٍء إِ َّن ُه َخ ِبي ٌر ِب َم ا َت ْف َعل
ون ُ
)٨٨(
• 88. Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di
tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.