Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI KE-3_UAS

RESUME KULIAH UMUM SINARKU 4

disusun untuk memenuhi tugas mandiri

Dosen:

Dr. Dra. Sebastiana Viphindrartin, M. Kes.

Disusun oleh:

Fatma Anisa 190810101067

EKONOMI MAKRO II - B

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2020
SinarKU: Seminar dan Kuliah Umum
Analisis Makroenkonomika Baru: Kebijakan Moneter vs Fiskal

Narasumber: Prof. Insukindro, Ph.D.

A. Kebijakan Moneter
Konsep Kebijakan Moneter
1. Pengelolaan Permintaan VS Target Moneter
a. Pengelolaan Permintaan Agregat (Aggregate Demand Management)
Kebijakan ini bertujuan mengendalikan inflasi, misalnya, dengan cara
mengelola agar permintaan agregat berada pada aras yang tidak mendorong
inflasi.
b. Target Moneter (Monetary Target)
Kebijakan ini ditempuh untuk mengontrol pertumbuhan uang beredar,
misalnya, yang diperkirakan cukup layak dan perlu sebagai alat untuk
mengendalikan inflasi.
2. Kaidah vs Diskrisi
a. Kebijakan Moneter Kaidah (Monetary Policy Rule)
Kebijakan moneter yang tidak bereaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi
Misal:
- mempertahankan pertumbuhan uang beredar pada tingkat yang konstan
- mempertahankan kurs pada tingkat yang tetap
b. Kebijakan Moneter Diskrisi (Discretionary Monetary Policy)
Kebijakan moneter yang bereaksi terhadap kondisi ekonomi terkini.

Sasaran/Target Kebijakan Moneter


1. Kesempatan kerja yang tinggi
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Stabilitas harga
4. Stabilitas suku bunga
5. Stabilitas pasar keuangan
6. Stabilitas pasar kurs valuta asing
Strategi Bank Sentral
Bank sentral harus memilih dan menindaklanjuti dengan suatu strategi dan
melaksanakan kebijakan moneter dengan sasaran pada variabel yang terletak antara
perangkat kebijakan dan pencapaian sasaran kebijakan.

Perangkat Kebijakan Moneter


a. Konvensional
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operational).
Ada 2 tipe:
a) Operasi Pasar Terbuka Dinamik (Dynamic Open Market Operational).
Perangkat ini dimaksudkan untuk merubah aras cadangan dan uang primer
(monetary base)
b) Operasi Pasar Terbuka Difensif (Defensive Open Market Operational).
Perangkat ini diberlakukan untuk menghalangi atau mencegah pengaruh
faktor-faktor lain terhadap aras cadangan dan uang primer
2. Fasilitas Diskonto & Lender of The Last Resort
a) Fasilitas diskonto
Fasilitas yang memungkinkan bank meminjam cadangannya dari bank
sentral
Ada 3 tipe fasilitas diskonto:
- Kredit utama (Primary Credit)
Fasilitas ini memegang peranan yang penting dalam kebijakan moneter
dan diberikan kepada bank-bank yang relatif sehat serta untuk jangka
pendek.
- Kredit Tambahan (Secondary Credit)
Fasilitas ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami
permasalahan likuiditas yang serius
- Kredit Musiman (Seasonal Credit)
Fasilitas ini diberikan terbatas kepada bank-bank yang dipengaruhi
oleh perilaku musiman dari depositonya.
b) Lender of the Last resort
3. Cadangan Wajib (Reserve Requirement)
Perubahan cadangan wajib akan berpengaruh terhadap permintaan cadangan.
Kenaikkan cadangan wajib berarti bank harus meningkatkan cadangannya
berarti menurunkan kemampuan bank menciptakan kredit.
b. Kontenporer
1. Suku bunga atas cadangan (Interest on reserve).
Bank sentral memgenakan bunga atas cadangan bank di bank sentral.
2. Quantitative Easing
3. Deposito Bank Umum di Bank Sentral

Strategi Bank Sentral


1. Perangkat
- Operasi Pasar Terbuka
- Kebijakan Diskontro
- Cadangan Wajib
2. Target Operasioanal
- Cadangan Agregat
- Suku Bunga
3. Target Antara
- Besaran Moneter Agregat (M1, M2, M3)
- Suku Bunga Jangka Pendek dan Jangka Panjang
4. Target Akhir
- Pertumbuhan Ekonomi
- Kesempatan Kerja Yang Tinggi
- Stabilitas Harga
- Stabilitas Pasar Keuangan

Kerangka Kebijakan Moneter


1. Pendekatan Kuantitas (Quantity Aproach)
a. Perangkat
o Operasi Pasar Terbuka
o Cadangan Wajib Minimum
o Fasilitas Diskonto
b. Target Operasioanl
o Uang Primer (M0)
o Cadangan Bank
c. Target Antara
o Aggregat Moneter (M1, M2), Kredit
d. Target Akhir
o Stabilitas Harga
o Pertumbuhan Ekonomi
o Kesempatan Kerja
o Stabilitas Sistem Keuangan
2. Pendekatan Suku Bunga (Interest Rate Approach)
a. Perangkat
o Operasi Pasar Terbuka
o Cadangan Wajib Minimum
o Fasilitas Diskonto
b. Target Operasioanl
o Suku Bunga Jangka Pendek
c. Variabel Informasi
d. Target Akhir
o Stabilitas Harga
o Pertumbuhan Ekonomi
o Kesempatan Kerja
o Stabilitas Sistem Keuangan

ANALISIS EKONOMIKA BARU KEBIJAKAN MONETER

Sistem Luwes (IS-MP & PC)


Kebijakan Moneter Kontraktif
Keseimbangan awal di E0 {Ŷ0, r0}
(panel a) ~ F0 {Ŷ0, π0} (panel b)
Otoritas moneter mengambil kebijakan
moneter yang kontraktif. r↑ ~ r0 → r1
atau MP↑ ~ MP0→ MP1 keseimbangan
jangka pendek terjadi di E1 {Ŷ1, r1} ~
F1 {Ŷ1, π1} → terjadi resesi.

Analisis IS-MP-PC-NCF
Kebijakan Moneter Kontraktif
Keterangan Panel a & b lihat Gb
6a. Panel C. Keseimbangan
awal di G0 {NCF0, r0}.

Resesi atau G1 {NCF1, r1}

B. Kebijakan Fiskal
Alasan Campur Tangan Pemerintah Dalam Perekonomian
1. Aktiva Individu dan Pemerintah
2. Ketidaksempurnaan pasar (misal: monopoli vs monopoli perintis dll)
3. Eksternalitas
4. Barang publik
5. Distribusi Pendapatan dan Kesempatan Berusaha
6. Keseimbangan Perekonomian
7. Pilihan Publik dan Proses Politik
8. Keadilan
Kumutatif, distributif, vindikatif, kreaktif, protektif, legalis dan egaliter.

Monopolis
R = Penerimaan (Revenue); MR = Penerimaan Marjinal; AR = Penerimaan Rerata
C = Biaya (Cost); MC = Biaya Marjinal; AC = Biaya Rerata
Monopolis → MR=MC ~ π maksimum ~ TR>TC ~ Titik D (OQ 1, OD1), harga
(OG1) > MC (OD1) ~ π = bidang G1GFF1
Persaingan → AR =MC ~ π “normal” ~ Titik E (OQ 2, OE1), OE1< OG1 & OQ2 >
OQ1 ~ π = 0
Monopolis “Perintis”

Monopolis → MR=MC ~ rugi minimum ~ Titik D (OQ1, OD1), harga (OG1)> MC


(OD1) ~ TR<TC
Persaingan → AR =MC ~ π “normal” ~ Titik E (OQ 2, OE1), OE1< OG1 & OQ2 >
OQ1
Monopolis selalu rugi, saat MR = MC → rugi = bidang F1FGG1 & jika memenuhi
permintaan (MC =AR) → rugi = bidang H1HEE1

KEADILAN
1. Keadilan Kummutatif
Berkaitan dengan hubungan antara prestasi dan kontraprestasi.
Misalnya: jual-beli dan sewa-menyewa
2. Keadilan Distributif
Berkaitan dengan dsitribusi wewenang dan/atau kekuasaan dalam masyarakat
3. Keadilan Vindikatif
Berkaitan dengan pembalasan, hukum karma, hukum keseimbangan dll
4. Keadilan Kreaktif
Berkaitan dengan pemberian hak pada masing-masing orang agar mempunyai
kebebasan berinisitatif atau menciptakan sesuatu
5. Keadilan Protektif
Berkaitan dengan perlindungan atau pengayoman kepada setiap warga negara
secara pribadi
6. Keadilan Legalis
Berkaitan dengan kewajiban warga negara tunduk pada peraturan yang tertulis
dan tidak tertulis yang dibenarkan oleh pemerintah
7. Keadilan Egalitaris
Berkaitan dengan kenyataan bahwa setiap individu ber-beda-beda baik secara
ekonomi, fisik maupun kemampuan dll.

ANGGARAN PEMERINTAH: PENDEKATAN INTERTEMPORAL


Anggaplah pengeluaran konsumsi pemerintah pada periode 1 & 2 adalah G 1 &
G2, total penerima pajak (agregat) pada periode 1 & 2 yakni T 1 & T2. N merupakan
jumlah penduduk dan t adalah tingkat pajak yang dibayar oleh masing-masing
individu, sehingga T1 = t1N & T2 = t2N.
Jika pemerintah menghadapi defisit anggaran, maka pemerintah dapat
melakukan utang dengan menjual obligasi & dianggap obligasi pemerintah dan
swasta sama serta menghasilkan bunga r.
Anggap juga bahwa B1 adalah jumlah obligasi pemerintah yang diterbitkan
periode 1, sehingga kendala anggaran pemerintah: G1=T1+B1.
Pada periode 2: G2 + (1+r) B1 = T2 atau B1=(T2-G2)/(1+r)
Kendala anggaran pemerintah: G1+G2/(1+r) = T1+T2/(1+r)

Garis Anggaran Pemerintah


G1 = G periode 1 G2 = G
periode 2
T1 = T periode 1 T2 = T periode
2
r = biaya oportunitas (suku
bunga riil)
E adalah titik endowment &
pada titik ini dianggap G1 = T1
& G2 = T 2
G adalah pengeluaran D ~ posisi surplus atau G1 < T1
pemerintah F ~ posisi defisit atau G1 > T1
T adalah penerimaan pajak
DEFISIT PEMERINTAH & PERILAKU KONSUMEN
1. Garis Anggaran Konsumen
C1+C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) … (1)
2. Garis Anggaran Konsumen setelah pajak atas individu konsumen
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – (t1 + t2/(1+r) … (2)
3. Garis Anggaran Pemerintah
G1 + G2/(1+r) = T1 +T2/(1+r) … (3a)
G1 + G2/(1+r) = N {t1 + t2/(1+r)} … (3b)
t1 + t2/(1+r) = {G1 + G2/(1+r)}/N … (3c)
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – {G1 + G2/(1+r)}/N … (4)
Dari persamaan (4) dapat diperoleh 3 kemungkinan pengaruh defisit pemerintah
terhadap perekonomian.
1. G1 + G2/(1+r) = 0 → Ekuivalensi Ricardian ~ netaral
2. G1 + G2/(1+r) < 0 → Keynesian ~ positif
3. G1 + G2/(1+r) > 0 → Neo Klasik ~ negatif

KONSEP & SUMBER PEMBIAYAAN DEFISIT PEMERINTAH


a. KONSEP DEFISIT
1. G > T→ Ek. Makro
2. G > T
3. G > T + NT + H
Keterangan

G = Pengeluaran Pemerintah NT = Penerimaan Bukan Pajak


T = Penerimaan Perpajakan H = Hibah/Bantuan

b. SUMBER PEMBIAYAAN
1. Dalam Negeri
- Pajak, Non Pajak, Hibah, dll
- Utang (SUN dll) ~ Bank Sentral
- Pencetakan uang (Seigniorage) ~ Bank Sentral
2. Luar Negeri
- Hibah
- Utang (SUN dll)
G to G, NG to G
Sumber-Sumber Uang Primer Penggunaan Uang Primer

1. Eksteren: 1. Uang Kartal yang diedarkan


Aktiva Luar Negeri Bersih (Cadangan a. Uang Kartal di luar Bank
Internasional) Umum & BPR
2. Interen: b. Kas Bank Umum & BPR
a. Tagihan Bersih kepada 2. Saldo Giro positif Bank Umum di
Pemerintah Pusat BI
b. Tagihan kepada Bank Umum 3. Giro Sektor Swasta
& BPR 4. Penggunaan lain
c. Tagihan kepada Sektor
Lainnya
d. Sumber interen lain
Total Sumber-Sumber Total Penggunaan
NERACA ANALITIS OTORITAS MONOTER/BANK INDONESIA

STRATEGI OTORITAS FISKAL


1. Perangkat Kebijakan - Permintaan Agregat
- Subsidi, bantuan Efektif
- Pajak - Penawaran Agregat
- Perangkat Lain 4. Sasaran Akhir
2. Sasaran Operasioanl - Pertumbuhan
- Pasar Barang (C, I, Ekonomi
G, X, M) - Kesempatan Kerja
- Pasar Uang (Md) - Stabilitas Harga
- Pasar Kapital - Distribusi
- Pasar TK Pendapatan
3. Sasaran Antara

KONSEP ANGGARAN

- Anggaran Defisit
- Anggaran Berimbang
- Anggaran Surplus

KERANGKA KEBIJAKAN FISKAL


a. Pengeluaran Pemerintah 1. Perangkat
- Belanja Modal - Belanja Daerah
- Subsidi 3. Sasaran Antara
- Pembayaran Bunga - Permintaan Agregat
Utang - Penawaran Agregat
- DAU, DAK dll 4. Sasaran Akhir
2. Sasaran Operasional - Pertumbuhan
- Belanja Negara Ekonomi
- Belanja Pemerintah - Stabilitas Harga
Pusat - Kesempatan Kerja

b. Penerimaan Pemerintah - Permintaan Agregat


1. Perangkat - Penawaran Agregat
- Pajak 4. Sasaran Akhir
- Non Pajak - Pertumbuhan
2. Sasaran Operasional Ekonomi
- Penerimaan - Stabilitas Harga
Pemerintah DN dan LN - Kesempatan Kerja
3. Sasaran Antara

SUBSIDI DAN BANTUAN

1. Subsidi Untuk Konsumen


- Dalam bentuk uang
Subsidi/bantuan langsung tunai
- Dalam bentuk penurunan harga
Subsidi beras untuk masyarakat miskin
- Dalam bentuk barang
Subsidi/bantuan obat-obatan
- Dalam bentuk kupon
Melalui subsidi/bantuan ini konsumen dapat menukarkan kupon dengan sejumlah
barang tertentu.

SUBSIDI UNTUK KONSUMEN:


Analisis Garis Anggaran Garis Anggaran & Utilitas
SUBSIDI PENURUNAN HARGA
Jika subsidi dalam bentuk penurunan harga, maka garis anggaran akan bergeser dari ga 0 ke
ga1 atau bidang kemungkinan konsumsinya meningkat dari ΔOAB menjadi ΔOAC dan
utilitasnya juga meningkat dr IC0 ke IC1

SUBSIDI DLM BENTUK UANG VS PENURUNAN HARGA


Dari kedua analisis di muka nampak bahwa subsidi dalam bentuk penurunan harga akan
memberi pengaruh negatif (deadweight loss) relatif jika dibandingkan dengan subsidi dalam
bentuk uang. Besarnya deadweight loss sebesar ΔACD. Hal serupa dapat pula dikaji jika kita
membandingkan subsidi dalam bentuk barang dan kupon.

2. Subsidi Untuk Produsen


- Subsidi uang
- Subsidi penurunan harga input
- Subsidi bantuan input
- Subsidi dalam bentuk kupon
Analisisnya serupa dengan subsidi konsumen, hanya saja yang digunakan dalam kasus ini
adalah kurva isokuan (IS) dan isokos (ga).

SUBSIDI UNTUK PRODUSEN:


Analisis Isocost & Isoquan

ANALIS EKONOMIKA MAKRO BARU KEBIJAKAN FISKAL

SISTEM KURS LUWES

IS-MP & PC Kebijakan Fiskal Kontraktif


Anggaplah keseimbangan awal di E0 {Ŷ0,
r0} (panel a) ~ F0 {Ŷ0, π0} (panel b)
Otoritas Fiskal mengambil kebijakan fiskal
yang kontraktif, misalnya dengan
menaikkan pajak. ~ IS bergeser ke kiri ~
IS0→ IS1 keseimbangan jangka pendek
terjadi di E1 {Ŷ1, r1} ~ F1 {Ŷ1, π1} →
terjadi resesi
Analisis IS-MP-PC-NCF
Kebijakan Fiskal Kontraktif
Keterangan Panel a & b lihat Gb 6a.
Panel C. Keseimbangan awal di G0
{NCF0, r0}. Resesi atau G1 {NCF1, r1}

Analisis IS-MP-PC-NCF
Kurva MP Gradien Positif
Mengatasi Resesi Dengan
Kebijakan Moneter

Keterangan:
Keseimbangan awal di E0 {Ŷ0, r0} (panel a) ~ di F0 {Ŷ0, π0} (panel b) atau G0 {NCF0, r0}
(panel c). Anggaplah terjadi penurunan permintaan agregat, misalnya pengeluaran konsumsi
dan investasi turun ~ IS bergeser ke kiri ~ IS 0 →IS1 dan keseimbangan (jangka pendek) di E1
{Ŷ1, r1} (panel a) ~ F1 {Ŷ1, π1} (panel b) atau G1 {NCF1, r1} (panel c) → resesi.

Untuk mengatasi resesi, kebijakan moneter yang dapat dilakukan adalah r ↓ ~ r1 → r2 atau
MP↓ ~ MP0 → MP1 hingga tercapai keseimbangan baru di E2 {Ŷ0, r2} (panel a) atau F0 {Ŷ0,
π0} (panel b), dan G2 {NCF2, r2} (panel c)

Anda mungkin juga menyukai