Anda di halaman 1dari 22

Nama : Kalarita

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi


Materi : Kebijakan Moneter dan Fiskal

NIM :
B1021221122
Dosen :
Dr.Wendy , M.Sc
Universitas Tanjungpura Pontianak
Tahun Ajaran 2022/2023
Kebijakan Moneter

1. Definisi dan Pengertian


Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perkonomian
makro ke kondisi yang diinginkan ( yang lebih baik ) dengan mengatur jumlah uang
beredar. Yang dimaksud dengan kondisi lebih baik adalah meningkatnya output
keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga ( inflasi terkontrol ).
Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang beredar , maka pemerintah
dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif ( monetary expansive ). Sebaliknya
jika jumlah uang beredar dikurangi, Pemerintah menempuh kebijakan monetr kontraktif
( monetary contractive ). Istilah lain untuk kebijakan moneter kontraktif adalah
kebijakan uang ketat ( tight money policy ).

2. Instrumen Kebijakan Moneter


Ada tiga instrumen utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar:

a). Operasi Pasar Terbuka ( Open Market Place )


Yang dimaksud dengan operasi pasar terbuka (open market operation ) adalah
pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli
surat-surat berharga miik pemerintah ( government securities ).
Di Indonesia, operasi ini dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank
Indonesia ( SBI ) dan Surat Berharga Pasar Uang ( SPBU ).

b). Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )


Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan
pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral.

c). Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirment Ratio )


Penetapan rasio cadangan Wajib juga dapat mengubah jumlahuang beredar, jika rasio
cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil
dibanding sebelumnya.

d). Imbauan Moral ( Moral Persuasion )


Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan
jumlah uang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia dapat memberi saran agar
perbankan berhati-hati dalam memberikan kredit atau membatasi keinginannya
meminjam uang dari bank sentral ( berhati-hati menggunakan fasilitas diskonto ).
3). Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi : Analisis IS-LM
a). Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Keseimbangan Pasar Uang-Modal
Pengatur jumlah uang beredar dapat memengaruhi kondisi keseimbangan pasar uang-modal.
Diagram 21.1 memberikan gambaran apa yang terjadi terhadap keseimbangan pasar uang-
modal bila jumlah uang beredar ditambah.

b). Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Keseimbangan Ekonomi


Diagram 21.2 telah memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam
perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan
permintaan investasi. Akibatnya dapat dilihat dari dua sisi :
1). Sisi Output
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan,
sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil.
2). Sisi Biaya
Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya moral.
Dari kedua hal diatas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.
4). Efektivitas Kebijakan Moneter
a). Sudut Kemiringan Kurva IS
Diagram 21.3 merupakan himpunan kurva IS yang menggambarkan beberapa kondisi pasar
barang-jasa.

Kurva IS1 lurus sejajar dengan sumbu vertikal. Kurva IS yang seperti ini terjadi karena
permintaan investasi tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga ( kurva I tegak lurus ).
Sebaliknya kurva IS2 terbentuk dari kurva I yang mendatar sejajar dengan sumbu horizontal.
Artinya kurva investasi elastis sempurna. Sedangkan kurva IS3 terbentuk dari kurva investasi
yang bersudut negatif, dalam arti ∂I/∂r≤ 0.
b). Sudut Kemiringan Kurva LM
Diagram 21.4.a. menunjukkan beberapa kurva LM yang menggambarkan beberapa kondisi
pasar uang-modal.
c). Berbagai Kemungkinan Hasil Kebijakan Moneter
Kita hanya akan memerhatikan empat kondisi ekstrem yang terjadi terhadap output
keseimbangan dan tingkat bunga, bila yang ditempuh adalah kebijakan moneter, maka secara
grafis yang digeser adalah kurva LM. Mari perhatikan Diagram 21.5.
Kebijakan Fiskal
1). Definisi dan Pengertian
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan fiskal mempunyai
tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya terletak pada instumen
kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar,
maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya.
Dalam buku teks teori ekonomi makro,penerimaan pemerintah diasumsikan berasal dari pajak (
tax ), sehingga notasi yang digunakan untuk penerimaan pemerintah dalam T . Sedangkan
notasi untuk pengeluaran pemerintah ( government expenditure ), seperti yang telah dibahas
dalam bagian-bagian sebelumnya adalah G.

a). Pajak
Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada disektor
rumah tangga dan perusahaan ( dunia usaha ) ke sektor pemerintah melalui mekanisme
pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa langsung. Jika pungutan pemerintah sifatnya
memberikan balas jasa langsung, maka pungutan tersebut disebut retribusi.
Dari definisinya, pajak yang nilainya positif akan menyebabkan pendapatan riil makin rendah
atau harga barang makin mahal. Tetapi jika nilainya negatif ( subsidi ), pajak akan meningkatkan
pendapatan riil atau menyebabkan harga output atau input menjadi lebih murah.
1. Klasifikasi Pajak
a). Pajak Objektif
adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Misalnya,
pajak pertambahan nilai ( PPN ) dikenakan kepada mereka yang membeli barang dan
jasa kena pajak.
b). Pajak Subjektif
adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak.Salah satu
indikator yang digunakan adalah pendapatan.
c). Pajak Langsung
adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain ( no
tax incidence ).contoh salah satunya adalah pajak bumi bangunan ( PBB ).
d). Pajak Tidak Langsung
adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain ( tax
incidence ). Contohnya adalah Pajak Penjualan, yang dalam konteks Indonesia dikenal
sebagai PPn dan PPnBM.
2. Tarif Pajak
a). Pajak Nominal
adalah pajak yang pengenaannya berdasar sejumlah nilai nominal tertentu. Notasi untuk
pajak nominal adalah T.
b). Pajak Persentase
beban pajaknya ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan
pajak. Notasi untuk pajak persentase adalah t.

2). Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan dan Konsumsi

Anda mungkin juga menyukai