Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Putu Monika Pratiwi

NIM : 1907511102

Kelas : G2

“STUDY CASE PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP

PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA”

1. Dasar Teori Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ilmu Ekonomi


Kebijakan fiskal atau yang sering juga disebut sebagai kebijakan stabilitas dan
pembangunan adalah penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran-pengeluaran
pemerintah untuk mencapai kestabilan ekonomi yang lebih baik dan laju pembangunan
ekonomi yang dikehendaki (John F.Doe :1968). Tujuan dari kebijakan fiskal yaitu
memperbaiki kondisi ekonomi, mengupayakan adanya kesempatan kerja dan menjaga
kestabilan harga untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Alam, 2007: 58 ). Dari sudut
Ekonomi Makro, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Kebijakan Fiskal Ekspansif.


Adalah kebijakan menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak netto.
Kebijakan fiskal ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami resesi/depresi dan
pengangguran yang tinggi.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif.
Adalah kebijakan untuk menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak.
Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi
inflasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah
melalui Bank Sentral untuk mempengaruhi dalam situasi makro yang dilaksanakan yaitu
dengan menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan penawaran barang sehingga
inflasi dapat dikendalikan, tercapainya kesempatan kerja penuh dan kelancaran suplai
atau distribusi barang (Boediono). Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil
sebagai langkah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut
adalah kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif.
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy
money policy) ialah kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok
dalam perekonomian. Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli
sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan
cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja
konsumen.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif.
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive
policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah
kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar.

2. Studi Case Pengaruh Kebijakan Fiskal Dan Moneter Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Sektor Industri Di Indonesia
Ruang lingkup Kebijakan fiskal meliputi semua tindakan atau usaha untuk meningkatkan
keejahteraan umum melalui pengawasan pemerintah terhadap sumber-sumber ekonomi dengan
menggunakan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, mobilisasi sumberdaya, dan penentuan
harga barang dan jasa dari perusahaan –perusahaan (Dirk,J.Wolson Dalam Suparmoko :1968).
Sementara itu monetary policy adalah segala tindakan atau upaya bank sentral untuk
mempengaruhi perkembangan variabel moneter (uang beredar, nilai tukar, suku bunga, dan suku
bunga kredit) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (M. Natsir).
Analisis menunjukkan bahwa variabel bebas (independen) yang berpengaruh hanya
variabel jumlah uang beredar dengan nilai signifikansi 0,0254 yang berarti secara parsial
berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia pada tingkat
signifikansi 0,05. Sebaliknya, variabel penerimaan perpajakan, penerimaan bukan pajak,
pengeluaran pemerintah, dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan nyata terhadap
penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia.
Terdapat akurasi dalam teori dan studi case yang disajikan bahwa variable yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu dari ruang lingkup kebijakan
moneter. Namun perlu disoroti juga bahwa dikatakan banyak variable lain dari kebijakan fiscal
dan moneter kurang relevan atau tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini bukan berarti
kebijakan tersebut tidak efektif melainkan hasil dari penerapan setiap kebijakan juga dipengaruhi
oleh variable bebas lainnya.

Anda mungkin juga menyukai