Kebijakan ekonomi adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam mengambil
kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi, kebijakan ini dapat pula mencakup didalamnya sistem
untuk menetapkan sistem perpajakan, suku bunga, dan anggaran pemerintah serta pasar tenaga kerja,
kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian.
A. Kebijakan Mikro
Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan tanpa
melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana dan diwilayah mana perusahaan yang
bersangkutan beroperasi.
o Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen atau konsumen.
B. Kebijakan Meso
1. Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditunjukan pada
sektor-sektor tertentu.
Kebijakan ini mencangkup keuangan, distribusi, produksi, tata niaga, sistem pengadaan
bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk system penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan
sebagainya.
2. Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional adalah kebijakan ekonomi yang ditunjukan pada
wilayah tertentu.
C. Kebijakan Makro
1. Kebijakan Moneter
2. Kebijakan Fiskal
3. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya
peningkatan output keseimbangan.
Kebijakan moneter dapat di golongkan menjadi dua, yaitu :
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara
lain:
Stabilitas Ekonomi
Kesempatan Kerja
Kestabilan Harga
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat
dengan pajak.
Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi
masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang diakukan pemerintah adalah dengan
memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau
mengurangi tingkat pajak.
Kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat
perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapai inflasi. Tindakan yang
dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.
Tujuan dari kebijakan fiskal :
1. Fungsi Alokasi
2. Fungsi Distribusi
3. Fungsi Stabilisasi
Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat
berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi
tingkat agregat.
Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada
giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN REFORMASI
PERSAMAAN
1. Orde lama : Setelah Indonesia Merdeka, ketimpangan ekonomi tidak separah ketika zaman
penjajahan namun tetap saja ada terjadi ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan.
2. Orde baru : rasio pendapatan penduduk daerah terkaya dan penduduk daerah termiskin
meningkat dari 5,1 (1971) menjadi 6,8 (1983) dan naik lagi menjadi 9,8 (1997).
3. Reformasi : ketimpangan distribusi pendapatan semakin tinggi dari 0,29 (2002) menjadi 0,35
(2006).
Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
3. Reformasi: Walaupun sudah dibongkar dan dipublikasi di mana-mana dari media massa,media
elektronik,dll tetap saja membantah melakukan korupsi.
PERBEDAAN
Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik, semua proyek diserahkan
kepada pemerintah, sentralistik, tidak mengenal demokrasi.
Orde baru : kebijakan masih pada pemerintah, namun sektor ekonomi sudah diserahkan ke
swasta/asing, fokus pada pembangunan ekonomi, sentralistik, tidak mengenal demokrasi.
Orde reformasi : pemerintahan tidak punya kebijakan (menuruti alur parpol di DPR),
pemerintahan lemah, dan muncul otonomi daerah kebablasan, demokrasi sudah baik, tidak jelas
apa orientasinya.
Kesimpulan
Kebijakan ekonomi adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam mengambil
kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi, kebijakan ini dapat pula mencakup didalamnya sistem
untuk menetapkan sistem perpajakan, suku bunga, dan anggaran pemerintah serta pasar tenaga kerja,
kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian.
Kebijakan ekonomi terdiri dari 3 macam yaitu kebijakan mikro, kebijakan meso, dan kebijakan makro.
Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat
berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi
tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran
agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar
barang dan jasa.
3. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan Pendapatan
Kebijakan pendapatan adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi atau
mengendalikan tingkat kenaikan harga-harga dan upah nominal.
Merupakan kebijakan yang ditujukan untuk memepengaruhi posisi keuangan dan moneter dari
suatu negara.