Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

EKONOMI MAKRO

OLEH

NAMA : SARTIKA MARIANI SIHOTANG

NIM : 041985989

SOAL

1. Pemerintah perlu melakukan intervensi dalam perekonomian karena mekanisme pasar


tidak dapat bekerja sepenuhnya secara efisien. Jelaskan!.

A. Tujuan dan peran kebijakan ekonomi dalam perekonomian, dan mengapa


kebijakan ekonomi diperlukan!

B. Fungsi Kebijakan ekonomi pemerintah dapat dikategorikan menjadi fungsi


stabilisasi, alokasi. Jelaskan masing-masing kategori tersebut!

C. Jelaskan jenis kebijakan ekonomi yang dilakukan dilakukan pemerintah dalam


perekonomian dan untuk apa dilakukan!

2. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Marginal Propensity to Consume(MPC)


terkait konsep MPC, perhitungan MPC, arti nilai MPC, dan perbandingan nilai MPC
di negara maju dan di negara berkembang

Jawaban

1.)
A) Kebijakan ekonomi Makro merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang didalamnya mencakup semua aspek ekonomi tingkat nasional.
Beberapa jenis dari kebijakan tersebut sering dikenal dengan sebutan kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, dan kebijakan perdagangan internasional. Dimana dari masing-
masing kebijakan ini memainkan peran yang berbeda-beda, namun tujuan dari semua
kebijakan ini adalah sama yaitu untuk mewujudkan percepatan pertumbuhan
perekonomian dalam negeri

Kebijakan ekonomi sangat diperlukan dalam perekonomian karena Tujuan kebijakan


ekonomi adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kestabilan perekonomian dalam
negeri
Berikut merupakan tujuan kebijakan ekonomi makro yang memiliki andil dalam seluruh
kegiatan ekonomi negara, yaitu:
a. Memperluas lapangan pekerjaan

Dengan mendorong meningkatnya produktivitas produksi dalam kegiatan ekonomi, maka


peluang dalam menyerap kebutuhan akan tenaga kerja menjadi semakin tinggi, sehingga
ketersediaan lapangan pekerjaan akan meningkat. Bagi masyarakat ini akan menjadi hal yang
positif, karena hal ini berdampak pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Meningkatkan skala produksi dalam negeri

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar negara kita mampu bersaing dalam perdagangan bebas
dunia dan mengambil peran dalam meningkatkan kegiatan ekspor dan meminimalkan
kegiatan import. Meningkatkan kegiatan ekspor akan memberikan pemasukan pada negara
berupa devisa dan untuk kegiatan ekonomi dalam negeri akan mengalami peningkatan, yaitu
permintaan yang terus bertambah maka akan diperlukan tenaga kerja yang memadai dan
bahan baku yang semakin meningkat

c. Meningkatkan pendapatan nasional

Produktivitas ekonomi yang terus meningkat akan diiringi oleh peningkatan pendapatan
nasional pula. Bisa dikatakan produktivitas ekonomi merupakan cermin dari suksesnya
pertumbuhan pendapatan nasional yang selalu berdampak saling menguatkan antar yang satu
dengan yang lain. Jika bicara tentang pendapatan nasional maka akan berkaitan pula dengan
tingkat kemakmuran masyarakatnya, semakin dikatakan sejahtera semakin tinggi juga
pertumbuhan ekonomi negara. Dampak lain dari meningkatnya pendapatan nasional adalah
memicu peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan negara, hal ini tentu sejalan
dengan tingkat kemakmuran yang merata yang ada di lapisan masyarakat.

d. Menstabilkan neraca pembayaran luar negeri

Tujuan kebijakan ekonomi dalam kegiatan perdagangan internasional adalah berperan dalam
mengendalikan neraca pembayaran. neraca pembayaran diperlukan sebuah pengaturan dan
pengawasan agar aktivitas dalam kegiatan ekspor impor tidak mengalami ketimpangan yang
berakibat pada defisit. Tujuan ditetapkan kebijakan makro adalah untuk menghindari
terjadinya defisit, sehingga secara proses seluruh kegiatan ekonomi harus berjalan sesuai
dengan arah dari kebijakan yang telah ditentukan

e. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Jika kita melihat Indonesia saat ini, tampak jelas sekali bahwa pemerintah terus menerus
melakukan pembangunan nasional secara menyeluruh yang tersebar di seluruh daerah di
Indonesia. Percepatan pembangunan diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap
percepatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri secara signifikan. Dari sinilah peran
kebijakan ekonomi memiliki andil dalam mendorong pemerintah untuk terus melakukan
berbagai pembangunan yang nantinya akan mempermudah akses dan distribusi yang merata
ke seluruh daerah di Indonesia

f. Menjaga kestabilan ekonomi

Tujuan kebijakan ekonomi tidak hanya memperhatikan bagaimana secara terus menurus
mendorong terwujudnya percepatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, namun kebijakan
ini juga mengatur bagaimana menjaga kestabilan ekonomi terhadap perubahan-perubahan
situasi ekonomi dalam negeri maupun dari pengaruh dari luar negeri yang dapat
menimbulkan krisis. Secara menyeluruh yang dimaksud dengan menjaga kestabilan ekonomi
adalah pemerintah terus memantau agar kegiatan ekonomi tidak terhambat dengan berbagai
sentimen yang terjadi, sehingga seluruh kegiatan produksi dapat berjalan dengan maksimal.

g. Pemerataan distribusi pendapatan

Pemerataan distribusi pendapatan dalam kegiatan ekonomi dapat diperoleh dengan cara yaitu
setiap masyarakat diberikan kebebasan dalam membentuk sebuah usaha mandiri dengan
menciptakan kegiatan produksi baik itu barang maupun jasa. Selain itu dengan bertambahnya
ketersediaan lapangan kerja, juga menghadirkan pemerataan pendapatan kepada masyarakat
luas. Dengan melihat dua cara tersebut, maka akan terasa sekali peran dari kebijakan
ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah, yaitu dengan mendorong produktivitas kegiatan
ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Sehingga dengan cara tersebut
dapat mewujudkan pemerataan distribusi pendapatan secara adil dan memberikan dampak
pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

h. Mengendalikan inflasi

Meningkatnya harga-harga produk dan jasa dari tahun ke tahun dikenal dengan istilah inflasi.
Inflasi berdampak buruk bagi kegiatan ekonomi dalam negeri dan kegiatan masyarakat.
seperti yang diketahui bersama, jika terjadi inflasi maka akan memicu sentimen terhadap
kenaikan kebutuhan modal, tuntutan kenaikan upah atau pembaruan standar UMR, dan yang
paling buruk adalah masyarakat tidak memiliki kemampuan dalam mencukupi kebutuhan
terhadap barang dan jasa. Inflasi yang tidak terkendali akan berpotensi menyebabkan
terjadinya krisis moneter berkepanjangan.

B.)

 Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,


sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.

Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan untuk menciptakan
stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini berkaitan erat dengan fungsi mengatur
variabel ekonomi makro dengan instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. fungsi
stabilisasi ini merupakan yang paling kecil kewenangan dan dukungannya terhadap peran
pemerintah daerah dan bahkan hampir tak mendapatkan bagian untuk berperan dalam fungsi
stabilisasi ini. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa fungsi stabilisasi berbeda antar satu
daerah dengan daerah lain dalam suatu negara.

Disamping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah daerah dalam fungsi
stabilisasi, disebabkan akan adanya efek sampingan yang timbul akibat penggunaan
instrumen yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengontrol variabel ekonomi
makro dan efek langsung dari penggunaan instrumen tersebut.
Pada pemerintahan modern saat ini, hamper semua Negara menyerahkan roda perekonomian
kepada pihak swasta/ perusahaan. Pemerintah lebih berperan sebagai stabilisator, untuk
menjaga agar perekonomian berjalan normal yaitu dengan cara :

- Menjaga agar permasalahan yang terjadi pada satu sektor perekonomian tidak merembet ke
sektor lain.

- Menjaga agar perekonomian kondusif (inflasi terkendali, sistem keamanan terjamin, dan
kepastian hukum terjaga ).

Tanpa adanya campur tangan pemerintah perekonomian akan tidak terkendali sehingga
nantinya akan menimbulkan penganguran tenaga kerja yang akan mengganggu stabilitas
ekonomi. Untuk itu Pemerintah dapat melakukan kebijaksanaan moneter dengan menerapkan
sarana persyaratan cadangan, tingkat diskonto, kebijakan pasar terbuka, dan lain-lain.

 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik
seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan,
dan telepon umum.

Sumber anggaran biaya harus dikeluarkan oleh Negara untuk melaksanakan pembangunan.
Pemerintah dapat mengalokasikan atau membagikan pendapatan yang diterima sesuai dengan
target atau sasaran yang diinginkan misalnya, menetapkan besarnya anggaran biaya untuk
belanja gaji pegawai, untuk belanja barang dan besarnya anggaran untuk proyek.

C.)

Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi, pemerintah menggunakan kebijakan-


kebijakan tertentu. Secara garis besar, terdapat tiga kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi makro. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

 Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik.
Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur
mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang
berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan
seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk


mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih baik. Caranya
yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah (G).
Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang
bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah
pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar
pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi
tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang
dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi
inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau
memperbesar tingkat pajak.

 Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang
lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat
suku bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang
beredar (JUB).

Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah
lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal
pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan
moneter Bank Sentral (Bank Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB).

Melalui kebijakan moneter, Bank Sentarl dapat mempertahankan, menambah, atau


mengurangi JUB untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan
kestabilan harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih
waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena
Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam perekonomian. Kebijakan
moneter memiliki tiga instrumen, yaitu

- Operasi pasar terbuka (open market operation),

-Kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy)

-Rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).

 Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu bagian kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang
mempengaruhi struktur atau komposisi dan arah transaksi perdagangan serta pembayaran
internasional. Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro maka
kebijakan perdagangan internasional bekerja sama dengan baik dengan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.

Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai berikut :


– Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari luar negeri seperti
dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri melalui impor atau efek resesi
ekonomi dunia (krisis global) pertumbuhan ekspor Indonesia.

– Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor.

– Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin persediaan valuta asing


(valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran cicilan serta bunga
utang luar negeri.

– Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.

– Meningkatkan kesempatan kerja.

Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua macam, yaitu :

a.Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor

Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor adalah untuk mendukung


dan meningkatkan pertumbuhan ekspor. Tujuan kebijakan ini dapat dicapai dengan berbagai
kebijakan, antara lain kebijakan perpajakan dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan
atau keringanan pajak ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir.

b. Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor

Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan untuk melindungi industry di dalam
negeri dari persaingan barang-barang impor. Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan
berbagai instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun non tarif. Proteksi-proteksi yang
dilakukan dengan tidak menggunakan tarif disebut non-tariff barriers. Hambatan yang
termasuk ke dalam hambatan non-tarif, antara lain kuota, subsidi, diskriminasi harga,
larangan impor, premi, dan dumping.

2.) Pengertian MPC adalah perbandingan pertambahan konsumsi terhadap pertambahan


pendapatan disposabel. Marginal propensity to consume (MPC) menggambarkan seberapa
besar kecondongan perubahan konsumsi akibat dari adanya perubahan pendapatan.
Sederhananya, MPC merupakan kecondongan marginal dalam konsumsi. Dari pemahaman
ini, MPC dapat dirumuskan sebagai berikut:

MPC = ΔC / ΔYd

Dimana:

MPC : Marginal propensity to consume

ΔC : perubahan konsumsi
ΔYd : perubahan pendapatan

Nilai marginal propensity to consume (MPC) yaitu berkisar antara 0 dan 1. Ketika MPC
bernilai 0 berarti tidak ada perubahan konsumsi meskipun pendapatan berubah. Sebaliknya
apabila MPC bernilai 1 berarti seluruh kenaikan pendapatan yang diterima digunakan untuk
menaikkan konsumsi sebesar perubahan pendapatan tersebut. Pada contoh perhitungan diatas,
diperoleh nilai MPC yaitu sebesar 0,6. Hal tersebut berarti bahwa pada kenaikan pendapatan
sebesar 500.000, maka sebanyak 300.000 digunakan sebagai tambahan konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai