Anda di halaman 1dari 12

Teori Ekonomi Moneter

Disusun oleh :

Agata Sekarbulan Mutiara Pamungkas(2070750009)

Grevildo Austin Yoel (2070750022)

Sania Zulfah (2070750002)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Jika kita membahas tentang jumlah uang beredar maka kita juga mempelajari teori
moneter. Ekonomi moneter adalah adalah salah satu instrument paling penting pada sebuah
perekonomian dalam mengelola suatu negara. pemerintah pemerintah dapat melakukan
kebijakan ekonomi untuk mengarahkan perekonomian bangsa menggunakan langkah-langkah
atau kebijakan pemerintah salah satunya adalah dengan teori moneter. Yang berperan dan
memiliki wewenang dalam mencetak uang dan mendistribusikan pada masyarakat adalah Bank
Sentral. Dalam teori moneter uang dikenal dalam beberapa istilah, yakni uang kartal dan uang
giral. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjabarkan bagaimana peran ekonomi moneter
terhdaap uang kartal dan giral.

Salah satu tokoh ekonomi Milton Friedman berpendapat bahwa uang dan kebijakan
moneter berperan penting dalam menentukan aktivitas ekonomi. Argument Friedman tentang
pentingnya uang berasal dari teori uang kuantitatif (MV=PQ), jumlah uang dalam perekonomian
yang di artikan (M), dikalikan jumlah waktu yang digunakan tiap dolar dalam satu tahun untuk
membeli barang dalam (V) dan harus sama dengan output ekonomi yang terjual tahun itu (PQ).
Friedman mengatakan bahwa kecepetan uang tergantung pada faktor ekonomi, seperti suku
bunga dan perkiraan inflasi yang sangat mempengaruhi. Pada faktanya orang orang lebih suka
memegang barang dari pada membeli barang karena alesan lain seperti mereka berpikir bahwa
asset atau suatu barang akan turun pada waktu tertentu.

Contoh kebijakan ekonomi moneter bisa dilihat saar perokonomian negara mengalami
inflasi, pemerintah berusaha mengurangi jumlah uang yang beredar pada masyarakat. kondisi ini
pemerintah dan bank sentral akan menaikan cadangan kas untuk mengurangi peredaran uang di
masyarakat, namun jika keadaan terbalik atau negara mengalami deflasi maka pemerintah akan
menurun cadangan kasnya. Hal ini akan membuat masyarakat untuk memilih menabung uang di
bank saar cdangan kas naik. Di dalam sebuah negara jika harga kian hari makin tinggi tentu ini
akan membuah masyarakat khawatir dan meresahkan karena akan berpengaruh pada aktivitas
sehari-hari atau pada usaha masyarakat, sedangkan harga tiap hari makin tinggi bukannya
menjadi turun. Maka untuk mencegah harga yang terus naik peran pemerintah adalah untuk
menstabilkan harga dengan menggunakan kebijakan moneter. stabilisasi ekonomi negara tidak
hanya dilihat dari harga saja, namun kesempatan kerja untuk meningkatkan produktifitas
produksi juga dapat membantu stabilitas negara dan dapat mengurangi jumlah pengangguran di
suatu negara.

Jika kita melihat kebelakang kejadian yang telah di alami Indonesia pada tahun 1998,
yaitu Indonesia mengalami krisi moneter yang menyebabkan perokonomian Indonesia
terguncang. Terlebih lagi banyak faktor lain seperti aksi protes dan segala tuntutannya. banyak
sekali dampak dari kejadian tersebut seperti anjloknya nilai rupiah secara signifikan, tingginya
suku bunga membuat beberapa bank di Indonesia bangkrut, harga harga barang semakin mahal
karena kekurangan stock para toko-toko dan pedagang terus di sabotase oleh para pendemo.
Untuk menghindari kejadian itu pemerintah dapat mengambil kebijakan khusus yang digunakan
untuk mengatur peredaran uang untuk menjaga stabilitas ekonomi. Beberapa jenis ekonomi
moneter yang bisa diterapkan seperti, suku cadangan wajib, kebijakan kredit selektif, kebijakan
diskanto untuk mengatur tingkat suku bunga yang ada pada bank sentral. Tentu sebagai generasi
selanjutnya kita tidak ingin mengalami hal serupa tapi bagaimana kita bisa terus menstabilkan
dan meningkatkan perekonomian Indonesia.
BAB II
PEMBASAHAN

2.1. Pengertian Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang khususnya mempelajari tentang
uang, mau itu tenang sifat uang, fungsi uanng, serta pengaruh uang tersebut terhadap kegiatan
ekonomi yang sedang berjalan. Sedangkan kebijakan moneter sendiri merupakan sebuah
kebijkan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang bertujuan demi mengatur dan menjaga
kestabilan keungan dalam sebuah negara. Dengan adanya berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi keuangan tersebut sehingga negara mengatur kestabilan uang itu dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan yang diperlukan demi menjaga nilai dan kestabilan uang
dalam negara. Menjaga stabilitasi finansial harus dilakukan setiap negara agar dapat menjaga
harga, inflasi dan juga output dalam keadaan stabil.

Kebijakan moeneter juga merupakan salah satu cara usaha pemerintah demi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitasi harga pasar. Untuk mencapai hal ini bank sentral
yang dikenal sebagai pihak otoritas moneter mengeluarkan kebijakan demi mengatur keungan
dalam negara sehingga keungan dalam negara dapat di control conntohnya seperti kestersediaan
uang, distribusi,dan kesempatan kerja serta kecepatan inflasi yang terkontrol. Hal ini dikarenakan
perekonomian suatu negara itu sangat penting karena sumbangsinya yang sangat besar bagi
negara sendiri sehingga negara sangat teliti dalam bertindak dengan mengeluarkan berbagai
kebijakn yang diperlukan dan juga mengamati pembangunan ekonomi yang berjalan dan jika
terjadi kejanggalan atau penyimpangan maka disinilah otoriter moneter berperan dengan
mengambil tindakakan.

2.2. Tujuan Ekonomi Moneter

Tujuan dari otoritas moneter tercantum dalam UU no 3 tahun 2004 yaitu pada pasal 7 yang
bebicara tentang bank Indonesia yang dimana dalam pasal tersebut menegaskan bahwa Bank
Indonesia memiliki kebijakan demi mejaga keseimbangan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
atau mata uang merupakan keseimbangan harga barang atau jasa yang bisa dilihat dari tingkat
inflasi yang ada. Dapat kita lihat bahwa setelah diresmikan UU ini Bank Indonesia telah
melakukan berbagai upaya demi menjaga keseimbangan nilai rupiah dan kerangka yang
diterapkan yaitu ekonomi moneter yang menjadikan inflasi sebagai sasaran utamanya, kebijakan
yang disebut sebagai inflation targeting framework menganut sistem free floating yang memeliki
peran dalam menjaga keseimbangan harga dan finansial negara. Bank Indonesia mengeluarkan
kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi volatilitas nilai tuar rupiah yang berlebuh tanpa
mengarahkannya ke tingkat tertentu.

Otoritas moneter seperit yang kita lihat, Bank Indonesia berwenang dalam menerapkan
ekonomi moneter terhadap keungan negara dan kebijakan ini nanti akan diarahakn kepada target
moneter yang telah ditetapkan seperti suku bunga bank dan semua ini dilakukan untuk
mengontrol laju inflasi agar seimbang dengan menggunakan kebijakan yang pemerintah dengan
beberapa insrumen – instrument khusus. Jadi pada intinya tujuan ekonomi moneter adalah
Kestabilan nilai rupiah atau mata uang merupakan stabilitas harga barang atau jasa yang bisa
dilihat dari tingkat inflasinya. ... Semua ini dilakukan untuk mencapai laju inflasi yang seimbang
melalui kebijakan pemerintah dengan instrument-instrumen khusus

2.3. Jenis – Jenis Ekonomi Moneter

Kejadian pada tahun 1988 yaitu krisis moneter yang di mana mengakibtkan perekonomian
Indonesia turun drastic pada waktu itu dan disaat yang bersamaa aksi protes dari berbagai pihak
dengan berbagai tuntutan. Dari kejadian itu pemerintah kemudiann mengeluarkan berbagai
kebijakn yang digunakan untuk mengontrol peredaran uang dan menjaga kestabilan dan
keseimbangan ekonomi negara, ada beberapa jenis ekonnomi monetter yang bisa diterapkan
seperti kebijakan moneter ekspansif, dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter
ekpansif merupakan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dalam rangka menambah jumlah
uang yang beredar dalam masyaraka, kebijakan ekspansif ini dilakukan dengan menurunkan
suku bunga bank, menurunkan persyaratan cadangan bank, dan membeli sirkuit pemerintah
sehingga kebijakan ekspansif disebut kebijakan yang longgar karena bersifat tidak terlalu
mengekag masyarakat. dan kebijakan ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam suatu
negara dan memicu pertumbuhan bisnis serta besarnya konsumsi masyarakat, pada umunya
kebijakan ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan eknomi pada sebuah negara dengan
risiko infalsi yang juga bersama meningkat, kebijkan ekspannsif dilakukan dengan meningkatkan
peredaran uang yang ada dalam masyarakat sehingga menyebabkan daya beli masyarakat yang
bersamaan meningkat.

Kedua adalah kebijakan moneter kontraktif yang dimana kebijakan ini dikeluarkan oleh
pemerintah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dan secara langsung kebijakan ini
bertolak belakang dengan kebijakan yang sebelumnya yaitu kebijakan ekspansif yang
memperbanyak peredaran uang dalam masyarakat. Tujuan utama kebijakan kontraktif yaitu
untuk menurunkan inflasi yang dialami serta di satu sisi meningkatkan jumlah suku bunga bank
dan juga penjualan obligai atau surat berharga pemerintah dan meningkatkan persyaratan cadang
bank juga termasuk cara mengurangi peredaran uang dan dalam penerapnnya pemerintah
menggunakan Langkah Langkah agar kebijakan ini dapat berjalan dengan lancar beberapa
instrument yang digunakan bank sentral sebagai otoritas moneter dalam menerapkan kebijakan
moneter yaitu open marketing operation instrument atau OMOI yaitu instrument yang digunakan
dalam mencapai ekonomi moneter yang tepat adalah dengan melakukan operasi pasar terbuka.
Kedua yaitu fasilitas diskonto yaitu upaya pemerintah mengatur tingkat suku bunga yang ada
pada bank sentral maupun bank umum demi mengendalikan peredaran rupiah, penurunan suku
bunga bank sentra merupakann upaya pemerintah menambah peredaran rupiah dalam negara jika
ingin sebaliknya maka pemerintah akan menaikan suku bunga.

Ketiga yaitu suku cadangan wajib yaity cara mengatur, baik menaikan atau menurunkan
jumlah suku cadang yang terdapat pada pengatur kebijakan, menurunkan rasio cadangan wajib
yang diberlakukan di bank merupakan usaha pemerintah meningkatkan peredaran rupiah dan
juga berlaku sebaliknua saat ingin menurunkan peredaran rupiah.

Keempat himbauan moral yaitu kebijakan pemerintah untuk mengatur peredaran jumlah unag
di masyarkat melalui dengan memberika berbagi himbauan kepada pihak – pihal tertentu yang
terlibat seperti menghimbau pihak bank untuk selektif dalam mengeluarkan kredit untuk
menekan peredaran jumlah uang juga dapat berupa himbauan kepada bank melakukan pinjaman
uang dalam jumlah besar pada bank senatral untuk memperbanyak peredaran rupiah.
Dan yang terakhir yaitu kelima kebijakan kredit selektif yaitu bank sentral memiliki
kebijakan menentukan jenis pinjaman yang boleh dan tidak boleh serta pinjaman yang perlu
ditambah ataupun dikurangi.

2.4. Pengertian Fungsi Dan Jenis Uang

Uang adalah alat yang digunakan sebagai perantara untuk melakukan pertukaran atau
perdagangan. Uang tersebut berawal dari sistem barter yang kita kenal kemudian mengalami
berbagai proses perkembangan sehingga sekarang ini banyak transaksi dilakukan dengan
menggunakn uang kertas, cek bahkan ada uang plastic. Sedangkan dalam ilmu ekonomi
tradisional uang diartikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, alat tukar itu dapt
berupa apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang mau dalam bentuk materi maupun non
materi yaitu jasa. Uang sendiri juga memiliki persyaratan agar suatu alat itu dapat dikatakan
sebagai uang yaitu seperti dapat diterima secara umum, memiliki nilai yang stabil, ringan dan
mudah dibawa, tahan lama, kualitas. Uang juga memiliki berbagai fungsi sepeti uang sebagai
satuan nilai dalma hal ini uang sebagai satuan pengukur nilai, uang sebagai alat tukar menukar,
uang sebagai alat penyimpan kekayaan.

Berkaitan dengan fungsi uang maka seseorang memegang uang dilandasi tiga motif yaitu
motif transaksi yaitu dorongan orang memegang uang untuk kebutuhan transaksi atau
pembayaran baik dilakukan oleh ruamh tangga konsumen ataupun rumah tangga perusahaan.
Kedua motif berjaga – jaga yaitu sesuai denga fungsinya uang sebagai alat tukar maka tujuan
seseorang memegang uang adalah karena kebutuhan untuk berjaga – jaga apabila ia akan
melakukan trannsaksi sewaktu – waktu. Yang ketiga motif spekulasi, motif ini berawal pada
pemikiran keynes dimana tujuan seseorang memegang uang untuk spekulasi ini seusia dengan
fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan. Keynes juga berpendapat bahwa
masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang melebihi keperluan transaksi karena keinginan
untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas. Berikut uang sendiri memiliki berbagai
jenis yaitu uang primer yang terdiri dari uang logam uang kertas maupun cek yang dicetak oleh
bank sentral.

Kedua Uang Penuh yaitu nilai uang dikatkan sebagai uang penuh apabila nilai yang
tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Ketiga uang Tanda
(token money) yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera
diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata
lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Keempat uang kertas yaitu uang
yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang
sah. Kelima yaitu uang giral yaitu uang yang diciptakan oleh bank – bank umum yang tercipta
akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanaya alat tukar yang lebih mudah
dan praktis dan aman. Dan yang terakhir yaitu uang kuasi yaitu pihak Ketiga (DPK) yang terdiri
dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan Giro Valuta Asing.

2.5. Sejarah Perkembangan Uang

Jika kita berbicara tentang ekonomi moneter maka kita berbicara tentang perekonomian dan
keuangan dalam suatu negara oleh karena itu kita perlu memahami bagaimana sejarah
perkembangan uang terebut. Uang yang beredar sekarang dan dipakai sebagai alat tukar yang
resmi sebelumnya mengalami berbagai tahapan perkembangan yang sangat panjang. Ada 5
tahapan perkembangan yang telah dilewati sehingga uang yang kita kenal dapat berkembang
seperti sekarang ini yaitu :

2.5.1. Tahapan Sebelum Perdangan Barter

Sifat alami yang tidak pernah puas ini mengakibatkan kebutuhan manusia yang kunjung
tak terpenuhi tingkat kepuasannya sedangkan hal ini berbanding bertolak belakang dengan realita
yang ada yaitu kebutuhan yang tak terbatas naming alat pemuas kebutuhan yang terbatas
akibatnya manusia kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pada awalnya setiap
individu berusaha memenuhi kebutuhannya melalui usahanya sendiri, usaha tersebut dilakukan
dengan berburu, menjahit pakaian sendiri, serta mencari berbagai makanan dan hal – hal yang
dibutuhkan yang sudah disediakan oleh alam namun perkembangan terus terjadi karena pada
tahap ini manusia mencapai batas tertentunyang dimana usaha yang telah dilakukan tak dapat
memenuhi kepuasan yang tak pernah habis itu.

2.5.2. Tahapan Perdagangan Barter

Ketika manusia mencapai batas tertentu dan menyadari bahwa kebutuhannya tak dapat
dipenuhi sendiri akibatnya manusia memulai memenuhi kebutuhannya dengan menerima
bantuan dari manusia lain dengan menukaran barang yang ada demi mendapatkan alat pemuas
kebutuhan yang diinginkan ini yang menjadi awalan system barter tercipta. Barter adalah
pertukaran atas suatu barang terhadap jenis barang lain, namun dalam melakukan pertukaran
juga ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar proses barter dapat dilakukan dengan lancer
seperti adanya kesamaan keinginan dari pihak yang terlibat. Menyamakan keinginan agar dapat
berjalannya proses barter merupakan salah satu hambatan dan kelemahan system ini namun
bukan berarti hal ini menjadi masalah besar karena pemenuhan semua kebetuhan dapat di atasi.

2.5.3. Tahap Uang Barang

Dikarenakan system barter yang kurang efektif maka muncul berbagai pemikiran yang ingin
menggunakan benda – benda tertentu sebagai alat tukar utama, dapat diterima oleh umum, serta
memiliki nilai yang tinggi contohnya seperti di Romawi yang di mana menggunakan garam
sebagai alat tukar. Sekalipun adanya alat tukar hambatan pun tak dapat dihindari karena benda –
benda yang dijadikan sebagai alat tukar utama tidak memiliki pecahan sehingga penentuan nilai
uang masih belum jelas

2.5.4. Tahap Uang Logam

Karena pada tahapan sebelumnya ada hambatan yang dikarenakan tidak ada pecahan pada
alat tukar pada 18 muncul uang logam yang memiliki pecahan yakni berupa uang perak dan
emas kemudian pada abad ke 20 berlakunya standar emas. Logam dipilih sebagai alat tukar yang
resmi karena pada umunya digemari, tahan lama, mudah dipindahkan. Uang logam emas dan
perak disebut uanh penuh karena nilai intrinsik uang sama dengan nominalnya, sistem ini telah
ada sekitar 560-546 SM diciptakan oleh Croesus di Yunani, namun sekali lagi hambatan dalam
sistem ini tak dapat di hindari karena pembuatan uang logam emas dan perak tergolong
dilakukan dengan cara yang masih tradisional sehingga peredaran koin emas dengan proses
berjalan pasar tidak seimbang hal dan juga di dudkung dengan kekurangan bahan untuk
pembuatan uang logam itu sendiri menjadi kendala dan juga uang logam sulit dilakukan jika
transaksi yang dilakukan adalah transaksi berjumlah besar.

2.5.5. Tahap Uang Kertas

Uang mengalami perkembangan yang sangat panjang hingga tiba pada tahap sekarang yang
sedang kita gunakan yaitu tahap uang kertas. Uang logam dikenal transaksi sulit dilakukan jika
transaksi berjumlah besar dan bahan untuk pembuatan uang logam tersebut terbatas maka
terciptanya Uang kertas. Uang kertas memiliki perbedaan yang cukup signifikan, jika uangl
logam memiliki nilai instrinsik dan nominalnya sama uang kertas tidak ditentukan pada nilai
intrinsiknya namun pada daya beli uang tersebut. Daerah pertama yang menggunakan sistem ini
yaitu pada daerah Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur yang menggunakan mata uang yang
kita kenal sekarang ini yaitu dollar.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Ekonomi moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang khususnya mempelajari tentang
uang, mau itu tenang sifat uang, fungsi uanng, serta pengaruh uang tersebut terhadap kegiatan
ekonomi yang sedang berjalan. Sedangkan kebijakan moneter sendiri merupakan sebuah
kebijkan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang bertujuan demi mengatur dan menjaga
kestabilan keungan dalam sebuah negara. Tujuan dari otoritas moneter tercantum dalam UU no 3
tahun 2004 yaitu pada pasal 7 yang bebicara tentang bank Indonesia yang dimana dalam pasal
tersebut menegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki kebijakan demi mejaga keseimbangan
nilai rupiah.

Uang adalah alat yang digunakan sebagai perantara untuk melakukan pertukaran atau
perdagangan. Uang juga memiliki tiga fungsi yaitu fungsi transaksi, fungsi berjaga-jaga dan
fungsi spekulasi. Uang sejatinya memiliki sejarah yang tidak bisa dilupakan. Sejarah uang
memiliki 5 tahap, yaitu: 1) Tahap sebelum barter; 2) Tahap perdagangan barter; 3) Tahap uang
barang; 4) Tahap uang logam; 5) Tahap uang kertas.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dina. 2019. Pengertian, Tujuan dan Instrumen Kebijakan Moneter. Diakses pada
tanggal 7 Januari 2021 pukul 22:00 pada laman; https://www.jurnal.id/id/blog/2017
pengertian-tujuan-dan-instrumen-kebijakan-moneter/

Priharto, Sugi. 2020. Ekonomi Moneter: Pengertian, Tujuan, Jenis dan Contohnya. Diakses pada
tanggal 7 Januari 2021 pukul 21:45 pada laman; https://accurate.id/ekonomi
keuangan/pengertian-ekonomi-moneter/

Rahutami, Angelina Ika. 1994. Kebijakan Moneter Rule atau Discretion. Vol. IV. Halaman 9-11.

Sugiyanto, F.X., dan Etty Puji Lestari. 2014. Peranan Uang dalam Perekonomian. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai