“KEBIJAKAN MONETER”
Disusun oleh :
Lutfinda Damayanti
Hera Putriani
Muhammad Teguh
Akuntansi/ II E
T.P 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kebijakan Moneter”dapat selesai.
Tidak luupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Mahendra
Romus, Dr.,S.P., M.Ec selaku dosen mata kuliah pengantar ekonomi makro. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau
Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuidita
Money multiplier (pengganda uang) adalah suatu rasio yang menjelaskan
bagaimana setoran awal dapat menghasilkan peningkatan akhir yang lebih besar dalam
total uang beredar. Pengganda uang ini disebut juga sebagai pengganda moneter, yang
merepresentasikan pengaruh perubahan jumlah simpanan terhadap jumlah uang beredar.
Hal ini mengidentifikasi rasio penurunan atau peningkatan simpanan berhubungan
dengan penurunan atau peningkatan jumlah uang beredar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kebijakan moneter?
2. Apa itu tujuan kebijakan moneter?
3. Apa saja jenis kebijakan moneter?
4. Apa itu moneplier moneter?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Mengetahui secara dalam mengenai kebijakan moneter
2. Mengetahui tujuan kebijakan moneter
3. Mengetahui lebih mengenai moneplier moneter
BAB II
PEMBAHASAN
E. Keseimbangan Moneter
Dasar keseimbangan moneter adalah peran uang sebagai alat tukar. Dengan
demikian, perubahan permintaan uang mengakibatkan perubahan pengeluaran baik
nominal maupun riil yang mengurangi kesejahteraan.
Proposisi ini kemudian digunakan untuk menguji apakah kebijakan moneter di
mana bank sentral memvariasikan jumlah uang beredar dalam menanggapi permintaan
uang dapat dianggap optimal.
Keadaan di bidang moneter yang terjadi jika perubahan faktor ekonomi yang
menambah jumlah uang beredar diimbangi oleh perubahan faktor-faktor ekonomi lainnya
yang mengurangi jumlah uang beredar, misalnya kelebihan ekspor daripada impor
diimbangi oleh kelebihan tabungan swasta daripada investasi
F. Moneter Multiplier
Adalah suatu rasio yang menjelaskan bagaimana setoran awal dapat menghasilkan
peningkatan akhir yang lebih besar dalam total uang beredar. Pengganda uang ini disebut
juga sebagai pengganda moneter, yang merepresentasikan pengaruh perubahan jumlah
simpanan terhadap jumlah uang beredar. Hal ini mengidentifikasi rasio penurunan atau
peningkatan simpanan berhubungan dengan penurunan atau peningkatan jumlah uang
beredar.
Proses penggandaan uang mengacu pada proses pasar yakni penyesuaian antara
permintaan dan penawaran uang, di mana proses ini terjadi di bank. Bank, dalam hal ini
bank umum (komersial) tidak menjamin secara penuh uang giral yang diciptakannya
dengan uang tunai. Sebab, proses penggandaan uang tidak akan terjadi, apabila bank
memegang cash ratio sebesar 100%.
Uang giral berupa deposito, cek, giro, dan lainnya tidak dijamin secara penuh oleh
bank dalam bentuk tunai. Sebagai contoh, uang giral sebesar Rp 100.000 tidak disimpan
seluruhnya oleh bank. Jika cash ratio yang berlaku di bank adalah 5%, maka bank hanya
perlu menyimpan 5% dari Rp 100.000, yakni Rp 5.000 saja sebagai cadangan bank. Hal
ini berarti bahwa bank dapat menciptakan uang giral sebesar Rp 100.000 dengan
memegang uang inti sebesar Rp 5.000.
Dalam sistem bank cadangan fraksional, bank komersial hanya diperkenankan
untuk menyimpan sebagian kecil dari simpanannya sebagai cadangan. Di sinilah bank
komersial memainkan peranan dalam proses penggandaan uang melalui peredaran uang.
Mereka hanya perlu menyimpan sebagian kecil dari simpanannya sebagai cadangan, dan
mengalokasikan sebagian besar lainnya sebagai pinjaman.
Proses terjadinya penggandaan uang oleh bank komersial adalah bank hanya
menyimpan sebagian kecil simpanan sebagai cadangan kemudian meminjamkan sisanya.
Dari pinjaman tersebut, pada gilirannya akan disimpan kembali di bank, sehingga
memungkinkan terjadi peningkatan dalam pinjaman bank dan juga jumlah uang yang
beredar.
Formula dan cara menghitung pengganda uang, pengganda uang merupakan
perubahan jumlah uang beredar dibagi dengan perubahan basis moneter atau cadangan.
Dengan formula pengganda uang di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi rasio
cadangan akan berpengaruh pada pengganda uang yang lebih rendah. Sebaliknya, semakin
rendah rasio cadangan, maka pengganda uang akan lebih tinggi.
Contoh lain misalnya, sebuah bank menyimpan rasio cadangan sebesar 10% (0,1). Jika
seorang nasabah menyetorkan uang simpanan sebesar Rp 1 juta, maka bank akan menyimpan
10% dari uang setoran tersebut, yaitu Rp 100.000 sebagai cadangan. Sementara sisanya sebesar
Rp 900.000 diedarkan sebagai pinjaman. Proses meminjamkan simpanan tersebut dapat berlanjut
untuk waktu lama hingga deposit sangat kecil.
Pengganda uang di dunia nyata. Secara teori, pengganda uang teoritis cenderung lebih
besar dibandingkan dengan pengganda uang aktual. Hal ini disebabkan dalam teori pengganda
uang yang sederhana, asumsi yang digunakan adalah jika uang sisa cadangan yang dipinjamkan
dapat kembali secara keseluruhan.
Namun, faktanya tidaklah selalu demikian, karena ada kredit macet, di mana uang yang
dipinjamkan tidak dapat kembali secara penuh. Maka dari itu, di kehidupan nyata, ada banyak
alasan yang mendasari pengganda uang aktual secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan
pengganda uang secara teoritis.
G. Faktor-Faktor Riil
Formula pengganda uang tidak memperhitungkan faktor-faktor riil yang
berpengaruh pada efek pengganda uang di dunia atau kehidupan nyata. Adapun
faktor-faktor riil yang diabaikan tersebut meliputi:
1. Pajak
Pajak merupakan pungutan wajib yang dibebankan kepada setiap warga negara baik
perorangan maupun badan usaha sebagai sumbangan wajib guna menambah
pendapatan negara. Pemungutan pajak dilakukan sehubungan dengan pendapatan,
kepemilikan suatu barang yang tergolong sebagai objek pajak, dan juga harga beli
suatu barang.
Pungutan pajak jelas mengurangi sebagian pendapatan masyarakat. Artinya, tingkat
pendapatan yang bisa dibelanjakan oleh masyarakat menjadi berkurang. Dengan
adanya beban pajak yang harus dibayarkan, masyarakat cenderung lebih berhati-hati
dalam mengelola uangnya. Sebab, pendapatan yang diperoleh tidak semuanya bisa
dibelanjakan dan disimpan, tetapi juga untuk membayar pajak.
2. Tabungan
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan di bank, yang dapat diambil
sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Umumnya orang menabung untuk mempersiapkan
kemandirian finansial di masa yang akan datang. Ada yang menabung di akhir setelah
uang tersisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada pula yang menabung
di awal dengan menetapkannya dalam jumlah tertentu.
Pendapatan yang diperoleh masyarakat tidak semuanya dihabiskan untuk belanja dan
memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier.
Mereka simpan sebagian sebagai tabungan, bahkan bagian pendapatan yang ditabung
lebih besar dibandingkan dengan yang dibelanjakan. Hal ini menyebabkan uang yang
diedarkan di pasar menjadi lebih sedikit.
3. Pinjaman Macet
Pinjaman macet yang disebut juga dengan kredit macet merupakan pinjaman yang
diberikan oleh bank kepada nasabah baik perorangan maupun badan usaha, di mana
pengembaliannya tidak berjalan dengan lancar. Kasus kredit macet banyak terjadi
ketika Indonesia dihantam krisis moneter pada tahun 1997. Akibatnya bank-bank
umum banyak yang bermasalah dengan likuiditasnya.
Kredit macet terjadi apabila bank meminjamkan uang kepada nasabah perorangan
atau perusahaan, namun nasabah tersebut mengalami gagal bayar, sehingga uang
pinjaman tidak bisa kembali beredar pada sistem perbankan
BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga.Jenis-jenis kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan moneter Ekspansif (Monetary expansive policy) Adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan
untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini
disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy).
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) Adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan
pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy).
.Dan Tujuan Kebijakan Moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang
ditandai dengan dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja.
E. SARAN
Dari pembahasan diatas penulis menyarankan agar kebijakan moneter dapat di
mengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan itu dapat
mempengaruhi perekonomian disuatu wilayah, sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami kebijakan tersebut dalam suatu wilayah atau negara.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/kebija
kan-moneter/amp/
https://www.slideshare.net/anggitacxcx/tugas-makalah-ekonomi-ke
bijakan-moneter
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/kebija
kan-moneter/amp/
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/388-apa-itu-m
oney-multiplier