Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Nama : Satrio Nugroho


NIM 043362572
Program Studi : Manajemen
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro
1. Pemerintah perlu melakukan intervensi dalam perekonomian karena mekanisme pasar tidak
dapat bekerja sepenuhnya secara efisien. Jelaskan!.

a. Tujuan dan peran kebijakan ekonomi dalam perekonomian, dan  mengapa kebijakan ekonomi
diperlukan!

b. Fungsi Kebijakan ekonomi  pemerintah dapat dikategorikan menjadi fungsi stabilisasi, alokasi.
Jelaskan masing-masing kategori tersebut!

c. Jelaskan jenis kebijakan ekonomi yang dilakukan dilakukan pemerintah dalam perekonomian dan
untuk apa dilakukan!

2. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Marginal Propensity to Consume(MPC) terkait konsep
MPC, perhitungan MPC, arti nilai MPC, dan  perbandingan nilai MPC di negara maju dan di negara
berkembang.

JAWABAN

1. a). Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi.
 Menstabilkan kegiatan ekonomi
 Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
 Menghindari masalah inflasi.
 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
 Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Kebijakan ekonomi berperan penting dalam mengalokasikan serta mendistribusikan
sumber daya yang langka secara merata kepada masyarakat. Pasar sering kali gagal
mengakomodasi kepentingan semua bagian masyarakat sehingga muncul yang disebut
dengan market failure atau kegagalan pasar. Bagaimanapun juga, pemerintah memiliki
pengaruh yang besar dalam alokasi barang dan jasa melalui mekanisme yang dimilikinya
karena pada kenyataannya agen-agen ekonomi masih melakukan pengambilan keputusan
berdasarkan kekuatan pasar.
Kebijakan ekonomi sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
bermunculan, tanpa solusi. Dengan adanya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah
tentu berpengaruh dalam perekonomian negara. Kebijakan ekonomi yang tepat sangat
dibutuhkan untuk menjaga perekonomian yang stabil, mencapai alokasi sumber daya yang
efisien, dan terciptanya distribusi pendapatan yang merata.

b). Fungsi pemerintah dalam kebijakan ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3)
jenis, yaitu fungsi stabilisasi, fungsi alokasi, dan fungsi distribusi. Fungsi stabilisasi
diperlukan pada saat perekonomian sedang mengalami kondisi yang buruk, ditandai dengan
adanya berbagai ketidakstabilan seperti harga, nilai tukar, dan sebagainya. Fungsi alokasi
diperlukan jika terjadi kegagalan pasar, ketika ada beberapa jenis barang yang tidak dapat
diproduksi melalui mekanisme pasar, misalnya jalan raya, sehingga perlu intervensi
pemerintah. Sedangkan fungsi distribusi dalam perekonomian untuk mengatasi ketimpangan
pendapatan antar masyarakat.

c). Kebijakan ekonomi terdiri dari dua, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal adalah jenis kebijakan mempengaruhi pasar barang dan jasa, sedangkan
kebijakan moneter merupakan kebijakan yang mempengaruhi pasar uang. Instrumen
kebijakan fiskal yang biasa digunakan di antaranya pajak, penetapan bea dan cukai, serta
anggaran dan belanja nasional. Sedangkan instrumen kebijakan moneter misalnya penetapan
jumlah uang beredar, penetapan suku bunga sertifikat bank sentral, dan sebagainya.
Pemilihan kebijakan ekonomi yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga
perekonomian agar dapat stabil, mencapai alokasi sumber daya yang efisien, dan terciptanya
distribusi pendapatan yang lebih merata. Berbagai kondisi tersebut akan meminimalisasi
terjadinya ketidakpastian dalam perekonomian yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara agregat. Salah satu kondisi yang berbeda di era globalisasi
ini (dibanding era sebelumnya) ialah bahwa kondisi perekonomian suatu negara tidak terlepas
dari kondisi ekonomi yang terjadi di negara lain. Dengan kata lain bahwa tidak hanya
pemerintah yang dapat memengaruhi perekonomian, melainkan juga faktor eksternal.
Sehingga, pemilihan kebijakan ekonomi yang tepat semakin membutuhkan pertimbangan
yang matang, dengan mengantisipasi berbagai dampak faktor eksternal, yaitu luar negeri.

2. Marginal Propensity to Consume (MPC) Marginal Propensity to Consume (MPC)


Didefinisikan sebagai besarnya tambahan konsumsi saat memeroleh tambahan pendapatan.
Dalam istilah ekonomi, marginal diartikan sebagai tambahan atau ekstra. Contohnya marginal
cost yang berarti biaya tambahan untuk memproduksi satu unit tambahan. Propensity to
Consume dalam ekonomi makro digambarkan sebagai tingkat yang diinginkan dari
konsumsi. Jadi MPC merupakan konsumsi ekstra atau tambahan yang dihasilkan dari
tambahan pendapatan. Untuk menghitung MPC dapat digunakan rumus:

MPC sangat penting dalam menganalisis dampak konsumsi terhadap perekonomian.


Konsumsi meningkat ketika pendapatan disposabel meningkat. Secara keseluruhan, seberapa
besar pengaruh peningkatan pendapatan disposabel pada konsumsi negara akan tergantung
pada MPC. Negara dengan berpenghasilan tinggi biasanya memiliki MPC yang lebih rendah.
Sebaliknya, MPC biasanya tinggi untuk negara yang berpendapatan rendah. Ketika mereka
mendapatkan penghasilan tambahan, mereka cenderung mencurahkan lebih banyak porsi
untuk konsumsi subsisten.
Perbandingan Nilai MPC dinegara maju dan dinegara berkembang, Sebagaiao Negara
berkembang memili nilai Marginal Propensity to Consump (MPC) diatas 0,6. MPC atau lebih
dikenal dengan kecenderungan konsumsi adalah salah satu ukuran untuk melibat kondisi
masyarakat terhadap kecenderungan untuk mengonsumsi dalam hal ini baik makanan
maupun non makanan yang dibabiskan untuk keperluan sehari-hari, Semakin besar nilai MPC
menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan yang diperoleh masyarakat akan digunakan
untuk konsumsi, sementara yang dipakai untuk menabung hanya sebagian kecilnya saja. Nilai
MPC di negara berkembang dan di negara maju nilainya berbeda hal ini dikarenakan
masyarakat di negara maju akan lebib memilih menabung sehingga kemampuan investasi
dalam rangka pembangunan ekonomi dalam negeri dan pada negara maju yang terjadi adalah
dimana masyarakatnya workaholic yang biasanya dikatakan pencinta kerja. Mereka
menghabiskan waktunya untuk bekerja, Selain itu pendapatan mereka lebih cukup untuk
memenuhi kebutuban sebari-harinya. Jika dibandingkan dengan negara berkembang
penghasilan yang mereka peroleh semuanya mereka alokasikan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari, Babkan perolehan mereka belum mencakupi kebutuban sehari-harinya. Sesuai
dengan hal yang diatas semua ini terjadi dikarenakan banyak pendapatan yang seharusnya
dibitung malah tidak dihitung misalnya saat menyapu, memasak dan mengepel misalnya
semuanya dihitung kepada pendapatan orang tersebut tapi ternyata banyak yang tak terhitung
misalnya memakai jasa laundry dan membeli makanan direstoran, maka akan banyak
pendapatan yang tak terhitung jadi tidak heran lagi bila terjadi konsumsi yang tinggi dengan
tingkat pendapatan yang rendah dinegara berkembang.

Sumber:
- BMP ESPA4110 Modul 1 hal 1.13 – 1.15
- https://www.mas-software.com/blog/kebijakan-ekonomi
- BMP ESPA4110 Modul hal 3.8 – 3.9
- https://cerdasco.com/kecenderungan-mengkonsumsi-marjinal/

Anda mungkin juga menyukai