Anda di halaman 1dari 3

-

TUGAS 1 PENGANTAR EKONOMI MAKRO

NAMA : KANTHY MELINDA SARI


NIM : 042182491

No. 1
a. Tujuan dan Peran Kebijakan Ekonomi
Kebijakan ekonomi berperan penting dalam mengalokasikan serta
mendistribusikan sumber daya yang langka secara merata kepada masyarakat.
Pasar sering kali gagal mengakomodasi kepentingan semua bagian masyarakat
sehingga muncul yang disebut dengan market failure atau kegagalan pasar.
Bagaimanapun juga, pemerintah memiliki pengaruh yang besar dalam alokasi
barang dan jasa melalui mekanisme yang dimilikinya karena pada kenyataannya
agen-agen ekonomi masih melakukan pengambilan keputusan berdasarkan
kekuatan pasar.
b. Fungsi Pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi
 Fungsi Stabilitas
Fungsi stabilisasi diperlukan pada saat perekonomian sedang mengalami
kondisi yang buruk, ditandai dengan adanya berbagai ketidakstabilan
seperti harga, nilai tukar, dan sebagainya.
 Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi diperlukan jika terjadi kegagalan pasar, ketika ada beberapa
jenis barang yang tidak dapat diproduksi melalui mekanisme pasar,
misalnya jalan raya, sehingga perlu intervensi pemerintah.
c. Jenis Kebijakan
 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah jenis kebijakan mempengaruhi pasar barang dan
jasa. Instrumen kebijakan fiskal yang biasa digunakan di antaranya pajak,
penetapan bea dan cukai, serta anggaran dan belanja nasional.
 Kebijakan Moneter
kebijakan moneter merupakan kebijakan yang mempengaruhi pasar uang.
instrumen kebijakan moneter misalnya penetapan jumlah uang beredar,
penetapan suku bunga sertifikat bank sentral, dan sebagainya.
-
-

Pemilihan kebijakan ekonomi yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga


perekonomian agar dapat stabil, mencapai alokasi sumber daya yang efisien, dan
terciptanya distribusi pendapatan yang lebih merata. Berbagai kondisi tersebut akan
meminimalisasi terjadinya ketidakpastian dalam perekonomian yang berujung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara agregat. Salah satu kondisi yang
berbeda di era globalisasi ini (dibanding era sebelumnya) ialah bahwa kondisi
perekonomian suatu negara tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang terjadi di
negara lain. Dengan kata lain bahwa tidak hanya pemerintah yang dapat
memengaruhi perekonomian, melainkan juga faktor eksternal. Sehingga, pemilihan
kebijakan ekonomi yang tepat semakin membutuhkan pertimbangan yang matang,
dengan mengantisipasi berbagai dampak faktor eksternal, yaitu luar negeri.
No. 2
(marginal propensity to consume  atau MPC) adalah bagian dari pendapatan
disposabel (disposable income) tambahan yang digunakan konsumen untuk membeli
barang dan jasa. Kita menghitungnya dengan membagi perubahan dalam pengeluaran
konsumsi dengan perubahan dalam disposable income.
Keynesian menggunakan kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi konsep
untuk menjelaskan efek pengganda konsumsi terhadap ekonomi. Keynesian berpendapat
bahwa kebijakan fiskal, seperti pengeluaran pemerintah, menciptakan banyak efek dan
dapat mengarah pada pertumbuhan PDB riil yang lebih tinggi.
Misalnya, ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran seperti untuk proyek kereta
api, itu menyebabkan peningkatan permintaan barang dan jasa seperti baja. Bisnis
meresponsnya dengan meningkatkan output mereka dan mempekerjakan lebih banyak
pekerja untuk meningkatkan produksi.
Rumus mencari MPC:
MPC= -∆C/∆Yd = C1-C0/Yd1-Y
Perbandingan Nilai MPC dinegara maju dan dinegara berkembang, Sebagian negara
berkembang memiliki nilai MPC diatas 0,6 (Lestari, 2011). MPC atau lebih dikenal
kecenderungan konsumsi adalah salah satu ukuran untuk melihat kondisi masyarakat
terhadap kecenderungan untuk mengonsumsi dalam hal ini baik makanan maupun
nonmakanan yang dihabiskan untuk keperluan sehari-hari. Semakin besar nilai MPC
menunjukan bahwa sebagian besar pendapatan yang diperoleh masyarakat akan digunakan
untuk konsumsi, sementara yang dipakau untuk menabung hanya sebagian kecilnya saja.
-
-

Nilai MPC di negara berkembang dan di negara maju nilainya berbeda hal ini dikarenakan
masyarakat di negara maju akan lebih memilih menabung sehingga kemampuan investasi
dalam rangka pembangunan ekonomi dalam negeri dan pada negara maju yang terjadi
adalah dimana masyarakat workaholic yang biasanya dikatakan pecinta kerja. Mereka
menghabiskan waktunya untuk bekerja, selain itu pendapatan mereka lebih cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Jika dibandingkan dengan Negara berkembang,
penghasilan yang mereka peroleh semuanya dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Bahkan perolehan mereka belum mencakupi kebutuhan sehari-harinya.
Sesuai dengan hal yang di atas, semua ini terjadi dikarenakan banyak pendapatan
yang sesuai seharusnya dihitung malah tidak dihitung misalnya saat menyapu, memasak
dan mengepel misalnya semuanya dihitung kepada pendapatan orang tersebut tapi ternyata
banyak yang tak terhitung misalnya memakai jasa laundry dan membeli makanan di
restoran, maka akan banyak pendapatan yang tak terhitung. Jadi tidak heran lagi bila terjadi
konsumsi yang tinggi dengan tingkat pendapatan yang rendah di negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai