Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Perspektif yang lazim dipakai untuk melihat hubungan antarpelaku hubungan


industrial, yaitu: perspektif fungsional dan perspektif konflik (Batubara, 2008). Para
ahli penganut perspektif fungsional melihat masyarakat sebagai organisme hidup,
sehingga bagian satu dengan yang lain saling terkait. Masyarakat terdiri dari struktur
dan dinamikanya. Adanya kesamaan yang khusus antara sistem biologis dengan
sistem sosial, yaitu persamaan dari perbandingan bahwa setiap bagian tubuh
mempunyai fungsi, begitu juga dalam masyarakat tiap-tiap bagian ada fungsi dan
tujuannya. Apabila pandangan ini dipakai untuk politik maka dapat dikatakan bahwa
kehidupan politik merupakan suatu sistem dengan berbagai komponen politik yang
melakukan fungsi-fungsi tertentu, dan satu fungsi dengan fungsi yang lain saling
terkait sehingga dapat dilihat sebagai satu kesatuan. Di dalam sistem politik ada
komponen yang melakukan fungsi tertentu secara terus-menerus sehingga melahirkan
struktur. Selain perspektif fungsional, pandangan lain adalah perspektif konflik.
Perspektif konflik menyatakan bahwa perspektif fungsional tidak akan mampu
mengatasi keseluruhan fenomena sosial. Pendekatan perspektif fungsional lebih
merupakan suatu pendekatan utopia ketimbang realitas. Perspektif konflik
berpendapat bahwa masyarakat bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerja
sama. Oleh karena itu, perspektif konflik digunakan dalam memahami fenomena
sosial secara lebih baik.
2. Modal sosial sebagai ciri atau karakteristik organisasi sosial seperti jaringan kerja,
norma, dan kepercayaan sosial yang membantu koordinasi dan kerja sama untuk dapat
saling menguntungkan (Kostova & Roth, 2003). Modal sosial adalah kemampuan
individu untuk bekerja sama dengan orang lain untuk tujuan umum dalam kelompok
dan organisasi (Kostova & Roth, 2003). Kostova dan Roth (2003) mendefinisikan
modal sosial sebagai nilai-nilai potensial yang berasal dari kondisi psikologis tertentu,
persepsi, dan perilaku yang diharapkan bahwa bentuk aktor sosial merupakan hasil
dari struktur sosial dan ciri hubungannya dalam struktur tersebut. Tingkat modal
sosial yang tinggi menunjukkan motivasi bagi aktor sosial untuk mempertahankan
hubungan tersebut, perasaan bertanggung jawab untuk membalas kebaikan di masa
lalu dari aktor sosial lain, harapan bahwa aktor sosial lain juga akan membalas
kebaikannya, dan kenyamanan psikis penggunaan sumber daya dengan menyediakan,
menerima, dan meminta bantuan dari aktor sosial lain.
Tiga dimensi dalam modal sosial, yaitu struktural, relasional, dan kognitif.

- Dimensi struktural merupakan interaksi sosial dan menunjukkan pada sebuah


model hubungan antaraktor atau pelaku yang meliputi siapa yang berhubungan
dan bagaimana berhubungan dengan mereka. Dimensi ini menjelaskan model
hubungan seperti pengukuran keeratan, hubungan, hierarki, dan organisasi yang
sesuai. Dimensi struktural dijelaskan sebagai hubungan interaksi sosial yang
mendorong untuk saling percaya yang merupakan dimensi relasional. Studi
terdahulu menyatakan bahwa hubungan kepercayaan berevolusi dari interaksi
sosial.

- Dimensi relasional juga menjelaskan jenis hubungan personal yang


dikembangkan satu dengan yang lain. Dimensi relasional menunjukkan
kemampuan yang berakar pada hubungan kepercayaan. Dimensi relasional juga
mencakup tanggapan dan pertemanan. Semakin tinggi interaksi, semakin banyak
jaringan komunikasi yang tersedia, dan semakin mudah timbulnya jiwa
kewirausahaan dengan saling percaya, serta semakin mudah mendapatkan
informasi dan sumber daya yang memudahkan berbagai kegiatan atau transaksi
(Liao & Welch, 2005). Dimensi relasional modal sosial menunjukkan aset yang
diciptakan dan dipengaruhi melalui hubungan dan mencakup berbagai variabel
lain. Kepercayaan merupakan atribut perilaku individu yang terlibat dalam
hubungan tersebut. Kepercayaan memainkan peran yang sangat penting yang
menunjukkan keinginan untuk mendapat kritikan dari orang lain, dan
mendapatkan harapan yang baik. Hubungan personal ini sering kali bertujuan
sebagai kemampuan bersosialisasi, persetujuan atau kesepakatan, dan gengsi.

- Dimensi kognitif yang melekat pada atribut seperti peraturan milik bersama dan
paradigma milik bersama. Dimensi kognitif membantu pemahaman umum
mengenai sasaran bersama dan cara yang tepat untuk melakukan kegiatan dalam
sistem sosial. Dimensi ketiga ini menunjukkan pada penyediaan, penyebaran,
interpretasi, dan pemberian arti. Dimensi kognitif menunjukkan interpretasi yang
sama dalam sistem dan tata nilai (Nahapiet & Ghoshal, 1998) yang
memungkinkan individu dalam jaringan kerja menggunakan dan mengartikan
informasi serta mengklasifikasinya ke dalam kategori perseptual (De Carolis &
Saparito, 2006).
3. Menurut The Encyclopedia of Social Science, gerakan buruh merupakan seluruh
aktivitaspara penerima upah untuk memperbaiki kondisi kerja dan kehidupan mereka.
Gerakan buruhdapat bersifat sementara maupun permanen, yang akhirnya
berkembang menjadi serikatburuh atau serikat pekerja.Beberapa tokoh
perburuhan seperti : Kerr, Dunlop, Herbison, danMyers menyimpulkan bahwa
industrialisasi telah menciptakan berbagai macam organisasi kaum buruh,
w alaupun berbeda dalam fungs i, s truktur kepemimpin an dan
ideologi. Industrialisasi menciptakan ketidakseimbangan para pekerja, sehingga
tujuan gerakan buruhjuga selalu berubah-ubah dari masa ke masa. Untuk itu,
perlu dikemukakan dan dibahasbeberapa teori sehubungan dengan gerakan buruh
A. Teori Revolusi Muncul
Teori Revolusi dari pergerakan buruh sosialis dan komunis. Menurut
pandanganpemuka-pemuka teori Revolusi, sejarah adalah catatan tentang
perjuangan kelas. Kelaspekerja diciptakan oleh industrialisasi. Dalam teori
ini berusaha menciptakan suatu dunia tanpa kelas-kelas dalam masyarakat,
sehingga keadaan masyarakat dalam persamaan ekonomi bagi semua Orang
B. Teori Demokrasi Industri
Teori ini memasukkan unsur demokrasi dalam hubungan kerja Inudstri.
Berdasarkanpenelitian Sydney dan Beatrice Webb terhadap serikat buruh di
Inggris, maka dikemukakanteori Demokrasi Industri. Mereka menyimpulkan bahwa
perkembangan serikat buruh dalamhubungan kerja industri sejajar dengan
pertumbuhan demokrasi dalam pemerintahan.D i lain pihak, S umner S liehter
mengemukakan bahw a melalui s erikat pekerja dapat dikembangkan
peraturan kerja menjadi suatu sistem : System of Industrial
Jurisprudence.Sistem ini lebih bersifat melindungi para pekerja daripada sistem
hukum yang melindungiwarga negara dari tindak kesewenangan pemerintah.
C. Teori Business Unionism
Teori ini lebih mengutamakan pada aspek ekonomis daripada aspek politisnya.
Menurutteori ini, karyawan bersedia bergabung menjadi anggota serikat buruh
agar dapat diwakilidalam perundingan dan tawar-menawar tentang syarat-syarat
kerja, kondisi kerja, kontrakkerja dan dalam pengawasan hubungan kerja sehari-
hari.Dalam pandangan Samuel Gempers pemimpin pertama American
Federation of Lauber,serikat buruh dibentuk untuk meningkatkan upah dan
jaminan ekonomis, menurunkan jamkerja, melindungi kesehatan dan mencegah
tindakan sewenang-wenang dari para pengusaha.Sedangkan Strasser dan John
Mitchel menyatakan bahwa motivasi mereka bergabung menjadi anggota
serikat buruh karena terdorong oleh kebutuhan harian (ekonomis dan
nonekonomis).
D. Teori Sosiopsikologis
Menurut teori ini, serikat buruh dianggap sebagai wadah bagi para buruh
agar dapatmemenuhi berbagai macam kebutuhan dan keinginan mereka. Cartleton
H. Parker memandang keanggotaan serikat buruh memberikan suatu
kesempatanuntuk memuaskan segala kebutuhan pada anggota dalam hubungan kerja
mereka.
E. Teori Perubahan
Menurut teori ini, tujuan serikat buruh akan selalu berubah-ubah
s e s u a i d e n g a n perubahan kondisi kerja dalam perusahaan dan perubahan
masyarakat. Selig Perlman menyatakan bahwa gerakan buruh ditentukan oleh
beberapa faktor :
a. Resistensi pengusaha/kapitalis
b. Kekuasaan kaum intelektual terhadap gerakan buruh
c. Kematangan mentalitas serikat buruh.Karenanya aktifitas buruh/gerakan
buruh akan selalu berubah-ubah sesuai dengan faktor-faktor penentunya
F. Teori Kemakmuran Umum
Menurut Teori ini,perjuangan serikat pekerja untuk meningkatkan upah dapat
mendorong dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
G. Teori Pemasaran tenaga Kerja
Menurut Teori ini, kondisi di tempat para pekerja itu bekerja ditentukan oleh kekuatan
dan pengaruh pekerja di pasar tenaga kerja.
H. Teori Produktivitas
Menurut teori ini,upah ditentukan oleh produktivitas karyawan semakin tinggi pula.
I. Teori Perundingan/Tawar Menawar
Menurut Teori Perundingan atau tawar-menawar ,pasar tenaga kerja ditentukan oleh
kekuatan ekonomi yang berlawanan dari karyawan dan pengusaha.
J. Teori Oposisi Loyal terhadap Manajemen
Menurut Teori ini, serikat pekerja harus menolak tanggung jawab atas manajemen dan
tidak mau menjadi Manajer

Anda mungkin juga menyukai