Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chintya Ruth Aprilya Marbun

NPM : 170110220072

Kelas : B

ORGANISASI

1. Konsep Organisasi

Ada banyak pengertian sederhana tentang organisasi, di mana antara pengertian


satu dengan lainnya sebenarnya memiliki kesamaan esensial. Banyak para ahli organisasi
yang melihat eksistensi organisasi dari sisi yang berbeda, sehingga sudut pandang yang
berbeda itulah yang kemudian melahirkan beberapa pengertian yang berbeda tentang
organisasi (Sari, 2006). Beberapa ahli yang berpendapat mengenai organisasi salah
satunya ada J.R. Schermerhorn yang berpendapat bahwa “Organization is a collection of
people working together in a division of labor to achieve a common purpose.” Organisasi
adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Sementara
Philiph Selznick menjelaskan bahwa organisasi adalah pengaturan personil guna
memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi
dan tanggung jawab. Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non
manusia yang masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Secara sederhana
dijelaskan oleh Smither “organizations is social entities with identifiable boundaries that
are goal directed and have deliberately structured activity system”. Bayle juga
berpendapat bahwa organisasi adalah kumpulan sejumlah orang yang bekerjasama dalam
pembagian kerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Simarmata, 2022).

Masih banyak lagi pendapat para ahli tentang organisasi. Berdasarkan pendapat
para ahli di atas, maka secara garis besar pengertian dan definisi organisasi adalah
diartikan sebagai tempat sekumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
dengan memberdayakan secara maksimal sumber daya agar tercapai tujuan yang
ditetapkan. Organisasi juga dijelaskan sebagai tempat orang-orang berkumpul, bekerja
sama secara sistematis, rasional, terencana, terkendali, terpimpin dalam memanfaatkan
sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemanfaatan sumber daya yang dimaksud berupa uang, mesin, metode, dan lingkungan
yang ada di sekitar organisasi.
2. Ruang Lingkup Organisasi
a. Pola Organisasi

Pola Organisasi pada fase teori moderen organisasi sangat dipengaruhi oleh
lingkungan disekitarnya, seperti keadaan ekonomi, sosial dan politik, kemajuan teknologi,
tersedianya sumber daya, keadaan pasar pada waktu tertentu dan sebagainya. Sehingga
dalam menyusun pola organisasi, harus diperhatikan faktor-faktor lingkungan tersebut.
Lingkungan organisasi selalu berubah-ubah, oleh sebab itu pola organisasi harus dapat
menyesuaikan dengan perubahann lingkungan yang tidak pasti. Lingkungan yang berbeda
menghendaki pola organisasi yang berbeda pula. Pola yang mengikuti perubahan
lingkungan ini dinamakan pola organisasi yang tergantung pada lingkungan atau pola
yang tidak tetap (Sari, 2006).

b. Jenis Pola Organisasi

Secara umum pola organisasi yang banyak dipakai pengelola organisasi biasanya
mengacu pada dua jenis, yaitu;

1. Organisasi yang Mekanistis

2. Organisasi yang Organis

Di mana perbedaan antara pola mekanistis dan organis terletak dalam ciriciri utamanya
yaitu, Penentuan tugas, Keluwesan tugas, Komunikasi, Pengetahuan yang diperlukan
(Sari, 2006).

3. Teori Organisasi

Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan


ilmu pengetahuan yang membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih
secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi
merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Organisasi sendiri telah dipelajari sejak lama dan selalu mengalami perkembangan
seiring dengan keadaan zaman. Sama seperti organisasi, tentunya teori organisasi juga
mengalami perkembangan, berikut ini adalah teori-teori organisasi yang dianggap
penting :

a. Teori Organisasi Klasik


Teori ini biasa disebut dengan “Teori Tradisional” atau disebut juga “Teori
Mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dikatakan teori mesin karena
organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa
dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Teori organisasi klasik
berkembang dengan dilatarbelakangi adanya revolusi industri yang berkembang pesat
di benua eropa sejak mulai ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada awal tahun
1800-an. Teori ini memiliki asumsi bahwa organisasi selalu memiliki susunan yang
rasional dan logis, baik secara ekonomis maupun pencapaian efisiensi. Dengan kata
lain, bagi teori organisasi klasik rasionalitas, efisiensi dan keuntungan ekonomis
adalah tujuan organisasi. Seiring berjalannya perkembangan teori ini mendapatkan
penilaian dan kritik dari para ahli teori organisasi pada masa sesudahnya. Kelemahan-
kelemahan yang menjadi sumber dari kritik itu terutama: 1) Lemahnya bukti empiris;
2) Kesalahan dalam melihat Organisasi sebagai sistem yang tertutup, mekanistik dan
deterministic; 3) Pengabaian terhadap faktor manusia sebagai fokus perhatian dalam
pengkajian anatomi organisasi; 4) Terlalu percaya pada kekuatan konsep-konsep
utama seperti pembagian kerja, proses berjenjang dan fungsional, struktur, lingkup
pengawasan. (Ambarwati, 2018)

b. Teori Organisasi Neo-Klasik

Kelemahan-kelemahan yang ada dalam pemikiran para ahli teori organisasi


klasik telah merangsang munculnya pemikiran-pemikiran dari para ahli teori
organisasi sesudahnya. Meskipun demikian, teori neo-klasik tidak menolak asas - asas
yang dikemukakan oleh teori klasik, tetapi teori neo-klasik melakukan modifikasi
sebagai konsekuensi dari pandangannya tentang aspek manusia dalam organisasi,
terutama perilaku manusia dan pengaruh kelompok informal didalam organisasi.
Selama awal dasawarsa 1900-an, segala pemikiran tentang organisasi mulai
dikembangkan ke arah pengembangan hubungan antara produktivitas dengan segala
sesuatu yang berkaitan dengan elemen-elemen dari kondisi - kondisi kerja.
Munculnya perkumpulan dagang, munculnya serikat buruh dan gerakan-gerakan yang
dilakukan para buruh telah memperkuat kesadaran para buruh akan hak-hak mereka
dihadapan pihak manajemen maupun pihak pemilik modal. Semua itu telah
menyebabkan makin besarnya arti penting faktor manusia dalam organisasi. Sebagai
akibatnya, manusia tidak dapat dipandang lagi sekedar sebagai sesuatu yang dapat
"diletakkan" dimana saja. Teori neo-klasik menitik beratkan pada pemikiran tentang
pentingnya aspek psikologis dan sosial manusia (karyawan) sebagai individu maupun
kelompok kerja. Pendekatan yang menekankan aspek manusia inilah yang kemudian
dikenal secara umum pada dasawarsa awal tahun 1900-an, yaitu pendekatan perilaku
(behavioral approach) atau pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relation
approach) (Ambarwati, 2018).

c. Teori Organisasi Modern

Semenjak tahun 1950-an, perkembangan teknologi yang semakin pesat banyak


membawa pengaruh terhadap perkembangan organisasi. Teknologi tidak hanya
menyebabkan kompleksitas organisasi menjadi makin berlipat ganda, tetapi juga
memunculkan serangkaian masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan
organisasi yang tidak pernah muncul dalam masa-masa sebelumnya. Kondisi yang
demikian telah mendorong berkembangnya usaha - usaha untuk memikirkan dan
memformulasikan kembali teori organisasi (Ambarwati, 2018). Menurut Woodward
perbedaan teknologi akan menyebabkan perbedaan tuntutan terhadap keahlian
manusia yang berbeda-beda dan akhirnya juga menuntut perbedaan dalam struktur
organisasinya. Karakteristik dari teori organisasi Modern sendiri, antara lain: 1)
Analisis sistem organisasi; 2) Memandang organisasi sebagai suatu system; 3)
Mempertimbangkan semua elemen, organisasi; 4) Penyesuaian diri agar organisasi itu
dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan
lingkungannya; 5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang
saling ketergantungan.

d. Teori Organisasi Kontigensi

Teori Kontigensi dibangun atas dasar kaidah - kaidah yang dikembangkan


oleh pendekatan sistem. Teori Kontigensi melihat teori organisasi sudah seharusnya
berlandaskan pada konsep sistem yang terbuka (open system concept). Ini merupakan
pandangan yang berbeda dari pandangan para ahli teori klasik yang melihat organisasi
merupakan suatu sistem yang tertutup. Inti dari Teori Kontigensi ini pada dasarnya
terletak pada pandangannya dalam melihat hubungan antar organisasi dan hubungan
antara organisasi dengan lingkungannya. Tokoh utama yang memberikan dorongan
besar bagi perkembangan teori organisasi kontigensi adalah Joan Woodward,
terutama melalui studinya mengenai efek atau dampak dari teknologi terhadap
organisasi. Penggunaan teknologi menuntut adanya kesesuaian baik pada tingkat
individu maupun organisasi, dimana kesesuaian ini hanya dapat dilakukan melalui
penyusunan struktur fr;/’organisasi. Menurut Woodward, suatu organisasi perusahaan
atau firma secara komersial berhasil jika antara fungsi dan bentuk dari organisasi itu
bersifat saling melengkapi. (Ambarwati, 2018)

4. Unsur-unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang ada kerjsama dan
ada tujuan Bersama. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Personil (Man), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau warga
organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu membantu akan suatu
pekerjaan/perbuatan/aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Tujuan Bersama, Tujuan menggambarkan tentang arah dan sasaran yang akan
dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai
melalui prosedur, program, pola (network), kebijakan (policy), strategi, anggaran
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan, Peralatan Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipments yang
terdiri dari semua sarana, berupa materi, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial,
budaya, ekonomi, kekayaan alam dan teknologi sangat memengaruhi dan
mendukung tujuan organisasi.
6. Sumber Daya Alam, Selain lingkungan, sumber daya alam juga merupakan unsur
penting yang harus terpenuhi agar organisasi berjalan dengan baik, misalnya
keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora
dan fauna.
(Ambarwati, 2018)
Chintya Ruth.A.M
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, A. (2018). Perilaku Dan Teori Organisasi: Vol. vi (Amirullah, Ed.). Media Nusa Creative.

Sari, E. (2006). TEORI ORGANISASI (Konsep dan Aplikasi) (A. Haris, Ed.; 1st ed.). Jayabaya University Press.

Simarmata, H. M. P. (2022). Teori Organisasi dan Manajemen: Vol. xiv (M. J. F. & J. S. Sirait, Ed.). Yayasan
Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai