Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organisasi


Para ahli mendefinisikan istilah organisasi dalam pengertian sebagai
berikut:
1. Menurut Oliver Sheldon (1923)
“Organization is the process of so combining the work which
individuals or groups have to perform with the faculties necessary for it
execution that the duties, so formed, provided the best channels for the
efficient, systematic, positive and co-ordinated application of the available
effort.”
Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu
atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan
peranan terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis,positif dan
terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
2. Menurut Herbert A. Simon (1958)
“Organization is a planned system of cooperative effort in which each
participant has a recognized role to play and duties or task to perform.”
Organisasi adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama
dimana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan
kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan.
3. Schein (1970)
“An organization is the rational coordination of the activities of a
number of people for the achievement of some common explicit purpose or
goal, through division of labor or function, and through a hierrarchy of
authority and responsibility. “
Organisasi adalah koordinasi rasional dari kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai tujuan eksplisit atau sasaran tertentu melalui pembagian
kerja atau fungsi dan melalui kewenangan hierarki dan tanggung jawab.
4. Stephen P. Robbins (1989) menyatakan bahwa organisasi adalah
kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
Selanjutnya Hasibuan (2003) memberikan pengertian organisasi
sebagai berikut: suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi para ahli di atas, bisa ditarik suatu kesimpulan
bahwa organisasi adalah kumpulan beberapa individu yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan. Komponen penting dalam suatu organisasi
yaitu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas, pencapaian yang sudah
ditetapkan, kegunaan, persepsi yang sama dan terdiri dari sekelompok
manusia untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan tersebut. Organisasi
bukan hanya sekedar wadah, tetapi memuat sistem dan proses. Organisasi
bukan sekedar perkumpulan karena orang-orang yang ada di dalamnya
belum tentu menyadari bahwa mereka adalah bagian dari sistem yang
dinamakan organisasi.

2.2 Teori Organisasi


Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi
menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya atau orang-orang di
lingkup kerja mereka. Ada beberapa jenis organisasi menurut (Dubrin,
1993) antara lain :
2.2.1 Model Tertutup
Model ini bersifat terbatas hubungannya dari dunia luar sehingga
dinamika dalam organisasi ini sangat lambat untuk mengikuti
perkembangan yang ada. Teori Model Tertutup ini didukung oleh beberapa
teori organisasi:

1. Teori Klasik
Teori klasik dinamakan pula dengan cara pandang tradisional, teori
proses, teori formalisma, teori birokrasi, teori spesialisasi, teori operasi,
dan teori rancangan structural. Tentang teori klasik ini W. Warren Haynes
dan Joseph L. Massie berpendapat sebagai berikut :
a. Bagan organisasi harus digambar secara hati – hati, ditunjukkan secara
menonjol dan diikuti secara pasti.
b. Gambaran pekerjaan secara mendetail harus ditunjukkan untuk semua
jabatan penting.
c. Pembagiaan tugas dan komando yang pasti harus direncanakan serta
terdapat peraturan yang melarang adanya pelompatan jabatan atau
wewenang.
d. Kesatuan perintah harus dipelihara.
e. Perencanaan kedudukan dan satuan organisasi harus melewati
pertimbangan khusus individu–individu yang akan mengisi jabatan
tertentu.
Warren G. Bennis mengemukakan kritik terhadap teori ini yaitu
“Organization without people” (organisasi tanpa orang).Pendekatan
klasik digambarkan sebagai organisasi yang sukar bergerak, kaku, tidak
mudah berubah, mematikan inisiatif dan kreatifitas. Tetapi dengan
pendekatan klasik akan dapat diciptakan organisasi yang stabil, teratur,
dan rasional.
2. Teori Birokrasi
Teori birokrasi dipelopori oleh Max Weber. Ia mengamati dunia,
terutama masyarakat yang menurutnya sekuler dan rasional. Untuk
membangun dan mengoperasikan lembaga manusia yang terlibat di
dalamnya, cenderung mendasarkan tindakan mereka pada pengetahuan,
pengambilan keputusan rasional, teknologi, dan sangat sedikit pada hal-
hal mistis dan magis. Dia memandang birokrasi yang ada dalam
organisasi adalah alat yang sangat efisien di mana organisasi beroperasi
dalam skala besar, baik swasta maupun publik.
Teori birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus, sehingga
pemegang pekerjaan mungkin menjadi ahli dalam pekerjaan masing-
masing dan strategi ini dikenal sebagai prinsip spesialisasi.
b. Setiap anggota hanya bertanggung jawab langsung kepada seorang
supervisor yang disebut prinsip hirarki.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan
dilindungi. dari pemecatan sepihak dan apa yang disebut prinsip
loyalitas.
d. Setiap pekerjaan yang dilakukan tidak ada pilih kasih, tidak ada
perbedaan status sosial, strategi ini disebut prinsip impersonal.
e. Setiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilakukan sesuai dengan
sistem tertentu berdasarkan aturan abstrak maupun data. Strategi ini
disebut prinsip keseragaman.
3. Teori Scientific Manajemen
Taylor mengembangkan empat prinsip manajemen ilmiah untuk
meningkatkan produktivitas dalam organisasi:
a. Sains, tidak menutup kemungkinan aturan lama harus digantikan oleh
pendekatan ilmiah untuk setiap elemen pekerjaan seseorang.
b. Seleksi pekerja, Anggota organisasi harus dipilih berdasarkan
beberapa analisis, dan kemudian dilatih dan dikembangkan.
c. Hubungan antar pekerja
Manajemen harus bekerja sama dengan semua anggota
organisasi sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmiah yang dikembangkan.
d. Pelatihan Ilmiah pekerja, Pekerja harus dilatih oleh para ahli,
menggunakan metode ilmiah.
2.2.2 Model Terbuka
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka berarti bahwa organisasi
merupakan bagian atau sub-sistem dari lingkungannya, sehingga organisasi
dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan. Pendekatan sebelumnya
selalu melihat organisasi sebagai sistem tertutup yang tidak dipengaruhi
oleh keadaan. Keterbukaan dan ketergantungan pada organisasi terhadap
lingkungannya menyebabkan bentuk organisasi harus disesuaikan dengan
lingkungan di mana organisasi berada. Organisasi terbuka untuk
menguraikan model terdiri sebagai berikut:
a. Human Relations
Teori ini berawal dari asumsi bahwa organisasi dapat mencapai
target jika terdapat hubungan interpersonal yang harmonis, antara
pemimpin dengan anggota, maupun anggota dengan anggota. Teori ini
bertujuan untuk menciptakan kepuasan psikologis dari pekerja, disiplin,
loyalitas dan motivasi tinggi. Teori ini menyadari betapa pentingnya
hubungan harmonis yang berdasar keramahan, kepedulian, dan hal
tersebut tidak dapat digantikan dengan hal lain, sehingga suasana
kekeluarga dibangun di dalamnya.
Model ini memunculkan motivasi anggota dalam organisasi dan
kepuasan akan apa yag dibutuhkan, termasuk aktualisasi diri, status, gaji,
keamanan serta keselamatan.
Abraham Maslow menjelaskan teori kebutuhan manusia yang
terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, pengetahuan dan
pengembangan diri.Kebutuhan fisiologis meliputi sandang, pangan,
papan, hingga kebutuhan biologis serta finansial. Kebutuhan manusia
tersebut dapat menjadi indikator dan motiasi dalam promosi, kesadaran
akan keselamatan kerja, komunikasi, dan hubungan antar manusia dalam
organisasi itu.
b. Teori Pengembangan Organisasi (Organizational Development)
Pengembangan Organisasi adalah perencanaan dan penataan
organisasi dengan mengembangkan konsep-konsep seperti
kepemimpinan untuk meningkatkan efektifitas menggunakan budaya
pengetahuan.
c. Teori Modern
Tokoh-tokoh Teori Modern
1. Mary Parker Follet, 1920
Keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi;
mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja
sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah kerja sama;
kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa
mengorbankan kepentingan organisasi.
2. Alfred Korzybski, 1993
Manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia
peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah
bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan
bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya
tanggapan.
3. Chester I. Barnard, 1938
Organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu,
organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari
lingkungan organisasi aspek organisasi formal dan informal.
Karakteristik teori modern menurut (Fullerton, 2001) adalah
sebagai berikut:
1) Disebut juga dengan analisis sistem organisasi.
2) Mempertimbangkan semua elemen dalam organisasi
3) Memandang organisasi sebagai suatu system.
4) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam
hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya
5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang
saling ketergantungan dan multidisiplin.

2.3 Azaz Organisasi


Suatu oganisasi perlu memiliki azas sebagai prinsip yang menjadi
acuan dalam menjalankan segala aktivitas keorganisasian. Prinsip organisasi
diperlukan agar suatu organisasi dapat berjalan secara efektif dan
efisien.Dengan dipahaminya azas ini oleh semua komponen dalam
organisasi, diharapkan semua produktivitas dalam organisasi tersebut bisa
menjadi titik balik apakah sudah sesuai dengan prinsip atas dasar
kesepakatan bersama (Gibson 1984).
Organisasi dapat terbentuk dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat sekitar.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
sepertipemberdayaan sumber daya manusia dalam masyarakat menjadi
bagian dari anggotanya sehingga secara tidak langsung turut menekan angka
pengangguran.
Azas organisasi menurut Warren Haynes dan Joseph Massie ada 11 macam :
1. Azas pertama adalah perumusan tujuan dengan jelas. Dengan rumusan
tujuan yang jelas berarti kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani
yang ingin dicapai dalam kerjasama itu benar-benar jelas akan
memudahkan penentuan haluan organisasi, pemilihan bentuk organisasi,
penentuan aktivitas apa saja yanga akan dilakukan, penetuan jumlah
pejabat
2. Azas kedua adalah Departemenisasi, yaitu pembentukan satuan-satuan
organisasi yang akan diserahi beban kerja tertentu
3. Azas ketiga adalah pembagian kerja, yaitu rincian serta pengelompokan
aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk
dilakukan oleh satuan organisasi tertentu, atau rincian serta
pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama
lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu
4. Azas keempat adalah koordinasi, yaitu di dalam organisasi harus ada
keselarasan aktivitas antar satuan atau keselarasan tugas antar pejabat
5. Azas kelima adalah pelimpahan wewenang, yaitu penyerahan sebagian
hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung
jawab dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada
pejabat yang lain
6. Azas keenam adalah rentangan kontrol, yaitu jumlah terbanyak bawahan
langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu
7. Azas ketujuh adalah jenjang organisasi, yaitu tingkat-tingkat satuan
organisasi yang disusun menurut kedudukannya dari atas ke bawah
dalam fungsi tertentu
8. Azas kedelapan adalah kesatuan perintah, yaitu tiap-tiap pejabat
hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang
atasan tertentu
9. Azas kesembilan adalah fleksibilitas, yaiut organisasi haruslah
merupakan struktur organisasi yang mudah dirubah untuk disesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengganggu kelancaran
aktivitas yang sedang berjalan
10. Azas kesepuluh adalah berkelangsngan, yaitu tiap-tiap satuan organisasi
harus memiliki sarana-sarana tertentu agar dapat melakukan aktivitas
operasinya secara terus menerus
11. Azas kesebelas adalah keseimbangan, yaitu tiap-tiap satuan organisasi
harus diletakkan pada struktrur organisasi sesuai dengan peranannya.

2.4 Jenis Organisasi


Organisasi dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu:
1. Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi dan
memiliki tatanan formal. Contohnya adalah Badan Usaha Milik
Negara.
2. Organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena
hubungan bersifat pribadi, saling tertarik, karena kebutuhan bertukar
informasi untuk saling melengkapi ataupun karena kesamaan sikap.
Rasa persahabatan, rasa setia kawan, rasa sesuku dan sedarah sering
menjadi dasar organisasi ini. Organisasi informal diakui
keberadaannya, tetapi tidak perlu berbadan hukum, contohnya Karang
Taruna.
3. Organisasi non formal adalah suatu organisasi yang hanya terdapat
ketua dan anggotanya saja tanpa memperhatikan unsur lain dalam
kumpulan individu tersebut, contohnya geng motor.

b. Berdasarkan tujuan
1. Organisasi profit, yaitu organisasi yang tujuannya mencarikeuntungan.
2. Organisasi non profit,yaitu organisasi yang tidak berorientasi
padakeuntungan, melainkan tujuan lain seperti sosial kemasyarakatan.
c. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat, yaitu:
1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi
2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, kantor pos, pegadaian.
3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia
usaha dan bisnis, seperti berbagai pabrik kopi atau restoran cepat
saji.
4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannyaterutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti
organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit,
Puskesmas, perusahaan asuransi.

2.5 Prinsip Penyusunan Struktur Organisasi


Menurut Urwick (Catatan tentang Teori Organisasi, 1952), sebuah
organisasi dibangun pada sepuluh prinsip, yaitu:
1. Prinsip tujuan
Setiap organisasi dan setiap bagian dari organisasi harus merupakan
ekspresi dari tujuan usaha yang bersangkutan
2. Prinsip spesialisasi
Kegiatan dari setiap anggota dari setiap kelompok yang terorganisir harus
dibatasi, sejauh mungkin, dengan kinerja fungsi tunggal
3. Prinsip koordinasi
Tujuan penyelenggaraan pembagian tugas dengan adanya kerja sama,
komando dan respon sebagai penghubung adalah untuk memudahkan
koordinasi serta kesatuan usaha
4. Prinsip otoritas
Dalam setiap kelompok yang terorganisir otoritas tertinggi harus berada
di suatu tempat.Harus ada garis yang jelas dari wewenang kepada setiap
individu dalam kelompok
5. Prinsip tanggung jawab
Tanggung jawab dari atasan atas tindakan bawahan adalah mutlak
6. Prinsip definisi
Isi dari masing-masing posisi, baik tugas yang terlibat, wewenang dan
tanggung jawab merenungkan dan hubungan dengan posisi lain harus
secara jelas didefinisikan secara tertulis dan dipublikasikan kepada
semua pihak terkait
7. Prinsip korespondensi
Dalam setiap posisi, tanggung jawab dan wewenang harus sesuai
8. Prinsip rentang kendali
Tidak ada orang yang harus mengawasi lebih dari lima, atau paling
banyak, enam bawahan langsung yang bekerja interlocks.
9. Prinsip keseimbangan
Berbagai unit organisasi harus berada dalam keseimbangan
10. Prinsip kontinuitas
Re-organisasi adalah proses terus menerus dalam setiap aktivitas
organisasi.
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi,
makaperlu diperhatikan beberapa prinsip penting organisasi menurut
(Fathoni, 2006) yaitu :
1. Perumusan Tujuan yang Jelas.
Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam
pembentukan suatu organisasi. Dari tujuan ini akan terlihat hasil yang
akan dicapai sehingga dapat dinilai keberhasilan suatu organisasi.
2. Pembagian kerja.
Pembagian kerja masing-masing unit atau sub-organisasi bertujuan
supaya tidak terjadi tumpang tindih aktivitas yang dapat menghambat
tercapainya suatu tujuan organisasi.

3. Delegasi kekuasaan
Pembagian kerja yang jelas akan telihat garis komando dan
delegasi kekuasaan atau kewenangan dari masing-masing unit kerja.
4. Rentang kekuasaan
Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu
kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari
rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau
kesewenangan kekuasaan tersebut.
5. Tingkat pengawasan
Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan
dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur
organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan
kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang jelas akan menjadi awal keteraturan dalam
hal kesatuan perintah dan komando. Dengan demikian tanggung jawab
masing-masing pun dapat terlihat.
7. Koordinasi.
Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja menjadi
penting untuk menghubungkan tiap unit dan mengkondisikan alur kerja.

Menurut (Schein, 2010) struktur organisasi dibangun oleh tiga


dimensi, yaitu:
1. Kompleksitas
Derajat diferensiasi dalam organisasi vertikal, horisontal, dan
spasial.
2. Formalisas
Mengacu pada sejauh mana aturan, prosedur, pedoman ditulis dan
menerapkan langkah-langkah. Ini merupakan upaya untuk membakukan
pekerjaan.

3. Sentralisasi
Dimensi struktur organisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
kekuasaan pengambilan keputusan dipertahankan pada kepemimpinan
yang terkonsentrasi pada satu titik.

2.6 Berbagai Bentuk Struktur Organisasi


2.6.1 Desain Organisasi Umum
Desain organisasi merupakan proses memilih dan
mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengolah sumber untuk
mencapai tujuan. Ada beberapa desain organisasi meliputi :
1. Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan
kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas,
wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam berbagai usaha
kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.
Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin
dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan
kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini
sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena
struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang
tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Dalam organisasi, ada struktur dasar (prinsip dasar struktur)
organisasi seperti yang dikemukakan oleh Mintzberg (1988). Dalam
struktur organisasi, ada lima unsur yang meliputi:
a. Strategic apex
Apex Strategis adalah puncak kekuasaan di mana kepemimpinan
atas kewenangan dan kewajiban untuk memastikan bahwa tujuan
organisasi tercapai secara efektif. Ini juga memiliki kewenangan untuk
mengatur pelaku organisasi yang memiliki kekuasaan atas organisasi.

b. Garis Tengah
Garis tengah adalah tingkat menengah manajemen yang
menghubungkan puncak strategis untuk inti operasi dengan
menggunakan pendelegasian wewenang formal. Inti Operasi mengacu
pada pelaksanaan tugas utama yang berkaitan langsung dengan produksi,
yaitu barang atau jasa.
c. Inti Operasi
d. Staf dukungan
Staf pendukung adalah array dari unit khusus yang mendukung
organisasi di luar alur kerja utama organisasi.
e. Struktur Tekno
Struktur Tekno atau dapat disebut oleh para ahli adalah analis yang
menjalankan organisasi untuk mempengaruhi pekerjaan orang lain. Hal
ini dilakukan dengan mengatur, merencanakan dan melatih orang-orang
untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam organisasi, tetapi mereka tidak
melakukan pekerjaan. Berikut adalah konfigurasi gambar Minztberg
mengandung lima unsur utama dalam struktur organisasi.

Gambar 01. Lima Elemen Struktur Dasar Organisasi Menurut Minztberg (1988)

2. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional umum di perusahaan yang memproduksi
item. Pada organisasi fungsional, semakin besar organisasi, semakin
dalam hirarki dan juga pekerjaan yang lebih khusus. Semua laporan
kepada pimpinan di atasnya. Keuntungannya adalah kesederhanaan
organisasi fungsional dalam komunikasi dan efisiensi proses berulang-
ulang. Kerugian ketika dihadapkan dengan pembagian antara proyek,
pergerakan masing-masing anggota tim akan dibatasi oleh septum divisi
dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer divisi yang
mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya di divisi.
Kelemahan lain dari sistem ini adalah komunikasi dan kreativitas sangat
terbatas dibatasi oleh serangkaian persetujuan birokrasi.
Gambar 02. Struktur Organisasi Fungsional
3. Organisasi Proyek
Organisasi seperti proyek hanya berfokus pada proyek daripada
fungsionalitas. Belum menemukan sebuah organisasi besar yang
menggunakan jenis organisasi proyek. Jenis organisasi dalam kelompok
konsultan freelance yang bekerja di luar, tetapi memiliki seorang
koordinator. Manajer proyek memiliki kekuatan besar selama proyek
yang sedang berlangsung.
Keuntungan dari jenis organisasi mudah untuk memasukkan
konsultan eksternal, efisiensi proyek, kemudahan untuk berbagi sumber
daya antara proyek, fleksibilitas, dan kemandirian masing-masing
karyawan. Kekurangan yang mungkin timbul adalah bahwa setiap
karyawan harus cukup termotivasi, bertanggung jawab, dan terbiasa
untuk mengambil inisiatif. Struktur ini tidak terlalu cocok bila
perusahaan memiliki banyak aspek administrasi atau operasi.

Gambar 03. Struktur Organisasi Proyek


4. Struktur Matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis
wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan
produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen periklanan, perusahaan
pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan
konstruksi, rumah sakit, lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan (Craig W, 2007).
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang
meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan
pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas
para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung
tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk memiliki keuntungan dan kerugian
yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di
antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini
memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait
dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan.
Organisasi matriks merupakan perpaduan dari kedua jenis
organisasi. Organisasi matriks mencari keseimbangan antara administrasi
dan operasional atau proyek.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia
mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam
struktur matriks memiliki dua atasan manajer departemen fungsional dan
manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.

Keuntungan dari matriks organisasi:


1. Efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia
2. Merangsang koordinasi dan hubungan interdisiplin
3. Memotivasi dan memberikan kesempatan kepada setiap anggota
4. Meningkatkan ketrampilan karyawan
5. Memberikan kebebasan top management dalam membuat perencanaan

Kekurangan yang mungkin timbul adalah konflik alami dalam


organisasi ketika dua struktur manajemen yang digunakan dalam waktu
yang sama. Dalam kasus konflik alami muncul antara fungsional dan
proyek ini karena tujuan yang berbeda. Harus ada prosedur komunikasi
dan pemanfaatan sumber daya jelas untuk menghindari kebingungan.
5. Divisi Struktur Organisasi
Departemen dikelompokkan menjadi divisi independen yang
terpisah berdasarkan kesamaan produk, program, atau wilayah geografis.
Keterampilan perbedaan departementalisasi fundamental, dan
keterampilan daripada kesamaan. Hal yang membedakan struktur ini
dengan struktur lain dari keputusan operasi (termasuk strategi bisnis
untuk beberapa organisasi) didelegasikan kepada divisi. Untuk masalah
strategi perusahaan, pengendalian keputusan, dan prosedur adalah
kewenangan top manajemen.
Selain itu, keputusan penting seperti alokasi dana dan penempatan
individu dalam divisi ini juga kewenangan top manajemen. Staf biasanya
ditempatkan di kantor pusat untuk membantu menentukan keputusan
yang berbeda. Kelebihan struktur ini adalah organisasi lebih responsif
terhadap lingkungan yang tidak stabil.
Selain itu, ada pengenaan tanggung jawab yang jelas untuk masalah
produk dan ada penekanan pada semua produk dan tujuan divisional.
Kelemahan struktur ini adalah duplikasi sumber daya, untuk penempatan
karyawan tidak didasarkan pada kompetensi bersama, sehingga
memungkinkan antar-divisi ada karyawan dengan kompetensi yang sama

2.6.2 Desain Struktur Organisasi Modern


Desain struktur organisasi modern menurut Stephen Robins (1989)
sebagai berikut :
1. Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral
untuk mengoordinasikan berbagai kegiatan kerja. Karakteristik utama
struktur tim adalah bahwa struktur ini meniadakan kendala departemental
dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja.
Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis
sekaligus spesialis
2. Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang
menyubkontrakkan fungsi utama bisnis.
3. Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha
menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas,
dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.

Selain itu, ada dua model ekstrem dari desain organisasi yaitu :
1. Model mekanistis
Sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas,
formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
2. Model organik
Sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan
lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan
informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan
secara partisipatif.

2.7 Fungsi Dan Peran Organisasi


Organisai memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi organisasi
adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang adadidalamnya,artinya
budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
yang lainnya.
Fungsi organisasi menurut (Cameron, et al 1999) antara lain :
1. External Adaptation, digolongkan menjadi lima unsur antara lain:
a. Misi
Dalam budaya yang kuat, kelompok berkomitmen untuk misi
perusahaan dan strategi untuk menangani lingkungan yang kompetitif
dan kekuatan eksternal lainnya
b. Tujuan
Tujuan berasal dari misi namun lebih spesifik. Misalnya, misi
perusahaan dapat meraih pangsa pasar, tetapi tujuan akan mencakup
persentase tertentu dan jadwal.
c. Sarana untuk mencapai tujuan
Dalam unsur ini termasuk spesialisasitenaga kerja,sistem kompensasi
dan struktur organisasi
d. Pengukuran
Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan data dan konsultasi
internal dan eksternal
e. Koreksi
Tindakan korektif digunakan untuk mencari dan menangani
kekurangan dari kinerja perusahaan.
2. Internal Integration, Schein mengkategorikan ke dalam enam elemen
kunci :
a. Menciptakan bahasa yang umum, bertujuan agar komunikasi berjalan
secara efektif
b. Mendefinisikan batas organisasi dan kriteria untuk hal yang masuk dan
keluar pada organisasi tersebut
c. Distribusi kekuasaandan status, merupakan proses yang mengatur
bagaimana memperoleh kekuasaan dan bagaimana menghadapi otoritas
d. Pengembangan persahabatan, norma dan kebiasaan dalam kelompok
e. Pengadaan sistem yang menggunakan rewards and punishment agar
anggota mematuhi aturan
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam usaha
mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan
mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Penyelesaian yang
merupakan ungkapan dari nilai dan keyakinan. Keberhasilan mengatasi
masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.
Misalnya masalah menghadapi kesulitan usaha, biaya produksi terlalu
tinggi, pemasaran biayanya tinggi juga, maka dicari jalan bagaimana
penghematan di segala bidang dapat dilakukan. Jika ternyata upayanya
berhasil, biaya produksi dapat diturunkan demikian juga biaya pemasaran,
maka nilai untuk bekerja efisien menjadi nilai utama dalam perusahaan.
Greenberg dan Baron (2003) mengemukakan bahwa peran organisasi
sebagai berikut :
1. Budaya memberikan rasa identitas
Adanya suatu identitas maka semua anggota organisasi akan paham akan
tujuan dari organisasi tersebut sehingga ketercapaian suatu organisasi
dapat diraih
2. Budaya membangkitkan komitmen pada misi organisasi
Apabila terdapat budaya yang kuat maka seseorang akan merasa menjadi
bagian dari sesuatu yang besar dan terlibat dalam keseluruhan kerja
organisasi. Budaya akan mengingatkan seseorang tentang makna dari
organisasi yang diikutinya
3. Budaya memperkuat dan memperjelas standar perilaku
Budaya juga berperan dalam membimbing kata dan perbuatan para
anggota organisasi. Budaya mengusahakan stabilitas bagi perilaku
dengan harapan membimbing seseorang tentang norma dan nilai yang
harus dijalankan pada waktu tertentu.

2.8 Proses Pembentukan Budaya Organisasi


Budaya organisasi dibentuk dan dikembangkan oleh pendiri organisasi
dengan memproyeksikan gambaran kedepan organisasi yang ia dirikan.
Dengan kata lain budaya organisasi dibuat dengan memberikan cerminan
pada cita-cita sang pendiri terhadap organisasinya kedepan. Sehingga segala
budaya yang terbentuk akan sangat berpengaruh bagi organisasi yang
didirikan di masa mendatang.

Manajemen
Puncak
Filosofi
Organisasi yang
Kriteria Budaya
Dijumpai (pendiri)
Seleksi Organisasi

Sosialisasi
Gambar 04. Tahapan Membangun Budaya Organisasi (Robbins, 1989)

Organisasi dimaknai sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan


bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan.Sumber utama
pembentukan dipengaruhi oleh filosofi yang ada dalam diri pendiri, hal
tersebut akan berdampak pada kriteria seleksi yang digunakan dalam
perekrutan. Terdapat kecenderungan pendiri hanya akan menerima
karyawan yang mempunyai kesamaan prinsip dengannya. Kemudian dalam
seleksi calon karyawan, pendiri akan memberikan informasi tentang seluk
beluk organisasi. Sosialisasi inilah yang bertujuan untuk memperoleh
kandidat terbaik sesuai dengan yang diinginkan pendiri ketika pertama
mendirikan organisasinya. Apabila kunci utama terbentuknya budaya
organisasi diawali oleh filosofi pendiri, maka dibutuhkan penyampaian
filosofi dan cita-cita organisasi kepada para pekerja, supaya mereka
mengerti dan paham akan filosofi dan cita-cita pendiri. Proses pemahaman
inilah yang secara bertahap dapat membangun budaya dalam organisasi.
Tahap ini disebut tahap sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses yang
membantu karyawan baru beradaptasi dengan budaya organisasi. Proses
sosialisasi inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam mencocokkan
nilai karyawan baru dengan nilai organisasi. Hal tersebut digunakan pada
proses seleksi maupun preferensi manajemen puncak dalam sosialisasi.
Selanjutnya, manajemen puncak memberikan gambaran terkait perilaku
yang dapat diterima atau tidak. Di sisi lain, manajemen puncak juga
mempromosikan budaya perusahaan sebagai sosialisasi kompetitif kepada
anggota. Anggota harus melalui metamorfosis untuk belajar menerima
budaya perusahaan yang diikut.
Stephen Robbins (1989) membedakan budaya yang kuat dan budaya
yang lemah. Budaya yang kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada
prilaku karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengutangan turn-
over karyawan. Dalam budaya yang kuat, nilai inti organisasi dipegang
secara mendalam dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota
yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada
nilai-nilai tersebut, maka makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat
juga memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota
mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi. Kebulatan maksud
tersebut selanjutnya membina keakraban, kesetiaan, dan komitmen
organisasi.
Stephen Robbins (1989) memberikan 7 karakteristik budaya
organisasi yang dapat membentuk suatu budaya/kultur organisasi sebagai
berikut :
1. Inovasi dan keberanian pengambilan risiko
Karakteristik ini berkaitan dengan derajat mana pekerja diyakinkan untuk
menjadi inovatif dan mau mengambil risiko
2. Perhatian pada rincian
Derajat mana pekerja diharapkan menunjukkan ketepatan, analisis, dan
perhatian pada hal-hal detail
3. Orientasi hasil
Derajat mana manajemen memfokuskan diri pada hasil atau keluaran
ketimbang masalah teknis dan proses yang digunakan untuk hasil
tersebut
4. Orientasi pada manusia
Derajat mana keputusan manajemen diambil dengan mempertimbangkan
efek dari keputusan tersebut pada manusia di dalam organisasi
5. Orientasi tim
Derajat mana aktivitas pekerjaan diorganisasi di sekitar tim ketimbang
individual
6. Agresivitas
Derajat mana orang-orang adalah lebih agresif dan kompetitif ketimbang
tenang-tenang saja
7. Stabilitas
Derajat mana aktivitas organisasi menekankan pada pemeliharaan status
quo (kondisi yang kini berlaku)
BAB 3
CONTOH KASUS

Contoh organisasi dan pergerakan di puskesmas Tanah Kali Kedinding,


Surabaya.
(bang tolong tambahkan dasar2 hukum yang sudah sy emaillkan ya….) makasih
Puskesmas perkotaan adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/Kota yang wilayah kerjanya memiliki kriteria sebagai wilayah
perkotaan. Puskesmas perkotaan diharapkan mampu dan mau mengatasi masalah
kesehatan yang berhubungan dengan masalah lingkungan, perilaku, dan palayanan
kesehatan.
Puskesmas Tanah Kali Kedinding merupakan salah satu puskesmas
perkotaan (non perawatan) yang ada di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Beralamat di Jalan HM. Noer Nomor 226 Kelurahan Tanah Kali Kedinding
Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Berdiri pada tahun 1972 dengan wilayah
kerja meliputi kelurahan Tanah Kali Kedinding seluas 241,88 Ha yang mencakup
12 RW yang terdiri dari 142 RT. Wilayah kerja puskesmas Tanah Kali Kedinding
seluruhnya merupakan daerah dataran rendah dengan jumlah penduduk sekitar
58.250 jiwa. Puskesmas Tanah Kali Kedinding merupakan Puskesmas dengan
layanan kegawatdaruratan 24 jam dan fasilitas rawat inap persalinan dengan 11
tempat tidur yang dimanfaatkan untuk perawatan pasca persalinan.
Dalam melaksanakan program kerjanya puskesmas Tanah Kali Kedinding
memberikan pelayanan rawat jalan pagi dan sore hari. Puskesmas Tanah Kali
Kedinding memiliki puskesmas pembantu sebanyak satu buah, posyandu balita
sebanyak 50 buah, posyandu lansia sebanyak tiga buah, dan pos kesehatan
kelurahan sebanyak satu buah.
Puskesmas Tanah Kali Kedinding memiliki profil sebagai berikut :
3.1. Visi
“Mewujudkan Puskesmas Dengan Pelayanan Prima Menuju Kecamatan
Sehat”
3.2. Misi
a. Meningkatkan system manajemen mutu pelayanan.
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
c. Pengusulan pengadaan dan pemakaian alat secara tepat guna dan sesuai
prosedur.
d. Meningkatkan pelayanan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
3.3. Struktur Organisasi
Puskesmas Tanah Kali Kedinding dalam pelayanannya memiliki 54
orang staf dengan tugas masing-masing yang tertuang dalam struktur
organisasi sebagai berikut :

Gambar . struktur organisasi puskesmas Tanah Tali Kedinding.


Berdasarkan struktur organisasi diatas dapat dilihat bahwa tipe
pengorganisasian yang diterapkan di puskesmas Tanah Kali Kedinding
merupakan organisasi lini/garis, hal ini dapat dilihat dari jumlah staf yang
berjumlah sedikit serta hubungan antara kepala puskesmas dengan
coordinator/staf dibawahnya bersifat langsung sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan hasil putusan dapat
dilaksanakan segera. Tetapi dengan banyaknya program yang dilaksanakan di
puskesmas, membutuhkan organisasi yang lebih lengkap, pada kasus ini
dirasa lebih tepat bila puskesmas Tanah Kali Kedinding menerapkan tipe
organisasi lini dan staf agar masing-masing butir pada unit kesehatan
perorangan dan terutama unit kesehatan masyarakat dapat lebih tertata dan
memiliki penanggung jawab yang jelas sehingga lebih mempermudah
koordinasi dan control, dan akan lebih baik lagi jika hal tersebut dicantumkan
pada struktur organisasi sehingga membantu staf lain untuk mengetahui
fungsi masing-masing.
Kekurangan dari tipe organisasi lini dan staf adalah jalur koordinasi
yang lebih panjang daripada tipe organisasi lini/garis, tetapi hal ini dirasa
tidak akan terlalu berpengaruh mengingat jumlah staf yang ada di Puskesmas
Tanah Kali Kedinding tidak terlalu besar.
3.4. Program Pergerakan
3.4.1. Upaya Kesehatan Pokok
1. PROMOSI KESEHATAN
Kegiatan meliputi :
1. Pengkajian dan Intervensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada Rumah Tangga dan Institusi.
Kegiatannya berupa pengumpulan data dan fakta serta analisis
PHBS nya dengan tindak lanjut berupa penyuluhan maupun bentuk
intervensi lain dengan berbagai metode apapun pada rumah tangga dan
institusi pendidikan, kesehatan, TTU dan tempat kerja.
Tujuannya adalah membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat bagi perorangan, keluarga/ kelompok dan masyarakat sehingga
dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan.
2. Penyuluhan Kesehatan
Tujuannya adalah meningkatkan pegetahuan kesehatan kepada
masyarakat meliputi berbagai program KIA, KB, P2M, Gizi, NAPZA,
Kesehatan Gigi, dll.
3. Advokasi ( Suatu usaha sistematik & terorganisasir untuk mempegaruhi
dan mendesak terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara
bertahap maju & semakin baik).
4. Bina Suasana. ( upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan)

2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Kegiatannya meliputi :
1. Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Air.
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas air bersih sebagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Pengawasan dan Pengendalian Tempat-Tempat Umum ( TTU ).
Bertujuan untuk mewujudkan kondisi TTU yang memenuhi syarat
kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan
bahaya penularan penyakit menular serta tidak menyebabkan gangguan/
bahaya terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya.
3. Pengawasan dan Pengendalian Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Bertujuan untuk mencapai peningkatan kesehatan perumahan dan
terpenuhinya syarat kesehatan bagi rumah yang akan dan sedang
dibangun oleh masyarakat.
4. Pembinaan Pengelola Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dan
Penjamah Makanan.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan penyehatan makanan, diperolehnya kualitas makanan yang
sehat, aman dan hygienis.
5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Institusi
Bertujuan untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan di
lingkungan institusi.Dalam hal ini institusi pendidikan, institusi
kesehatan dan tempat kerja.

3. UPAYA PERBAIKAN GIZI


a. Pojok Gizi
1. Jenis pelayanan yang ada di Pojok Gizi:
2. Penyuluhan dan konseling sesuai dengan penyakit yang diderita
pasien
3. Pemberian leaflet diet untuk panduan pasien di rumah
4. Pemantauan balita gizi buruk yang dirujuk ke Puskesmas
5. Memberikan menu diit/ terapi nutrisi sesuai kondisi pasien
b. Sasaran Pojok Gizi:
1. Balita gizi buruk
2. Pasien rawat jalan yang memiliki masalah gizi terutama penyakit
degeneratif
3. Ibu hamil dan menyusui dengan kondisi KEK
4. Bayi dan balita memiliki masalah gizi
c. Mekanisme pencarian sasaran pengunjung Pojok Gizi:
1. Pasien Pengobatan Umum atau KIA yang perlu
penanganan masalah diet, langsung dirujuk ke Pojok Gizi .
2. Rujukan dari kader – kader posyandu.
d. Sarana penyuluhan yang dipakai di Pojok Gizi:
Lembar balik, leaflet, poster, food model.
Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan di Pojok Gizi sesuai Perda.
e. Kegiatan Gizi Di Lapangan
1. Pemantauan status gizi balita melalui kegiatan Posyandu dan Pojok
Gizi
2. Pemberian suplemen kapsul Vitamin A dosis tinggi .

Jenis, Dosis, Sasaran, Waktu Pemberian dan Tempat Pemberian

JENIS DOSIS SASARAN WAKTU

Vit. A
100.000 SI Bayi 6-11 bln Februari & Agustus
Biru
Vit. A Balita 12-60 bln
200.000 SI Februari & Agustus
Merah Bufas

 Manfaat Kapsul Vitamin A dosis tinggi:


a. Bayi &Balita : menambah dan membantu pembentukan daya
tahan tubuh terhadap penyakit, memelihara jaringan kulit.
b. Pada Bufas : mempercepat pemulihan kondisi tubuh,
meningkatkan produksi ASI.
c. Mencegah terjadinya penyakit mata seperti Rabun Senja,
Xeropthalmia.
3. Pemantauan pemakaian garam beryodium di wilayah keluarga dan
dengan melakukan kegiatan palpasi.
4. Pemberian Tablet Fe ( tambah darah ) untuk Bumil KEK.

Jenis, Dosis, Sasaran, Waktu Pemberian dan Tempat Pemberian

JENIS DOSIS SASARAN WAKTU TEMPAT


Tablet 1 tablet sehari Periksa
Puskesmas Induk,
tambah selama 30 hari hari Bumil awal dan
Pusk, Pembantu.
darah (minimal 90 hari) ulang
Ada kasus
Syrup
1 sdt sehari balita
tambah Balita Posyandu.
selama 3 bulan anemia /
darah
gizi buruk

 Manfaat Tablet Tambah Darah : Mencegah anemi


 Mekanisme untuk mendapatkan Tablet Tambah Darah:
Menyesuaikan dengan alokasi Tablet Fe dari Gudang
Farmasi kemudian dibagikan sesuai jumlah sasaran.
 Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan Tablet Tambah Darah:
Gratis
4. Penyuluhan dan konsultasi gizi di meja 4 posyandu.
5. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT)
Sasaran, Dosis , Waktu Pemberian , Tempat Pemberian.
 Manfaat PMT Pemulihan
1. Menaikkan berat badan balita yang tidak naik agar di bulan
berikutnya berat badannnya dapat naik.
2. Menjaga balita gizi buruk agar tidak jatuh dalam keadaan yang
lebih buruk lagi.
3. Menaikkan berat badan balita sesuai dengan umur balita .
 Mekanisme pencarian sasaran PMT Pemulihan:
1. Balita dengan status gizi buruk lebih diutamakan.
2. Balita di Bawah Garis Merah (BGM) dengan status
gizi sangat kurang dan sangat kurus.
 Tempat mendapatkan PMT Pemulihan: di Puskesmas .
 Biaya untuk mendapatkan PMT Pemulihan: Gratis
6. Memantau dan meningkatkan kegiatan Kadarzi
7. Pelacakan balita gizi buruk
8. Pemantauan pola konsumsi keluarga.

4. KESEHATAN IBU dan ANAK (KIA)


1. Pelayanan Ibu Hamil
Jenis Pelayanan:
a. Pemeriksaan kehamilan (minimal 4
kali), bayar: sesuai Perda
b. Pemeriksaan laboratorium ( Hb,
Albumin, Reduksi, Golongan Darah) untuk Bumil yang baru
pertama kali periksa, bila perlu Plano Test: bayar sesuai Perda.
c. Pemberian imunisasi TT.
Yang sudah imunisasi TT 5 kali berurutan sesuai jadwal tidak
perlu imunisasi TT.
d. Pemberian Tablet Besi / Tablet
Tambah Darah
e. Pemeriksaan gigi untuk Bumil untuk
yang baru pertama kali periksa ( K1)
f. Pemeriksaan USG
2. Pelayanan Ibu Nifas ( 42 hari pasca melahirkan )
Jenis Pelayanan:
a. Jenis dan banyaknya perdarahan
b. Luka bekas jahitan perineum
c. Pemberian Vitamin A ( 2x ) setelah persalinan dan 24 jam kemudian
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir dan Balita
Jenis Pelayanan:
a. Penilaian Apgar Score
b. Pemeriksaan fisik bayi
baru lahir , pemberian Vitamin K dan salep mata.
c. Penanganan segera pada
bayi Asfiksia
4. Stimulasi Intervensi Deteksi Dini Tumbuh
Kembang( SIDDTK)
Jenis Pelayanan:
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan.
b. Pengukuran LIKA (Lingkar Kepala) dan LIDA (Lingkar Dada) serta
memperhatikan perkembangan sensor motorik balita.
5. Imunisasi
Jenis Pelayanan:
a. Imunisasi BCG
b. Imunisasi DPT Combo
c. Imunisasi Hepatitis B
d. Imunisasi Campak
e. Imunisasi Polio
6. Pembinaan TK ( Taman Kanak-Kanak )
Sasaran : semua TK di wilayah kerja puskesmas
Jenis Pelayanan:
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan gigi
7. Pembinaan Posyandu Balita.
Sasaran : semua posyandu di wilayah kerja puskesmas
Jenis Pelayanan:
a. Penyuluhan
b. Imunisasi
c. Pemeriksaan Bumil
d. Pemberian PMT
e. Konsultasi Kesehatan ( KB,
Alat Kontrasepsi )

5. KELUARGA BERENCANA
Pelayanan Akseptor KB
1. Pemasangan IUD ( Non Hormonal )
- Indikasi : tidak hamil
- Jenis kontrasepsi : IUD Cupper T
- Manfaat : menunda kehamilan
dalam jangka panjang ± 5-8 tahun.
2. Pemasangan Implant ( Hormonal )
- Sasaran : PUS
- Indikasi : tidak hamil
- Jenis pemasangan : susuk KB 1 kapsul / 2 kapsul
- Manfaat : menunda kehamilan dalam jangka
panjang ± 3 tahun.
3. Pemberian Suntik KB ( Hormonal )
- Sasaran : PUS
- Indikasi : tidak hamil
4. Pemberian Pil KB kombinasi
- Jenis Kontrasepsi : pil kombinasi diminum setiap
hari
- Manfaat : menunda kehamilan
5. Pencabutan IUD
- Sasaran : PUS, akseptor KB aktif yang ingin
hamil, dengan efek samping / komplikasi
- Indikasi : ingin hamil
6. Pencabutan Implant
- Sasaran : PUS, akseptor KB aktif yang ingin
hamil, pasang ulang dengan efek samping / komplikasi
- Indikasi : ingin hamil
- Kegagalan jenis kontrasepsi Implant
7. Penanganan Akseptor KB Aktif dengan efek samping/
komplikasi/kegagalan.
- Sasaran : WUS, akseptor KB aktif semua
metode
- Indikasi : tidak hamil
- Pelayanan Pap Smear
- Sasaran : WUS, akseptor KB aktif semua
metode
- Indikasi : tidak hamil

6. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


1. P2 Menular
Jenis, Manfaat, Waktu Pemberian, Sasaran dan Tempat Pelayanan Imunisasi
SELANG
VAKSIN MANFAAT WAKTU SASARAN TEMPAT
WAKTU
Mencegah TBC Puskesmas,
BCG 1 kali - 0-3 bl
Paru Pustu
Puskesmas,
Mencegah
Pustu,
DPT Penyakit Dipteri, 3 kali 4 mgg 2-11 bl
Posyandu
Pertusis, Tetanus
Balita
Puskesmas,
4 kali
Mencegah Pustu,
Polio (Polio 1, 4 mgg 2-11 bl
Penyakit Polio Posyandu
2, 3,4)
Balita
Puskesmas,
Mencegah
Pustu,
Campak Penyakit 1 kali - 9-11 bl
Posyandu
Campak
Balita

Mencegah
Hepatitis 4 kali (HB Puskesmas,
Penyakit - 0-11 bl
B 1, 2, 3 1,2, 3,4) Pustu
Hepatitis

Mencegah
Murid SD
DT Penyakit Dipteri, 2 kali 4 mgg Sekolahan
Kelas 1
Tetanus
Murid SD
Mencegah
TT 2 kali 4 mgg Kelas 1, 2, Sekolahan
Penyakit Tetanus
3
TT1-TT2
(4 mgg)
Mencegah TT2-TT3
Semua Puskesmas,
Penyakit Tetanus (6 bln)
TT WUS 5 kali Wanita Posyandu
Bagi Wanita TT3-TT4
Usia Subur Balita
Usia Subur (1 thn)
TT4-TT5
(1 thn)
TT1-TT2
Mencegah (4 mgg)
Penyakit Tetanus TT2-TT3 Semua
Puskesmas,
Bagi Calon (6 bln) Calon
TT CPW 1 kali Posyandu
Pengantin untuk TT3-TT4 Pengantin
Balita
persiapan (1 thn) Wanita
melahirkan TT4-TT5
(1 thn)

a. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (P2


DBD)
Jenis Pelayanan:
1. Penyuluhan di sekolah, Posyandu, RT, RW
2. Penemuan suspect DBD di Puskemas
3. Penyelidikan Epidemiologi ( PE )
4. Fogging focus
5. Abatisasi selektif
6. Pemeriksan Jentik Berkala (PJB) di rumah dan sekolahan tiap 3
bulan sekali
7. Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektoral
8. Tilik Kampung ( PSN bersama masyarakat )
b. Pencegahan dan Pemberantasan Diare (P2 Diare)
Jenis Pelayanan:
1. Penyuluhan di Puskesmas, Sekolah, Posyandu, RT, RW
2. Pengobatan
3. Menggerakkan kerja bakti
c. Pencegahan dan Pemberantasan Kusta (P2 Kusta)
Jenis Pelayanan:
1. Penyuluhan
2. Pencatatan penderita
1. Active Case Finding dengan survey di sekolah – sekolah dan
survey kontak keluarga penderita
2. Passive Case Finding dengan pemeriksaan penderita yang
dicurigai yang datang di Puskesmas
3. Pengobatan Penderita sesuai tipe ( gratis)
a. Tipe PB : 6 Dosis, 6-9
Bln, Obat: Rifampisin, DDS
b. Tipe MB : 12 Dosis, 12-18
Bln, Obat: Rifampisin, Lamprene, DDS
d. Pencegahan dan Pemberantasan TB (P2 TB)
Jenis Pelayanan:
1. Pencarian penderita
Penderita dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu diperiksa
dahak SPS.
2. Pengobatan gratis bagi
penderita TB Paru
3. Pengobatan TB : Program DOTS ( Directly Observed Treatment
Shortcource) atau Pengobatan Jangka Pendek.

2. P2 Tidak Menular
1. Diabetes Mellitus (DM)
Jenis Pelayanan:
a. Penjaringan penderita yang datang ke puskesmas dengan gejala-
gejala yang dicurigai DM diperiksa Gula Darah Acak
b. Pemberian pengobatan
c. Rujukan ke RS bila diperlukan
d. Penyuluhan
e. Konsultasi Gizi
2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Jenis Pelayananan:
a. Penemuan penderita yang datang ke puskesmas
b. Pengobatan dan Rujukan bagi penderita yang perlu dirujuk
c. Penyuluhan
d. Konsultasi Gizi
3. Surveillance AFP
Jenis Pelayanan:
1. Pengobatan penderita yang datang ke Puskesmas, Pustu (dalam
gedung) dan Pusling ( luar gedung ) untuk Umum, Askes,
Jamkesmas, Jamkesmasda non quota dan Jamkesmas non quota.
2. Fasilitas pelayanan di Puskesmas Induk: Pengobatan Umum,
Pengobatan Gigi, KIA, KB, Pojok Gizi, Klinik Sanitasi dan
Laboratorium.
3. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit bila perlu
4. Menerima rujukan dari kader posyandu
5. Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah, urine, feses, tes
kehamilan)
6. Penanganan dan rujukan kasus gawat darurat.
7. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH DAN REMAJA
Kegiatannya meliputi Trias UKS, yaitu
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pembinaan kader Tiwisada
b. Pembinaan guru UKS
c. Penyuluhan Kesehatan ( Kes. Gilut, DHF, NAPZA, dll )
d. Pertemuan TPUKS Kec.Kenjeran
e. Studi banding guru dan kader UKS ke sekolah yang berpretasi
f. Lomba kebersihan antar ruangan di Ponpes
2. Pelayanan Kesehatan
a. Penjaringan kesehatan pada murid klas I
b. Pemeriksaan kesehatan berkala 6 bulan sekali pada murid
klas II s/d VI
c. Imunisasi
d. Rujukan ke Puskesmas
3. Kesehatan Remaja

8. UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Kegiatannya meliputi:
1. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ( Umum, Anak Sekolah, Anak
Prasekolah dan Bumil )
2. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut murid TK
3. Penyuluhan dan pemeriksaan gigi murid, SD / MI, SLTP
4. Demo sikat gigi massal untuk anak SD / MI ( selama ini hanya bila
ada program kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan PT. Unilever )

9. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT


Kegiatannya meliputi:
1. Pelayanan pengobatan pasien Lansia yang datang ke puskesmas
2.Pembinaan Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan,
penyuluhan dan PMT Lansia

SASARAN JUMLAH WAKTU TEMPAT


Pra Lansia
1 x setiap bulan
( 45th – 59 th ) Posyandu
Rp 5000,- per orang selama 12 bulan
Lansia Lansia
( Rp 5000,-)
( > 60 th )

Wilayah Puskemas Tanah Kalikedinding mempunyai 6 Posyandu Lansia


yaitu :
RW IV ( Anggrek) RW VII ( Cempaka Jaya )
RW IX ( Melati Putih ) RW XI ( Mandiri )
RW V ( Senja Berseri ) RW VI ( Sejahtera )
BAB 4
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, Kim S. & Quinn, Robert E. (1999). Diagnosing and Changing


Organizational Culture : Based on The Competing Values Framework, New
York, Addison-Wesley
Dubrin & Irland. (1993). Management and Organization. South-Wester
Publishing, Ohio
Fathoni, Abdurahmat. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Rineka Cipta
Fontaine, Craig W. (2007). Organizational Structure : A Critical Factor for
Organizational effectiveness and Employee Satisfaction. First Annual
Conference on Organizational Effectiveness, Chicago, IL. Northeastern
University.
Fullerton. (2001). The Management of Organization. Houghton Mifflin Company,
USA
Gibson, JL. (1984). Organization and Management : Behavior, Structure, and
Process. USA : Business Polications
Hasibuan, M. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta : Bumi Aksara
Heerbert A. Simon. March, James G. (1958). Organization. New York : Wiley and
Sons
Henry Mintzberg, et al. (1988). Strategy Safari, A Guide Tour Throught The Wilds
of Strategic Management. New York, London, The Free Press
Robbins, SP. (1989). Organizational Behavior. USA : Prentunce-Hall
Schein, Edgar H. (2010). Organizational Culture and Leadership. Fourth Edition.
Jossey-Bass. A Wiley Imprint, Market Street. San Fransisco CA

Anda mungkin juga menyukai