PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Klasik
Teori klasik dinamakan pula dengan cara pandang tradisional, teori
proses, teori formalisma, teori birokrasi, teori spesialisasi, teori operasi,
dan teori rancangan structural. Tentang teori klasik ini W. Warren Haynes
dan Joseph L. Massie berpendapat sebagai berikut :
a. Bagan organisasi harus digambar secara hati – hati, ditunjukkan secara
menonjol dan diikuti secara pasti.
b. Gambaran pekerjaan secara mendetail harus ditunjukkan untuk semua
jabatan penting.
c. Pembagiaan tugas dan komando yang pasti harus direncanakan serta
terdapat peraturan yang melarang adanya pelompatan jabatan atau
wewenang.
d. Kesatuan perintah harus dipelihara.
e. Perencanaan kedudukan dan satuan organisasi harus melewati
pertimbangan khusus individu–individu yang akan mengisi jabatan
tertentu.
Warren G. Bennis mengemukakan kritik terhadap teori ini yaitu
“Organization without people” (organisasi tanpa orang).Pendekatan
klasik digambarkan sebagai organisasi yang sukar bergerak, kaku, tidak
mudah berubah, mematikan inisiatif dan kreatifitas. Tetapi dengan
pendekatan klasik akan dapat diciptakan organisasi yang stabil, teratur,
dan rasional.
2. Teori Birokrasi
Teori birokrasi dipelopori oleh Max Weber. Ia mengamati dunia,
terutama masyarakat yang menurutnya sekuler dan rasional. Untuk
membangun dan mengoperasikan lembaga manusia yang terlibat di
dalamnya, cenderung mendasarkan tindakan mereka pada pengetahuan,
pengambilan keputusan rasional, teknologi, dan sangat sedikit pada hal-
hal mistis dan magis. Dia memandang birokrasi yang ada dalam
organisasi adalah alat yang sangat efisien di mana organisasi beroperasi
dalam skala besar, baik swasta maupun publik.
Teori birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus, sehingga
pemegang pekerjaan mungkin menjadi ahli dalam pekerjaan masing-
masing dan strategi ini dikenal sebagai prinsip spesialisasi.
b. Setiap anggota hanya bertanggung jawab langsung kepada seorang
supervisor yang disebut prinsip hirarki.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan
dilindungi. dari pemecatan sepihak dan apa yang disebut prinsip
loyalitas.
d. Setiap pekerjaan yang dilakukan tidak ada pilih kasih, tidak ada
perbedaan status sosial, strategi ini disebut prinsip impersonal.
e. Setiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilakukan sesuai dengan
sistem tertentu berdasarkan aturan abstrak maupun data. Strategi ini
disebut prinsip keseragaman.
3. Teori Scientific Manajemen
Taylor mengembangkan empat prinsip manajemen ilmiah untuk
meningkatkan produktivitas dalam organisasi:
a. Sains, tidak menutup kemungkinan aturan lama harus digantikan oleh
pendekatan ilmiah untuk setiap elemen pekerjaan seseorang.
b. Seleksi pekerja, Anggota organisasi harus dipilih berdasarkan
beberapa analisis, dan kemudian dilatih dan dikembangkan.
c. Hubungan antar pekerja
Manajemen harus bekerja sama dengan semua anggota
organisasi sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmiah yang dikembangkan.
d. Pelatihan Ilmiah pekerja, Pekerja harus dilatih oleh para ahli,
menggunakan metode ilmiah.
2.2.2 Model Terbuka
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka berarti bahwa organisasi
merupakan bagian atau sub-sistem dari lingkungannya, sehingga organisasi
dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan. Pendekatan sebelumnya
selalu melihat organisasi sebagai sistem tertutup yang tidak dipengaruhi
oleh keadaan. Keterbukaan dan ketergantungan pada organisasi terhadap
lingkungannya menyebabkan bentuk organisasi harus disesuaikan dengan
lingkungan di mana organisasi berada. Organisasi terbuka untuk
menguraikan model terdiri sebagai berikut:
a. Human Relations
Teori ini berawal dari asumsi bahwa organisasi dapat mencapai
target jika terdapat hubungan interpersonal yang harmonis, antara
pemimpin dengan anggota, maupun anggota dengan anggota. Teori ini
bertujuan untuk menciptakan kepuasan psikologis dari pekerja, disiplin,
loyalitas dan motivasi tinggi. Teori ini menyadari betapa pentingnya
hubungan harmonis yang berdasar keramahan, kepedulian, dan hal
tersebut tidak dapat digantikan dengan hal lain, sehingga suasana
kekeluarga dibangun di dalamnya.
Model ini memunculkan motivasi anggota dalam organisasi dan
kepuasan akan apa yag dibutuhkan, termasuk aktualisasi diri, status, gaji,
keamanan serta keselamatan.
Abraham Maslow menjelaskan teori kebutuhan manusia yang
terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, pengetahuan dan
pengembangan diri.Kebutuhan fisiologis meliputi sandang, pangan,
papan, hingga kebutuhan biologis serta finansial. Kebutuhan manusia
tersebut dapat menjadi indikator dan motiasi dalam promosi, kesadaran
akan keselamatan kerja, komunikasi, dan hubungan antar manusia dalam
organisasi itu.
b. Teori Pengembangan Organisasi (Organizational Development)
Pengembangan Organisasi adalah perencanaan dan penataan
organisasi dengan mengembangkan konsep-konsep seperti
kepemimpinan untuk meningkatkan efektifitas menggunakan budaya
pengetahuan.
c. Teori Modern
Tokoh-tokoh Teori Modern
1. Mary Parker Follet, 1920
Keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi;
mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja
sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah kerja sama;
kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa
mengorbankan kepentingan organisasi.
2. Alfred Korzybski, 1993
Manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia
peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah
bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan
bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya
tanggapan.
3. Chester I. Barnard, 1938
Organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu,
organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari
lingkungan organisasi aspek organisasi formal dan informal.
Karakteristik teori modern menurut (Fullerton, 2001) adalah
sebagai berikut:
1) Disebut juga dengan analisis sistem organisasi.
2) Mempertimbangkan semua elemen dalam organisasi
3) Memandang organisasi sebagai suatu system.
4) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam
hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya
5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang
saling ketergantungan dan multidisiplin.
b. Berdasarkan tujuan
1. Organisasi profit, yaitu organisasi yang tujuannya mencarikeuntungan.
2. Organisasi non profit,yaitu organisasi yang tidak berorientasi
padakeuntungan, melainkan tujuan lain seperti sosial kemasyarakatan.
c. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat, yaitu:
1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi
2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, kantor pos, pegadaian.
3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia
usaha dan bisnis, seperti berbagai pabrik kopi atau restoran cepat
saji.
4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannyaterutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti
organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit,
Puskesmas, perusahaan asuransi.
3. Delegasi kekuasaan
Pembagian kerja yang jelas akan telihat garis komando dan
delegasi kekuasaan atau kewenangan dari masing-masing unit kerja.
4. Rentang kekuasaan
Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu
kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari
rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau
kesewenangan kekuasaan tersebut.
5. Tingkat pengawasan
Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan
dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur
organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan
kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang jelas akan menjadi awal keteraturan dalam
hal kesatuan perintah dan komando. Dengan demikian tanggung jawab
masing-masing pun dapat terlihat.
7. Koordinasi.
Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja menjadi
penting untuk menghubungkan tiap unit dan mengkondisikan alur kerja.
3. Sentralisasi
Dimensi struktur organisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
kekuasaan pengambilan keputusan dipertahankan pada kepemimpinan
yang terkonsentrasi pada satu titik.
b. Garis Tengah
Garis tengah adalah tingkat menengah manajemen yang
menghubungkan puncak strategis untuk inti operasi dengan
menggunakan pendelegasian wewenang formal. Inti Operasi mengacu
pada pelaksanaan tugas utama yang berkaitan langsung dengan produksi,
yaitu barang atau jasa.
c. Inti Operasi
d. Staf dukungan
Staf pendukung adalah array dari unit khusus yang mendukung
organisasi di luar alur kerja utama organisasi.
e. Struktur Tekno
Struktur Tekno atau dapat disebut oleh para ahli adalah analis yang
menjalankan organisasi untuk mempengaruhi pekerjaan orang lain. Hal
ini dilakukan dengan mengatur, merencanakan dan melatih orang-orang
untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam organisasi, tetapi mereka tidak
melakukan pekerjaan. Berikut adalah konfigurasi gambar Minztberg
mengandung lima unsur utama dalam struktur organisasi.
Gambar 01. Lima Elemen Struktur Dasar Organisasi Menurut Minztberg (1988)
2. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional umum di perusahaan yang memproduksi
item. Pada organisasi fungsional, semakin besar organisasi, semakin
dalam hirarki dan juga pekerjaan yang lebih khusus. Semua laporan
kepada pimpinan di atasnya. Keuntungannya adalah kesederhanaan
organisasi fungsional dalam komunikasi dan efisiensi proses berulang-
ulang. Kerugian ketika dihadapkan dengan pembagian antara proyek,
pergerakan masing-masing anggota tim akan dibatasi oleh septum divisi
dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer divisi yang
mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya di divisi.
Kelemahan lain dari sistem ini adalah komunikasi dan kreativitas sangat
terbatas dibatasi oleh serangkaian persetujuan birokrasi.
Gambar 02. Struktur Organisasi Fungsional
3. Organisasi Proyek
Organisasi seperti proyek hanya berfokus pada proyek daripada
fungsionalitas. Belum menemukan sebuah organisasi besar yang
menggunakan jenis organisasi proyek. Jenis organisasi dalam kelompok
konsultan freelance yang bekerja di luar, tetapi memiliki seorang
koordinator. Manajer proyek memiliki kekuatan besar selama proyek
yang sedang berlangsung.
Keuntungan dari jenis organisasi mudah untuk memasukkan
konsultan eksternal, efisiensi proyek, kemudahan untuk berbagi sumber
daya antara proyek, fleksibilitas, dan kemandirian masing-masing
karyawan. Kekurangan yang mungkin timbul adalah bahwa setiap
karyawan harus cukup termotivasi, bertanggung jawab, dan terbiasa
untuk mengambil inisiatif. Struktur ini tidak terlalu cocok bila
perusahaan memiliki banyak aspek administrasi atau operasi.
Selain itu, ada dua model ekstrem dari desain organisasi yaitu :
1. Model mekanistis
Sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas,
formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
2. Model organik
Sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan
lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan
informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan
secara partisipatif.
Manajemen
Puncak
Filosofi
Organisasi yang
Kriteria Budaya
Dijumpai (pendiri)
Seleksi Organisasi
Sosialisasi
Gambar 04. Tahapan Membangun Budaya Organisasi (Robbins, 1989)
Vit. A
100.000 SI Bayi 6-11 bln Februari & Agustus
Biru
Vit. A Balita 12-60 bln
200.000 SI Februari & Agustus
Merah Bufas
5. KELUARGA BERENCANA
Pelayanan Akseptor KB
1. Pemasangan IUD ( Non Hormonal )
- Indikasi : tidak hamil
- Jenis kontrasepsi : IUD Cupper T
- Manfaat : menunda kehamilan
dalam jangka panjang ± 5-8 tahun.
2. Pemasangan Implant ( Hormonal )
- Sasaran : PUS
- Indikasi : tidak hamil
- Jenis pemasangan : susuk KB 1 kapsul / 2 kapsul
- Manfaat : menunda kehamilan dalam jangka
panjang ± 3 tahun.
3. Pemberian Suntik KB ( Hormonal )
- Sasaran : PUS
- Indikasi : tidak hamil
4. Pemberian Pil KB kombinasi
- Jenis Kontrasepsi : pil kombinasi diminum setiap
hari
- Manfaat : menunda kehamilan
5. Pencabutan IUD
- Sasaran : PUS, akseptor KB aktif yang ingin
hamil, dengan efek samping / komplikasi
- Indikasi : ingin hamil
6. Pencabutan Implant
- Sasaran : PUS, akseptor KB aktif yang ingin
hamil, pasang ulang dengan efek samping / komplikasi
- Indikasi : ingin hamil
- Kegagalan jenis kontrasepsi Implant
7. Penanganan Akseptor KB Aktif dengan efek samping/
komplikasi/kegagalan.
- Sasaran : WUS, akseptor KB aktif semua
metode
- Indikasi : tidak hamil
- Pelayanan Pap Smear
- Sasaran : WUS, akseptor KB aktif semua
metode
- Indikasi : tidak hamil
Mencegah
Hepatitis 4 kali (HB Puskesmas,
Penyakit - 0-11 bl
B 1, 2, 3 1,2, 3,4) Pustu
Hepatitis
Mencegah
Murid SD
DT Penyakit Dipteri, 2 kali 4 mgg Sekolahan
Kelas 1
Tetanus
Murid SD
Mencegah
TT 2 kali 4 mgg Kelas 1, 2, Sekolahan
Penyakit Tetanus
3
TT1-TT2
(4 mgg)
Mencegah TT2-TT3
Semua Puskesmas,
Penyakit Tetanus (6 bln)
TT WUS 5 kali Wanita Posyandu
Bagi Wanita TT3-TT4
Usia Subur Balita
Usia Subur (1 thn)
TT4-TT5
(1 thn)
TT1-TT2
Mencegah (4 mgg)
Penyakit Tetanus TT2-TT3 Semua
Puskesmas,
Bagi Calon (6 bln) Calon
TT CPW 1 kali Posyandu
Pengantin untuk TT3-TT4 Pengantin
Balita
persiapan (1 thn) Wanita
melahirkan TT4-TT5
(1 thn)
2. P2 Tidak Menular
1. Diabetes Mellitus (DM)
Jenis Pelayanan:
a. Penjaringan penderita yang datang ke puskesmas dengan gejala-
gejala yang dicurigai DM diperiksa Gula Darah Acak
b. Pemberian pengobatan
c. Rujukan ke RS bila diperlukan
d. Penyuluhan
e. Konsultasi Gizi
2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Jenis Pelayananan:
a. Penemuan penderita yang datang ke puskesmas
b. Pengobatan dan Rujukan bagi penderita yang perlu dirujuk
c. Penyuluhan
d. Konsultasi Gizi
3. Surveillance AFP
Jenis Pelayanan:
1. Pengobatan penderita yang datang ke Puskesmas, Pustu (dalam
gedung) dan Pusling ( luar gedung ) untuk Umum, Askes,
Jamkesmas, Jamkesmasda non quota dan Jamkesmas non quota.
2. Fasilitas pelayanan di Puskesmas Induk: Pengobatan Umum,
Pengobatan Gigi, KIA, KB, Pojok Gizi, Klinik Sanitasi dan
Laboratorium.
3. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit bila perlu
4. Menerima rujukan dari kader posyandu
5. Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah, urine, feses, tes
kehamilan)
6. Penanganan dan rujukan kasus gawat darurat.
7. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH DAN REMAJA
Kegiatannya meliputi Trias UKS, yaitu
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pembinaan kader Tiwisada
b. Pembinaan guru UKS
c. Penyuluhan Kesehatan ( Kes. Gilut, DHF, NAPZA, dll )
d. Pertemuan TPUKS Kec.Kenjeran
e. Studi banding guru dan kader UKS ke sekolah yang berpretasi
f. Lomba kebersihan antar ruangan di Ponpes
2. Pelayanan Kesehatan
a. Penjaringan kesehatan pada murid klas I
b. Pemeriksaan kesehatan berkala 6 bulan sekali pada murid
klas II s/d VI
c. Imunisasi
d. Rujukan ke Puskesmas
3. Kesehatan Remaja