Anda di halaman 1dari 16

Nama : Siti Zubaidah

Nim : 041774011
Mata Kuliah : Teori organisasi
Pokok bahasan : teori organisasi, manajemen, perilaku organisasi, ukuran evektifitas
organisasi.
Tujuan : Mempersiapkan para mahasiswa untuk menguasai berbagai teori
mengenai organisasi, manajemen, perilaku organisasi, ukuran evektifitas organisasi.

1
Teori organisasi

A. Konsep-konsep dasar teori.


Perkembangan aktivitas pendidikan mengharuskan adanya teori yang
dapat memberikan penjelasan atas masalah-masalah yang dihadapi dalam
usaha meningkatkan efektifitas dan efesiensi pendidikan. Gejala-gejala yang
timbul dan sifatnya sangat kompleks dapat diterangkan dengan
menggunakan kerangka teori, sehingga dapat diramalkan akibat-akibat
pengambilan keputusan dalam pendidikan.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindsey (1970) berpendapat bahwa teori
adalah seperangkat konvensi yang diciptakan oleh ahli teori, terdiri dari suatu
gugus asumsi yang relevan yang secara sistematik berhubungan satu
sama lain. Suatu teori tidak dilihat dari benar salahnya, melainkan dilihat
apakah teori itu mempunyai kegunaan dalam meramalkan suatu kejadian
atau dapat menghasilkan konsep yang relevan yang dapat diverifikasikan.
Sedangkan menurut Donald J. Willower (1975) dalam Hoy and Miskel
dalam bukunya educational administraton; theory, research, and practice
mengemukakan bahwa yang dimaksud teori adalah a body of interrelated,
consistent generalization that serves to explain, yaitu bahwa teori merupakan
tubuh yang saling berinterelasi satu dengan yang lain dengan penjelasan
yang tetap konsisten. Dari definisi yang komprehensif dikemukakan oleh Fred
N. Kerlinger (1986) bahwa theory is a set of interrelated concepts,
assumptions, and generalization that sistematically describes and explains
regularities in behavior in educational organizations. Artinya bahwa teori
adalah satu set konsep yang saling berhubungan, asumsi, dan generalisasi
yang secara sistematis menguraikan dan menjelaskan keteraturan perilaku
pada organisasi bidang pendidikan. Definisi tersebut menyarankan tiga hal (1)
teori secara logika meliputi konsep, asumsi dan generalisasi; (2) fungsi teori
yang utama adalah untuk menguraikan, menjelaskan, dan memprediksi
keteraturan di dalam perilaku; (3) teori adalah keseluruhan yang
menstimulasi dan memandu pengembangan pengetahuan berkelanjutan.

B. Konsep-konsep dasar organisasi.


Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan
organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia,
yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota
organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu
kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas,
sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

2
Menurut Sutarto (1985) bahwa organisasi adalah sistem yang saling
berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut Herbert and Gullet bahwa yang dimaksud dengan
pengorganisasian merupakan proses yang mana struktur suatu organisasi
dibuat dan ditegakan. Proses ini meliputi ketentuan dari kegiatan-kegiatan
yang spesifik yang perlu untuk menyelesaikan semua sasaran organisasi,
pengelompokan kegiatan tersebut berkaitan dengan susunan yang logis, dan
tugas dari kelompok kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang
bertanggung jawab.
Barnard berpendapat bahwa organisasi adalah suatu sistem aktivitas
kooperatif antara dua orang atau lebih. Organisasi merupakan pengelompokan
orang-orang ke dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sedangkan pengorganisasian adalah aktivitas orang-orang dalam
mengelompokan, menyusun dan mengatur berbagai macam pekerjaan yang
perlu diselenggarakan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam (Henry Fayol,
1974). Organisasi merupakan penugasan orang-orang ke dalam fungsi
pekerjaan yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas kerjasama dalam
mencapai tujuan. Sedangkan pengorganisasian merupakan penyusunan dan
pengelompokan bermacam-macam pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan,
urutan sifat dan fungsi pekerjaan, waktu dan kecepatan (Griffin: 1959).

C. Konsep-konsep dasar teori organisasi.


Dari pengertian teori dan organisasi maka dapat dipahami bahwa definisi
teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama
organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan
berdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.
Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah
sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicaraan mekanisme kerjasama dua
orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari
kerjasama pada setiap individu. Hakekat kelompok dalam individu untuk
mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori
yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu dalam
proses kerjasama.

3
Teori Manajemen
Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna
mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.

Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah
sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu
manajemen secara tidak langsung setiap harinya.

Selain itu, manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya. Manajemen berarti sebagai
seni mengatur dan melaksanakan, berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Manajemen juga dapat
diartikan sebagai usaha perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya yang ada demi
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat
selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena terorganisir
secara baik. 

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

1. Mary Parker Follet, manajemen adalah seni dalam menyelesaikan tugas melalui
perantara. Dalam hal ini, manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seorang manager untuk mengarahkan bawahan atau orang lain dalam
menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya sebuah tujuan. 
2. George Robert Terry, yang mengartikan manajemen sebagai proses khas dari beberapa
tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Seluruh tindakan tersebut bertujuan mencapai target dengan memanfaatkan semua
sumber daya yang tersedia.
3. Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan, organisasi,
koordinasi, dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan
efisien. Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti
bahwa manajemen dilakukan secara cermat, terorganisir, dan tepat waktu.
4. Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam membangkitkan
orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak harus seseorang, keahlian manajemen
juga dapat dimiliki oleh organisasi maupun kelompok.
5. Hilman berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk mencapai suatu target
melalui perantara, serta melakukan pengawasan. Dengan begitu, tujuan dapat tercapai
bersama.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai ilmu manajemen tersebut, pengertian manajemen
tidak jauh dari usaha untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara mengelola dan mengawasi.

4
Perilaku Organisasi : Pengertian, Manfaat, dan Ruang Lingkup Perilaku
Organisasi
Pada dasarnya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang di dalamnya mempelajari
tentang bagaimana seseorang ataupun individu bisa bergerak dan berperilaku sesuai dengan
organisasi.

Termasuk di dalamnya mempelajari bagaimana mereka bisa berinteraksi satu sama lainnya dan
bagaimana mereka bisa bekerja dalam suatu struktur organisasi untuk bisa menyelesaikan
pekerjaan dan juga interaksi tersebut dengan lingkungan yang berada di luar organisasi.

Salah satu tujuan utama dilakukannya studi perilaku organisasi adalah agar bisa merevitalisasi
teori organisasi dan juga mengembangkan konseptualisasi kehidupan organisasi yang lebih
baik.

Sebagai bidang daripada multidisiplin, perilaku organisasi ini sudah dipengaruhi dengan
perkembangan pada sejumlah disiplin ilmu, termasuk di dalamnya psikologi, sosiologi, ekonomi,
teknik dan juga pengalaman dari para praktisi itu sendiri.

Studi tentang perilaku organisasi ini memiliki peranan yang penting untuk dipahami,
memprediksi, serta mengandalkan perilaku setiap SDM dalam suatu organisasi, sehingga
organisasi tersebut bisa berjalan secara efektif.

Pengertian Perilaku Organisasi menurut para ahli

Agar lebih memahami tentang perilaku organisasi, berikut ini kita akan bahas pengertian
perilaku organisasi berdasarkan para ahli yang ada di bidangnya.

1. Timothy A. Judge

Timothy menjelaskan bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki
dampak yang dipunyai oleh suatu individu, kelompok, dan juga struktur pada perilaku yang ada
di dalam suatu organisasi. Tujuan dari perilaku organisasi adalah untuk menerapkan ilmu
pengetahuan agar bisa meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

2. Thoha

Thoha menerangkan bahwa perilaku organisasi adalah suatu studi yang berhubungan dengan
berbagai aspek tingkah laku manusia di dalam organisasi ataupun kelompok tertentu.

3. Khaerul Umam

5
Menurut khaerul umam, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
dampak dari perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku organisasi agar bisa
menerapkan pengetahuan terkait tentang berbagai hal tersebut demi perbaikan efektivitas
suatu organisasi.

4. Syamsir Torang

Syamsir Torang berpendapat bahwa perilaku organisasi adalah tentang apa yang dilakukan oleh
mereka yang ada di dalam organisasi dan bagaimana perilaku mereka mampu memberikan
dampak pada performa organisasi tersebut.

Manfaat Perilaku Organisasi

Beberapa manfaat dari mempelajari perilaku organisasi adalah sebagai berikut ini:

 Perilaku Organisasi akan bertindak sebagai map untuk kehidupan anggota yang ada di
dalam organisasi.
 Melakukan penelitian yang sistematis dan berguna untuk memahami dan juga
memprediksi kehidupan organisasi tersebut.
 Perilaku organisasi akan membantu setiap individu dalam memahami perilaku mereka
sendiri dan juga orang lain yang berada di dalam organisasi, sehingga bisa meningkatkan
hubungan interpersonal antar setiap individu yang berada di dalam organisasi tersebut.
 Membantu setiap manajer untuk bisa memahami dan juga memengaruhi lingkungan
dan juga kejadian ataupun masalah yang ada pada organisasinya.
 Analisa perilaku organisasi juga akan sangat membantu mencegah adanya masalah
dalam organisasi.
 Memberikan motivasi dasar pada setiap manajer agar bisa memberikan pengarahan dan
mengontrol bawahannya secara lebih efektif.
 Perilaku organisasi juga berguna untuk menjaga setiap hubungan industrial perusahaan.
 Jika berbagai prinsip manajemen bisa diterapkan secara efektif di dalam organisasi,
maka akan sangat membantu dalam hal memberikan motivasi pada karyawan dan juga
mempertahankan mereka di dalam organisasi.

Elemen-elemen Perilaku Organisasi

Umumnya, terdapat 4 elemen penting yang mampu mempengaruhi perilaku organisasi. Empat
elemen yang mampu mempengaruhi organisasi adalah berasal dari internal organisasi dan
eksternal organisasi. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Manusia

Manusia adalah sistem sosial di dalam internal organisasi. Mereka terdiri dari individu ataupun
kelompok tertentu. Artinya, kelompok tersebut bisa dalam jumlah yang kecil atau besar,
informal atau formal, tidak resmi ataupun tidak resmi.

6
Pada dasarnya, kelompok manusia ini sifatnya dinamis, artinya mudah dibentuk, berubah, dan
juga bubar. Manusia yang membuat kelompok ini lalu akan mencoba berbagai cara agar bisa
mencapai tujuan dan sasaran yang sudah dibuatnya.

Sehingga, adanya organisasi akan membantu melayani setiap orang dan bukan orang yang ada
untuk melayani organisasi tersebut.

2. Struktur

Struktur adalah hubungan pada setiap orang yang terdapat di dalam suatu organisasi. Mereka
yang berada di dalam suatu organisasi tentu diberikan peran yang berbeda, dan mereka
mempunyai hubungan tertentu dengan yang lainnya.

Struktur ini kan mengarah pada pembagian kerja, sehingga setiap orang bisa melakukan tugas
ataupun pekerjaannya agar bisa mencapai tujuan organisasi. Seluruhnya akan saling berkaitan
agar bisa mencapai tujuan secara lebih terkoordinasi.

Sehingga, struktur organisasi ini akan berkaitan dengan kekuasaan dan juga tugas. Mereka yang
memiliki wewenang dan lainnya memiliki kewajiban untuk mematuhi wewenang tersebut.

3. Teknologi

Teknologi mampu menanamkan kondisi fisik dan juga ekonomi dimanapun orang bekerja. Sifat
dari teknologi ini akan sangat tergantung dari sifat organisasi dan juga akan turut
mempengaruhi pekerjaan ataupun kondisi kerja perusahaan. Sehingga, teknologi akan
membawa efektivitas dan juga memberikan batasan setiap orang dengan berbagai caranya.

4. Sistem Sosial

Sistem sosial ini akan menyediakan lingkungan eksternal tempat organisasi bergerak. Sistem
sosial ini akan memberikan pengaruh pada sikap orang, kondisi kerja dan yang paling penting
adalah mampu memberikan persaingan untuk sumber daya dan juga kekuasaan.

7
Pentingnya Efektivitas dalam Sebuah Organisasi

Efektivitas merupakan suatu pencapaian dari kegiatan sesuai dengan yang telah di
rencanakan. Suatu pekerjaan yang telah di lakukan oleh seseorang tentu bisa menunjang untuk
mencapai tujuan secara kelompok.

Hal tersebut dapat terjadi disebabkan setiap organisasi terbagi menjadi beberapa bagian atau
kelompok.

Di samping itu, pencapaian tujuan kelompok akan mendukung pencapaian suatu tujuan
organisasi secara keseluruhan.

Maka dari itu, efektivitas dalam sebuah organisasi dapat kita gambarkan sebagai berikut.

Efektivitas Organisasi

Berdasarkan gambar perspektif efektivitas di atas, maka dapat terlihat jelas hubungan di antara
ketiganya antara efektivitas inidividu, efektivitas kelompok dan efektivitas organisasi.

Efektivitas individu tentu akan mendukung efektivitas kelompok dan efektivitas kelompok akan
mendukung efektivitas organisasi.

Sehingga dengan begitu pencapaian tujuan organisasi bergantung kepada suatu efektivitas
kelompok. Demikian juga dengan efektivitas kelompok yang bergantung dengan efektivitas
individu.

Pengertian Efektivitas Organisasi

Suatu efektivitas organisasi berhubungan dengan pencapaian dari tujuan.

Pencapaian suatu tujuan sebagaimana yang di maksud di sini meliputi pencapaian tujuan secara
individu, tujuan secara berkelompok dan tujuan organisasi tersebut.

Maka dari itu, di dalam sebuah organisasi akan selalu di lakukan evaluasi terhadap pencapaian-
pencapaian tujuan yang tentu diawali dengan evaluasi terhadap pencapaian tujuan secara
individu atau efektivitas kerja setiap pegawai.

8
Definisi Efektivitas Organisasi Menurut Para Ahli

Adapun definisi dari para ahli mengenai efektivitas organisasi, yaitu;

 Gibson (1984:28) mendefinisikan efektivitas adalah latar belakang perilaku organisasi,


hubungan antara sifat produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, kesempurnaan
dan pengembangan.
 Emiten Ezioni (1982:54) menyatakan bahwa efektivitas organisasi dapat dinyatakan
sebagai tingkat keberhasilan organisasi yang berusaha mencapai tujuan.
 Komaruddin (1994: 294) menyebutkan efektivitas adalah suatu kondisi yang
menunjukkan bahwa kegiatan manajemen berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Liang G (2000: 24) menyatakan bahwa efektivitas adalah keadaan atau kemampuan
manusia untuk menyediakan penggunaan yang diinginkan.
 Soekarno K. (1986: 42) menjelaskan bahwa efektif adalah mencapai tujuan atau hasil
yang diinginkan, dan tidak ada hubungannya dengan tenaga, waktu, biaya, dan alat.
Artinya konsep efektivitas hanyalah hasil atau tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu
konsep efektivitas kinerja organisasi merupakan perwujudan tujuan atau hasil yang
dilaksanakan oleh setiap orang.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat dinyatakan bahwa efektivitas adalah konsep terpenting,
karena dapat menyebutkan secara garis besar keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan.

Selain itu, efektivitas juga dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian dari tujuan yang
sebelumnya ditetapkan.

Rumus Perhitungan Efektivitas

Dalam pengukuran efektivitas terdapat sebuah pendekatan yang umumnya digunakan.

Pendekatan ini hanya sebagai alat untuk memudahkan dalam menyimpulkan sejauh mana
pencapaian organisasi tersebut,

 Efektivitas = (Output Aktual / Output Target) ≥ 1

Note:

 Jika hasil perbandingan output aktual dengan output target < 1 maka efektivitas tidak
tercapai.
 Jika hasil perbandingan output aktual dengan output target ≥ 1 maka efektivitas
tercapai.

9
Kriteria dari Efektivitas Organisasi

Terdapat beberapa kriteria dari efektivitas organisasi yang tentunya berbeda dengan kriteria
dari efektivitas kelompok apalagi efektivitas individu.

Berikut kriteria tersendiri dari efektivitas organisasi.

 Kriteria jangka pendek: meliputi bidang produksi, efisiensi serta kepuasan


 Kriteria jangka menengah: dapat di lihat dari kemampuan dalam menyesuaikan diri
dengan perkembangan
 Kriteria jangka panjang: dapat dilihat dari kemampuannya dalam mempertahankan
kehidupan organisasi

Faktor Penentu dalam Efektivitas Organisasi

Pada kenyataannya, efektivitas organisasi dapat dipengaruhi oleh empat faktor yang ada pada
budaya organisasi yaitu:

 Keterlibatan atau involvement


 Adaptasi atau adaptation
 Misi atau mission
 Konsistensi consistency

1. Keterlibatan (Involvement)

Keterlibatan yang di maksudkan di sini, yaitu suatu perlakuan yang menjadikan staf merasa
diikutsertakan ke dalam kegiatan organisasi sehingga dapat membuat staf merasa lebih
bertanggung jawab lagi mengenai tindakan yang telah dan akan dilakukannya.

Definisi lainnya yaitu kebebasan atau independensi yang di miliki oleh tiap individu di dalam
mengutarakan pendapatnya.

Keterlibatan ini juga perlu dihargai kelompok maupun pimpinan dari suatu organisasi selama
berkaitan dengan ide dalam upaya memajukan serta mengembangkan organisasi ataupun
perusahaan.

Keterlibatan ini sendiri terdiri dari tiga indikator, yakni:

 Pemberdayaan (empowerment): proses memungkinkan staf agar bisa memiliki input


serta control atas pekerjaan mereka serta mampu secara terbuka untuk berbagi saran
serta ide mengenai pekerjaan mereka.

10
 Kerja Tim (Team Orientation): menunjukkan efektifnya kerja secara tim pada saat
memberikan kontribusi pada suatu organisasi yang di mana prosesnya yaitu usaha agar
dapat memecahkan suatu masalah serta meningkatkan inovasi anggotanya.
 Kemampuan Berkembang (Capability Development): kemampuan pada suatu organisasi
agar mampu meningkatkan kemampuan stafnya sehingga bisa berkompetisi serta
mencapai tujuan organisasi.

2. Adaptasi (Adaptation)

Merupakan kemampuan yang ada pada organisasi agar bisa menerjemahkan pengaruh dari
lingkungan terhadap organisasi.

Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam merespons perubahan yang terjadi pada
lingkungan eksternal dengan cara melakukan perubahan internal pada suatu organisasi.

Terdapat tiga indikator yaitu:

 Perubahan (Creating Change): kemampuan organisasi dalam melakukan pembaharuan


serta mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung.
 Berfokus Pelanggan (Customer Focus): kemampuan organisasi dalam memberikan
perhatian terhadap kepuasan pelanggan.
 Keadaan Organisasi (Organizational Learning): proses yang mendukung organisasi agar
bisa beradaptasi terhadap perubahan serta mampu bertumbuh ke arah yang lebih baik
lagi.

3. Misi (Mission)

Misi merupakan suatu bentuk dimensi dari budaya yang menunjukkan kepada tujuan utama
dari organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh serta fokus terhadap apa yang di
anggap penting oleh suatu organisasi.

Kemampuan agar dapat beradaptasi dapat kita lihat dari tiga indikator berikut ini.

 Strategi yang Terarah dan Juga Tetap (Strategic Direction and Intent): merupakan
rencana yang jelas mengenai tujuan organisasi serta dapat membuat anggota dari suatu
organisasi bisa memahami kontribusi serta fungsi masing-masing pada suatu organisasi.
 Tujuan dan Objektivitas (Goals and Objectivity): merupakan hasil yang diinginkan
dengan melalui usaha yang terarah serta dapat di ukur, ambisius namun harus tetap
realistis.
 Visi (Vision): merupakan pandangan bersama mengenai goals yang akan di capai
bersama pada suatu organisasi yang terdiri dari nilai serta pemikiran bersama yang
mampu dalam memberikan arahan bagi anggota organisasi.
11
4. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi merupakan tahap kesepakatan anggota pada suatu organisasi terhadap asumsi
dasar serta nilai inti dari suatu organisasi.

Terdapat tiga indikator yang ada pada konsistensi yaitu:

 Nilai Inti (Core Value): merupakan pedoman permanen mengenai sesuatu yang tepat
maupun tidak yang mengarah pada tindakan serta perilaku staf dalam mencapai tujuan
suatu organisasi.
 Kesepakatan (Agreement): proses pada saat staf di dalam suatu organisasi dapat
mencapai kesamaan pendapat tentang permasalahan yang terjadi.
 Koordinasi dan Integrasi (Coordination and Integration): berbagai fungsi serta unit yang
ada pada organisasi yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi tanpa harus
menunggu hak masing-masing.

Cara Mengukur Efektivitas Organisasi

Setelah kita mengetahui pengertian dari efektivitas organisasi, selanjutnya kita pelajari lebih
lanjut mengenai cara mengukurnya menurut para ahli, di antaranya:

 Menurut Sterss

Sterss mengungkapkan bahwa ada lima kriteria yang digunakan untuk mengukur efektivitas
organisasi, yaitu:

1. Produktivitas

Ketika sebuah perusahaan mampu untuk menghasilkan sesuatu untuk perusahaan dalam
jumlah yang besar atau memberikan manfaat bagi perusahaan, yang tentunya menghasilkan
keuntungan besar untuk perusahaan.

2. Kemampuan Adaptasi atau Fleksibilitas

Setiap unsur dalam perusahaan seperti CEO, manajer, supervisor hingga karyawan dapat
beradaptasi dengan baik. Dengan begitu, seluruh unsur dalam perusahaan akan bekerja secara
flexibel.

12
3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja akan menandakan bahwa individu sudah berhasil mencapai target yang
diberikan oleh perusahaan.

Otomatis dengan begitu perusahaan sukses mencapai tujuan.

Walaupun perusahaan sudah mencapai tujuan sebaiknya terus membuat target tujuan baru,
meningkatkan kualitas dan kuantitas demi keberhasilan perusahaan.

4. Mampu Mendapatkan Laba

Perusahaan yang mampu untuk menghasilkan laba yang banyak dapat menjadi tolak ukur
dalam efektivitas organisasi.

Ketika perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar, itu artinya perusahaan dapat
memproduksi dan menjual barang atau jasanya dengan baik di tengah kompetitor yang kuat.

5. Pencarian Sumber Daya

Sebuah perusahaan harus cermat dalam mencari sumber daya yang berkualitas. Dengan
memiliki sumber daya yang bagus akan berpengaruh kepada keefektifan dan produk yang
dihasilkan.

 Menurut Sharma

Sharma menyatakan ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam mengukur efektivitas
organisasi, yaitu:

1. Adaptasi

Kemampuan karyawan dalam beradaptasi dalam perubahan di dalam dan di luar organisasi itu
penting.

Jika karyawan yang mudah beradaptasi akan lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Tidak Adanya Konflik

Tidak adanya konflik mengartikan bahwa tidak terjadinya ketegangan dalam sebuah
perusahaan atau organisasi.

13
Selain itu, juga dapat mengartikan tidak terjadinya hambatan yang berasal dari konflik di antara
pengisi struktur organisasi.

 Menurut Gibson

Gibson menyebutkan bahwa efektivitas organisasi dapat diukur dengan beberapa hal, di
antaranya:

1. Kejelasan Tujuan yang Ingin Dicapai

Dengan mengetahui tujuan dan rencana yang jelas dapat mempermudah untuk perusahaan
mencapai kesuksesan bersama.

Perusahaan sendiri harus memiliki goals atau target yang bisa di-setting berdasarkan minggu,
bulan, hingga tahun.

Sebaiknya perusahaan juga rutin melakukan evaluasi agar dapat melihat apakah target yang
diberikan sudah tercapai atau belum.

Perusahaan juga bisa mengubah strategi ketika sudah melakukan evaluasi.

Dengan menggunakan strategi yang baru diharapkan dapat membantu untuk mencapai target
perusahaan yang lebih baik.

2. Memiliki Rencana Matang

Ketika kita merencanakan sesuatu, alangkah baiknya apa yang sudah direncanakan tersebut
harus jelas, terstruktur, dan terukur. Mengapa?

Sebab, jika rencana tidak ada kejelasan akan bingung bagaimana cara menjalaninya.

Terstruktur artinya segala yang dilakukan secara step by step agar meminimalisir kesalahan
yang tidak diinginkan.

Terukur juga memiliki arti bahwa rencana yang dijalankan akan sesuai dengan sumber daya
yang tersedia.

Seperti misalnya akan memproduksi sebanyak 1000 produk harus dikerjakan oleh 100
karyawan, artinya HR harus menyediakan karyawan sebanyak 100 agar produksi dapat
terpenuhi.

14
3. Penyusunan Program Tepat

Dalam pembuatan program kerja sebuah perusahaan, harus memiliki penyusunan program
yang tepat.

Mengapa hal tersebut perlu dilakukan?

Agar program yang dijalankan berjalan sesuai dengan harapan.

Sebaiknya pekerjaan yang paling mendekati tenggat waktu didahulukan lalu dilanjutkan dengan
program yang tidak terlalu mendesak.

4. Sarana dan prasarana yang Tersedia

Sarana dan prasarana yang bagus tentunya akan menunjang kinerja karyawan. Seperti
contohnya saja fasilitas internet yang lancar.

Dengan fasilitas internet yang lancar pastinya akan mempercepat dan mempermudah
pekerjaan apalagi jika pada perusahaan digital.

5. Sistem Pengawasan dan Pengendalian yang Bersifat Mendidik

Walaupun prosedur sudah sesuai, kinerja karyawan sebaiknya diawasi dengan baik. Jika terjadi
kesalahan terjadi pada karyawan sebagai seorang pemimpin harus mendidik karyawan dengan
baik.

15
Daftar Pustaka :
https://www.cermati.com/artikel/manajemen-pengertian-manajemen-fungsi-dan-jenis-
keilmuan-yang-harus-kamu-tahu

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197907122005011-
NURDIN/HAND_OUT_TEORI_ORGANISASI.pdf

https://zahiraccounting.com/id/blog/faktor-efektivitas-organisasi/

16

Anda mungkin juga menyukai