Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU KEORGANISASIAN

1.         PENGERTIAN PERILAKU KEORGANISASIAN


                    Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang
interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku,
struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk
mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan
Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan
manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.
Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan
perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang
komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku
keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan
pada semua situasi.

2.        KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI

      Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam.


organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai
individu dan organisasi.
 Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi,bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
  Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan.
Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses
tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3.    Pendekatan Perilaku Keorganisasian


    Pendekatan Antardisiplin, perpaduan banyak disiplin
Pendekatan Sumber Daya Manusia (Suportif), dukungan pertumbuhan atau     
perkembangan pegawai untuk mencapai keefektifan
Pendekata Kontingensi, peluang adanya perilaku yang berbeda-beda
yangdiperlukan oleh berbagai lingkungan yang berlainan untuk mencapai keefektifan
 Pendekatan Produktivitas, rasio yang membandingkan berberbagai unit keluaran
dengan unit masukan
  Pendekatan Sistem, interaksi semua bagian organisasi dalam hubungan yang rumit

    4.   TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI


      Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
      Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
      Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.

5.        Ciri-Ciri Organisasi
  Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
  Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan  
  (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
  Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran,
  tenaga, dan lain-lain,
  Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
  Adanya tujuan yang ingin dicapai.
6.        Pengertian Organisasi Dan Manajer
          Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasi secara sadar,terdiri atas dua orang
atau lebih dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus guna mencapai satu atau
serangkaian tujuan bersama. Sedangkan manajer (manager) adalah menyelesaikan tugas
melalui  individu lain.

     7.  Fungsi Manajemen
     
          Pada awal abad ke-21 seorang indutrialis prancis bernama Henri Fayol
menulis bahwa semua manajer melakukan lima fungsi manajemen
yaitu  merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalika. Dan sekarang telah menyingkatnya menjadi empat yaitu:
perencanaan,   pengorganisasian,kepemimpinan , dan pengendalian. Fungsi
perencanaan (planning) adalah proses yang meliputi pendefisinian tujuan suatu
organisasi, penentuan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut dan
pengembangan serangkaian rencana komprehensif untuk menggabung dan
mengoordinasi berbagai aktivitas.fungsi pengorganisasian (organizing) adalah
proses yang meliputi penentuan tugas yang harus dikerjakan,siapa yang
mengerjakan tugas tersebut,bagaimana tugas tersebut dikelompokkan,siapa
melapor kepada siapa, dan di mana keputusan-keputusan dibuat. Fungsi
kepemimpinan (leading) adalah proses yang mencakup pemberian motivasi
karyawan, pengaturan orang,pemilihan saluran komunikasi yang paling efetif,dan
penyelesaian konflik. Fungsi pengenddalian (controlling) adalah memantau aktivitas
untuk memastikan aktivitas tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan
dan membetulkan penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.

Peran manajemen
Menurut Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa manajer melakukan epuluh peran
atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling berkaitan erat. Kesepuluh peranan
ini bias dikelompokkan sebagai berikut :
1.    Peran Antapersonal
Semua manajer diharuskan melakukan tugas tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis.sebagai
contoh ketika rektor perguruan tinggi memberikan ijazah sarjana pada acara wisuda atau seorang
pengawas pabrik menjadi pemandu pabrik untuk sekelompok murid sekolah menengah ia berperan
sebagai tokoh utama.
2.    Peran informasional
Semua manajer sampai pada tingkat tertentu mengumpulkan informasi dari organisasi – organisasi
dan institusi luar. Biasanya mereka mendapatkan informasi dengan membaca majalah dan
berkomunikasi dengan individu lain untuk mempelajari perubahan selera masyarakat,apa yang
mungkin direncanakan oleh para pesaing mintzberg menyebut hal ini sebagai peran pemantau..
3.    Peran pengambilan keputusan
Mintzberg mengidentifikasikan empat peran terkait pengambilan keputusan. Dalam peran
kewirausahaan,para manajer memulai dan mengawasi proyek-proyek baru yang akan meningkatkan
kinerja organisasi mereka.
  
8.   Memasuki Perilaku Organisasi
         Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu,kelompok,dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu
pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Apakah yang diajarkan
pada perilaku organisasi?PO mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi yaitu
individu,kelompok,dan struktur.selain itu,PO menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang
individu,kelompok dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi bekerja
secara lebih efektif.

9.  Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi
dari sejumlah bidang yang diberikan kontribusi dan sejumlah bidang yang berkaitan dengan
perilaku. Bidang bidang yang utama adalah psikologi dan psikologi sosial,sosiologi,dan antropologi.
A.    Psikologi
Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,menjelaskan,dan
terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.
B. Psikologi sosial ( social psychology) adalah bidang dalam psikologi yang memadukan konsep dari
psikologi dan sosiologi serta berfokus pada pengaruh seseorang terhadap orang lainnya.
C.     Sosiologi
Sosiologi (sociology) mempelajari studi tentang manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial
dan kultur manusia.
D.    Antropologi
Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas
– aktivitas manusia 

Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.

Menurut Larry L. Cummings (Thoha, 2005), perbedaan dari perilaku organisasi


dengan disiplin ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku adalah
sebagai berikut:

1. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara


lain: psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat
psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasi konstruksi penjelasannya
berasal dari multi disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut
menjelskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.
2. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan
pada dua perbedaan antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas.
Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku
individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu
pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses,
dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.
3. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources
adalah, bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep,
sedangkan personnel dan human resources (P&HR) menekankan pada
teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah
laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada
keduanya. P&HR nampaknya berada pada permukaan antara organisasi dan
individu dengan menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem
pengangkatan, pengembangan, dan motivasi dari individu-individu di dalam
suatu organisasi.

Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi yang
menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan
manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:

1. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi


manajerial otoritas. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap
ketaatan dan ketergantungan pada bos. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi
adalah subsisten. Hasil kinerja minimal.
2. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan
orientasi manajerial uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada
keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan
karyawan yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama
pasif.
3. Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi
manajerial dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap
prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
status dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.
4. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi
manajerial kerja sama tim. Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke
arah perilaku yang bertanggung jawab dan disiplin diri. Kebutuhan
karyawan yang terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah
antusiasme moderat.

Indik (Soedijanto, 1980) menyatakan bahwa untuk menganalisis suatu organisasi


sebagai suatu sistem sosial dapat dilakukan dengan menganalisis komponen: (1) 
taksonomi (sistem) organisasi; (2)  struktur organisasi;  (3) proses organisasi; dan
(4) individu yang terlibat dalam organisasi. Menurut Ginting (Rosa, 2001), agar
organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat bergerak dinamis maka diperlukan
aspek kepemimpinan yang berkaitan dengan keempat komponen lainnya.
Komponen kepemimpinan memiliki peranan yang lebih spesifik dan menjadi lebih
kompleks apabila organisasi menjadi lebih formal. Seluruh komponen organisasi,
yaitu kepemimpinan dan empat komponen lainnya saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan organisasi dan terdiri atas beberapa variabel yang dapat
mempengaruhi tingkat dinamika organisasi.

ENGERTIAN PERILAKU
KEORGANISASIAN
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang
interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang
prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh
manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga
membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara
organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan
dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak
abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali
menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya
bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang
berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.

TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI


Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat
dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan
organisasi.
a.       pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis
dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam
suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap,
kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang mempengaruhinya
dalam berperilaku.
b.      Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh
dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai
yang dianut oleh kelompok.
c.       Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek
struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa
pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi.
Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan
keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat
pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas,
karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk
rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi
efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas
tinggi, persaingan yangbersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup
dll.

 KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI


a.       Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu
dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai
individu dan organisasi.
b.      Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam
organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana
pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku
individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
c.       Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara
anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan,
proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama
dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses tersebut
dapat berjalan secara efektif dan efisien.

SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU


ORGANISASI
Beberapa bidang ilmu yang ikut memberikan kontribusi dalam perkembangan
Ilmu Perilaku Organisasi adalah: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Ilmu
Politik, dan Sejarah.

TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI


1)      Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
2)      Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
3)      Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.

 ORIENTASI SITUASIONAL PERILAKU ORGANISASI


Sumbangan yang penting dari para manajer dan ilmuwan dalam bidang perilaku
organisasi adalah munculnya konsep yang dikenal dengan nama pendekatan
kontingensi dan pendekatan situasional. Pendekatan ini diarahkan kepada
pengembangan pada tingkat manajer.Yang paling sesuai dengan situasi tertentu
dan karakteristik dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Referensi  : sumber dari sanzo.maharu@gmail.com

Organisasi
Pendelegasian kekuasaan
Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan sehingga
dapat berjalan efektif. Ke empat hal tersebuit adalah:
Dengan demikian pendelegasian kekuasaan mempunyai manfaat ganda
diantaranya adalah:
Pendelegasian wewenang mempunyai tiga aspek yaitu menunjuk tugas-tugas
tertentu untuk dikerjakan para bawahan, memberi izin kepada bawahan untuk
mengambil kebijakan untuk pelaksanaan tugas yang didelegasikan dan
menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab bagi yang mendelegasikan.
Pendelegasian wewenang itu harus jelas yaitu tugas apa yang didelegasikan
siapa yang harus mengerjakan dan sebagainya. Supaya tidak menimbulkan
keragu-raguan maka pendelegasian wewenang tersebut perlu tertulis. Dalam
prakteknya ada batasan-batasan dalam pendelegasian wewenang antara lain
batasan peraturan undang-undang, yang harus diperhatikan setiap
mendelegasikan wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini tanggung jawab
tidak boleh didelegasikan, harus dihindari subordinasi rangkap, wewenang yang
diberikan seimbang dengan pertanggungjawaban yang diminta.
Bidang yang dapat didelegasikan kepada bawahan ialah sebagian bidang
perencanaan, sebagian besar bidang pelaksanaan, sedangkan bidang
pengawasan tidak dapat didelegasikan karena merupakan tanggung jawab yang
memberikan. Hambatan dalam pendelegasian wewenang ini bermacam-macam
ada yang datang dari pihak atasan dan ada yang datang dari pihak bawahan.
Semuanya itu dapat diatasi antara lain dengan melalui pendidikan dan latihan
terutama mengubah sikap dan tingkah laku seseorang.

Rentang pengawasan/pengendalian manajemen


Bertambah tinggi kedudukan seseorang di dalam hierarki organisasi maka
semakin banyak dibebani dengan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran.
Tugas-tugas yang menghendaki pemikiran tersebut antara lain ialah tugas
perencanaan dan pengambilan keputusan yang harus ditanganinya sendiri dan
menjadi tanggung jawabnya. Di samping itu, seorang pejabat tidak akan
terlepas pula dari tugas pengendalian dan pengawasan yaitu mengendalikan dan
mengawasi serta mengkoordinasikan tugas-tugas para bawahannya.
Berhubungan dengan kesibukan yang banyak menyita waktu di bidang tugas-
tugas di luar pengendalian dan pengawasan maka seorang pejabat sering tidak
dapat sepenuhnya memperhatikan bidang pengendalian ini sehingga terjadilah
penyimpangan-penyimpangan dari sasaran yang hendak dicapai. Masalah ini
tidak dapat dibiarkan dan harus dipecahkan.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas maka perlu ditetapkan berapa
orang bawahan yang setepat-tepatnya dapat diawasi oleh seorang atasan.
Masalah inilah yang dipecahkan dalam rentangan pengendalian (pengawasan).
Apakah rentang pengawasan itu akan dibikin luas atau sempit maka hal ini
sangat tergantung kepada kondisi dan situasi organisasi. Dalam hal ini ada
beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam menyusun rentang
pengawasan ini. Yang jelas semakin sempit rentangan pengawasan maka
semakin tinggi hierarki organisasi dan semakin meningkat jumlah pengawas.
Organisasi yang terlalu tinggi hierarkinya cenderung tidak lentur, komunikasi
tidak lancar, biaya besar, urusan berbelit-belit, akhirnya dapat menimbulkan
frustrasi dan bahkan menurunkan semangat kerja pegawai. Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya tingkat organisasi itu cukup tiga saja karena
komunikasi dapat ditelusuri dengan mudah yaitu satu tingkat ke atas dan satu
tingkat ke bawah. Oleh sebab itu, rentang pengawasannya harus disesuaikan
dengan tingkat organisasi. Sedangkan untuk meringankan beban pengawasan
seorang atasan dapat dilakukan berbagai-bagai cara antara lain yaitu dengan
mengangkat staf pengawas, mendidik dan melatih keterampilan bawahan
sehingga menjadi terampil dan dapat bekerja sendiri sehingga hubungan atasan
dan bawahan akhirnya terbatas kepada yang benar-benar diperlukan.
Kalau rentang pengawasan telah ditetapkan dan tugas-tugas organisasi telah
terkelompok-kelompok ke dalam kesatuan atau unit-unit yang bersifat
spesialisasi maka dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan
diperlukan adanya koordinasi yaitu untuk menyelaraskan tindakan,
menyerempetkan waktu masing-masing unit supaya menyatu ke arah
pencapaian tujuan. Dengan adanya koordinasi maka unit-unit organisasi tidak
dibiarkan berjalan sendiri-sendiri, tetapi diarahkan pada tujuan organisasi secara
keseluruhan. Koordinasi itu bermacam-macam dan pada umumnya dapat
dibedakan antara koordinasi vertikal dan koordinasi lateral atau horizontal.
Hakekat Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok orang
dalam suatu wadah unt tujuan bersama.

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang
ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.[1]
Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational
studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi
(organization analysis).

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok
sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.[1] Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek


seperti penyatuan visi dan misi  serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarkat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan


yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur
hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di
dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota,
orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan
kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang
akan menyempurnakan organisasi”
(Nancy Dixon, 1994)

“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan


kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di
mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi
kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus
belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama” (Peter Senge,
1990)

”Organisasi belajar adalah organisasi yang mampu melaksanakan proses


transformasi pengetahuan secara siklikal-berkelanjutan, dari pengetahuan
pekerja sebagai hasil belajar mandiri menjadi pengetahuan organisasi sebagai
hasil belajar organisasional, untuk menumbuh kembangkan modal organisasi”.
(diana siregar, ITB)
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan
dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut
atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem


perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan
wadah saja.”
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu.

James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human,


association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system


kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi
yang sama.

Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah


sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection
people, arranged into groups, working together to achieve some common
objectives).

Sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindak secara
bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Burky dan Perry,
1998).

Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing


together of interdependent part to form a unified whole through which authority,
coordination and control may be exercised to achive a given purpose”
(organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang
saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditentukan).

Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang


mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk


mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki
otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein
meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan
bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi
adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yang teratur.

Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :


1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan,
teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam
berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan
sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua
usaha.

Organisasi Belajar adalah organisasi dimana sekumpulan orang secara


berkelanjutan mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat hasil yang
benar-benar mereka inginkan, dimana pola pikir yang baru dan telah diperluas
kemudian dipelihara, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana semua
orang secara berkelanjutan belajar untuk melihat secara keseluruhan bersama-
sama (Peter Senge).

Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :


1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan,
teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam
berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan
sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua
usaha.

Daniel E. Griffths (1959)


Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang
berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah
tugas dapat diselesaikan.

Dengan demikian diantara ketiga macam pandangan tentang pengertian


organisasi, pandangan yang tepat adalah yang menganggap organisasi sebagai
suatu sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem sosial. Guna memudahkan
penangkapan pengertian, dapatlah kiranya disusun suatu definisi organisasi
secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sebagai berikut :

“ Organisasi adalah suatu sistem yang saling mempengaruhi antar orang dalam
kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu “.

Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian
hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengertian Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja
dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur
organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran
perintah dan penyampaian laporan.

Dasar Tipologi Organisasi


Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan
dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi
atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak
berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan
emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas
wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.

Organisasi Formal dan Organisasi Informal


Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya
organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan
pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal)
itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki
persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol,
karakteristik dan sebagainya.
Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering
kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi
oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal
itu memiliki beberapa sifat, yaitu:

Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi


birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau
sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa
pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.
Tujuan Organisasi
Tujuan merupakan suatu hal yang penting bagi semua pihak di dalam
organisasi, baik pihak dalam maupun pihak luar organisasi. Pihak dalam
organisasi ialah para karyawan sedangkan pihak luar organisasi ialah
masyarakat pada umumnya. Bagi pihak dalam, tujuan organisasi berfungsi
sebagai pedoman terhadap mana seluruh kegiatan mereka diarahkan. Bagi pihak
luar, tujuan organisasi itu perlu disebarluaskan supaya masyarakat mendukung
atau sekurang-kurangnya bersimpati terhadap organisasi.

Topologi kepemimpinan
Ada empat kelompok tipologi kepemimpinan yang disusun berdasar gaya
kepemimpinan, yaitu tipologi Blake - Mouton, tipologi Reddin, tipologi Bradford -
Cohen, dan tipologi Leavitt. Menurut Blake - Mouton tipe pemimpin dapat dibagi
ke dalam tipe:

Kemudian Reddin melakukan pengembangan lanjut atas tipologi ini, dan


menemukan tipe pemimpin sebagai berikut: deserter, missionary, compromiser,
bureaucrat, benevolent autocrat, developer, dan executive. Sementara Bradford
dan Cohen membagi tipe pemimpin menjadi: technician, conductor, dan
developer. Tipologi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Leavitt membagi
tipe pemimpin menjadi: pathfinders, problem solvers, dan implementers.

Factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan


Hasil studi Tannenbaum dan Schmid sebagaimana dikutip Kadarman, et.al.
(1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan
dipengaruhi oleh :
1. Diri Pemimpin.
Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin
sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang dipilihnya.
2. Ciri Atasan.
Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi
kepemimpinan manajer.
3. Ciri Bawahan.
Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas
kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat
menentukan pula caramanajer menentukan gaya kepemimpinannya.
4. Persyaratan Tugas.
Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan manajer.
5. Iklim Organisasi dan Kebijakan.
Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya
kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
6. Perilaku dan Haapan Rekan.
Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala
pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi
efektivitas hasil kerja manajer.
Organisasi sebagai sebuah sistem

Definisi sederhana dari organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan
yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain – lain.
Tujuan disini dapat di definisikan sebagai output, dan untuk menjadi output di perlukan input.
Input dapat berupa raw material, sumber daya manusia, uang, informasi dan lain – lain. Sistem
sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Di dalam organisasi terjadi konversi dari input menjadi output dan di perlukan banyak
proses yang saling berhubungan dari fungsi-fungsi struktural yang ada sebagai contoh RND,
Produksi, Accounting, Marketing, IT dan lain -lain. Proses berjalan sampai menjadi output dan
akan di dapat data yang di hasilkan selama berjalan. Diharapkan data dapat diolah menjadi
informasi dan di kembalikan kembali ke setiap fungsi departemen dimana akan di gunakan untuk
mengukur kinerja, kontrol dan untuk pendukung dari pengambilan keputusan. Ratusan atau ribuan
proses ini saling berhubungan dan bekerja sama dapat kita namakan dengan istilah business
process. Business process akan berkembang terus sejalan dengan berkembangnya organisasi.

Organisasi bukan sekedar shared vision, strategy, structure, system, style, staff and
skills. Organisasi bisa dilihat sebagai sistem sosial, ini cara paling pas melihat organisasi dari
perspektif lebih lebar. Inilah cara menterjemahkan “patterns” dan “events”. Pada masa lalu, kita
melihat organisasi hanya fokus pada bagian-bagian tertentu. Bila sebuah departemen bekerja
bagus sendiri dan tak terkoneksi dengan departemen lainnya, akibatnya organisasi akan
menderita.

Saat ini, banyak manajer mengakui begitu banyaknya bagian dalam organisasi, khususnya
keterkaitan antar bagian seperti koordinasi antara pusat dan daerah, mandor dan buruh dan lain-
lain. Para manajer saat ini lebih peduli pada apa yang bekerja di dalam organisasi dan feedback.
Jadi, bila ada persoalan dalam organisasi, manajer tidak serta merta fokus pada persoalan yang
dilaporkan, melainkan melihat pola keterkaitan yang lebih besar. Manajer lebih fokus pada hasil
yang ingin dicapai organisasi. Caranya, manajer lebih fokus pada struktur yang bisa menciptakan
perilaku yang mempengaruhi tindakan — dibandingkan reaktif pada tindakan-tindakan yang selalu
berulang sejak masa lalu.

 Teori Sistem dan Berfikir Sistem

Salah satu terobosan penting dalam melihat dunia yang kompleks adalah teori sistem.
Aplikasi teori ini dikenal sebagai analisis sistem. Salah satu alat bantu analisis sistem adalah
berfikir sistem. Secara awam, berfikir sistem adalah sebuah cara membantu seseorang melihat
dunia — termasuk organisasi — dari perspektif yang luas termasuk struktur, pola dan tindakan
dibandingkan melihat tindakan secara khusus. Cara pandang yang luas membantu menemukenali
isu-isu yang mendasar dan tahu cara paling jitu mengatasinya.

 Karakter Sistem

Perilaku keseluruhan sistem bergantung pada keseluruhan struktur bukan penjumlahan


dari bagian-bagiannya. Struktur menentukan perilaku yang bermacam-macam, dan pada gilirannya
menentukan berbagai kegiatan. Kerapkali, kita hanya melihat dan menanggapi tindakan-tindakan.
Inilah tindakan-tindakan yang reaksioner. Kita lupa pada skema-skema yang lebih besar.

Seringkali di dalam organisasi, kita berfikir bisa memecah belah sistem dan hanya
merespon bagian-bagian di dalam sistem atau memilah bagian-bagian dari sebuah topik. Teori
sistem mengingatkan kita bila Anda mencincang sebuah gajah, maka Anda tak mendapatkan
segerombolan gajah-gajah kecil.

Sistem memiliki batas maksimum. Bila kita mencoba menciptakan sistem yang lebih besar,
maka sistem itu akan memecah diri untuk mencapai kestabilan baru. Terlalu sering di dalam
organisasi, kita selalu mencoba tumbuh dan membesar — sampai batas sistemnya. Pada titik ini,
kita lagi-lagi hanya melihat tindakan, bukan perilaku, kebiasaan atau struktur yang
mempengaruhinya. Jadi kita hanya berfikir jangka pendek dan selalu menciptakan problem baru.

Ciri sistem yang lain yaitu sistem cenderung mencari keseimbangan di lingkungannya.
Sistem yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, cenderung cepat mencapai batasnya
seperti feedback dari client atau pelanggan.

Relasi sirkular hidup antara keseluruhan sistem dan bagian-bagiannya. Coba perhatikan
sebuah organisasi biasanya selalu mengalami problem yang sama dan terus berulang. Problem
senantiasa melingkar di dalam organisasi. Dan pada gilirannya, anggota organisasi bisa menemu-
kenali pola berulang tapi tidak bisa menemukan si siklusnya sendiri. Bila kita bisa menemukan
siklus dan sirkularnya, kita bisa melakukan intervensi yang sistemik.

ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa pengertian organisasi adalah suatu kelompok orang
yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang,
pengetahuan dan lain – lain. Sedangkan pengertian dari sosial adalah manusia yang berkaitan
dengan masyarakat dan para anggotanya(dikutip dari W3dictionary). Dengan demikian system
sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat dianggap sebagai sistem yang disusun oleh
karakteristik dari suatu pola hubungan dimana sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan
keinginannya.

Beberapa hal yang menggambarkan organisasi sebagai system social antara lain dengan adanya
organisasi social dan organisasi social. Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan
pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi.

Dengan demikian dalam kaitannya dengan organisasi sebagai sistem sosial maka kajian perilaku
organisasi mencakup berbagai aspek seperti : publik, bisnis, sosial dll. Sebagai contoh PSSI
(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai organisasi yang bergerak dibidang olahraga
sepakbola tidak hanya terpaku pada satu aspek kajian yaitu sepakbola. Bidang – bidang lain juga
harus dikaji untuk memajukan organisasi dan mencapai tujuannya memajukan sepakbola
Indonesia. Aspek yang dikaji antara lain aspek bisnis, publik dll. Mungkin anda bertanya,”Apa
kaitan sepakbola dengan bisnis?”. Pada Zaman sekarang ini olahraga khususnya sepakbola memiliki
kaitan dengan aspek bisnis contohnya hak siar televise, iklan sponsor yang dapat menghasilkan
income. Kemudian apa hubungannya dengan social? Dalam aspek bisnis, masyarakat merupakan
pasar. Sedangkan dalam bidang olahraga masyarakat adalah factor pendukung dimana masyarakat
itu sendiri adalah bagian dari social.

Berdasarkan contoh di atas, kita tahu bahwa hampir semua pekerjaan dilakukan dalam lingkup
sosial. Begitupula dengan organisasi, organisasi akan berjalan dengan baik jika diaturr dengan
sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat bekerja sesuai pakem yang telah
diatur dalam suatu sistem. Cakupan social yang dimaksud adalah pekerjaan, komunikasi serta
koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan bersama.

Faktor faktor Organisasi antara lain(menurut John Willey)


- Manusia
- Teknologi yang digunakan
- Tugas/ kerja
- Budaya organisasi

Manusia merupakan salah satu factor penting dalam organisasi. Manusia itu sendiri merupakan
makhluk social. Dan dalam organisasi manusia bekerja tidak sendiri, maka manusia melakukan
komunikasi serta koordinasi dalam bekerja. Dengan demikian aspek social tidak dapat dipisahkan
dari organisasi. Dan dapat dikatakan juda bahwa Sistem social itu juga merupakan organisasi dan
sebaliknya.

i membantu untuk memikirkan organisasi sebagai sistem. Sederhananya, sebuah sistem


adalah sebuah koleksi terorganisir dari bagian-bagian yang sangat terintegrasi untuk
mencapai tujuan secara keseluruhan. Sistem ini memiliki berbagai masukan yang diolah
untuk menghasilkan output tertentu, yang bersama-sama, mencapai tujuan keseluruhan yang
diinginkan oleh organisasi. Ada umpan balik antara berbagai bagian ini untuk memastikan
mereka tetap selaras untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi. Ada beberapa kelas
sistem, mulai dari yang sederhana kerangka sangat sampai ke sistem sosial, mana yang paling
kompleks. Organisasi, tentu saja, sistem sosial.

Sistem memiliki input, proses, output dan hasil. Untuk menjelaskan, input kepada sistem
termasuk sumber daya seperti bahan baku, uang teknologi dan orang. Ini masukan
melaluiproses di mana mereka selaras, pindah bersama dan dikoordinasikan dengan hati-hati,
akhirnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk sistem. Output adalah hasil yang
nyata dihasilkan oleh proses dalam sistem, seperti produk atau jasa bagi konsumen. Jenis lain
hasil adalah hasil, atau manfaat bagi konsumen, misalnya, pekerjaan bagi pekerja,
meningkatkan kualitas hidup untuk pelanggan, dll Sistem bisa menjadi seluruh organisasi,
atau perusahaan departemen, kelompok, proses, dll

Komentar berasal dari, misalnya, karyawan yang melakukan proses dalam, pelanggan


organisasi / klien menggunakan produk dan jasa, dll Komentar juga datang dari lingkungan
yang lebih besar dari organisasi, misalnya, pengaruh dari pemerintah, masyarakat, ekonomi,
dan teknologi.

Setiap organisasi memiliki berbagai subsistem, juga. Setiap subsistem memiliki batas-batas
sendiri macam, dan termasuk berbagai masukan, proses, keluaran dan hasil diarahkan untuk
mencapai tujuan keseluruhan subsistem tersebut. Contoh umum adalah subsistem
departemen, program, proyek, tim, proses untuk menghasilkan produk atau jasa, dll.
Organisasi terdiri dari orang - yang juga sistem sistem sistem - dan terus begitu. Subsistem
diatur dalam hirarki yang diperlukan untuk mencapai tujuan keseluruhan dari sistem secara
keseluruhan.

Sistem organisasi ditentukan oleh, misalnya, dokumen hukum (anggaran dasar, oleh hukum,
peran petugas, dll), misi, tujuan dan strategi, kebijakan dan prosedur, manual operasi, dll.
Organisasi ini digambarkan oleh organisasi grafik, deskripsi kerja, materi pemasaran,
dll. Sistem organisasi ini juga dipelihara atau dikendalikan oleh kebijakan dan prosedur,
anggaran, manajemen sistem informasi, sistem manajemen mutu, kinerja sistem review, dll.

Anda mungkin juga menyukai