Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PUTRI NURMAWADDAH RAHMADANI

NIM :2010090811029

PERILAKU ORGANISASI

A. Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana


seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).

Robbins (2005) mengemukakan bahwa perilaku organisasi adalah cara berfikir


yang meneliti dampak perilaku dari individu, kelompok, dan struktur organisasi yang
bertujuan untuk meraih pengetahuan dalam mengembangkan efektifitas organisasi

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah
sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan
psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan
studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun
banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi
industri pula. Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi
seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi
praktik bisnis.

Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang
dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara
efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi
karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis. Perilaku manusia sangat
berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari
interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya,
perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya
berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami
perilaku manusia adalah pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis.

B. KONSEP PERILAKU
Perilaku dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang berasal dari dalam
diri individu maupun dari lingkungan (Hartini dkk, 2021, hlm. 2). Perilaku pertama
kali dikenalkan oleh John B. Watson pada tahun 1941. Pendekatan perilaku ini mulai
banyak diminati dalam dunia psikologi pada sekitar 1920-an.
Dalam penelitiannya, Watson memasukan sebuah pendekatan sebagai salah satu
alternatif dalam memahami perilaku sosial, pikiran, kesadaran, serta imajinasi. Fokus
pada pendekatan perilaku adalah sesuatu yang dapat diamati, dan apa yang dapat
dilakukan. Perilaku serta proses mental yang dapat diamati memiliki peranan penting
dalam menjelaskan perilaku sosial pula (Mustafa, 2011 dalam Hartini dkk, 2021, hlm.
2 ).
Perilaku dibedakan menjadi dua jenis, yakni perilaku alami dan perilaku operan.
Perilaku alami merupakan bawaan sejak individu lahir yang berupa insting,
sedangkan perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk atau dikendalikan oleh
pusat kesadaran
Selain memiliki jenis yang berbeda, perilaku juga akan terpicu dengan cara yang
berbeda pula. Perilaku yang terpicu oleh stimulus atau cara-cara tertentu ini disebut
sebagai respons. Notoatmojo (dalam Hartini dkk, 2021, hlm. 2) membedakan respon
manusia terhadap rangsangan atau stimulus menjadi dua bagian, yaitu:

 Reflexive respons, yakni reaksi secara spontan sebagai akibat dari adanya
stimulus dari luar diri manusia. Contohnya, saat tangan terkena api maka kita akan
menjauhkan tangan kita dari sana.
 instrumental respons, yakni reaksi yang timbul sebagai akibat adanya rangsangan
atau stimulus penguat. Misalnya, seorang yang berdedikasi tinggi terhadap
organisasi diberikan reward berupa jabatan dan gaji yang lebih tinggi, maka
karyawan akan meresponsnya dengan menjadi lebih giat lagi dalam bekerja.

Dengan demikian, dapat dilihat jelas bahwa perilaku memiliki banyak keunggulan
dan keutuhan yang membuatnya dapat menjadi indikator konkret untuk mengevaluasi
dan meningkatkan potensi seseorang. Dalam hubungannya dengan perilaku
organisasi, perlaku dapat dibedakan atas perilaku individu, dan perilaku kelompok
serta pengorganisasiannya

C. TUJUAN PERILAKU ORGANISASI


Menurut Robbins (2002)[11] tujuan perilaku organisasi pada dasarnya ada
tiga, yaitu menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan perilaku manusia.
1. Menjelaskan berarti kajian perilaku organisasi berupaya mengetahui factor-
faktor penyebab perilaku seseorang atau kelompok. Penjelasan fenomena dalam
manajemen merupakan hal yang penting karena membantu para manajer atau
pemimpin tim dalam melakukan sasaran kelompok tim.
2. Meramalkan berarti perilaku organisasi membantu memprediksi kejadian
organisasi pada masa mendatang. Pengetahuan terhadap factor-faktor penyebab
munculnya perilaku individu atau kelompok membantu manajer meramalkan
akibat-akibat dari suatu program atau kebijakan organisasi.
3.  Mengendalikan berarti bahwa perilaku organisasi menawarkan berbagai strategi
dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok. Berbagai strategi
kepemimpinan, motivasi dan pengembangan tim kerja yang efektif merupakan
contoh-contoh dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok.
D. DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU
 Karakter Biologis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang meliputi usia,
jenis kelamin, status perkawinan, dan masa kerja.
 Kemampuan
Setiap individu punya kemampuan yang tidak sama dalam mengerjakan dan
menyelesaikan berbagai tugas yang dibebankan kepadanya. Seluruh
kemampuan individu secara holistik mencakup kemampuan fisik dan
kemampuan non fisik (kemampuan Intelectual Quotient atau biasa disingkat
IQ).
 Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil
serta menentukan sifat atau karakteristik umum seseorang, dan merupakan
perbedaan dalam perilaku seseorang. Kepribadian seseorang secara umum
dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kepribadian introvert dan kepribadian
extrovert. Kepribadian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor determinasi, antara
lain: keturunan, lingkungan dan situasi.
 Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Pembelajaran mengandung
makna memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau strategi yang
optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

Dalam kaitannya dengan perilaku individu, organisasi biasanya telah memilik


berbagai metode evaluasi dan program untuk meningkatkannya. Hal tersebut
contohnya dilakukan dengan cara memastikan seleksi prekerutan berjalan dengan
sebagaimana mestinya, sehingga didapatkan individu yang memiliki karakteristik,
kemampuan, dan kepribadian perilaku yang relevan.

E. KARAKTERISTIK PERILAKU KELOMPOK


Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui karakteristik umum sebagai
berikut.
 Struktur
Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah melewati jangka
waktu terntu. Para anggota kelompok dibedakan atas dasar faktor-faktor seperti
keahlian, kekuasaan, status, dan sebagainya. Tiap-tiap anggota menduduki posisi
tertentu dalam kelompok. Hubungan antara posisi merupakan struktur kelompok.
Struktur kelompok ini menunjukkan adanya hirarki.
 Hirarki status
Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari
karakteristik tertentu, yang membedakan anatra posisi yang satu dengan posisi
yang lainnya perbedaan status memiliki pengaruh yang amat besar atas pola dan
isi komunikasi dalam kelompok.
 Peran
Setiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan,
yang terdiri atas perilku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi
tersebut.
 Norma
Seperti pernah disinggung di muka bahwa norma adalah standar yang diterima
oleh para anggota kelompok.
 Kepimipinan
Para kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu karakteristik penting
dalam kelompok. Pemimpin kelmpok memiliki pengaruh tertentu para anggota
kelompok.
 Kesatupaduan
Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memiliki hubungan yang
amat erat kesamaan sikap, perilaku, dan pebuatan. Kedekatan ini biasanya disebut
kasatupaduan. Kesatupaduan dipandang sebagai kekuatan yang memaksa para
anggota untuk tetap berada dalam satu kelompok. Kekuatan tersebut lebih besar
dari pada kekuatan yang menarik para anggota untuk keluar dari kelompok.
Kelompok yang bersatupadu tersebut meliputi orang yang saling tertarik yang satu
terhadap yang lainnya kelompok yang kurang serta kesatupaduannya tidak
memiliki daya tarik interpersonal bagi para anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai