Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ALDI ISWANDI

KELAS : ADMINISTRASI NEGARA C


NIM : 2010090811057

PERILAKU ORGANISASI

1. PENDAHULUAN

Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat/karakteristik
individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka
perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi.
Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara – cara mengatasi masalah – masalah
yang ada di lingkungan organisasi

2. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Menurut Wijaya (2017, hlm. 1) perilaku organisasi adalah segala hal yang berkaitan dengan
bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Mengapa tindakan dan reaksi
dalam suatu organisasi ini mengambil perhatian manajemen? Karena perilaku organisasi berkaitan
langsung dengan kinerja sumber daya manusia. Seperti Kotze (2009, hlm. 13) yang mengungkapkan
bahwa ia melihat pentingnya mempelajari perilaku karena berkaitan dengan kinerja sumber daya
manusia.

Lebih lanjut, Hartini dkk (2021, hlm. 22) mengungkapkan bahwa perilaku organisasi adalah studi mengenai
perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, antarmuka antara perilaku manusia dan organisasi, dan
organisasi itu sendiri. Artinya, bukan hanya perilaku individu yang diamati dan diteliti, melainkan perilaku
individu dalam kelompok, dan kebiasaan perilaku dalam organisasi itu pula.

Sementara itu, menurut Sadikin dkk (2020, hlm. 52) perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok tertentu, baik aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap oraganisasi begitu pula sebaliknya.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah studi dan pengelolaan perilaku anggota organisasi
sebagai seorang individu yang memiliki karakteristik dan tujuan-tujuan, mengelola kelompok dan juga
mengelola organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

3. MODEL PERILAKU ORGANISASI

Menurut Wijaya (2017, hlm. 11-12) Perilaku organisasi merupakan bidang multidisiplin yang membahas
perilaku organisasi sebagai proses individu kelompok dan organisasional. Pengetahuan ini dipergunakan
oleh seseorang yang tertarik memahami perilaku manusia dan praktisi yang tertarik dalam meningkatkan
efektivitas organisasional dan kesejahteraan individu. Dengan dasar ini ada tiga tingkatan analisis yang
dipergunakan dalam perilaku organisasi, yaitu:

1. Organisasi
2. Kelompok
3. Organisasional

Sementara itu, hasil yang akan diberikan adalah individual outcomes yang berupa job performance,
kinerja dan organizational commitment. Mudahnya, hasil dari analisis dan pengelolaan perilaku organisasi
itu dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu perilaku individu, perilaku kelompok, dan perilaku klasifikasi.

4. KONSEP PERILAKU

Perilaku dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang berasal dari dalam diri individu maupun
dari lingkungan (Hartini dkk, 2021, hlm. 2). Perilaku pertama kali dikenalkan oleh John B. Watson pada
tahun 1941. Pendekatan perilaku ini mulai banyak diminati dalam dunia psikologi pada sekitar 1920-an.

Dalam penelitiannya, Watson memasukan sebuah pendekatan sebagai salah satu alternatif dalam
memahami perilaku sosial, pikiran, kesadaran, serta imajinasi. Fokus pada pendekatan perilaku adalah
sesuatu yang dapat diamati, dan apa yang dapat dilakukan. Perilaku serta proses mental yang dapat
diamati memiliki peranan penting dalam menjelaskan perilaku sosial pula (Mustafa, 2011 dalam Hartini
dkk, 2021, hlm. 2 ).

Perilaku dibedakan menjadi dua jenis, yakni perilaku alami dan perilaku operan. Perilaku alami merupakan
bawaan sejak individu lahir yang berupa insting, sedangkan perilaku operan merupakan perilaku yang
dibentuk atau dikendalikan oleh pusat kesadaran

Selain memiliki jenis yang berbeda, perilaku juga akan terpicu dengan cara yang berbeda pula. Perilaku
yang terpicu oleh stimulus atau cara-cara tertentu ini disebut sebagai respons. Notoatmojo (dalam Hartini
dkk, 2021, hlm. 2) membedakan respon manusia terhadap rangsangan atau stimulus menjadi dua bagian,
yaitu:

- Reflexive respons, yakni reaksi secara spontan sebagai akibat dari adanya stimulus dari luar diri
manusia. Contohnya, saat tangan terkena api maka kita akan menjauhkan tangan kita dari sana.
- instrumental respons, yakni reaksi yang timbul sebagai akibat adanya rangsangan atau stimulus
penguat. Misalnya, seorang yang berdedikasi tinggi terhadap organisasi diberikan reward berupa
jabatan dan gaji yang lebih tinggi, maka karyawan akan meresponsnya dengan menjadi lebih giat lagi
dalam bekerja.

Dengan demikian, dapat dilihat jelas bahwa perilaku memiliki banyak keunggulan dan keutuhan yang
membuatnya dapat menjadi indikator konkret untuk mengevaluasi dan meningkatkan potensi
seseorang. Dalam hubungannya dengan perilaku organisasi, perlaku dapat dibedakan atas perilaku
individu, dan perilaku kelompok serta pengorganisasiannya

5. PERILAKU INDIVIDU

Perilaku manusia adalah fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa
tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman
masa lalunya. Sedangkan karakteristik individu akan dibawa memasuki lingkungan organisasi.

Perilaku individu dalam organisasi mencakup dua karakteristik yaitu, karakteristik individu dan
karakteristik organisasi. Karakteristik individu mencakup kemampuan, kebutuhan, motivasi, kepercayaan,
komitmen, pengalaman, pengharapan, dan lain-lain. Sedangkan karakteristik organisasi mencakup visi,
misi, sistem penggajian, sistem kontrol, budaya kerja, dan lain-lain.
6. DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU

Dasar perilaku Individu dapat dikaji dari empat variabel karakteristik tingkat individual, yakni sebagai
berikut.

- Karakter Biologis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang meliputi usia, jenis kelamin, status
perkawinan, dan masa kerja.
- Kemampuan
Setiap individu punya kemampuan yang tidak sama dalam mengerjakan dan menyelesaikan berbagai
tugas yang dibebankan kepadanya. Seluruh kemampuan individu secara holistik mencakup
kemampuan fisik dan kemampuan non fisik (kemampuan Intelectual Quotient atau biasa disingkat
IQ).
- Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat
atau karakteristik umum seseorang, dan merupakan perbedaan dalam perilaku seseorang.
Kepribadian seseorang secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kepribadian introvert dan
kepribadian extrovert. Kepribadian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor determinasi, antara lain:
keturunan, lingkungan dan situasi.
- Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman. Pembelajaran mengandung makna memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.

Dalam kaitannya dengan perilaku individu, organisasi biasanya telah memilik berbagai metode
evaluasi dan program untuk meningkatkannya. Hal tersebut contohnya dilakukan dengan cara
memastikan seleksi prekerutan berjalan dengan sebagaimana mestinya, sehingga didapatkan individu
yang memiliki karakteristik, kemampuan, dan kepribadian perilaku yang relevan.

Selain itu, dalam segi pengembangan, perusahaan juga menyediakan berbagai pelatihan yang
memberikan individu kesempatan untuk belajar dan meningkatkan potensinya, baik dalam
kompetensi bidang pekerjaan, maupun perilaku yang ideal untuk organisasi.

7. KELOMPOK DAN PERILAKU PENGORGANISASIAN

McDavid dan Harari (1968, hlm 237 dalam Sadikin, 2020, hlm. 54) mendefinisikan kelompok sebagai suatu
sistem yang terorganisasi yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa
sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, memiliki serangkaian peran hubungan antara
anggotanya, dan memiliki serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya.

Definisi di atas menekankan beberapa ciri dari kelompok, seperti peran dan norma. Peran yang ada dalam
kelompok terdiri atas:

- peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap harus dilakukan oleh orang yang
menduduki posisi yang bersangkutan
- peran yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan oleh seseorang.
Sementara itu, norma adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok, Norma memiliki
karakteristik tertentu yang penting bagi para anggota kelompok, yaitu:

- norma hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang peting bagi


- norma diterima dalam berbagai macam hirarki oleh para anggota
- norma mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin hanya berlaku bagi beberapa anggota
kelompok saja.

Sementara itu, Gibson dkk (1984, hlm. 324 dalam Sadikin dkk, 2020, hlm. 55) mendefinisikan kelompok
yang agak berbeda dengan yang dikemukakan McDavid. Menurut Gibson, kelompok adalah dua orang
bawahan atau lebih yang saling memenuhi dengan cara sedemikian rupa sehingga perilaku dan/atau hasil
karya seseorang anggota dipengaruhi oleh perilaku dan/atau hasil karya para anggota lainnya.

Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan kelompok informal dibentuk karena beberapa alasan.
Alasan yang dimaksudkan Gibson sebagai berikut.

- Pemuasan kepuasan
Untuk memperoleh kepuasan (satijisfaction) atas terpenuhinya kebutuhan dapat mempakan day: struktur
yang kuat untuk pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan keamanan sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri dari beberapa bawahan dapat dipusatkan dengan cara bergabung dalam kelompok.
- Kedekatan dan daya tarik
Kedekatan (proximity) adalah jarak fisik antara para bawahan yang melaksanakan pekerjaan.
Sedangkan daya tarik (attraction) menunjukkan daya tarik individu yang sama dengan yang lainnya
karena mereka memihki kesamaan persepsi, sikap, skill karya, atau motivasi.
- Tujuan kelompok
Apabila dipahami secara seksama tujuan kelompok (group goal) dapat merupakan alasan mengapa
individu tertarik kepada kelompok.
- Alasan ekonomi
Seringkali individu membentuk kelompok karena berpendapat bahwa merekadapat memperoleh
keuntungan ekonomis yang lebih besar dari pada pekerjaan mereka.

8. MENGEMBANGKAN PERILAKU KELOMPOK

Seperti halnya individu, dalam pengembangan kelomponya perlu belajar. Kegiatan belajar yang diakukan,
baik berupa kegiatan individual maupun belajar bekerja sama dengan tiap-tiap anggota lainnya. Suatu
proses perkembagan yang berurutan menunjukkan bahwa pada dasarnya perkembangan dimulai dari
saling mempercayai di antara anggota sampai kepada saling berkomunikasi dan akhirnya memelihara
pengendalian. Brenrd Bass (1965, hlm. 197-198 dalam Sadikin dkk 2020, hlm. 56) mengemukakan suatu
model dari perkembangan kelompok dengan suatu asumsi bahwa kelompok menempuh tahap
perkembangan sebagai berikut.

- Saling menerima
Pada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umumnya para anggota segan untuk saling
berkomunikasi. Para anggota secara spesifik tidak bersedia menyatakan pendapatnya, sikap, dan
kepercayaannya.
- Komunikasi dan pengambilan keputusan
Tahap kedua setelah kelompok saling menerima, para anggotanya mulai mengadakan komunikasi
secara terbuka di antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi tersebut menghasilkan
kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi yang lebih banyak di antara para
anggota kelompok.
- Motivasi dan produktivitas
Pada tahap ini anggota kelompok berusaha mencapai tujuan kelompok. Kelompok bekerja sebagai
unit yang bekerja sama dan tidak sebagai unit yang saling berkompetisi.
- Pengendalian dan organisasi
Pada tahap ini merupakan tingkat di mana afiliasi kelompok dinilai dan para anggotanya dikelola oleh
norma kelompok. Norma kelompok dipegang teguh. Oleh karena itu setiap pelanggaran diberi sanksi.

9. KARAKTERISTIK PERILAKU KELOMPOK

Apabila kelompok telah bergabung dengan melewati berbagai tahap perkembangan maka kelompok
tersebut mulai menampakkan karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui
karakteristik umum sebagai berikut.

- Struktur
Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah melewati jangka waktu terntu. Para
anggota kelompok dibedakan atas dasar faktor-faktor seperti keahlian, kekuasaan, status, dan
sebagainya. Tiap-tiap anggota menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Hubungan antara posisi
merupakan struktur kelompok. Struktur kelompok ini menunjukkan adanya hirarki.
- Hirarki status
Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu, yang
membedakan anatra posisi yang satu dengan posisi yang lainnya perbedaan status memiliki pengaruh
yang amat besar atas pola dan isi komunikasi dalam kelompok.
- Peran
Setiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan, yan terdiri atas
perilku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.
- Norma
Seperti pernah disinggung di muka bahwa norma adalah standar yang diterima oleh para anggota
kelompok.
- Kepimipinan
Para kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu karakteristik penting dalam kelompok.
Pemimpin kelmpok memiliki pengaruh tertentu para anggota kelompok.
- Kesatupaduan
Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memiliki hubungan yang amat erat kesamaan
sikap, perilaku, dan pebuatan. Kedekatan ini biasanya disebut kasatupaduan. Kesatupaduan
dipandang sebagai kekuatan yang memaksa para anggota untuk tetap berada dalam satu kelompok.
Kekuatan tersebut lebih besar dari pada kekuatan yang menarik para anggota untuk keluar dari
kelompok. Kelompok yang bersatupadu tersebut meliputi orang yang saling tertarik yang satu
terhadap yang lainnya kelompok yang kurang serta kesatupaduannya tidak memiliki daya tarik
interpersonal bagi para anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai