Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENGERTIAN PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI”

Dosen Pengampuh : Riana Putri, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok I

DESY SAFITRI (2019.153.1267)

ILHAM MAULANA (2019.153.1272)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pengertian Perilaku

dan Budaya Organisasi”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah


satu tugas kelompok tahun akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap organisasi yang dibentuk memiliki tujuan tertentu yang
harus dicapai melalui kerjasama manusia yang ada didalamnya. Efektif
atau tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh
perilaku manusia yang bekerja didalam organisasi tersebut, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok. Orangorang yang
bekerjasama dalam suatu organisasi memiliki perilaku kerja dan kinerja
yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Ada orang yang bekerja
sangat rajin, antusias, percaya diri, mandiri, disiplin dan berbagai
perilaku kerja positif lainnya. Mereka yang memiliki perilaku kerja positif
demikian akan cenderung berkinerja baik atau tinggi dalam organisasi.
Selain itu, dalam kehidupan kerja organisasi ada orang yang
berperilaku kerja negatif seperti malas, tidak antusias, tidak percaya
diri, tidak mandiri, tidak disiplin dan lain-lain, Akibat dari perilaku kerja
negatif ini mereka akan berkinerja buruk atau rendah dalam
organisasinya.
Manajemen memainkan peran yang strategis dalam meningkatkan
kinerja seseorang. Melalui manajemen akan memungkinkan perilaku
manusia yang bekerjasama dalam organisasi akan menjadi terarah
pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Perilaku manusia dalam
kerjasama organisasi menjadi pusat kajian dari suatu bidang ilmu yang
dikenal sebagai Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Perilaku Organisasi
2. Perilaku Individu dalam Organisasi
3. Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi
4. Pengertian Budaya Organisasi
5. Budaya Organisasi
6. Nilai Budaya
7. Pentingnya Budaya Organisasi
8. Karakteristik Budaya Organisasi
C. Tujuan
1. Ingin mengetahui apa Pengertian Perilaku Organisasi
2. Ingin mengetahui apa Perilaku Individu dalam Organisasi
3. Ingin mengetahui Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi
4. Ingin mengetahui Pengertian Budaya Organisasi
5. Ingin mengetahui Budaya Organisasi
6. Ingin mengetahui Nilai Budaya
7. Ingin mengetahui Pentingnya Budaya Organisasi
8. Ingin mengetahui Karakteristik Budaya Organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

9. Pengertian Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi telah didefinisikan oleh para pakar secara
berbeda berdasarkan lingkup pengetahuan dan/atau pengalaman
masing-masingnya. Perbedaan definisi ini pada dasarnya dapat
digunakan untuk saling melengkapi dalam memahami perilaku
organisasi. Organizational behavior can be defıned as the
understanding, prediction, and management of human behavior in
organizations.(Perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai
pemahaman, prediksi, dan pengelolaan perilaku manusia dalam
organisasi). 1
Organizational behavior is a field of study that investigates the
impact that individuals, groups, and structure have on behavior within
organizations, for the purpose of applying such knowledge toward
improving an organization’s effectiveness (Robbins & Judge, 2013: 10).
(Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak yang
dimiliki individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku di dalam
organisasi, dengan tujuan menerapkan pengetahuan tersebut untuk
meningkatkan efektivitas organisasi). Organizational behavior: the field
that seek increased knowledge of all aspects of behavior in
organizational settings through the use of the scientific method
(Perilaku organisasi: bidang yang mencari peningkatan pengetahuan
tentang semua aspek perilaku dalam pengaturan organisasi melalui
penggunaan metode ilmiah.

1
Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Yogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), hal. 64
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapatlah dikemukakan
beberapa karakteristik penting dari perilaku organisasi sebagai
berikut :2
1. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki
perilaku manusia dalam kerjasama organisasi yang didasarkan pada
metode ilmiah (scientific method).
2. Penyelidikan perilaku manusia dalam kerjasama organisasi dapat
dilakukan dengan pendekatan multi disiplin, maksudnya mengacu
atau mendasarkan pada teori, metode dan prinsip berbagai ilmu
perilaku (behavioral sciences) dan ilmu sosial (sosial sciences).
3. Pengetahuan perilaku organisasi dapat digunakan untuk memahami,
memprediksi dan mengelola perilaku manusia dalam kerjasama
organisasi guna meningkatkan efektivitas organisasi dan
kesejahteraan individu.
4. Perilaku manusia dalam kerjasama organisasi merupakan dampak
dari proses individual, proses kelompok proses organisasional dan
juga lingkungan eksternalnya.
5. Memahami perilaku manusia dalam kerjasama organisasi perlu
menentukan dengan jelas tingkatan analisis dimana perilaku
manusia itu beroperasi apakah individu kelompok atau organisasi.
B. Perilaku Individu dalam Organisasi
Sebagaimana diterangkan dalam bab terdahulu bahwa manusia
adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting,
merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku
organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil integrasi antara individu-
individu dalam organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami

2
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2008),  hal. 141.
perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu
sebagai pendukung organisasi tersebut. 3
sebagaimana dikemukakan oleh bahwa perilaku manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari integrasi antara person atau individu dengan
lingkungannya. Sebagai gambaran dari pemahaman ungkapan ini,
misalnya seorang tukang parkir yang melayani memparkir mobil
seorang tukang pos yang menyampaikan surat ke alamat seorang
karyawan asuransi yang datang ke rumah menawarkan jasa
asuransinya seorang perawat di rumah sakit, dan juga seorang manajer
di kantor yang membuat keputusan. Berbagai karakter yang
diperlihatkan oleh individu sesuai dengan jabatanya tentunya akan
berbeda-beda. Dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing
lingkungannya yang memang berbeda.
Karakter yang dibawah individu ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan
pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang
dipunyai individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia
akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya.
Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu
mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai
organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan
hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung
jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan
lain sebagainya.
C. Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan
menganalisa kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu
bagian daripadanya.
Prinsip-prinsip dasar itu sebagai berikut: 4
3
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung, Pustaka Educa,
2010), hlm. 64-73.
4
Sopiah, :Perilaku Organisasional”, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 127-128.
1) Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama
Mempelajari prinsip dasar kemampuan amat penting agar dapat
diketahui mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda
dengan yang lain. Dengan adanya keterbatasan kemampuan ini,
maka setiap orang didalam melaksanakan tugasnya akan tidak sama
pula. Demikian pula dengan seorng pemimpin. Ada seorang
pemimpin bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan
beberapa saat saja, tetapi tidak demikianlah dengan pimpinan yang
lain, ia memerlukan puasa tiga hari tiga malam, berkonsultasi
dengan orang tua disuatu desa yang diagung-agungkan, dan banyak
cara yang dilakukan.Keterbatasan kemampuan ini yang membuat
seseorang bertingkah laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan
manusia, tetapi jawaban manusia untuk mewujudkan keinginannya
itu terbatas, sehingga menyebabkan semua yang diinginkan itu tidak
tercapai.
2) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Para ahli sepakat
bahwa manusia ini berperilaku karena di dorong oleh serangkaian
kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan yang ada dalam diri setiap
individu, hal ini mendorong semangatnya untuk berbuat dalam
mencapainya sesuatu objek atau hasil.
3) Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihantentang
bagaimana bertindak. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi
lewat perilakunya masing-masing. Didalam banyak hal seseorang
dihadapi dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi
lewat perilaku yang diperilakunya.Cara untuk menjelaskan
bagaimana seseorang membuat pilihan di antara sejumlah besar
rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya, adalah dengan
mempergunakan penjelasan teori expectancy (pengharapan). Teori
ini didasarkan atas proposisi yang sederhana yakni bahwa
seseorang memilih berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat
mengerjakan untuk mendapatkan sesuatu hasil tertentu (misalkan
mendapatkan hadiah atau upah dan dikenal oleh atasan yang
menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya)
4) Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya. Memahami lingkungan
adalah suatu proses yang aktif dimana seseorang mencoba
membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang
aktif melibatkan seseorang individu mengakui secara selektif aspek-
aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya
dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan
mengevaluasi apa yang dialami dalam kaitannya dengan kebutuhan-
kebutuhannya dan nilai-nilainya. Oleh karena kebutuhan-kebutuhan
dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda sifatnya maka
persepsi terhadap lingkungan juga akan berbeda.
5) Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang
( affective). Orang-orang jarang bertindak netral mengenai suatu hal
yang mereka ketahui dan alami. Dan mereka cenderung untuk
mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau
tidak senang. Selanjutnya, evaluasinya itu merupakan salah satu
faktor yang teramat sulit di dalam mempengaruhi perilakunya dimasa
yang akan datang. Perasaan senang dan tidak senang ini akan
menjadikan seseorang berbuat yang berbeda dengan orang lain
dalam rangka menanggapi sesuatu hal. Seseorang bisa puas
mendapatkan gaji tertentu karena bekerja di suatu tempat tertentu,
orang lain pada tempat yang sama merasa tidak puas. Kepuasan
dan ketidakpuasan ini ditimbulkan karena adanya perbedaan dari
sesuatu yang diterima dengan sesuatu yang diharapkan seharusnya
diterima.
D. Pengertian Budaya Organisasi
Setiap kita mendirikan organisasi, maka suatu hal yang tidak bisa
kita elakkan munculnya ikatan dalam berbagai hal termamsuk perilaku
setiap individu dalam organisasi yang kita dirikan. Misalnya, dalam
perilaku, berbicara, berpakaian, upacara, serta segala hal tinda tanduk
baik tidak dan harus berbuat dalam hal-hal tertentu, dan lain-lain
sebagainya. Yang disebut organisasi tidak nampak, yang tampak
adalah manusia-manusia anggota organisasi dan barang phisik milik
organisasi. Perbedaan sifat, perilaku dan karakteristik yang dapat
mebedakan suatu organisasi dengan organisasi lain itulah yang disebut
budaya organisasi.5

Agak sulit memang mendefenisikan budaya organisasi. Namun


demikian pada umumnya para pakar mendefenisikan bahwa Budaya
Organisasi ialah common understanding (kebersamaan pengertian)
para anggotanya untuk berperilaku sama, baik di luar maupun di dalam
organisasinya.
Sebagai bahan perbandingan, berikut dikutip beberapa defenisi
para pakar awal-awal dekade 1990-an yang dikutip oleh Sigit dalam
bukunya Perilaku Organisasional sebagai berikut :
Budaya organisasi adalah : a set of primary values systems
consisting of eight principles, namely of purpose, of consesnsus, of
exellence, of performance, of empirism, of unity, of intimacy, and of
integrity, as norms or giudance for the corpotate members in their
behavior and solve corporate problems” (seperangkat sistem nilai-nilai
primer yang terdiri atas delapan asas, yaitu asas tujuan, konsesnsus,
keunggulan, perestasi, empirisme, kesatuan, keakraban, dan integritas,
sebagai norma atau pedoman bagi para anggota korporat dalam
perilaku mereka dan memecahkan masaalah-masalah korporat)
Semua korporat tentu meggunakan nilai-nilai ini, tetapi belum
tentu menyadari dan mengunakannya sebagai budaya organisasi untuk
mencapai tujuan korporat. Korporat-korporat di Amerika yang secara
sadar membudayakan sekurang-kurangnya delapan nilai-nilai primer

5
Siswanto dan Agus Sucipto, “Teori dan perilaku Organisasi”, (Malang: UIN-Malang
Press, 2008), h. 141
ini, menurut Miller dan teman-temannya adalah korporat-korporat yang
inovatif, produktif, dan efektif.

budaya organisasi sebagai perilaku yang tepat, ikatan-ikatan dan


motivasi individu, dan menegaskan solusi bila ada kemenduaan. Ini
menentukan cara dari organisasi memproses informasi, hubungan
internal, dan nilai-nilai yang ada. Budaya organisasi harus difungsikan
pada setiap tingkat organisasi dari keadaan yang samar-samar menjadi
suatu yang nampak. Kendali dan pemahaman budaya organisasi
merupakan tanggung jawab pimpinan dan alat utama pimpinan
(manager) mendorong kinerja yang tinggi dan memelihara nilai-nilai
kebersamaan.
Andre Laurent, secara praktis mendefinisikan budaya organisasi
sebagai berikut, Budaya organisasi merefleksikan asumsi-asumsi
tentang pelanggan, karyawan, misi, produk, kegiatan-kegiatan, dan
asumsi-asumsi yang telah berjalan baik pada waktu lalu dan dituangkan
dalam norma tingkah laku, harapan-harapan tentang legitimasi, cara
berpikir dan bertindak yang diharapkan.
E. Budaya Organisasi
budaya organisasi berkenaan dengan lingkungan atau
kepribadian suatu organisasi dengan berbagai multi faset dimensinnya.
Merupakan cara organisasi bekerja dilingkungannya dengan aura nya
sendiri, seperti halya kepribadian individu.
budaya organisasi sebagai seperangkat (kumpulan) nilai-nilai
bersama yang mengendalikan interaksi anggota organisasi, diantara
mereka, dan dengan mitra pendukungnya, pelanggan, serta orang-
orang lain diluar organisasi.6

6
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Juge, “Perilaku Organisasi”, penerjemah Diana
Angelica, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 256.
budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem
keyakinan, nilainilai dan norma-norma yang dikembangkan dalam
organiasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-
anggotanya untuk mengatasi adaptasi eksternal dan integrasi internal
Disimpulkan dari berbagai pengertian budaya organisiasi di atas
adalah seperangkat asumsi, nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi dan telah menjadi perilaku para anggota organisasi didalam
mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di dalam maupun di luar
organisasi.
F. Nilai Budaya
Nilai ialah sesuatu yang paling penting, di prioritaskan, dan di
perjuangkan untuk di realisasikan. Nilai budaya adalah nilai yang di
budayakan, artinya nilai yang di gunakan oleh suatu organisasi dalam
jangka relatif lama sebagai norma atu pedoman bagi para anggota
organisasi dalam berperilaku masalah. Termasuk nilai yang
dibudayakan ialah keyakinan dan ideologi. Keyakinan (beliefs) ialah
sesuatu yang di pandang benar atau salah, sedangkan ideologi ialah
cita-cita yang harus di wujudkan. Nilai apa yang dibudayakan oleh
suatu organisasi tergantung pada banyak factor seperti sejarah
organisasi, kegagalan, dan kesuksesan, geografi, suku, ras, agama,
turunan (heritage), dan lain-lain.7 Seperti manusia, organisasi juga
punya nilai-nilai, tidak hanya satu atau beberapa nilai saja, melainkan
banyak. Misalnya jam datang dan jam pulang kerja penghormatan
terhadap superodinaten (atasan), upacara, upacara pada waktu
berpapasan, cara bertelpon, syarat kenaikan pangkat/promosi, gaya
bahasa, pakaian yang disandang, dan sebagainya. Oleh sebab itu jika
kita akan mengakses budaya yang digunakan oleh suatu organisasi,
maka kita tanyakan sejauh mana nilai-nilai tertentu digunakan sebagai
budaya.

7
Siswanto dan Agus Sucipto, “Teori dan perilaku Organisasi”, ... h. 143.
bahwa budaya merupakan identitas dan citra suatu masyarakat.
Identitas ini dibentuk oleh beberapa faktor seperti sejarah, kondisi dan
sisi geografis, sistem-sistem sosial politik dan ekonomi. Jadi orang
berbeda-beda dalam penggunaan nilai untuk mengetahui budaya
sesuatu organisasi budaya apa atau nilai apa yang ingin diketahuinya.
Namun jika kita ingin mambandingkan bagaimana sesuatu budaya
diperbandingkan diantara beberapa organisasi kita harus menggunakan
nilai yang sama untuk mengaksesnya. Jika tidak, tidak mungkin
diperbandingkan.

G. Pentingnya Budaya Organisasi


Budaya organisasi ini didasarkan pada suatu konsep bangunan
tiga tingkatan yaitu: Tingkatan asumsi dasar (basic assumption),
Tingkatan nilai (value) dan Tingkatan artifact yaitu sesuatu yang
ditinggalkan.
Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia
dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan,
binatang manusia. Hubungan itu sendiri, dalam hal ini asumsi dasar
bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan yaitu suatu yang tidak bisa
dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang
berikutnya, nilai dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah
laku dan karenanya nilai bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-
perubahan atau dengan melalui konsensus sosial. Tingkatan terakhir,
artifact. Artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk
ditirukan bisa dalam bentuk teknologi seni atau sesuatu yang bisa
didengar.8
Setiap organisasi mengembangkan sistem nilai yang mengatur
cara berperilaku dan bertindak orang-orang yang ada didalamnya.
Sistem nilai inilah yang dinamakan sebagai budaya organisasi. Setiap
perusahaan memiliki budaya khas sendiri yang membedakannya dari
perusahaan lain. Kuat atau lemahnya budaya organisasi dalam suatu
8
Ibid. h. 136-137.
perusahaan tergantung pada sejauh mana nilai-nilai inti yang
dikembangkan itu dimiliki secara dalam dan luas oleh karyawan-
karyawannya. Semakin banyak karyawan menerima nilai-nilai inti
organisasinya dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai
tersebut, berarti semakin kuat budayanya
H. Karakteristik Budaya Organisasi
Para pakar mengemukakan karakteristik budaya organisasi
secara berbeda, meskipun ada beberapa diantaranya yang mirip.
Budaya organisasi sebagai sistem nilai yang dianut dan dimiliki secara
bersama anggotanya memiliki tujuh karakteristik yaitu :
a) Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana para karyawan
didorong agar inovatif dan mengambil resiko
b) Perhatian terhadap detail, sejauh mana para karyawan diharapkan
mrmperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian
terhadap detail
c) Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian
pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil itu
d) Orientasi orang sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan dampak hasil pada orang di dalam organisasi itu
e) Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan berdasar
tim, bukannya berdasar individu
f) Keagresifan, sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan
bukannya santai-santai

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya organisasi adalah suatu pola/sistem yang berupa sikap,
nilai, norma perilaku, bahasa, keyakinan, ritual yang dibentuk,
dikembangkan dan diwariskan kepada anggota organisasi sebagai
kepribadian organisasi tersebut yang membedakan dengan organisasi
lain serta menentukan bagaimana kelompok dalam merasakan, berfikir
dan bereaksi terhadap lingkungan yang beragam serta berfungsi untuk
mengatasi masalah adaptasi internal dan eksternal.
Perilaku organisasi adalah Bidang ilmu yang menyelidiki dampak
dari pengaruh individu, kelompok dan struktur organisasi terhadap
perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya, bertujuan untuk
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam meningkatkan efektivitas
organisasi.
Tujuan organisasi adalah untuk menentukan arah organisasi dan
organisasi sebagai alat mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi
terdapat teori, teori tersebut adalah teori klasik, teori neoklasik dan teori
modern. Teori klasik dapat di katakan teori mesinn, karena teori ini
menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat
dapat dipasang dan di gonta ganti kapan saja oleh pemimpin. Teori
neoklasik, dalam teori ini menekankan pentingnya aspek psikologis dan
sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok sosial. Teori
modern teori ini juga di sebut juga teori terbuka Teori organisasi
modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan
yang saling bergantung dan tidak bisa di pisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Ara dan Imam Machali. “Pengelolaan Pendidikan, konsep,
prinsip, aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah”
Yogyakarta: Kaukaba (2012).
Hidayat Ara dan Imam Machali. 2012. Pengelolaan Pendidikan.
Yogyakarta: Kaukaba
Ismaya, Bambang. 2015. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: PT Refika
Aditama
Sutikno, Robby. 2010. Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan
Konsep Islami. Bandung: Prospect
Baharuddin. “Menciptakan Budaya Organisasi Yang Unggul DiLembaga
Pendidikan Islam”
Hikmat.“Manajemaen Pendidikan”. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
P. Stephen. Robbins dan Timothy A. Juge. “Perilaku Organisasi”.
Penerjemah
Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Quraish, M. Shihab. “Membumikan Al-Qur'an”.Bandung: Mizan, 1992.
Siswanto dan Agus Sucipto. “Teori dan perilaku Organisasi”. Malang:
UIN- Malang Press, 2008.
Sopiah. ”Perilaku Organisasional”. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008.

Anda mungkin juga menyukai