MAKALAH
Dosen Pengampu:
Dr. Ahsan Abdullah, M.Pd.
Disusun oleh:
Bangkit Tri Handoko
224120500013
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini
yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari perilaku individu.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu.
3. Mengetahui cara memahami sifat-sifat manusia.
4. Mengetahui bentuk perilaku individu dalam organisasi.
https://doi.org/10.31253/pe.v16i1.57.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perilaku Individu
Pentingnya memahami perilaku individu dikarenakan setiap individu
memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda sehingga
mempengaruhi pola dan sistem kerja organisasi. Menurut Sopiah agar dapat
memahami perilaku individu dengan baik, maka terlebih dahulu harus
memahami karakteristik yang menempel pada individu. Adapun karakteristik
yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap.6
Pemimpin atau manajer organisasi harus memahami perilaku pribadi
sebagai dasar untuk mengelola orang-orang di dalamnya. Masalah perilaku
pribadi menjadi salah satu masalah yang sangat rumit yang selalu dihadapi
semua manajer di berbagai organisasi, oleh karena itu perlu mempelajari dan
memahami sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Pola perilaku manusia mengalami sedikit perubahan. Dan setiap
manajer secara alami ingin menimbulkan perubahan perilaku yang mengarah
pada peningkatan Kinerja karyawannya. Perilaku manusia terlalu rumit untuk
dapat dijelaskan dengan generalisasi yang dapat diterapkan pada sesama
manusia. Dan perilaku pribadi merupakan bagian dari pembahasan perilaku
organisasi.7
Perilaku individu dalam organisasi pada hakikatnya adalah merupakan
hasil interaksi antar individu dalam organisasi maka untuk mengetahui
perilaku organisasi dengan baik terlebih dahulu harus diketahui terlebih
dahulu perilaku individu-individu yang ada dalam organisasi. Perilaku
individu dalam organisasi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas
tentang dampak perseorangan, kelompok, dan struktur dalam perilaku
berorganisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan mengenai hal-hal
tersebut guna memperbaiki efektivitas organisasi.8
6
Sopiah, Perilaku Organisasional (Yogyakarta: ANDI, 2018).
7
Sopiah.
8
P, Perilaku Organisasi.
Pemahaman atas perilaku individu sangatlah penting. Dengan
memahami perilaku individu yang lain, seperti rekan kerja, atasan, bawahan,
baik di lingkungan organisasi maupun di lingkungan masyarakat umum maka
kita akan dapat berfikir, bersikap dan bertindak dengan tepat, yang dengan
demikian maka komunikasi akan berlangsung secara efektif dan efisien.
Dengan begitu maka tujuan organisasi akan dapat tercapai.9
9
Wijaya, Perilaku Organisasi.
Adapun faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan. Menurut ahli aliran
empirisme berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya
ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan. Faktor atau kondisi lingkungan
ini juga mempengaruhi perkembangan manusia. Lingkungan merupakan
suatu tempat dimana kita saling membutuhkan atau saling berinteraksi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Faktor eksternal antara lain; pendidikan; agama; kebudayaan;
lingkungan; dan sosial ekonomi. Faktor tersebut sedikit banyak
mempengaruhi perilaku seseorang, begitu pula dalam perilakunya di sebuah
organisasi. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan manusia
mulai sejak lahir sampai meninggal dalam mempengaruhi ke arah yang lebih
baik maupun yang tidak baik. Pendidikan. Secara luas pendidikan mencakup
seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat,
berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun
informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah
perilaku individu maupun kelompok.10
16
Sulistiowati et al.
17
Rivaldy Tanasal and Christoffel Kojo, “Analisis Beban Kerja, Perilaku Individu, Dan
Persepsi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Hasjrat Abadi Manado,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 4, no. 3 (2016),
https://doi.org/10.35794/emba.4.3.2016.14243.
komunikasi akan berlangsung secara efektif dan efisien.18 Dengan begitu
maka tujuan organisasi akan dapat tercapai. Kemampuan menghadapi dan
menanggulangi individu secara efektif dalam organisasi kerja, memerlukan
suatu kerangka kerja untuk memahami perilakunya.
Kerangka kerja memberikan dasar untuk mengetahui mengapa individu
berperilaku seperti yang mereka kerjakan. Tidak ada kerangka kerja yang
dapat memberi jawaban dan ramalan yang sempurna. Tetapi kerangka kerja
yang sistematis dan logis dapat mempraktekkan pemikiran tentang apa yang
harus kita cari, apabila kita berusaha memahami perbedaan prestasi individu
para karyawan. Untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik,
terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada
individu.
Variabel individual meliputi kemampuan dan ketrampilan, latar
belakang, dan faktor demografi. Dalam hal ini istilah Kemampuan dan
Ketrampilan digunakan secara bergantian. Kemampuan biasanya diacu
sebagai Kemampuan mental (Intelengensi), sedangkan ketrampilan adalah
Ketrampilan fisik. Menurut Winard tiga kelompok variabel yang secara
langsung mempengaruhi perilaku individu atau apa yang dilakukan seorang
karyawan yaitu variabel individual, variabel psikologikal, dan variabel
keorganisasian.19
Menurut Sopiah untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik,
terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada
indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis,
kepribadian, persepsi dan sikap. Manusia merupakan salah satu dimensi
dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor dan
pendukung organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah hasil-hasil
interaksi antara individu-individu dalam organisasinya.20 Oleh karena itu
untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu
individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.
18
Danandjaya, “Perilaku Individu Dalam Organisasi.”
19
Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya.
20
Sopiah, Perilaku Organisasional.
Perilaku adalah cara bertindak, ia menunjukkan tingkah laku seseorang.
Pola perilaku adalah mode tingkah laku yang dipakai seseorang dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Dikatakan bahwa proses perilaku serupa
untuk semua individu, walaupun pola perilakunya mungkin berbeda. Ada 3
asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia, yakni: 1) perilaku
itu disebabkan (caused), 2) perilaku itu digerakkan (motivated), 3) perilaku
itu ditunjukan pada sasaran. Ketiga unsur ini saling terkait dalam modal dasar
perilaku individu dan berlaku kepada siapa dan kapan saja.21
Setiap individu berperilaku ketika ada rangsangan dan memiliki sasaran
tertentu. Perilaku ke arah sasaran, timbul karena ada rangsangan dan semua
perilaku ada penyebabnya. Yang pokok dalam proses ini adalah jarak antara
kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan dan perilaku yang timbil
untuk menutup jarak itu. Ransangan disaring melalui system keinginan atau
kebutuhan yang mungkin bermacam-macam bentuknya.
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan karakteristik yang
dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia akan
memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya. Organisasi
yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai
karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antara lain:
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan,
tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian, sistem
pengendalian dan lain sebagainya.22
21
Sabarofek and Sawaki, “Pengaruh Karakteristik Individu, Budaya Kerja, Dan Perilaku
Individu Terhadap Kinerja Pegawai: Studi Kasus Pada PT. Televisi Mandiri Papua.”
22
Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya.
BAB III
PENUTUP