Anda di halaman 1dari 10

PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN

Maryadi
mydshimsi@gmail.com

abstrak

manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Manusia mempunyai


serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjamin kelanjutan
hidupnya. Diantara kebutuhan tersebut adalah kebutuhan sosial atau disebut
dengan the sosial need. Berbeda dengan kebutuhan lain yang dimiliki
manusia, bahwa kebutuhan sosial hanya dapat dipenuhi dengan melalui
kerja sama dengan manusia lainnya. Kerja sama beberapa orang atau lebih
yang mempunyai kesamaan tujuan itulah yang disebut organisasi.
Pendidikan sebagai salah unsur yang melekat pada manusia, haruslah
diorganisir sedemikian rupa, sehingga tujuan Pendidikan itu dapat dicapai.
Karna Pendidikan itu melibatkan banyak unsur yang tergabung didalamya,
maka pengorganisasian Pendidikan merupakan sesuatu yang mesti
dilakukan. Tulisan ini menjelaskan tentang pengertian organisasi, macam-
macam organisasi, tipe-tipe organisasi, organisasi yang efektif dan
organisasi Pendidikan.

Kata kunci : organiasi, pengorganisasian, pendidikan.

1. Pendahuluan
Dalam setiap usaha bersama akan lebih efektif dan efesien
apabila usaha itu dilakukan dalam satu organisasi dan pengelolaan yang
dilakukan dengan cara-cara tertentu berdasarkan pemikiran dan penilaian
ilmiah. Masyarakat cenderung berkembang kearah kehidupan yang
makin terorganisir, sehingga manajemen disitu makin berperan. Setiap
organisasi itu dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik,
maka perlu pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik organisasi
masing-masing.
Organisasi adalah pola hubungan, banyak hubungan yang saling
terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang dengan

IQRA’ 101
pengarahan dari manager untuk mencapai sasaran Bersama. Sasaran ini
merupakan hasil dari proses pembuatan keputusan. Anggota sebuah
organisasi memerlukan kerangka kerja yang stabil dan dapat dipahami,
yang menjadi landasan mereka bekerjasama kearah sasaran organisasi.
Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan
mengenai penciptaan kerangka kerja semacam ini sehingga organisasi
tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada masa kini dan masa
yang akan datang.
2. Pembahasan
a. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Pengorganisasian berasal dari kata organizing yaitu
pembagian kerja. Organizing berasal dari kata organize yang
berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang
diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungan satu sama
lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Organisasi
diartikan menggambarkan pola-pola, skema atau bagan yang
menunjukkan garis-garis perintah perintah, kedudukan karyawan,
hubungan-hubungan yang ada dan lain sebagainya.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan
suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi adalah alat atau
wadah yang statis. Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi.
Pengorganisasian diproses oleh organisator, yang dalam hal ini
jika diterapkan dalam sekolah organisatornya adalah kepala
sekolah. Jika pengorganisasian baik, maka organisasipun akan
baik dan tujuanpun relatif mudah dicapai. 1
Pengorganisasian dapat diartikan juga sebagai keseluruhan
proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

1
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta:
Bumi Aksara, edisi revisi, 2006) hal. 118

IQRA’ 102
Kerjasama itulah yang menetapkan adanya eksistensi organisasis.
Tanpa adanya kerjasama walaupun orang-orang itu berkumpul
Bersama tidak dinamakan organisasi. Terdapat berbagai defenisi
organisasi yang dikemukakan oleh para pakar organisasi, antara
lain :
1. Luther Gulick. Organisasi adalah alat yang saling
berhubungan dalam satuan kerja yang memberikan kepada
mereka orang-orang yang ditempatkan dalam struktur
wewenang, sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh
perintah para atasan kepada para bawahan yang menjangkau
dari puncak sampai ke bawah dalam keseluruhan badan usaha.
2

2. Drs. H. Malayu, S.P Hasibuan, menyatakan bahwa


pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-
orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang, yang secara relative
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas tersebut. 3
Para pakar organisasi seperti George R. Terry, Guf Fiths,
Louis A. Allen memberikan pengertian organisasi yang beragam,
yang pada intinya menyatakan bahwa organisasi dan
pengorganisasiam dapat dibedakan dari dua sisi. Pertama, organisasi
sebagai wadah bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Kedua, organisasi sebagai suatu system organisasi
yang dinamis. Organisasi adalah jiwanya administrasi dan proses
serta fungsinya yang terpenting. Berkaitan dengan fungsi organisasi,

2
Soebagio Atmodiworo, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Ardadizya
Jaya, 2005), hal. 100
3
Malayu, S.P. Hasibuan

IQRA’ 103
maka fungsi koordinasi merupakan suatu keharusan bagi pimpinan
Pendidikan. 4
Organisasi merupakan sistem terbuka, yang didalamnya
tercermin adanya komponen-komponen dan sub-sub komponen :
1. Input, meliputi material, perlengkapan, fasilitas, sumber
daya manusia, dana, peraturan dan ketentuan.
2. Proses transformasi, mencakup sumber fisik dan SDM
yang diperoleh melalui lingkungan eksternal.
3. Output, meliputi hasil yang berupa barang (materials) atau
berupa pelayanan (services)

b. Macam-Macam dan Tipe Organisasi.


Daniel Katz dan Robert L. Khan dalam bukunya yang berjudul :
The Social Psicology of Organization, membagi organisasi
menjadi 4 (empat) golongan :
1. Productive or Economic Organization
Organisasi perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa
dan tujuan utamanya untuk mendapatkan keuntungan
material.
2. Maintenance
Organisasi yang berfungsi memelihara integritas masyarakat.
Seperti sekolah atau rumah sakit.
3. Adabtive
Yaitu organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, mengetes teori atau pendapat-pendapat,
melakukan penelitian dan sebagainya. Seperti perguruan
tinggi atau lembaga-lembaga penelitian.
4. Politica
Organisasi yang berfungsi sebagai koordinator kegiatan-
kegiatan, pengendali sumber-sumber, orang dan sub sistem.

4
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna,
2003) hal. 206

IQRA’ 104
Termasuk dalam kelompok ini adalah Lembaga-lembaga
negara.
c. Prilaku Organisasi
Dalam proses Kerjasama dua orang atau lebih terdapat bermacam-
macam perilaku individu dan organisasi. Manusia dalam
organisasi berinteraksi baik dengan sesama individu maupun
dengan kelompok organisasinya. Hal inilah yang merupakan
bagian dari teori perilaku organisasi. Adapun kerangka prilaku
organisasi adalah sebagai berikut :5

Sifat-Sifat
Pribadi
Pengalaman Latar Belakang
Pribadi Masa
Lampau
Prilaku Manusia dalam
organisasi

Interaksi Individu Organisasi

Organisasi

Lingkungan Organisasi

Organisasi

Dalam berinteraksi pada suatu organisasi, manusia sebagai


individu menampilkan berbagai prilaku, baik yang bersifat bawaan
(faham nativisme), pengalaman dari pengaruh lingkungan (faham
emperisme) maupun kombinasi keduanya (faham konvergensi)

5
Sukardji, Manajemen Pendidikan Pada Madrasah, (Jakarta: 2004), hal
39

IQRA’ 105
interdisipliner yang mempengaruhi perilaku organisasi adalah
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik, antropologi,
ekonomi, Kesehatan, agama serta administrasi.
d. Organisasi yang efektif
Organisasi yang efektif adalah organisasi yang berhasil,
baik dalam penampilan dan pemeliharaan sumber daya manusia,
karena hal ini adalah kunci keberhasilan kelompok
kerja/organisasi. Penampilan dan pemeliharaan yang rendah jelas
merupakan kerugian bagi organisasi, kelompok dan angota
kelompok. Proses kelompok sebagai alat melalui sumber
bermacam-macam dan bervariasi input diolah dan
ditransformasikan menjadi kelompok output.
Menurut Lappit dan Schmidt, siklus kehidupan organisasi
digambarkan melalui 6 (enam) tahap perkembangan :
1. Terciptanya organisasi baru (creating e new
organization)
2. Hidup sebagai suatu sistem yang dapat berkembang
(surviving as aviable system)
3. Memperloleh stabilitas (gaining stability)
4. Memperoleh reputasi dan mengembangkan
kebanggaan (gaining reputation and developing
puide)
5. Memperoleh keunikan dan kemampuan adaptasi
(achieving uniqueness and adabtability)
6. Membantu masyarakat (contributing to society) 6

Beberapa indikasi pokok yang dapat juga dipakai sebagai


kriteria keberhasilan organsasi, yaitu :

1. Tercapainya tujuan organisasi

6
Ullrinch and Wiclard, Organization Theory and design (Ricard D.
Orwin: Inc. Homewood, Revisi Edition, 1980) hal. 419

IQRA’ 106
2. Organisasi mampu memenuhi dan memanfaatkan
segala sumber yang ada secara maksimal
3. Bawahan dan mitra kerja/usaha merasa puas
4. Terdapat kesepakatan antara anggota dalam organisasi
dari berbagai tingkatan terhadap apa yang akan dan
sedang dilakukan.
5. Organisasi memberikan pelayanan terhadap
kepentingan yang paling baik dari masyarakat. 7

Dengan demikian keberhasilan suatu organisasi dapat


dilihat melalui dua aspek, yaitu keberhasilan organisasi dan
pemeliharaan organisasi

e. Organisasi Pendidikan di Indonesia


Dalam kaitannya dengan pengertian organisasi,
pengorganisasian Pendidikan dan kebudayaan berkembang mulai
dari tingkat keluarga, sekolah, masyarakat dan negara.
Pengorganisasian antara negara ke negara lainnya tidak sama,
tergantung pada filsafat, tujuan dan pendidikan masing-masing.
Di negara Republik Indonesia pengertian pengorganisasian
Pendidikan dan kebudayaan berpedoman kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, UU Nomor 2 Tahun 1989, Kepres
No. 44 dan 45 tahun 1974. Dalam Kepres tersebut diatur
pengorganisasian departemen-departemen dengan dasar asas-asas

7
Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002) hal. 56

IQRA’ 107
an pengorganisasian kelembagaan aparat pemerintah dapat
tercapai dengan baik. 8
Organisasi Pendidikan menurut sistem Pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam undang-undang sistem Pendidikan
nasional tahun 1989, meliputi unsur-unsur :
1. Berdasarkan jenjang Pendidikan, terdiri dari :
a. Pendidikan Pra Sekolah
b. Pendidikan Dasar
c. Pendidikan Menengah
d. Pendidikan Atas
e. Pendidikan Tinggi
2. Berdasarkan jalur Pendidikan, terdiri dari :
a. Organisasi Pendidikan jalur sekolah
b. Organisasi Pendidikan jalur luar sekolah
3. Berdasarkan jenis Pendidikan, yaitu :
a. Pendidikan umum
b. Pendidikan kejuruan
c. Pendidikan luar biasa
d. Pendidikan kedinasan
e. Pendidikan keagamaan
f. Pendidikan akademik
g. Pendidikan professional
4. Berdasarkan penyelenggaraan terdiri dari :
a. Pemerintah (mendiknas sebagai penanggung jawab,
Menteri dan Lembaga-lembaga Pendidikan lainnya)

8
Soebagio Atmodiwiro , Manajemen Pendidikan Indonesia,
(Jakarta: PT Ardadizya Jaya, 2005) hal 93

IQRA’ 108
b. Masyarakat (Yayasan, Badan Hukum perorangan atau
organisasi-organisasi dan Lembaga masyarakat
lainnya)9
f. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk organisasi. Dari sejak lahirnya
kedunia sudah merupakan anggota organisasi yaitu keluarga.
Menginjak usia sekolah, manusia memasuki organisasi sekolah.
Setelah lulus dan bekerja, manusia tetap menjadi anggota
organisasi ditempatnya bekerja dan berada dengan tujuan untuk
mengatasi kemampuan, kemauan dan sumber daya yang
dimilikinya dalam rangka mencapai tujuan yang dicitakan dan
dicintakan. Agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien, maka
manusia perlu menceburkan diri dalam organisasi. Dimana
organisasi merupakan wadah untuk sarana pengembangan
potensi diri, berlatih kepemimpinan, berlatih mengawasi dan juga
diawasi. Organisasi juga dapat dijadikan wadah untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka ragam, banyak
dan kompleks, menambah pergaulan dan untuk memanfaatkan
waktu luang dengan kegiatan yang positif dalam organisasi.
Dalam tulisan ini dipaparkan secara singkat mengenai
pengertian organisasi dan pengorganisasian. Berkaitan dengan hal
tersebut dalam sebuah literatur dijumpai istilah-istilah teori
organisasi, perilaku organisasi, pengembangan organisasi dan
pengembangan sumber daya manusia. Teori organisasi
merupakan teori makro, sedangkan perilaku organisasi merupakan
teori mikro. Praktek dari teori makro terdapat dalam
pengembangan organisasi, sedangkan pengembangan sumber
daya manusia merupakan praktek dari teori mikro.

Daftar Pustaka

9
Sukardji, op.cit

IQRA’ 109
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta:
Pustaka al-Husna, 2009)

Usman Husaini, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan,


(Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

Hasibuan Malayu, S.P, Manajemen Dasar, Pengertian dan


Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, Edisi Revisi, 2006)
Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia,
(Jakarta: PT Ardadizya Jaya, 2005)
Stoner Freemen Gilbert, Manajemen, (Jakarta: PT Perhallindo,
Jilid II, 1996)
Soekardji, Manajemen Pendidikan pada Madrasah, (Jakarta,
2004)

Ullrich dan Wiclard, Organization, Theory dan Design, (Richard


D Orwin: Inc,

Homewood, Illinois 60430, Revisi Edition, 1980)

Sumijo Wahjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2002)
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,
(Bandung, alfabeta. 2010)

IQRA’ 110

Anda mungkin juga menyukai