Anda di halaman 1dari 12

TEORI NEUROUSCIENS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

a. Pengertian Neurosciense

Secara etimilogi, neuroscience adalaha ilmu neural (neural science) yang mempelajari
system syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel saraf dengan pendekatan multidisipliner.
Secara terminologi, neuroscience merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi
saintifik terhadap system saraf. Atas dasar ini, neuroscience juga disebut sebagai ilmu yang
mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi saraf belakang.

Pada dasarnya, neuroscience merupakan cabang ilmu biologi yang kemudian berkembang
esat bahkan melakukan ekspansi ke berbagai disiplin ilmu lain, seperti psikologi, bikimia,
fisiologi, farmakologi, informatika, ilmu statitika, fisiska dan kedokteran. Psikologi sebagai studi
saintifik proses mental dapat dianggap sebagai sub bidang neuroscience walaupun beberapa teori
tubuh-pikiran tidak setuju dengan hal ini. psikologi adalah studi proses mental yang dapat
dimodelkan secara saintifik, seperti psikologi perilaku dan kognitif tradisional yang berhubungan
dengan proses saraf. Atas dasar inilah, neuroscience dapat menjelaskan perilaku atau karakter
manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi.

Dalam penelitian muktahir dibidang neurouscince menemukan sejumlah bukti hubungan


tidak terpisahkan antara otak dan perilaku manusia. Bahwa terdapat enam system otak yang
secara terpadu meregulasi semua perilaku manusia. Keenam system otak tersebut adalah cortex
prefrontalis, system limbiks, gyrus cingulatus, ganglia basalis, llobus temporalis dan cerebellum.

Keenam peranan otak ini mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi, afektif
dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ. Semua system dalam otak bekerja secara terpadu
untuk membangun sikap dan perilaku manusia. Oleh karena itu, meregulasi kinerja otak secara
normal akan menghsilkan fungsi optimal sehingga perilaku dapat dikontrol secara sadar dengan
melibatkan dimensi emosional dan spiritual.

b. Struktur Otak

Otak merupakan pusat pengendali semua jika otak dalam keadaan sehat maka akan
mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya jika otak itu
terganngu maka kesehatan tubuh dan mental akan terganggu.
Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas
mengenai anatomi dan fungsi otak secara detail memakan waktu yang berhari- hari bahkan
waktu yang lama. Oleh karena itu akan dibahas mengenai anatomi dan fungsi otak yang
berhubungan dengan fungsi pembelajaran secara garis besar.

Secara anatomi, bongkahan otak dapat dibagi menjadi otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), batang otak (brain stem), dan system limbik. Otak besar berhubungan dengan
pembelajaran, otak kecil bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan, batang
otak mengatur denyut jantung serta proses pernafasan yang sangat penting bagi kehidupan, dan
system limbik lebih kepada pengaturan emosi dan memproses memori emosional.

1. Cerebrum (otak besar)

Otak besar adalah area terluas yang mewakili 80% dari keseluruhan otak. Permukaannya
berwarna kelabu pucat, berkerut dan ditandai denagn jalur yang dalam yang disebut Fissures,
juga diselingi jalur dangkal yang disebut sulci. Lipatan-lipatan otak yang tampak dari luar
disebut gyrus.

Otak besar dibelah oleh sebuah gari besar yang disebut sulcus sehingga otak besar terbagi
menjadi dua sisi yakni kiri dan kanan. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh kabel yang
disebut dengan istilah “ corpus collosum” atau “badan besar” yang berisi 200 juta benang saraf.
Kabel ini menjadi jembatan penghubung antara bagian kiri dan kanan untuk memproses
informasi yang ditangkap oleh indra.

Cereberum terdiri atas empat bagian yang disebut lobe (lobus): keempat bagian tersebut
adalah lobe belakang (lobus occipital), bagian depan (lobus frontal), lobus parietal dan lobus
temporal. Lobus occipital terletak sedikit dibelakang bagian otak dan terutama bertanggung
jawab pada penglihatan. Lobus frontal terletak di wilayah sekitar kening dan punya andil
terhadap tindakan-tendakan yang disengaja seperti memberi penilaian, kretivitas, menyelesaikan
masalah, dan menyelesaikan masalah dan merencakan. Lobus parietal terletak pada bagian atas
dari bagian otak anda. Yang termasuk tugasnya adalah memproses sesuatu yang berhubungan
dengan sensori yang lebih tinggi dan fungsi-fungsi Bahasa. Lobus temporal (bagian kiri dan
kanan) berada diatas dan disekitar telingan anda. Bagian ini terutama bertanggung jawab tehadap
terhadap pendengaran, memori, pemaknaan dan Bahasa, meskipun ada beberapa fungsi yang
saling tumpeng tindih dintara masing-masing lobus ini.

2. Cerebellum (Otak kecil)

Otak kecil adalah struktur dua belahan yang terletak tepat pada bagian belakang otak
besar. Volume otak kecil berkisar 11% dari keseluruhan volum otak.
Fungsi otak kecil adalah mengordinasi gerakan. Oleh karena itu otak kecil memegang
peranan atas perintah kerja otot. Artinya setiap gerakan motorik dalam diri manusia di atur oleh
otak kecil. Misalnya seseorang haus dan ingin minum, otak kecil akan memerintah otot-otot
untuk mengerakan kaki dan tangan untuk menuangkan air minum dan meminumnya.

3. Batang otak

Batang otak (brain stem) adalah penghubung vital antara medulla spinalis dan bagian-
bagian otak yang lebih tinggi. Area ini meruapakan area tertua dan terdalam dari otak. Batang
otak sering disebut dengan otak reptil karena serupa dengan keseluruhan otak reptil.

Salah satu fungsi dari batang otak adalah untuk penciuman. Saraf ini langsung menuju
system limbik. Batang otak juga menjadi tempat system aktivasi reticular yang bertanggung
jawab terhadap kesadaran otak.

4. System limbik

Limbik berarti batas. Sstem limbik berate serangkaian saraf yang mempunyai hubungan
secara langsung. System limbik menempati posisi puncak batang otak dan tepat di bawah otak
besar. Otak ini juga sering disebut otak mamalia purba. Ada empat system limbik yang berkaitan
langsung dengan memori dan pembelajaran. Pertama: thalamus, semua informasi sensorik yang
masuk (kecuali penciuman) pertama kali masuk kedalam Thalamus. Dari sini informasi
(termasuk pelajaran) yang masuk diteruskan kebagian-bagian otak lainnya untuk pemrosesan
lebih lanjut. Otak besar dan otak kecil juga mengirimkan sinyal-sinyalnya pada thalamus
termasuk aktivitas kognitif dan memori.

Kedua, hypothalamus, terletak persis dibawah thalamus. Ketika thalamus menjalankan


fungsinya memonitor informasi yang datang dari luar tubuh, maka hypholatalamus memonitor
system internal tubuh untuk menjaga keseimbangan normal tubuh. Dengan mengontrol
pengeluaran berbagai macam hormone hypothalamus mengatur sekian banyak fungsi tubuh,
termasuk tidur, asupan gizi, atau makanan dan sebagainya. Jika system tubuh tidak seimbang,
maka sulit bagi seseorang utntuk bekonsentrasi terhadap proses pembelajaran.

Ketiga, hippocampus terletak dekat dasar area limbik. Bagian ini berfungsi
mengonsolidasikan pembelajaran dan dalam mengalihkan informasi dari memori belajar melaui
sinyal-sinyal elektirk ke wajah penyimpanan jangka panjang. Secara kontans bagian ini
memeriksa informasi yang disampaikan kepada memori belajar dan menghubungkannya dengan
pengalaman-pengalaman pembelajaran yang terdahulu telah disimpan. Proses ini sangat penting
dalam pencarian makna.

Keempat, amygdala, terletak menempel pada ujung hippocampus. Struktur otak ini
memainkan peran atau fungsi penting dalam mengolah emosi, khususnya rasa takut. Bagian ini
mengatur kembali interkasi individu dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi kemampuan
bertahan hidup.

Dengan demikian begitu luar biasanya kerja struktur otak yang ada dalam diri manusia.
Komponen satu dengan lainnya sangat saling keterkaitan dalam menjalani funsinya masing
masing.

c. Teori Belajar Neuroscience

Teori belajar neuroscience adalah teori belajar yang menekankan pada kinerja otak yaitu
tentang bagaimana keseluruhan proses berfikir, proses berfikir juga mencakup hal yang luas dari
proses berpikir tersebut menghasilkan pengetahuan, sikap, dan prilaku atau tindakan. Teori ini
mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf. Teori ini juga mempelajari tentang
berbagai macam penyakit pada otak. Bila kita tinjau ketika manusia dilahirkan manusia
dianugrahi dengan otak yang sama. Otak terdiri dari sekitar satu triliun sel otak yang masing-
masing terdiri dari sekitar seratus milyar sel otak active dan sisanya sekitar Sembilan ratus
milyar adalah sel otak pendukung. Namun mengapa tingkat kecerdasan manusia berbeda-beda
itu disebabkan karena perbedaan dalam meningkatkan potensi yang telah dimiliki, kecerdasan
manusia tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah sel otak namun lebih kepada berapa
banyak koneksi yang bisa terjadi antara masing-masing sel otak. Hal ini sangat penting terutama
dalam proses belajar dan pembelajaran karena mampu atau tidaknya seseorang dalam
menangkap informasi atau ilmu pengetahuan yang disampaikan ditentukan oleh kesiapan otak
untuk menangkap informasi atau ilmu pengetahuan tersebut jika otak tidak siap maka proses
pembelajaran tidak akan pernah terjadi.
Menurut Daniel dan david mengatakan bahwa belajar dapat diselesaikan dengan paling
baik bila kegiatan belajar itu dikaitkan secara langsung dengan pengalaman fisik. Kita akan
mampu mengingat dengan sangat baik bila fakta dan keterampilan dilekatkan pada kegiatan
actual alamiah. Dari kegiatan belajar akan melekat pada ingatan yang terdapat pada otak
manusia, jika melalui sebuah pengalaman yang dialaminya.
Peran ingatan dalam proses belajar dapat kita gambarakan pada gambar dibawah, bahwa
dalam proses ingatan terdiri atas tiga sensosy buffer, working memory, dan long-term memory
(lihat gambar 1.1)

Working
memory
Lingkung Sensory buffer Ingatan janka panjang
an Proses-proses
(ingatan jangka meta level Pengetahuan tentang isi

Pendek) Perencanaan Penetahuan meta


Monitoring kognitif
Stimulasi:
Evaluasi
Pengetahuan dunia
 Visua nyata
Respresentasi-
l
representasi
 Taktil
Mental
 audio
tarik

OUTPUT
Ingatan bekerja dengan cara berikut: pengalaman (taktil, visual, dan audiotorik) dicatat
didalam memory buffer (ingatan jangka pendek) dan kemudian dikonversikan menjadi bentuk di
mana pengalaman itu dipakai di dalam working dan ingatan jangka pendek. Sensory buffer dapat
mencatat banyak informasi tetapi hanya dapat menahannyadalam waktu singkat. Sebagian
informasi di dalamnya akan hilang, dan sebagian lainnya disalurkan ke working memory.
Working memory adalah di mana “proess berpikir dilakukan.” Bagian ingatan ini menerima isi
dari memory buffer dan ingatan jangka panjang tetapi memiliki kapasitas yang terbatas untuk
menyimpan informasi, sebuah fakta yang membatasi proses menusia. Working memory berisi
informasi yang sedang digunakan secara aktif pada saat tertentu.
Ingatan jangka panjang memiliki struktur berupa simpul-simpul dan terdiri atas
represntasi-represntasi jaringan syaraf dimana simpul-simpulnya merepsentasikan bogkahan-
bongkahan di dalam ingatan dan dimana mata-mata rantainya merepsentasikan hubungan
diantara bongkahan-bongkahan itu. Simpul-simpul itu dapat dipersamakan dengan konsep-
konsep, dan mata rantai itu dapat dipersamakan dengan kaitan yang bermakna diantara konsep-
konsep. Secara bersama-sama mereka membentuk schemata atau klaster informasi.
Untuk itu tentang otak (suyadi:2014) mengatakan dalam neuroscien sendiri tidak dikenal
dulisme otak karena setiap informasi diproses otak secara serenak di seluruh bagian. Oleh karena
keterpaduan seluruh bagian otak dalam neuroscienn sangat diperlukan. Paradigma otak kiri, otak
kanan dan otak tengah merupakan paradigma lama yang sudah ketinggalan zaman. Dengan
demikian orang dapat berpikir secara kreatif melalui pengembangan logika yang sangat
sistematis. Sebaliknya, orang dapat berfikir logis-kritis dengan kreatifitas yang tinggi.
Berdasarkan paradigma ini semua bagian otak bekerja sama secara serentak antar milliaran sel
saling berkoneksi dalam merespon setiap informasi yang diterima.
Dengan kata lain jika penulis kaitkan otak kanan, otak kiri, dan otak tengah dalam konsep
kecerdasan ary ginanjar perpaduan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual. Ketiga kecerdasan ini tidak bisa dipisah-pisah karena saling terkekaitan dalam
membentuk insan kamil.
Menurut hebb yang dikutib oleh hergen dan olson dalam buku theory of learning
mengatakan bahwa belajar ada dua jenis. Pertama, berkaitan dengan pembentukan kumpulan sel
dan sekuensi fase secara gradual (berangsur-angsur) selama masa bayi dan kanak-kanak. Selama
proses belajar awal ini anak harus berada dalam lingkungan yang kaya, yang berisi berbagai
macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk, objek dan sebagainya. Kedua, proses belajar
selanjutnya berupa penataan ulang. Karena pada bagian kedua ini adalah perseptual, cepat dan
berwawasan.
Hal diatas pada belajar bagian pertama dapat kita artikan bahwa semakin kompleks suatu
lingkungan maka semakin banyak yang akan pengalaman belajar yang didapat sehingga semakin
besar kemampuan anak maka semakin besar pula kemapuan ia berpikir pada level neurolnya.
Ada satu hal yang mengingatkan penulis dari pada proses belajar pada masa ini. Ada pengalaman
anak balita yang kira-kira berumur lebih kurang 10 bulan ketika itu balita tersebut ingin turun
dari ranjang. Tanpa ada seseroang diruangan tersebut, balita ini turun ke lantai. Ia mencoba
untuk turun yang pertama tapi ia tidak sampai ke lantai hingga ia naik kembali ke atas ranjang.
Akhirnya satu persatu bantal itu diturunkan kemudian ia turun dengan tanpa resiko. Dalam cerita
ini ada pengalam belajar yang merangsang neurol balita.
Kemudian pada bagian kedua adalah tindak lanjut ketika seseorang dewasa karena
banyak pengalaman yang ia alami diwaktu kecil mengenai pengalam belajar. Hal ini akan
mempengaruhi perkembangan ia diwaktu dewasa dalam berfikir secara mendalam dan
berwawasan. Pada masa ini tugas guru adalah membantu mereka dalam memahami apa yang
sudah mereka pelajari secara kreatif.
d. Penerapan Teori Neuronscien Dalam Pembelajaran PAI

Secara filosofi Salah satu tujuan pendidikan islam pada hakekatnya adalah membentuk
manusia yang sempurna dalam hal ini insan kamil. Dalam perspektif psikologis manusia
sempurna adalah manusia yang berkembang seluruh potensi kecerdasanya, baik potensi jasmani,
ruhani maupun akal (IQ,EQ dan SQ). Seluruh potensi manusia terdapat pada otaknya, maka ilmu
yang mempelajri otak adalah neuroscience. Oleh karena itu pendidikan neuroscience dapat
dipadukan dengan perekat psikologi.

Secara teorisitis terdapat persamaan persepsi antara psikologi, pendidikan dan


neurosciense seningga ketiganya dapat dipadukan. Konsep manusia sempurna yang mempunyai
unsur jasmani, ruhani, dan akal, sama dengan konsep tentang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dengan demikian pula neuroscience yang mengandung unsur-unsur otak rasional (IQ), otak
emosional (EQ) dan otak spiritual (SQ). oleh karena itu neuroscience dalam pembelajaran tidak
hanya sekedar konsep teoritis yang sifatnya masih filosofis, tetapi dapat diterapkan oleh guru
secara praktis-empiris.
Dalam teori neuroscience yang telah penulis jelaskan pada paragrap terdahulu tidak
mengenal trikotomi otak untuk itu perpaduan ketiganya sangat saling berkaitan dalam proses
pembelajaran. Disini penulis akan rincikan kerja otak kanan, otak kiri dan otak tengah.

Penggunaan Fungsi Otak dan Gaya Pemikiran yang distimulasikan:


Kiri Kanan

Logis Konseptual
Analistis Idialitas
Realitas Visionari
Faktual Emosional
Prosedural Humanistis
Praktis Intuitif
Organisatoris Spiritual

Selain dari otak kanan dan kiri di atas ada fungsi otak tengah (otak intuitif) yaitu bagian
ini adalah kelanjutan dari otak rasional melalui otak kreatif. Artinya intuisi akan mncul jika telah
melewati “kelelahan” rasionalitas dan “kejenuhan” kreatifitas. Dengan kata lain, intuisi adalah
akhir dari perjalanan pemikiran logis dan kreatif.

Pada dasarnya belajar adalah pembentukan hubungan-hubungan baru antara neuron-


neuron yang terjadi kompleksitas peningkatan cabang-cabang dendrit dalam otak. Oleh karena
itu belajar dalam teori neuroscienn sangat dipengaruhi dalam belajar dan lingkungan belajar itu
sendiri.

Belajar dilakukan dengan mempersiapkan otak dalam kondisi siap untuk belajar Eric
Jensen (2008) dalam bukunya menjelaskan pola-pola gelombang otak yang berkaitan dengan
kondisi kesiapan gelombang otak. Pola-pola gelombang otak ini memberikan informasi kapan
seseorang siap untuk belajar. Adapun pola-pola gelombang tersebut:

1) Delta 0-4 Hz tidur nyenyak/ tidak ada kesadaran luar


2) Tetha 4-8 Hz setengah tertidu/tidur-tiduran
3) Alpha –12 Hz santai/sadar/tenang
4) Beta 12-16 Hz pembangkitan kesadaran normal
Berdasakan gelombang diatas, maka untuk menciptakan belajar yang efektif, peserta
didik harus disiapkan dalam posisi alpha. Kemudian proses pembelajaran itu sendiri harus
mampu mengantarkan peserta didik minimal sampai pada posisi beta. Oleh karena itu kesiapan
peserta didik dalam belajar sangat mempengaruhi hasil belajar yang diinginkan.

Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran berbasis


kemampuan otak ada tujuh tahap menurut Eric Jencen yaitu:

a) Tahap pra pemaparan


b) Tahap persiapan
c) Tahap iniasi dan akuisi
d) Tahap elaborasi
e) Tahap inkubasi dan memasukkan memori
f) Tahap verifikasi dan pengecekkan keyakinan
g) Tahap perayaan dan integrase

Dari sekian tujuh tahap diatas begitu pentinganya dalam mempersiapkan pembelajaran
maka dari itu seorang guru hendaknya ketika akan mengajar tidak memikirkan apa yang akan ia
ajarkan akan tetapi berfikir bagaimana membuat proses pembelajara menjadi lebih baik dan
menyenangkan.

Dalam penerapan teori neuroscience dalam pendidikan agama islam, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan ketika guru dan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya:
Pertama, guru hendaknya memahami bahwa dalam pembelajaran siswalah yang menjadi pusat
belajar, yang mencari, menemukan, membangun dan mengembangkan pengetahuan. Guru hanya
menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan
pelajaran melalui suatu proses belajar, dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu
dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Dalam hal ini juga hendaknya guru mengadakan
apersepsi dengan menghubungkan materi baru dengan materi sebelumnya; menjelakan relevansi
isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari;menjelaskan secara singkat isi materi sehingga pada
bagian ini termotivasi dan terstimulus untuk meningkatkan rasa ingin tahunya.

Kedua, siswa harus diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan secara aktif.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap
siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Disini
hendaknya guru memberikan pertanyaan yang menatang sehingga siswa menggali jawaban dari
pertanyaan yang diberikan. Dalam pembelajaran ini bisa juga kita gunakan model pembelajaran
mind map (peta konsep). Ketika belajar tajwid guru menyuruh anak untuk melakukan peta
konsep ilmu tajwid pada akhirnya anak akan mencari bagian-bagia ilmu tajwid sampai hal yang
mereka ketahui.

Ketiga, guru perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar
mengajar harus lebih menekankan pada proses daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai
potensi.

Keempat, pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara
guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa
interaksi antarpribadi. Belajar bukan hanya proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi
ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan
pengetahuan bersama. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang
memungkinkan mereka untuk menikmati proses belajar dan saling mendukung satu sama lain.
Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan
hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
suasana belajar yang kondusif, di mana hubungan dan kerjasama antar siswa terjalin dengan
baik, sehingga aktivitas belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

Kelima, belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan
otak, tetapi juga melibatkan seluruh tubuh dan pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru
ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada.

Keenam, pada dasarnya makna belajar adalah mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan
umpan balik), sehingga belajar yang paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang
dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan
berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara
menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan
kebutuhannya. Begitu juga dengan pelajaran PAI ketika pelajaran sholat anak melakukan sholat.
Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu
yang hipotetis dan abstrak, asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara
total, mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, Rosdakarya:
Bandung, 2014

Muijs, Daniel & david reynolds, Effective Teaching Teori Dan Aplikasi, pustaka
pelajar:yogyakarta, 2008

Jensen Eric, Brain-Based Learning, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2008

Hergenhahn & matthew H. olso, Theories Of Learning (Teori Belajar), Kencana :Jakarta, 2009

Anda mungkin juga menyukai