Anda di halaman 1dari 9

SLIDE 1 (NEUROSCIENCE)

Neurosain merupakan sebuah Sebuah disiplin ilmu yang mempelajari mekanisme belajarnya
syaraf dan bagaimana otak bereaksi dari sains. Ilmu ini mempelajari tentang sistem saraf otak,
termasuk struktur, fungsi, dan perkembangannya, serta bagaimana mereka mempengaruhi
pembelajaran, memori, bahasa, dan lain-lain. Secara sederhana, neuroscience merupakan sebuah
ilmu yang secara khusus mempelajari neuron atau sel saraf. Sel-sel saraf tersebutlah yang
Menyusun system saraf, baik itu susunan saraf pusat maupun saraf tepi. Pada umumnya, para
neurosciencetist lebih focus pada sel syaraf yang berada di bagian otak. Tujuan utama dari
adanya analisis tentang otak manusia adalah guna mempelajari lokalisasi dari fungsi, terutama
fungsi kognitif. Lokalisasi tersebut mengacu pada wilayah spesifik otak yang dapat mengontrol
segala perilaku yang secara spesifik mengarah pada kemampuan seseorang dalam ranah
kognitifnya.

Sedangkan kalau educational neurosains adalah Educational neuroscience adalah bidang kajian
neuroscience yang fokus untuk mengkaji konsep pendidikan dari perspektif sistem kerja otak.
Para guru dan orang tua ternyata masih jarang memperhatikan bidang kajian ini sehingga
menyebabkan munculnya suasana pembelajaran yang pasif dan tidak optimal dalam merangsang
sel-sel saraf di dalam otak manusia

SLIDE 2 (TEORI BELAJAR NEUROSAINS)

Teori Belajar Neuroscience merupakan konsep yang menekankan kinerja otak dalam
proses belajar. Teori ini mencakup berbagai aspek dari proses berpikir yang menghasilkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Belajar dalam konteks neuroscience dipengaruhi oleh kesiapan
individu dalam belajar dan lingkungan belajar Teori ini mempelajari tentang bagaimana fungsi
otak dan seluruh fungsi pada syaraf yang ada. Otak terdiri atas sekitar satu triliun sel otak yang
masing-masing terdiri dari serratus milyar sel otak aktif dan sekitar Sembilan ratus milyar sel
otak pendukung. Namun mengapa tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh manusia berbeda-beda.
Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan dalam meningkatkan potensi yang telah
dimiliki, kecerdasan manusia tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah sel otak. Namun
lebih kepada berapa banyak koneksi yang dapat terjadi antara masing-masing sel otak. Hal ini
sangat penting terutama dalam proses belajar dan pembelajaran karena mampu atau tidaknya
seseorang dalam menangkap informasi atau ilmu pengetahuan yang disampaikan ditentukan oleh
kesiapan otak untuk menangkap informasi atau ilmu pengetahuan tersebut. Jika otak tidak siap,
maka proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi.

SLIDE 3 (STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK)

a. Otak besar
Otak besar merupakan area terluas di otak dan mencakup 80% dari seluruh bagian otak.
Permukaan otak besar berwarna abu-abu pucat, berkerut, dan ditandai dengan adanya
jalur yang dalam yaitu disebut sebagai Fissures. Selain itu, otak besar juga diselingi
dengan adanya jalur dangkal yang disebut sebagai sulci. Cereberum terdiri atas empat
bagian yang disebut sebagai lobus, keempat bagian tersebut adalah lobus belakang, lobus
depan, lobus parietal dan lobus temporal. Lobus belakang berkaitan dengan penglihatan
manusia. Lobus depan terletak di sekitar kening dan berkaitan dengan tindakan yang
disengaja seperti kreatifitas, cara seseorang mengatasi permasalahan dan lain sebagainya.
Lobus parietal terletak dibagian atas pada otak, bagian ini berkaitan dengan proses
sensori dan fungsi-fungsi Bahasa. Kemudian, lobus temporal berada pada bagian kiri dan
kanan otak dan berkaitan dengan pendengaran, memori, dan Bahasa.
b. Otak kecil
Otak kecil merupakan bagian yang terletak pad abagian belakang otak besar, volume
yang dimiliki oleh otak kecil pun berkisar 11% dari keseluruhan volume otak. Fungsi dari
otak kecil yaitu guna mengordinasikan gerakan. Oleh karena itu, otak kecil memiliki
peran atas perintah kerja otot, hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap gerakan motorik
yang ada dalam diri manusia di atur oleh otak kecil.
c. Batang otak
Batang otak merupakan penghubung vital antara medulla spinalis dan bagian-bagian
otak. Bagian batang otak merupakan area yang tergolong paling tua dan terdalam dari
seluruh bagian otak. Batang otak sering disebut sebagai otak reptil, karena secara
keseluruhan serupa dengan otak reptil. Otak reptil sendiri berfungsi sebagai sistem yang
mengatur reaksi terhadap bahaya ataupun ancaman. Kemudian, fungsi dari batang otak
yaitu terkait pada penciuman dan memiliki tanggung jawab terhadap kesadaran otak.
Saraf yang ada pada batang otak langsung menuju pada sistem limbik.
Lalu yg terakhir adalah sistem limbik. Sistem limbik ini berada diposisi tepat dibawah
otak besar. Sistem limbik juga sering disebut sebagai otak mamalia purba, karena adanya
kesamaan dari tanggung jawab nya terhadap memori dan pembelajaran. Otak mamalia
purba sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran, karena otak
mamalia berperan dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata social, dan rasa
memiliki. Struktur otak ini memainkan peran atau fungsi penting dalam mengolah emosi,
khususnya rasa takut. Bagian ini mengatur kembali interkasi individu dengan lingkungan
yang dapat mempengaruhi kemampuan bertahan hidup.

SLIDE 4 (PERBEDAAN FUNGSI OTAK KANAN DAN OTAK KIRI)


Seperti yang terlihat pada gambar dari kedua sisi otak memiliki fungsi yang berbeda.
Dimulai dari sisi kiri yg dimana otak kiri ini terkait dengan kecerdasan pengetahuan, cara
berpikir logis, controlling, kemampuan menganalisis, berpikir tentang reality atau fakta.
Sedangkan kalua otak kanan lebih mengarah pada kemampuan otak terkait seni, music,
kreativitas, imagniasi, instuisi, perasaan emosional. Seperti yang dapat kita ketahui
berdasarkan hasil riset di bidang educational neurosains bahwa, educational neurosains
ini memberikan perspektif baru di dunia Pendidikan dalam memahami perkembangan
perilaku dan keterampilan anak dari sisi struktur dan fungsi sistem saraf di dalam otak.
Misalnya kecerdasan matematika dan bahasa berpusat pada bagian otak kiri, kecerdasan
musik dan spasial berpusat di otak kanan, kecerdasan kinestetik berpusat di daerah
motorik cortex cerebri, dan kecerdasan intrapersonal dan antarpersonal ditata pada sistem
limbik dan dihubungkan dengan lobus prefrontal maupun tempora

SLIDE 5 (PERKEMBANGAN OTAK ANAK)


Proses pembelajaran dalam Pendidikan formal ataupu non formal tentu dapat dikaitkan
dengan proses perkembangan otak. Secara umum, otak mengalami adanya restrukrisasi
pada usia dini, remaja, dan dewasa. Berikut ini merupakan penjelasan dari setiap fase
perkembangan otak yang tentunya berkaitan dengan kemampuan otak untuk belajar
a. Perkembangan otak pada usia dini
Sekalipun Pendidikan formal pada usia dini semakin popular, sebenarnya tidak ada bukti
yang meyakinkan di bidang neurosains untuk memulai Pendidikan formal lebih awal
(…). Terdapat istilah “jendela emas” terkait perkembangan anak, yang dimana dapat
dikataka bahwa penting untuk pembelajaran berbagai kemampuan dan keterampilan. Para
ilmuwan percaya bahwa masa perkembangan usia dini ini merupakan masa sensitive,
yang mana tidka selalu sama dan tidak pasti. Masa ini lebih berupa perbedaan halus pada
kemampuan otak untuk dapat dibentuk oleh lingkungan. Selain itu, pada masa
perkembangan ini lebih melibatkan fungsi visual, motoric, dan memori yang dipelajari
secara alami pada lingkungan.
b. Perkembangan otka pada saat remaja
Neuroscience menujukkan bahwa, di usia remaja pun otak tetap mengalami
perkembangan. Tetapi, berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan bahwa otak di usia
remaja tidak lebih siap dari otak dewasa untuk mengerjakan berbagai proses. Beberapa
proses tersebut seperti mengarahkan perhatian, merencakan masa depan, mencegah
perilaku menyimpang, dan membutuhkan keterampilan social. Pada masa remaja, otak
masih dapat dipertajam dan dibentuk. Maka dari itu, kurikulum yang tepat dalam
Pendidikan formal dapat membantu proses perkembangan otak remaja.
c. Perkembangan otak pada saat dewasa
Dengan meningkatnya usia, otak terus berubah dan berkembang pada masa dewasa,
tetapi otak menjadi lebih sedikit dapat ditempa dan neuron mulai hilang dalam Tingkat
yang lebih besar (…). Meskipun demikian, ternyata neuron lahir disatu bagian otak yaitu
hippocampus yang merupakan salah satu bagian di otak yang memiliki peran pendting
dalam belajar daan mengingat. Kemudian, kondisi tersebut menunjukkanbahwa otak
sangat fleksibel dan memungkinkan penggunaannya untuk belajar sepanjang hayat (life
time leaning), terus beradaptasi terhadap keadaan baru dan pengalaman baru. Pendidikan
juga menjadi salah satu factor yang dapat mempengaruhi struktur otak, termasuk pada
orang dewasa.

SLIDE 6 (ALUR INFORMASI DALAM TEORI NEUROSAINS)


Pada dasarnya belajar adalah pembentukan hubungan baru antara neuron, terjadi
kompleksitas peningkatan cabang-cabang dendrit dalam otak. Oleh sebab itu belajar
dalam teori neurosciense sangat dipengaruhi kesiapan dalam belajar dan ligkungan
belajar itu sendiri. Bila digambarkan alur informasi dalam teori neuroscience, adalah
sebagai berikut:
Dimulai dari adanya informasi dari lingkungan kemudian diterima oleh neuron sensorik,
proses penerimaan oleh neuron sensorik ini bisa berasal dari sentuhan, suhu atau tekanan
dan mentransmisikan informasi tersebut ke otak untuk di proses. Kemudian diterimalah
oleh neuron motoric yang akan membawa informasi yang telah diproses tersebut menjadi
sinyal motoric dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar untuk merespons ransangan
atau instruksi. Dengan adanya respons tersebut lah yang mempengaruhi adanya
pergerakan fisik di bagian-bagian tubuh. Lalu disalurkan Kembali ke interneuron.
Interneuron berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik dan motorik di dalam
sistem saraf. Mereka terutama ditemukan di dalam sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan berperan dalam pemrosesan informasi serta mengoordinasikan
aktivitas neuron lainnya. Mereka memainkan peran penting dalam pengambila Keputusan
dan pengaturan respons terhadap stimulus.

SLIDE 7 (IMPLEMENTASI NEUROSAINS DALAM PENDIDIKAN)


Implementasi neuroscience dalam pendidikan melibatkan penerapan konsep-konsep
neuroscience dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan hasil belajar.
Implementasi neuroscience dalam Pendidikan merupakan sebuah proses mengintegrasikan
konsep neuroscience dengan metode pembelajaran untuk mengoptimalkan kinerja berpikir
siswa dan mengembangkan kemampuan mereka secara komprehensif. Penerapan
neuroscience dalam Pendidikan dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan
mereka seperti hal nya terkait kreativitas, inovasi, dan pola berpikir kritis. Metode
neuroscience bertujuan untuk menyeimbangkan kerja kedua otak yaitu otak kanan dan otak
kiri guna menumbuhkan keaktifan siswa ddalam mengekspresikan perasaan dan cara berpikir
mereka. Implementasi neuroscience dalam Pendidikan dapat dilakukan dengan menerapkan
prinsip neuroscience dalam pembelajaran, seperti mengoptimalkan kinerja berpikir siswa
dengan aktivitas kebiasaan sehari-hari.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan teori neurosains dalam
Pendidikan seperti:
a. Memahami prinsip neurosains yang dimana penting untuk memiliki pemahaman yang
kuat tentang prinsip-prinsip dasar neurosains, termasuk bagaimana otak belajar,
mengingat, dan merespons stimulus. Ini membantu dalam merancang pendekatan
Pendidikanyang lebih efektif.
b. Penyesuaian kurikulum, jadi berdasarkan penelitian neurosains, kurikulum dapat
disesuaikan untuk memaksimalkan proses pembelajaran otak. Ini mungkin melibatkan
penggunaan strategi pembelajaran yang lebih interaktif, konten yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa, dan pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada
siswa.
c. Penggunaan teknologi Pendidikan, Teknologi dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran berbasis neuroscience. Misalnya, penggunaan perangkat lunak atau aplikasi
yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip neuroscience dapat membantu
meningkatkan retensi informasi dan pengalaman belajar siswa.
d. Fleksibilitas dan Diferensiasi: Setiap otak unik, jadi pendekatan pembelajaran harus
fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Ini dapat melibatkan
strategi diferensiasi yang memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya
belajar mereka sendiri.
e. Pentingnya Emosi dalam Pembelajaran: Penelitian neuroscience menunjukkan bahwa
emosi memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan
belajar harus mendukung kesejahteraan emosional siswa dan mempromosikan ikatan
positif antara emosi dan pembelajaran.
f. Pembelajaran Aktif dan Berbasis Pengalaman: Neuroscience menekankan pentingnya
pembelajaran aktif dan pengalaman langsung. Melibatkan siswa dalam aktivitas yang
memerlukan partisipasi aktif mereka dapat meningkatkan keterlibatan dan retensi
informasi.
g. Evaluasi Berbasis Neuroscience: Penilaian pembelajaran juga dapat disesuaikan dengan
prinsip-prinsip neuroscience. Misalnya, penggunaan penilaian formatif yang memberikan
umpan balik secara langsung kepada siswa tentang perkembangan mereka dapat
membantu memperkuat koneksi neural yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang
berkelanjutan.
h. Pendidik yang Terlatih: Guru dan pendidik perlu mendapatkan pelatihan yang memadai
tentang prinsip-prinsip neuroscience dan bagaimana menerapkannya dalam praktik kelas.
Ini membantu mereka merancang pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan
berpusat pada siswa.

SLIDE 8 (TUJUAN DAN MANFAAT NEUROSAINS DALAM PENDIDIKAN)

SLIDE 9 (PRINSIP DAN KERANGKAA BELAJAR DALAM KONSEP NEUROSAINS


KOGNITIF)

Dalam terlaksananya proses pembelajaran berbasis otak menurut Caine dan Caine,
disebutkan bahwa terdapat 7 prinsip pembelajaran secara alami. Prinsip-prinsip tersebut
menjadi dasar pada metode brain-based learning. Berikut ini merupakan pemaparan dari ke-
7 prinsip utama tersebut.
1. Otak merupakan prosesor parallel yang dimana pikiran, perasaan, behavior, dan emosi
saling berhubungan satu sama lain serta berinteraksi dengan bermacam-macam model
infromasi yang diterima oleh otak.
2. Belajar selalu melibatkan proses yang terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Manusia belajar lebih banyak dari segala sesuatu yang secara langsung dapat dipahami.
Banyak komponen-komponen belajar yang diterima dari lingkungan sekeliling seseorang
dan langsung masuk ke dalam otak kita tanpa kita sadari dan langsung berinteriaksi
dengan level proses belajar secara tidak langsung.
3. Pembelajaran dapat mempengaruhi pemahaman dan penggunaan informasi. Setiap otak
secara simultan mengamati dan membangun suatu informasi mulai dari bagian-bagian
terkecil, hingga keseluruhan bagian. Dalam pembelajaran, penting untuk melibatkan
kedua belahan hemisfer pada otak secara bersamaan.
4. Manusia paling sedikit memiliki dua tipe memori sistem yaitu sistem memori spatial atau
sistem autobiografi dan satu pasang sistem untuk pembelajaran hafalan. Sistem memori
spatial tidak membutuhkan Latihan untuk melakukan percobaan dari memori instan.
Sedangkan, pada tingkatan dari siste meori, segala seuatu dipelajari dengan cara dihafal.
5. Pencarian makna terjadi dengan berpola. Berpola disini diarahkan pada pengorganisasian
dan pengkategorian dari informasi. Otak menolah pola mengagumkan dari sesuatu yang
tanpa adanya makna. Saat kemampuan alamiah otak mengintegrasikan ifnromasi, lalu
diingatkan dalam pembelajaran, aktivitas, dan informasi yang terjadi secara acak dapat
ditampilkan dan diasimilasi. Otak mencoba untuk membuat pengertian dari informasi
dengan mengurangi kata-kata acak yang tidak ada hubungannya dengan suatu pola yang
lebih familiar.
6. Emosi merupakan salah satu bagian penting dalam pembentukan pola. Di dalam otak,
manusia tidak bisa memisahkan emosi dengan kemampuan otak dalam berpikir secara
kognitif. Karena, kedua hal tersebut adalah factor yang saling berkaitan.
7. Setiap otak itu unik, hal ini dapat dilihat melalui gaya belajar dan cara seseorang
menyimpan informasi dalam sebuah pola. Setiap orang memang memungkinkan bila
memiliki banyak kesamaan, tetapi sebenarnya dapat dikatakan bahwa setiap orang
sungguh berbeda.

SLIDE 10 (IMPLIKASI PRAKTIS NEUROSAINS DALAM PENDIDIKAN)

Penjelasan dari gambar tersebut adalah bahwa ada hubungan yang erat antara semua elemen ini
dalam konteks pendidikan. Neuroscience memberikan pemahaman tentang dasar biologis dari
proses belajar dan pengajaran, neuroscience kognitif memperdalam pemahaman ini dengan
mengeksplorasi kaitan antara proses otak dan proses kognitif, mekanisme psikologi
menggambarkan proses mental yang terlibat dalam pembelajaran, dan teori pendidikan
memberikan kerangka kerja untuk merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang
efektif. Semua ini kemudian diterapkan dalam konteks ruang kelas, di mana interaksi langsung
antara guru dan siswa terjadi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan memahami hubungan
antara semua elemen ini, kita dapat mengoptimalkan pengalaman pembelajaran siswa dan
memperbaiki praktik pendidikan.
Kesimpulan dari pembahasan makalah tersebut adalah bahwa implementasi neuroscience
dalam pendidikan merupakan sebuah langkah yang penting dan dapat membawa manfaat
besar dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Melalui pemahaman tentang dasar
biologis dari proses belajar dan pengajaran, kita dapat merancang strategi pembelajaran
yang lebih efektif dan sesuai dengan cara kerja otak manusia. Dengan memperdalam
pemahaman tentang kaitan antara proses otak dan proses kognitif melalui neuroscience
kognitif, kita dapat mengidentifikasi cara-cara baru untuk meningkatkan pembelajaran.
Mekanisme psikologi memberikan wawasan tentang proses mental yang terlibat dalam
pembelajaran, sementara teori pendidikan memberikan kerangka kerja untuk merancang
dan melaksanakan strategi pembelajaran yang efektif.

Semua elemen ini kemudian diaplikasikan dalam konteks ruang kelas, di mana interaksi
langsung antara guru dan siswa terjadi. Dengan memahami hubungan antara semua
elemen ini, kita dapat mengoptimalkan pengalaman pembelajaran siswa dan memperbaiki
praktik pendidikan secara keseluruhan.

Dengan demikian, pemahaman dan penerapan konsep neuroscience dalam pendidikan


tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mereka, tetapi juga membantu meningkatkan efektivitas pendidikan secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai