Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Mata Kuliah Biopsikologi


“Thinking and Learning Mechanism”

Kelas H-2019
Kelompok 9
Intan Khoirul Nisa’ (201910230311374)
Dekande Manta S. (201910230311376)
M. Firdo Samudra N. (201910230311368)
Putri Regina (201910230311404)
Nurun Najakh (201910230311420)

Dosen Pengampu : Diana Savitri Hidayati, S.Psi., M.Psi.


Asisten Dosen : Maypani Nabila Ashari

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Otak merupakan pusat pengendali setiap kegiatan yang berlangsung di dalam
tubuh manusia. Kegiatan tersebut diantaranya adalah belajar. Belajar adalah usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman yang selalu melibatkan kerja otak. Dalam
proses belajar, seseorang memperoleh informasi melalui alat indera yang
selanjutnya saraf dalam alat indera mengirimkan informasi tersebut ke otak
melalui impuls-impuls saraf. Di dalam otak informasi yang didapat disimpan
dalam memori, baik memori jangka pendek maupun memori jangka panjang.
Dalam melakukan proses belajar, akan lebih optimum apabila dilangsungkan
dalam kondisi kematangan tertentu (Milfayetty dkk, 2015). Selain kematangan
mental, kematangan otak juga sangat berpengaruh terhadap proses belajar serta
hasil yang ingin dicapai. Dalam menuju kematangan, otak melakukan
perkembangan yang erat kaitannya dengan perkembangan kognitif.
Untuk siap melakukan proses belajar, otak memiliki cara kerja yang berbeda-
beda pada setiap bagiannya. Bagian-bagian otak tersebut melakukan tugasnya
masing-masing sehingga seorang individu dapat menerima pembelajaran dengan
baik. Tidak hanya berperan dalam proses menerima pelajaran, otak juga berperan
dalam perkembangan kecerdasan manusia. Setiap lobusnya memiliki fungsi
masing-masing (Milfayetty dkk 2015) dan berkembang dengan berbeda-beda pada
setiap orang. Hal ini yang menyebabkan kecerdasan setiap orang berbeda-beda.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu otak?
2. Bagian otak apa yang berperan saat kita berpikir dan belajar?
3. Bagaimana cara kerja otak saat berpikir dan belajar?
4. Kerusakan bagian otak apa yang menyebabkan terganggunya saat proses
berpikir dan belajar?
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat menjelaskan apa itu otak.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian otak yang belajar saat berpikir dan
belajar.
3. Untuk mengetahui cara kerja otak saat berpikir dan belajar.
4. Untuk mengetahui penyakit pada otak yang mengganggu proses berpikir
dan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Thinking and Learning Mekanism


Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, merubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman yang selalu
melibatkan kerja otak. Proses belajar tidak hanya perilaku motorik tetapi juga
berfikir. Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.definisi
yang paling umum dalam berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam
diri seseorang (Bochenski,dalam Suriasumantri, 1983:52). Walaupun tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ
tubuh yang disebut otak.
Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga
melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti
mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan
menghadirkannya dalam pikiran, kemudian mempunyai wawasan tentang obyek
tersebut. Jadi, dapat disimpulkan Thinking and Learning Mechanism adalah suatu
cara dimana otak memproses dan memahami sebuah informasi dari stimulus baik
internal maupun eksternal.

2.2 Otak
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar
1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostatis
seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan dan suhu tubuh. Otak
manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan
sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi perkembangan kognisi
manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi
kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan emosi,
ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak merupakan organ maha rumit yang memiliki banyak bagian dan
fungsi yang spesifik dan berbeda‐beda. Secara garis besar, otak dibagi menjadi
tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan
batang otak (brainstem). Pada ruang antar bagian otak dibatasi oleh cairan otak
(cere‐brospinal fluid), sementara bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput
otak (meninges) dan tulang tengkorak.

2.3 Bagian Otak yang Bekerja Saat Berpikir dan Belajar


2.3.1 Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum
merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan
intelektual atau IQ juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut
sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus
Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

 Lobus Frontal
Merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Pada daerah ini terdapat area motorik untuk mengontrol gerakan otot-otot,
gerakan bola mata; area broca sebagai pusat bicara; dan area prefrontal
(area asosiasi) yang mengontrol aktivitas intelektual. Atau lobus ini
berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,
kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan
bahasa secara umum.
 Lobus Parietal
Letaknya berada di tengah. Daerah ini berfungsi untuk menerima
impuls dari serabut saraf sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala
bentuk sensasi dan mengenali segala jenis rangsangan somatic. Atau
berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan
rasa sakit.
 Lobus Temporal
Letaknya berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas
sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
 Lobus Occipital
Letaknya ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua
belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara
umum, belahan otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan
logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat
matematika.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat
Intelligence Quotient (IQ). Sementara itu otak kanan berfungsi dalam
perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi,
interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini
pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan
ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan
kreatif lainnya.
2.3.2 Sistem Limbik (Limbic System)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak
ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Sistem
limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan tiga fungsi utama:
emosi, kenangan, dan gairah (stimulasi). Sistem ini terdiri dari beberapa
bagian, yang ditemukan di atas batang otak dan di dalam otak besar.
Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem
limbik antara lain:
 Mempengaruhi sistem belajar manusia, sistem limbik ini mengontrol
kemampuan daya ingat, kemampuan merespon segala informasi yang
diterima panca indera.
 Mengontrol setiap informasi yang masuk, sistem limbik ini
mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih informasi yang
berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh
karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka
panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.
 Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk
mengabaikan sistem limbic, suasana belajar yang membosankan
membuat sistem limbik mengkerut dan kehilangan daya kerjanya. Oleh
karena itu suasana belajar yang menyenangkan akan memberi pengaruh
positif pada kerja sistem limbic.
Sistem limbik memiliki 5 bagian, yaitu :
1. Talamus
Talamus adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk
mendeteksi dan menyampaikan informasi dari indera kita, seperti bau dan
penglihatan. Bentuk talamus menyerupai dua buah alpukat yang dijadikan
satu, satu buah berada di otak belahan kanan, dan satu lagi berada di otak
sebelah kiri. Talamus ini terletak dalam batang otak, dan merupakan bagian
dari jalur informasi ke dalam otak, yang merupakan bagian dari otak yang
bertanggung jawab untuk berpikir dan gerakan.
Dalam talamus juga terdapat Projection Fibers, yaitu kumpulan akson dari
soma sel yang terletak pada satu bagian otak dan memiliki kemampuan untuk
bersinapsis dengan neuron di bagian otak yang lain. Projection fibers ini
membantu memproyeksikan atau mengirimkan berita (yang dikirim melalui
sinapsis) tersebut ke korteks. (Hapsari dkk, 2014)

Rangsangan Indera (Reseptor) Otak (Talamus) Penciuman (Bau)

2. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian penting dari sistem limbik yang bertanggung
jawab untuk memproduksi beberapa pembawa pesan kimiawi, yang disebut
hormon. Hormon-hormon ini mengontrol kadar air dalam tubuh, siklus tidur,
suhu tubuh, dan asupan makanan. Hipotalamus terletak di bawah talamus.
Hipotalamus terbagi atas:
a. Hipotalamus Anterior: Mengatur rasa haus dan aktifitas seks
b. Hipotalamus Posterior: Mengatur suhu dan mencium bau
c. Hipotalamus Lateral: Mengatur rasa lapar
d. Hipotalamus Ventra: Mengatur sintesis hormon
e. Hipotalamus Ventromedial: Mengatur rasa kenyang

Hormon Otak(Hipotalamus Lateral) Rasa lapar

3. Amigdala
Salah satu dari dua kelompok berbentuk almond sel-sel saraf pada
temporal (sisi) lobus dari otak besar. Kedua amigdala bertanggung jawab
untuk mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat, seperti sedang „kaget‟, dan
untuk menyimpan kenangan peristiwa untuk pengenalan masa depan.
Amigdala membantu dalam pengembangan kenangan, terutama yang
berkaitan dengan peristiwa emosional dan keadaan darurat. Amigdala ini juga
terlibat secara khusus dengan perkembangan emosi rasa takut, dan dapat
menjadi penyebab ekspresi ekstrim ketakutan, seperti dalam kasus panik.
Selain itu, amigdala memainkan peran utama dalam kesenangan dan
gairah generatif, dan membantu mengelola respon “fight or flight” dalam
kelangsungan hidup. Pengamatan terhadap ekspresi emosi mengaktifasi
amigdala, amigdala ternyata memberikan respon terhadap ekspresi yang
membutuhkan proses emosi. Contoh: Saat seseorang diberikan stimulus
berupa ular atau ditodong sebuah pistol, maka otak (amigdala) akan
memberikan respon berupa rasa takut.

Amigdala dikatakan baik Amigdala dikatakan buruk


 Emosi responsive  Emosi reaktif (mudah emosi)
  Suka berbohong
Berbicara sesuai kenyataan (tidak
suka berbohong)  Menurunkan self-concept
 Meningkatkan self-concept  Tidak punya rasa empati
 Memiliki empati

4. Hipokampus
Bagian lain dari lobus temporal yang bertanggung jawab untuk mengubah
kenangan jangka pendek ke memori jangka panjang, contohnya dapat
memberikan stimulasi berupa rehearsal (pengulangan). Selain itu hipokampus
juga dapat difungsikan sebagai navigasi ruangan, misalnya kita dapat
menghafal rute dari rumah ke kantor. Hipokampus ini diperkirakan bekerja
dengan amigdala untuk penyimpanan memori, dan kerusakan pada
hipokampus dapat menyebabkan amnesia (hilang ingatan).

5. Basal Ganglia
Kumpulan badan sel saraf yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan gerakan otot dalam postur tubuh yang terletak di bagian
anterior dari ventrikal lateral. Kontrol motor, dimana gerakan dimulai,
berlangsung dan berakhir seperti yang diharapkan, dikoordinasikan oleh basal
ganglia. Struktur utama basal ganglia adalah kaudatus, putamen, dan globus
pallidus.
2.4 Cara Kerja Otak Saat Berpikir dan Belajar
1. Input mulai dari indera kita yang
diaktivasikan oleh pemikiran atau memori.
2. Informasi pertama disalurkan ke talamus
untuk pengolahan awal.
3. Secara serempak informasi diarahkan ke
struktur kortikal yang memadahi untuk
pengolahan lebih lanjut (misalnya: lobus
occipital, lobus temporal).
4. Itu juga langsung disalurkan ke area-area
subcortical (misalnya amigdala).
5. Itu merupakan sebuah rangsangan
emergency, amigdala akan menanggapi
langsung dan merekrut area otak lainya.
6. Kemudian, informasi dikirimkan ke
hipokampus untuk mendapatkan evaluasi
lebih subtil dan disimpan sepanjang waktu.
7. Sepanjang waktu, hipokampus akan
mengorganisasi, mendistribusikan dan
mengkonek memori dengan sisa dari area
yang memadahi dari korteks untuk
penyimpanan jangka panjang. Konten dengan
bias-tinggi lebih mungkin disimpan dari pada
informasi dengan bias-rendah.

2.5 Gangguan pada Otak


Adapun beberapa gangguan yang terjadi pada otak, yaitu:
1. Skizofrenia
Area otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah system limbik,
ganglia basalis, lobus frontalis. Gejala penderita skizofrenia antara lain:
delusi, halusinasi, cara bicara atau berfikir yang tidak teratur, perilaku negatif,
misalkan: kasar, kurang termotifasi, muram, perhatian menurun.
2. Depresi
Daerah – daerah otak yang terlibat dalam depresi ada forebrain dan
limbic system termasuk hippocampus, amygdala, dan cingulated gyrus.
Hipotalamus dan kelenjar pituitary juga memainkan peran dalam depresi.
Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan,
kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan
berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah
disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem limbik yang merupakan
tempat pembentukan pertama emosi.
3. Autism Spectrum Disorder
Biasanya terjadi akibat gangguan perkembangan neuro yang
dikarakteristiki oleh serangkaian perilaku yang berulang dan stereotipe,
komunikasi yang terganggu dalam pendekatan sosial. Gangguan ini diyakini
terjadi akibat abnormalitas dalam struktur limbik dan juga kemungkinan
konektivitasnya. Beberapa bukti menunjukan bawa penderita memiliki
perbedaan dalam anatomi region limbik seperti ukuran neuron yang mengecil
dan peningkatan pembungkus di hipokampus, amygdala dan dalam tingkatan
yang lebih rendah di ethorinal cortex, mammilary bodies, dan septal nuclei.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Otak merupakan pusat memory, kognitif, emosi, dan semua jenis perasaan
dan kognisi. Kualitas otaklah yang membedakan kualitas individu itu sendiri.
Walaupun otak merupakan satu kesatuan yang menyatu, tetapi dapat dibagi
menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang
berbeda. Pembagian otak kanan dan otak kiri ini berada dalam posisi frontal
(menghadap ke depan), bukan bagian belakang, karena posisi anatomis tubuh
adalah menghadap kedepan, bukan membelakangi. Dalam proses pembelajaran
keseimbangan kedua otak tersebut sangat penting agar dapat berpikir secara
optimal.
Bagian otak yang bekerja pada saat kita belajar dan berfikir ada dua yaitu,
Otak Besar (cerebrum) dan Sistem Limbik. Pada bagian otak besar terdiri dari
Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal. Pada
bagian sistem limbik terdiri dari Talamus, Hipotalamus, Amigdala, Hipokampus
dan Basal Ganglia. Terdapat juga gangguan-gangguan pada otak yang
mengakibatkan terganggunya proses belajar dan berfikir yaitu, Skizofrenia,
Depresi dan Autism Spectrum Disorder.
Proses belajar tidak hanya perilaku motorik tetapi juga berfikir. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan
dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek
tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran, kemudian
mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Jadi, dapat disimpulkan Thinking
and Learning Mechanism adalah suatu cara dimana otak memproses dan
memahami sebuah informasi dari stimulus baik internal maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Eric. (2011). Pemelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru :


Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.
Ward, Hellen. (2010). Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta:
PT Indeks.
Hapsari, Indri, dkk. (2014). Psikologi Faal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kalat, James. W. (2008). Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai