Anda di halaman 1dari 6

TUGAS REVIEW JURNAL

IMPLEMENTASI PSIKOLOGI POSITIF DALAM PENGEMBANGAN


KEPRIBADIAN MAHASISWA

Dosen : Dr. Nefi Darmayanti, M,Si

Disusun oleh :

NAMA : Sri Damayanti

NPM : 191804079

Program Studi Magister Psikologi Sains

Universitas Medan Area

2020
Jurnal : Fakultas Psikologi,Universitas Teknologi Yogyakarta, PSYCHO IDEA

Tahun : Tahun 16. No.2, Juli 2018 ISSN 1693-1076

Penulis : Dian Yudhawati

1.Apa itu Psikologi Positif

Seligman dan Csikszentmihalyi (2000), mendefinisikan psikologi positif


sebagai studi ilmiah tentang fungsi manusia yang positif dan berkembang pada
beberapa tingkat yang mencakup biologi, personal, relasional, kelembagaan, budaya,
dan dimensi global hidup. Tujuannya adalah mengidentifikasi dan meningkatkan
kekuatan dan kebajikan manusia yang membuatnya dapat hidup dengan layak dan
memungkinkan individu dan masyarakat untuk berkembang.

Psikologi positif memiliki tiga pilar utama yaitu pertama, pengalaman


hidup yang positif pada individu dengan mengeksplorasi emosi-emosi positif.
Pilar kedua adalah properti fisik yang positif dari individu, menggali trait kepribadian
positif , bakat dan kekuatan individu. Pilar ketiga adalah adalah masyarakat yang
positif, menggali institusi sosial yang positif, seperti demokrasi, keluarga yang kuat
dan pendidikan yang mendorong perkembangan yang positif

2. Domain - Domain Apa Yang Menjadi Fokus Psikologi Positif

a. Emosi Yang Positif

Emosi positif berarti kebahagiaan, bersyukur pada Tuhan dan orang


lain.Kepribadian sifat positif yang dirancang ahli psikologi positif seperti rasa ingin
tahu, kreatif, keberanian, pikiranmasa depan, optimisme, setia, etika kerja yang baik,
akrab, kejujuran, baik hati, semangat, kepedulian, keadilan,ketekunan danmemiliki
kapasitasuntuk mengalir dan mencerahkan (Seligman,2002).

Emosi yang positif terkait dengan kehidupan, emosi dimasa lalu, masa lalu,
masa sekarang dan ekspektasi dimasa depan. Salah satu aspek dari emosi ositif adalah
rasa gembira (happiness) yang manifestasi fisiologisnya adalah senyum.
b. Sifat Diri Yang Positif

Para peneliti berpendapat bahwa sifat diri menjadi penyangga kesehatan fisik
dan mental dan pencegah penyakit fisik dan penyakit jiwa. Sifat diri seperti
keberanian (courage), berorientasi ke masa depan (future mindedness), rasa
optimis (optimism), rasa percaya pada kekuatan Tuhan (faith), etos kerja yang baik
(work ethic), pengharapan yang positif bahwa sesuatu hal yang buruk akan berubah
menjadi baik (hope), sifat jujur dalam hidup (honesty), ketabahan dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan (perseverance) dan kemampuan untuk tetap berjalan dalam
mencari pemahaman (capacity for flow and insight) adalah hal-hal yang akan
membuat diri kuat dalam menghadapi stress kehidupan (Seligman,2006)

c. Institusi Yang Positif

Kehidupan yang positif (bermakna, puas dan bahagia serta produktif),


hanya akan muncul secara maksimal bila kondisi lingkungan tempat manusia itu
berada memiliki sifat-sifat positif. Para pakar umumnya sependapat bahwa hidup
manusia sebagai individu sangat dipengaruhi institusi yang ada dalam kehidupannya.
Institusi adalah keluarga (family), sekolah, organisasi kemasyarakatan dan budaya,
institusi kenegaraan (society) dan institusi yang menentukan tatanan ekonomi politik
global.

3.Aplikasi Psikologi Positif Dalam Berbagai Konteks

a. Pendidikan

Pendidikan pengembangan kepribadian pertama kali mahasiswa, diajarkan tentang


ciri – ciri sederhana defenisi kepribadian (Hartadi 2007 ), diantaranya ialah:

1. Kepribadian bersifat stabil


2. Kepribadian kita terdiri dari berbagai komponen yang berhubungan dan saling
berpengaruh.
3. Keprobadian merupakan hasil interaksi antara mekanisme bilogis bawaan dan
lingkungan
4. Keperibadian itu unik, dan semua orang itu istimewa
Judul : Konsep Flourishing dalam Psikologi Positif : Subjective Well-being atau
berbeda

Jurnal : Seminar ASEAN ,Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya

Tahun : 19 – 20 Februari 2016

Penulis : Nurlaila Effendy

1.Apa itu Psikologi Positif

Menurut Compton ( 2004 ) bahwa psikologi psikologi positif adalah studi ilmiah
tentang fungsi manusia yang optimal dan tujuannya untuk menemukan dan mempromosikan
factor yang memungkinkan individu, komunitas, dan masyarakat untuk tumbuh dan
berkembang.

Ruang lingkup Psikologi Positif (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000): 1) Positif


subjektif, yaitu pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan (misal: optimisme dan
harapan), serta perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi (misal:
gembira, tertawa, dll); 2) Level Individu, yaitu berfokus pada ciri-ciri individu positif
(kapasitas untuk cinta dan rekreasi, courage, interpersonal skills, forgiveness, kelapangan
hati keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan), memgembagkan kekuatan
positif dari karakter, mengembangkan potensi dan dorongan untuk mengejar
keunggulan; 3) Level Kelompok/Masyarakat, yaitu berfokus pada pengembangan,
pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif (pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan
keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif.

2. Domain - Domain Apa Yang Menjadi Fokus Psikologi Positif

a. Subjective Welbeing

Subjective well-being dari Diener (2000) didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan
afektif terhadap kehidupan seseorang. Adapun hasil evaluasi kognitif orang yang bahagia
adalah adanya kepuasan hidup yang tinggi, sedangkan evaluasi afektifnya adalah
banyaknya afeksi positif dan sedikitnya afeksi negatif yang dirasakan (Diener dkk, 1999).
Menurut Diener & Oishi (2005) terdapat dua komponen dasar subjective well being
yaitu kepuasan hidup (life satisfaction) sebagai komponen kognitif dan kebahagiaan
(happiness) sebagai komponen afektif. Memahami lebih jauh Subjective well-being dengan
mengabungkan konsep dari Ed Diener (2009) dan Ryff (1989) dapat dijelaskan dalam
konsep Deci & Ryan.

b. Flourishing

Flourishing merupakan pengalaman hidup yang berjalan dengan baik. Flourishing


adalah kombinasi dari perasaan baik (good feeling) dan berfungsi secara efektif.

3. Aplikasi Psikologi Positif Dalam Berbagai Konteks

Penelitian longitudinal dan penelitian – penelitian eksperimen, pada level tertinggi


dari well-being menunjukan terkait dengan positive outcome, termasuk pembelajaran efektif,
produktivitas dan kreativitas, hubungan yang baik, perilaku pro-sosail, dan kesehatan yang
baik dan harapan hidup (Diener dkk 2010;Dolan dkk, 2008; Huppert 2009; dan
Lyubomirsky dkk. 2005) Diener menambahkan purpose in life, positive relationship,
engagement, competence, self esteem, optimish untuk enrichment of well being dalam
konsep flourishing. Jadi orang dengan tingkat yang tinggi dari emosi positif dan memiliki
fungsi yang baik secara psikis dan sosial yang baik memiliki complete mental health sebagai
Flourishing. Dari penjelasan ini menunjukkan fourising adalah tingkat tinggi dari well being.

Anda mungkin juga menyukai