Anda di halaman 1dari 16

Sajian

Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.


Waktu penyajian
Penyajian tes IST dengan rincian waktu sebagai berikut :
 Subtes 1 : Satzerganzung/Melengkapi kalimat (SE) : 6 menit
 Subtes 2 : Wourtauswahl/Melengkapi kata-kata (WA) : 6 menit
 Subtes 3 : Analogien/Persamaa kata (AN) : 7 menit
 Subtes 4 : Gemeinsamkeiten/Sifat yang dimiliki bersama (GE) : 8 menit
 Subtes 5 : Rechhenaufgaben/Berhitung (RA) : 10 menit
 Subtes 6 : Zahlenreihen/Deret angka (ZR) : 10 menit
 Subtes 7 : Figurenauswahl/Memilih bentuk (FA) : 7 menit
 Subtes 8 : Wurfelaufgaben/Latihan balok (WU) : 9 menit
 Subtes 9 : Merkaufgaben/Latihan simbol (ME) : 9 menit
5. Aspek yang diukur
 Subtes 1 : Satzerganzung/Melengkapi kalimat
Mengukur kemampuan “Judment subject” yaitu kemampuan menilai kemandirian dirinya
 Subtes 2 : Wourtauswahl/Melengkapi kata-kata (WA)
Mengukur kecepatan subyek dalam menangkap dan menyerap maksud, inti, makna, isi pokok dari suatu
perintah atau informasi yang disampaikan secara verbal dari orang lain
 Subtes 3 : Analogien/Persamaan kata (AN)
Mengukur kemampuan proses berpikir yang mencakup analisis, judgment dan kesimpulan
 Subtes 4 : Gemeinsamkeiten/Sifat yang dimiliki bersama (GE)
Mengukur kemampuana analisa secara logis
 Subtes 5 : Rechhenaufgaben/Berhitung (RA)
Mengukur perhatian, konsentrasi dan kemampuan mengingat
 Subtes 6 : Zahlenreihen/Deret angka (ZR)
Mengukur kemampuan memcahkan masalah praktis dalam berhitung
 Subtes 7 : Figurenauswahl/Memilih bentuk (FA)
Mengukur keampuan dalam berhitung yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi faktual dalam
bentuk angka
 Subtes 8 : Wurfelaufgaben/Latihan balok (WU)
Mengukur kemampuan imajinasi dan kreatifitas subyek
 Subtes 9 : Merkaufgaben/Latihan simbol (ME)
Mengukur kemampuan analitis yang disertai kemampuan membayangkan secara antisipatif ada perubahan
keadaan ruang. Serta mengukur kreatifitas dan kemampuan Menyusun atau mengkonstruksi perubahan,
imajinasi dan fleksibilitas.
8. Subyek
Tes ini diperuntukkan bagi subyek dengan usia 14 – 60 tahun.
9. Tujuan
Tujuan dari Tes IST ini adalah untuk mengetahui pola kecerdasan individu secara umum, sehingga individu
dapat memahami dirinya dan dapat mengembangkan pribadinya. Seperti tentang perencanaan pendidikan,
karier dan dalam pengambilan keputusan.

Apa Fungsi dan Tujuan Tes IST?

Dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pendidikan dan profesi


seseorang. Dapat pula digunakan sebagai referensi seseorang dalam mengambil suatu
keputusan tertentu. Tujuan tes ini secara umum adalah untuk mengetahui pola
kecerdasan suatu individu. Hal ini tentunya akan sangat membantu individu tersebut
untuk lebih mengenali potensi dirinya dan mengembangkannya.
Siapa Saja yang Bisa Jadi Subjek Tes Ini?

Untuk versi IST 2000-Revised ini dapat digunakan oleh para partisipan muda hingga
dewasa. Namun, saat ini Negara Jerman telah membatasi tes ini untuk partisipan di
rentang usia 15 hingga 60 tahun saja.

Bagaimana Pelaksanaan Tes IST?

Secara umum, tes IST ini terdiri dari 9 subtes yang tiap subtesnya memiliki intruksi
dan waktu pengerjaan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan tiap subtes
digunakan untuk mengukur aspek yang berbeda. Total waktu untuk semua aspek yang
diujikan dalam tes ini mencapai 71 menit. Namun, secara umum pengerjaan tes ini
akan berlangsung selama 90 menit. 9 Aspek dalam Tes IST:

Satzerganzung (SE) : Tes Melengkapi Kalimat.

Wortauswahl (WA) : Tes Melengkapi Kata-kata.

Analogien (AN) : Tes Persamaan Kata.

Gemeinsamkeiten (GE) : Tes Sifat yang Dimiliki Bersama.

Rechenaufgaben (RA) : Tes Kemampuan Berhitung.

Zahlenreihen (ZR) : Tes Deret Angka.

Figurenauswahl (FA) : Tes Memilih Bentuk.

Würfelaufgaben (WU) : Tes Latihan Balok.


Merkaufgaben (ME) : Tes Latihan Simbol.
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) terdiri dari sembilan subtes antara lain:
Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi
kata-kata, Analogien (AN) yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat
yang dimiliki bersama, Rechhenaufgaben (RA) yaitu kemampuan berhitung,
Zahlenreihen (SR) yaitu deret angka, Figurenauswahl (FA) yaitu memilih bentuk,
Wurfelaufgaben (WU) yaitu latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu latihan
simbol.
Dari sembilan subtes IST tediri dari 176 item soal. Waktu pengerjaan yang
dibutuhkan dalam penyajian tes IST ini kurang lebih selama 90 menit dengan instruksi
yang berbeda-beda pada setiap sub tesnya. Tes IST ini membutuhkan seorang tester
yang memiliki keterampilan dalam menyajikan tes dan proses skoring serta
interpretasi yang memakan waktu. Tes ini dapat dilakukan secara individual maupun
klasikal.

Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan alat tes intelegensi yang telah
diadaptasi di Indonesia dan paling sering digunakan untuk mengukur intelegensi. Tes
ini dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman pada tahun 1953.

Melalui tes IST, dapat diperoleh skor intelegensi umum dan skor kemampuan khusus
secara mendetail yang diungkap dengan sembilan sub tes dalam IST tersebut. Jadi
analisis hasil tes IST digunakan skor IQ secara maupun maupun skor disetiap subtes
IST ini.

Subtes IST yang Perlu Diketahui

Berikut adalah subtes yang ada didalam tes intelegensi IST

Sub tes Satzerganzung (SE) mengungkap kemampuan berpikir kongkrit praktis,


mengukur keinginan berprestasi, pengambilan keputusan, kemampuan memahami
realitas, common sense, pembentukan pendapat/penilaian, dan kemandirian dalam
berpikir.

Sub tes Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan bahasa dengan menangkap inti
kandungan makna dari sesuatu yang disampaikan, kemampuan empati serta
kemampuan berpikir induktif dengan menggunakan bahasa.

Sub tes Analogien (AN) mengungkap kemampuan berpikir secara fleksibilitas,


kemampuan menghubung-hubungkan atau mengkombinasikan, resistensi, serta
kemampuan untuk berubah dan berganti dalam berpikir.
Sub tes Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan memahami esensi pengertian
suatu kata untuk kemudian dapat menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata,
serta mengukur kemampuan menemukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua
objek dalam upaya menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari dua
objek tersebut.

Sub tes Rechhenaufgaben (RA) mengukur kemampuan berpikir logis, kemampuan


bernalar, memecahkan masalah praktis dengan berhitung, matematis, dan kemampuan
berpikir runtut dalam mengambil keputusan.

Sub tes Zahlenreihen (ZR) mengukur kemampuan berhitung dengan didasari pada
pendekatan analisis atas informasi faktual yang berbentuk angka sehingga ditemukan
suatu kesimpulan. Â Adanya kemampuan mengikuti komponen irama dalam berpikir.

Sub tes Figurenauswahl (FA) mengungkap kemampuan membayangkan secara


menyeluruh dengan cara dengan menggabung-gabungkan potongan suatu objek visual
secara konstruktif sehingga menghasilkan suatu bentuk tertentu.

Sub tes Wurfelaufgaben (WU) mengukur kemampuan analisis yang turut disertai
dengan kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secara antisipasif.
Dalam kemampuan ini terdapat peran imajinasi, kreativitas, fleksibilitas berpikir dan
kemampuan menyusun atau mengkonstruksi perubahan.

Sub tes Merkaufgaben (ME) mengukur daya ingat seseorang yang di dalamnya terdiri
dari kemampuan memperhatikan, kemampuan menyimpan atau mengingat dalam
waktu lama.
IST adalah alat tes yang kompleks dan memiliki tingkat kesulitan pada tugas-tugas di
setiap bagian yang tinggi. Meski begitu, melalui tes IST individu dapat mengetahui IQ
total dan persubtesnya. Tes Intelegensi IST dapat dilakukan secara individual maupun
klasikal. IST adalah alat tes yang sangat kompleks dan memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi.

Tes IST 2000

Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal
hitungan.

Tes IST 2000-Revised


Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan
subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:

Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE,


RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.

Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural

Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest (tes


pengetahuan)

IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama
kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat (Polhaupessy,
dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

Fungsi dan Tujuan IST

Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang
saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu.

Subtes-subtes dalam IST

IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem. Masing-
masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan
menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

Sembilan subtes dalam IST, yaitu:

SE: melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan pengalaman masa lalu), penekanan pada praktis-
konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara berdikari/ mandiri.

WA: melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif menggunakan bahasa, dan memahami pengertian bahasa.
AN: persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas
dalam berpikir, daya mengkombinasikan, mendeteksi dan memindahkan hubungan-
hubungan, serta kejelasan dan kekonsekuenan dalam berpikir.

GE: sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah
kemampuan abstraksi verbal, kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu
dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau mencari inti persoalan, serta
berpikir logis dalam bentuk bahasa.

RA: berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir
praktis dalam berhitung, berpikir induktif, reasoning, dan kemampuan mengambil
kesimpulan.

ZR: deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis
dengan hitungan, berpikir induktif dengan angka-angka, serta kelincahan dalam
berpikir.

FA: memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam
membayangkan, kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa), berpikir konkrit
menyeluruh, serta memasukkan bagian pada suatu keseluruhan.

WU: latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang ruang,
kemampuan tiga dimensi, analitis, serta kemampuan konstruktif teknis.

ME: latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap, dan
daya tahan.

Skoring dan Interpretasi Tes IST

Skoring

Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk semua
subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE, setiap
jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk
subtes 04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian singkat
maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh
subjek.

Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW);
nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score (SW).
Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi.
Adapun norma yang digunakan adalah sesuai dengan kelompok umur subjek.

Interpretasi

Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan.


Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan
interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah
IST UNPAD, 2009).

Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:

Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan
perkembangan individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu
dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok
seusianya.

Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität menggambarkan corak


berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua
kutub yang ekstrim, Keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula.
Kutub Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität
memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil
perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub
seiring bertambahnya usia. Cara menentukan seseorang subjek apakah memiliki
kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai
GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar maka subjek memiliki
kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek
memiliki kecenderungan Flexibilitat.
Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau
praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat
dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik
menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M
(verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W
(praktis-konkrit).
Analisa Alat Test IST
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur
tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh biro-biro psikologi saat ini.
Alat test ini dibagi dalam dua macam, yaitu secara Manual dan Digital, Berikut analisa dari jenis
jenis tersebut
Analisa Alat Test IST Manual
Test IST (Intelligenz Struktur Test) yang dilakukan secara manual dikerjakan didalam
suatu ruangan tertentu dengan waktu tertentu dan pengawasan lansung dari penguji, adapun
kelebihan dan kekurangan test IST yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut
Kelebihan
 Dapat diawasi lansung oleh penguji
 Meminimalisari manipulasi ataupun kecurangan
 Dapat dijelaskan secara merinci karna lansung betatap muka dengan penguji
Kekurangan
 Pemerikasaan membutuhkan waktu yang lama
 Pemeriksaan membutuhkan ketelitian
 Membutuhkan tempat khusus
 Menggunakan bahan kertas yang banyak
Analisa Alat Test IST Digital
Test IST (Intelligenz Struktur Test) yang dilakukan secara Digital dapat dikerjakan
dimanapun, baik secara online ataupun penyediaan computer. Adapun kelebihan dan kekurangan
dari test IST digital adalah sebagia berikut
Kelebihan
 Waktu dan tempat lebih efektif dan efisien
 Proses pemeriksaan dapat lansung menemukan hasil karna telah diprogram sistem
 Menghemat penggunaan kertas dalam pengerjaan
Kekurangan
 Manipulasi dalam pengerjaan masih beresiko tinggi
 Masih rentan dengan kerusakan sistem
 Masih sulit dimengerti

1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
Setelah didapatkan Standardized
Score, maka tahap interpretasi
dapat dilakukan.
Kesembilan subtes saling
berkaitan, sehingga harus
dilakukan semuanya dan
interpretasinya harus dilakukan
secara keseluruhan (Amthauer
dalam Diktat Kuliah IST
UNPAD, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Sari, D. P & Ulum, N. N. 1999. Pengenalan Instrumen Diagnostik (Materi Praktikum Psikodiagnostik I).
Malang: Laboratorium Psikologi UMM

Anda mungkin juga menyukai