Untuk versi IST 2000-Revised ini dapat digunakan oleh para partisipan muda hingga
dewasa. Namun, saat ini Negara Jerman telah membatasi tes ini untuk partisipan di
rentang usia 15 hingga 60 tahun saja.
Secara umum, tes IST ini terdiri dari 9 subtes yang tiap subtesnya memiliki intruksi
dan waktu pengerjaan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan tiap subtes
digunakan untuk mengukur aspek yang berbeda. Total waktu untuk semua aspek yang
diujikan dalam tes ini mencapai 71 menit. Namun, secara umum pengerjaan tes ini
akan berlangsung selama 90 menit. 9 Aspek dalam Tes IST:
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan alat tes intelegensi yang telah
diadaptasi di Indonesia dan paling sering digunakan untuk mengukur intelegensi. Tes
ini dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman pada tahun 1953.
Melalui tes IST, dapat diperoleh skor intelegensi umum dan skor kemampuan khusus
secara mendetail yang diungkap dengan sembilan sub tes dalam IST tersebut. Jadi
analisis hasil tes IST digunakan skor IQ secara maupun maupun skor disetiap subtes
IST ini.
Sub tes Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan bahasa dengan menangkap inti
kandungan makna dari sesuatu yang disampaikan, kemampuan empati serta
kemampuan berpikir induktif dengan menggunakan bahasa.
Sub tes Zahlenreihen (ZR) mengukur kemampuan berhitung dengan didasari pada
pendekatan analisis atas informasi faktual yang berbentuk angka sehingga ditemukan
suatu kesimpulan. Â Adanya kemampuan mengikuti komponen irama dalam berpikir.
Sub tes Wurfelaufgaben (WU) mengukur kemampuan analisis yang turut disertai
dengan kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secara antisipasif.
Dalam kemampuan ini terdapat peran imajinasi, kreativitas, fleksibilitas berpikir dan
kemampuan menyusun atau mengkonstruksi perubahan.
Sub tes Merkaufgaben (ME) mengukur daya ingat seseorang yang di dalamnya terdiri
dari kemampuan memperhatikan, kemampuan menyimpan atau mengingat dalam
waktu lama.
IST adalah alat tes yang kompleks dan memiliki tingkat kesulitan pada tugas-tugas di
setiap bagian yang tinggi. Meski begitu, melalui tes IST individu dapat mengetahui IQ
total dan persubtesnya. Tes Intelegensi IST dapat dilakukan secara individual maupun
klasikal. IST adalah alat tes yang sangat kompleks dan memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi.
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal
hitungan.
IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama
kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat (Polhaupessy,
dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang
saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu.
IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem. Masing-
masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan
menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).
SE: melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan pengalaman masa lalu), penekanan pada praktis-
konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara berdikari/ mandiri.
WA: melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif menggunakan bahasa, dan memahami pengertian bahasa.
AN: persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan fleeksibilitas
dalam berpikir, daya mengkombinasikan, mendeteksi dan memindahkan hubungan-
hubungan, serta kejelasan dan kekonsekuenan dalam berpikir.
GE: sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah
kemampuan abstraksi verbal, kemampuan untuk menyatakan pengertian akan sesuatu
dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau mencari inti persoalan, serta
berpikir logis dalam bentuk bahasa.
RA: berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir
praktis dalam berhitung, berpikir induktif, reasoning, dan kemampuan mengambil
kesimpulan.
ZR: deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis
dengan hitungan, berpikir induktif dengan angka-angka, serta kelincahan dalam
berpikir.
FA: memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam
membayangkan, kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa), berpikir konkrit
menyeluruh, serta memasukkan bagian pada suatu keseluruhan.
WU: latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang ruang,
kemampuan tiga dimensi, analitis, serta kemampuan konstruktif teknis.
ME: latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap, dan
daya tahan.
Skoring
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk semua
subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE, setiap
jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk
subtes 04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian singkat
maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh
subjek.
Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW);
nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score (SW).
Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi.
Adapun norma yang digunakan adalah sesuai dengan kelompok umur subjek.
Interpretasi
Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:
Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan
perkembangan individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu
dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok
seusianya.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
1. Satzergaenzung (SE):
Melengkapi kalimat. Pada
subtes ini yang diukur adalah
pembentukan keputusan,
common sense (memanfaatkan
pengalaman masa lalu),
penekanan pada praktiskonkrit,
pemaknaan realitas, dan berpikir
secara mandiri.
2. Worthauswahl (WA):
Mencari kata yang berbeda.
Pada subtes ini akan diukur
kemampuan bahasa, perasaan
empati, berpikir induktif
menggunakan bahasa, dan
memahami pengertian bahasa.
Setelah didapatkan Standardized
Score, maka tahap interpretasi
dapat dilakukan.
Kesembilan subtes saling
berkaitan, sehingga harus
dilakukan semuanya dan
interpretasinya harus dilakukan
secara keseluruhan (Amthauer
dalam Diktat Kuliah IST
UNPAD, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Sari, D. P & Ulum, N. N. 1999. Pengenalan Instrumen Diagnostik (Materi Praktikum Psikodiagnostik I).
Malang: Laboratorium Psikologi UMM