Anda di halaman 1dari 4

Tes IST 2000-Revised

Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan
subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:

1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE,


RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
2. Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural
3. Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest
(tes pengetahuan)

IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama
kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat (Polhaupessy,
dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

Fungsi dan Tujuan IST

Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian
yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu
meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi atau pekerjaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan
pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu.

Subtes-subtes dalam IST

IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem.
Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan
dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

Sembilan subtes dalam IST, yaitu:


1. SE: melengkapi kalimat. Pada subtes ini yang diukur adalah pembentukan
keputusan, common sense (memanfaatkan pengalaman masa lalu), penekanan
pada praktis-konkrit, pemaknaan realitas, dan berpikir secara berdikari/ mandiri.
2. WA: melengkapi kalimat. Pada subtes ini akan diukur kemampuan bahasa,
perasaan empati, berpikir induktif menggunakan bahasa, dan memahami
pengertian bahasa.
3. AN: persamaan kata. Pada subtes ini yang diukur adalah kemampuan
fleeksibilitas dalam berpikir, daya mengkombinasikan, mendeteksi dan
memindahkan hubungan- hubungan, serta kejelasan dan kekonsekuenan dalam
berpikir.
4. GE: sifat yang dimiliki bersama. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah
kemampuan abstraksi verbal, kemampuan untuk menyatakan pengertian akan
sesuatu dalam bentuk bahasa, membentuk suatu pengertian atau mencari inti
persoalan, serta berpikir logis dalam bentuk bahasa.
5. RA: berhitung. Dalam subtes ini aspek yang dilihat adalah kemampuan berpikir
praktis dalam berhitung, berpikir induktif, reasoning, dan kemampuan mengambil
kesimpulan.
6. ZR: deret angka. Dalam subtes ini akan dilihat bagaimana cara berpikir teoritis
dengan hitungan, berpikir induktif dengan angka-angka, serta kelincahan dalam
berpikir.
7. FA: memilih bentuk. Pada subtes ini akan mengukur kemampuan dalam
membayangkan, kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa), berpikir
konkrit menyeluruh, serta memasukkan bagian pada suatu keseluruhan.
8. WU: latihan balok. Pada subtes ini hal yang akan diukur adalah daya bayang
ruang, kemampuan tiga dimensi, analitis, serta kemampuan konstruktif teknis.
9. ME: latihan simbol. Subtes ini mengukur daya ingat, konsentrasi yang menetap,
dan daya tahan.

Skoring dan Interpretasi Tes IST

Skoring
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa
setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk
semua subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE, setiap
jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk subtes
04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian singkat maka nilai
yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.

Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score
(RW); nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai
RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score
(SW). Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu
interpretasi. Adapun norma yang digunakan adalah sesuai dengan kelompok umur
subjek.

Interpretasi

Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat


dilakukan. Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya
dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah
IST UNPAD, 2009).

Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:

1. Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan
perkembangan individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu
dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok
seusianya.
2. Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität menggambarkan
corak berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan
dua kutub yang ekstrim, Keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim
pula. Kutub Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub
Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini
merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin
mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya usia. Cara menentukan
seseorang subjek apakah memiliki kecenderungan Festigung atau Flexibilitat
adalah dengan membandingkan nilai GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nila
GE+RA lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya
jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat.
3. Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau
praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat
dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika
grafik menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya
adalah M (verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka
profilnya adalah W (praktis-konkrit).

Anda mungkin juga menyukai