Anda di halaman 1dari 34

Pengembangan

Alat Ukur Atribut


Kognitif

9 APRIL
2023
Pendahuluan
Rancangan dasar (grand design) : Langkah-
Langkah yang harus ditempuh dalam
pengembangan alat ukur psikologis.
Penyusunan Grand Design membutuhkan
langkah-langkah yg menyeluruh, rinci, dan
spesifik menunjukkan keseluruhan kualitas
dan ciri2 yg harus dimiliki oleh alat ukur yg
akan dikembangkan….(spesifikasi alat ukur)
Pada dasarnya spesifikasi alat ukur berupa
pengambilan keputusan.
Adapun berbagai keputusan yang diambil
akan dijelaskan pada slide berikutnya
Spesifikasi Alat Ukur
1. Menentukan wilayah yang akan dikenai pengukuran

2. Menentukan dasar konseptual /teoretis yang akan digunakan sebagai landasan

3. Menentukan subjek yang akan dikenai pengukuran

4. Menentukan tujuan pengukuran,

5. Menentukan materi alat ukur

6. Menentukan tipe soal yang kan digunakan

7. Menentukan jumlah soal yang untuk keseluruhan alat ukur dan masing-masinb bagian

8. Menentukan taraf kesurkaran soal dan distribusinya

9. Menyusun kisi-kisi /blue print test

10. Merencanakan tugas=tugas untuk para penulis soal

11. Merencanakan peraktan soal

12. Merencanakan jadwal penerbitan alat ukur


Pengertian Tes
Tes adalah:
◦ Prosedur sistematis  a) aitem disusun menurut cara dan aturan tertentu, 2)
prosedur administrasi dan pemberian angka harus jelas dan spesifik, 3)
setiap orang yang dites harus mendapat aitem yang sama dan kondisi yang
sebanding
◦ Tes berisi sampel perilaku  a) aitem tidak akan dapat mencakup seluruh isi
materi yang mungkin ditanykan, b) kelayakan suatu tes tergantung pada
sejauhmana aitem dalam tes mewakili secara representatif kawasan yang
diukur
◦ Tes mengukur perilaku  menghendaki agar subjek menunjukkan apa yang
diketahui atau apa yang telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas
Klasifikasi tes

Potensi umum
(inteligensi)
Abilitas potensial
Potensi khusus
Kognitif
(bakat)
Abilitas aktual
Tes
(prestasi)
Non kognitif (aspek
kepribadian)
Tes prestasi belajar
Bloom membagi dalam 3 : afektif, kognitif, dan psikomotor
Tujuan : mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar
Fungsi : penempatan, formatif, diagnostik, sumatif
Prinsip pengukuran prestasi:
◦ Harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas dan sesuai dengan
tujuan
◦ Harus mengukur suatu sampel yang representatif dai hasil belajar dan dari
materi yang dicakup
◦ Harus berisi aitem dengan tipe yang paling cocok
◦ Harus sesuai dengan penggunaan hasilnya
◦ Reliabilitas tes harus tinggi
◦ Harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar
Identifikasi
tujuan dan alat
ukur

Uraian Batasan perilaku


komponen isi dan kompetensi

Blue
print/spesifikasi

Penulisan aitem

Uji coba awal

Field tes/analisis
aitem

Perakitan tes dan


penyusunan
instruksi

Uji reliabilitas

Bentuk final/siap
pakai
1. Menentukan wilayah yg
akan dikenai pengukuran
Atribut kognitif dibedakan mjd 3 macam, yi:
◦ Hasil belajar
◦ Inteligensi
◦ Potensi intelektual

Masing2 memerlukan alat ukur yg berbeda satu sama lain


Alat ukur ditentukan berdasarkan atribut yg akan dikenai pengukuran
Tes prestasi dibuat berdasarkan fungsinya  sebagai sumatif, formatif, diagnostik
Penguraian komponen isi  harus komprehensif, mewakili seluruh kawasan yang
diukur  menentukan validitas konten
Batasan perilaku dan kompetensi  sesuai dengan tujuan instruksional  misal
mampu melakukan pembagian angka berarti tes akan mengukur kemampuan
melakukan pembagian
Taksonomi Bloom

Evaluasi 
menilai
Sintesis 
memproduksi
Analisis  rencana,
elemen, hubungan, dll
Aplikasi hubungan,
prinsip
Comprehension
translasi,
Knowledge  interpretasi,
fakta, istilah, ekstrapolasi
klasifikasi
Contoh Tabel Spesifikasi
dalam Pengantar Teori Belajar
Komponen Perilaku
Komponen Total %
Kn Com Apl An
Introduksi 5 5
Teori belajar awal 5 5
Fungsionalisme 5 10 5 20
Asosiasionisme 5 10 5 20
Kognitivisme 5 10 10 25
Information Processing 5 10 15
Implikasi 5 5 10
Total 30 45 25 100%
Tipe Aitem dalam Tes Prestasi
Tipe memilih alternatif
Tipe jawaban pendek
Tipe karangan
Tipe problem
Menentukan tipe aitem yang akan digunakan?
◦ Harus sesuai dengan hasil belajar yang diukur
◦ Kualitas aitem yang mungkin dibuat  pilihan ganda mempunyai fungsi yang
lebih efektif dibandingkan tipe lain

Tipe jawaban  baca sendiri


Analisis Aitem
Parameter aitem:
◦ Indeks kesukaran aitem  rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya
penjawab aitem
◦ Indeks daya diskriminasi aitem  kemampuan aitem dalam membedakan antara siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi dalam hal ini diwakili oleh mereka yang termasuk
kelompok tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah
◦ Aitem yang punya DDA tinggi  harus dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian
besar oleh subjek kelompok tinggi dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh semua
atau sebagian besar subjek kelompok rendah. Semakin besar perbedaan antara proposari
penjawab benar dari kelompok tinggi dan kelompok rendah, semakin besar daya
diskriminasi suatu aitem

Efektivitas distraktor  dianalisis dari distribusi jawaban terhadap aitem yang


bersangkutan pada setiap alternatif yang disediakan  untuk melihat apakah
semua distraktor yang bukan kunci telah berfungsi sebagai distraktor, telah dipilih
oleh lebih banyak atau semua siswa kelompok rendah, sedangkan siswa dari
kelompok tinggi hanya sedikit.
Contoh indeks kesukaran
aitem
1. Hitunglah Indeks kesukaran aitem dan daya diskriminasi aitem di bawah ini:
a. Pada suatu hari dilakukan tes kemampuan menghitung di sebuah kelas berisi 200 orang siswa.
Pada aitem no. 1, hanya 25 orang dari seluruh siswa yang dapat menjawab dengan benar.
Hitung lah indeks kesukaran aitem tersebut dan simpulkan apakah aitem tersebut sulit,
sedang, atau tidak sulit! (tulis rumus dan proses hitungnya)

Jawaban:

Diketahui Ni=25

N=200

Maka:

P=Ni/N

=25/200

=0,125 (Sulit)
Contoh daya diskriminasi
aitem
Di kelas berisi 200 orang tersebut, dilakukan pemisahan antara kelompok tinggi (yang mempunyai
skor tertinggi) dan kelompok rendah (mereka yang memiliki skor terendah). Masing-masing
kelompok terdiri atas 50 orang. Pada aitem no. 1, diketahui bahwa di kelompok tinggi yang
menjawab dengan benar adalah sejumlah 40 orang dan pada kelompok rendah yang menjawab
dengan benar adalah 10 orang. Tentukan daya diskriminasi aitem tersebut! (tulis rumus dan
proses hitungnya)
Jawaban:
Diketahui: NT= 50; niT =40

NR=50 ; niR=10

Maka:

d=niT/NT-niR/NR

= 40/50-10/50

=30/50 =0,6
VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
Validitas  sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya
◦ Validitas isi  sejauh mana aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan
yang hendak diukur
◦ Validitas konstrak  sejauhmana suatu tes mengukur trait atau konstrak
teoretis yang hendak diukur
◦ Validitas berdasarkan kriteria  bukti validitas diperlihatkan oleh adanya
hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria.
Dilihat dari analisis korelasional

Reliabilitas  sejauh mana pengukuran dapat dipercaya


◦ Tes ulang
◦ Pendekatan sejajar
◦ Konsistensi internal (rumusnya banyak)
Validitas Isi
Setelah aitem ditulis, direview oleh penelaah soal, lalu diuji
keterbacaannya
Dilakukan validasi isi
◦ CVR  content validity ratio
◦ Aitem dinilai oleh SME, dihitung, keluar content validity index
◦ Pilihan jawabannya esensial, berguna tapi tidak esensial, tidak diperlukan
◦ Aiken’s V
◦ Menghitung koefisien validitas konten
◦ Penilaian nya 1 (sangat tidak relevan) sampai 5 (sangat relevan)
◦ Indeks Item Objective Congruence
Analisis Aitem
Sekilas tentang jumlah sampel  diusahakan sebesar mungkin
Uji coba disarankan:
◦ 200 orang
◦ 10 kali lipat dari banyaknya aitem
◦ 6-10 kali lipat banyaknya aitem

Parameter aitem:
◦ Indeks kesukaran aitem
◦ Daya diskriminasi aitem
Indeks Kesukaran Aitem
Merupakan rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya
penjawab aitem  merupakan probabilitas empirik untuk lulus aitem
tertentu
Daya Diskriminasi Aitem
Sejauh mana kemampuan suatu aitem untuk membedakan individu
yang memiliki kemampuan tinggi dan memiliki kemampuan rendah,
berdasarkan atribut yang diukur
Daya diskriminasi aitem harus dijawab benar oleh semua atau sebagian
besar subjek kelompok tinggi dan tidak dapat dijawab oleh sebagian
besar subjek kelompok rendah dan sebaliknya
Efektivitas distraktor  dianalisis dari distribusi jawaban terhadap
aitem yang bersangkutan pada setiap alternatif yang disediakan.
Efektivitas distraktor diperiksa untuk melihat apakah semua distraktor
atau semua pilihan jawaban telah berfungsi sebagaimana mestinya
2. Menentukan dasar konseptual atau teoritis
yg akan digunakan
Penerapan alat ukur atribut manusia berarti memberikan tritmen pada
manusia
Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh pandangan dan model tentang
manusia  karakteristik hakiki manusia
Pandangan ttg manusia dlm diri peneliti akan mendasari dan mewarnai
karya2 peneliti tsb
3a. Dasar konseptual dlm hal
belajar
Persoalan2 dlm belajar:
1. Apa itu belajar?
2. Faktor2 yg berpengaruh thd proses dan hasil belajar
3. Bgmn proses belajar terjadi
4. Apa bukti bahwa proses belajar telah terjadi

Bukti proses belajar mrpk masalah pengukuran hasil belajar  Tes Hasil
Belajar
3b. Dasar konseptual
mengenai inteligensi
Teori2 inteligensi  hasil upaya manusia untuk menemukan dan
menggambarkan sifat dan hakekat inteligensi
Hasil2 upayatsb dpt dibedakan berdasarkan pendekatan yg digunakan :
•Pendekatan spekulatif
•Pendekatan pragmatis
•Pendekatan Analisa faktor
•Pendekatan operasional
•Pendekatan fungsional
3. Menentukan subjek yg akan
dikenai pengukuran
Dalam hal ini penyusunan alat ukur masih menerapkan teori tes klasik
yang sample bound-test)
Perancangan alat ukur juga mempertimbangkan subjek yang akan
dikenai pengukuran
- Tes Inteligensi untuk anak-anak berbeda dengan untuk orang
dewasa
- Subyek yang akan dikenai tes akan mempengaruhi karakteristik tes
yang akan dikembangkan
4. Menentukan tujuan
pengukuran
Tujuan tes perlu dirumuskan sejak awal
Tes untuk seleksi akan berbeda dengan tes untuk diagnosis
Tes untuk seleksi yang ketat tidak akan sama dengan tes untuk seleksi
yang longgar
Tes untuk menentukan posisi relatif peserta tes akan memiliki
karakteristik yang khas
5. Menentukan materi alat
ukur
 Dalam psikologi ada dua jenis materi yang biasa digunakan yakni :
1. Projektif
2. Non porjektif
 Materi Projektif biasanya digunakan untuk Menyusun instrument yang
 mengukur antribut non kognitif ( biasa mendasarkan diri pada proses
psikologis “ mekanisme projeksi”
 Materi Non Projekti untuk menyusun instrument yang mengukur
atribut kognitif
 Materi Non Projektif : bisa vebal ataupun non verbal
 Perihal “Culture Fair” harus diperhatikan
6. Menentukan tipe soal yg
akan digunakan
 Tipe soal yang biasa digunakan dalam materi non projektif
yakni : (1) tes uraian : menuntut testee untuk merespon dengan
uraian (esai)
(2) tes objektif: menuntut testee memilih alternatif jawaban
yang disediakan
Tes esai meski potensial untuk dikuantifikasi namun dasar teorinya
jelas masih dalam proses pencarian dan pembakuannya sulit
lakukan
 Untuk menentukan tipe soal perlu mempertimbangkan : (1) tujuan testing;
(2)cara skoring; (3)penyelenggaraan tes ; (4) pencetakan tes
7. Menentukan jumlah soal utk keseluruhan alat
ukur dan masing2 bagiannya
o Alat ukur yang dibuat sejatinya merupakan sampel dari populasi soal
yang ada karena secara teori jumlah soal yang mungkin disusun untuk
suatu tujuan pengukuran tidak terbatas
o Perihal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal
o keseluruhan dan di tiap bagian soal , adalah :
1. bobot masing-masing bagian yang telah ditetapkan dalam “Blue
Print” harus dipenuhi
2. Banyaknya soal harus mencakup standar minimum reliabilitas
3. Waktu tes harus disesuaikan dengan jumlah soal
8. Menentukan taraf kesukaran
soal dan distribusinya
9. Menyusun kisi2 atau blue
print
 Tujuannnya : merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan
tes dan bagian-bagianya
 Fungsinya : ada pedoman yang efektif bagi penyusun dan perakit soal
 Dalam tes prestasi belajar tujuan khusus biasanya cukup jelas mengacu
pada kurikulum, misal : tes B.Indo tujuan khususnya mengukur
kemampuan kosa kata.
Dalam tes inteligensi ataupun potensi intelektual tidak ad kurikulum
ataupun pedoman sehingga yang jadi panduan adalah konstruksi teoretis
yang melandasi teori tersebut.
 Dua aspek isi tes : (1) Analisis Isi mata pengetahuan (daerah kurikulum)
 (2) Analisis Objek Perilaku (taraf kompetensi)
10. Merencanakan tugas utk
para penulis soal
• Tugas-tugas untuk penulis soal harus jelas
dan spesifik
•Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini :
1. Penulis soal harus spesialis di
bidangnya
2. Alokasi waktu untuk penulisan soal
3. Bentuk Penugasan
11. Merencanakan perakitan
soal
Kumpulan soal belum tentu merupakan sebuah tes
Perlu tindakan lain untuk bisa menjadikan kumpulan soal itu menjadi
sebuah tes yakni : memilih /menyeleksi mana soal-soal yang telah
lolos penelaahan dan uji coba serta menyusunnya
dalam bentuk final (Perakitan Tes)
Dalam perakitan cakupan atau tekanan tes pada bagian-bagiannya
jelas dan spesifik, jika tidak akan terjadi bias pandangan pribadi
terhadap bentuk final dari tes
12. Merencanakan jadual
penerbitan alat ukur
Tidak ada pedoman yang jelas
Semua tergantung pada kondisi proyek
pengembangan tes seperti : (1) kompleks tdiaknya
is; (2) mudah tidaknya mendapatkan penulis soal
yang memenuhi syarat; (3) tersedia tidaknya
faslitas untuk analisis statistic; (4) perjanjian untuk
penerbitan, dsb
Yang bisa dijadikan pedoman adalah harus
bekera secara prospektif atau retrospektif .
Contoh Kisi-kisi Suatu Tes
Isi Taraf Kompetensi Jumlah
Pengetahuan/
Pokok Bahasan
Pengetahu Pemaham Aplikasi Analisis Sintesa Evaluasi f %
an an
I 3 2 2 1 8 10
II 3 2 2 1 8 10
III 3 1 2 1 1 8 10
IV 3 2 2 1 8 10
V 2 2 2 2 1 8 10
VI 2 2 2 2 1 8 10
VII 2 2 1 1 1 1 8 10
VIII 2 3 2 1 8 10
IX 2 2 3 1 8 10
X 2 2 2 1 1 8 10
Jumlah F 24 20 20 8 4 4 80
% 30 25 25 25 10 5 100

Anda mungkin juga menyukai