Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan Pancasila

Andi Aina Ilmih, SH, MH


Dosen FH UNISSULA
A.2. Tujuan Pendidikan Pancasila

v Pendidikan Pancasila mengarah pada moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yg memancarkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, yg mengutamakan kepentingan bersama.

1. Tujuan Nasional
Ditegaskan dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea ke-4, ada 4 tujuan negara :
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
- memajukan kesejahtraan umum;
- mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
- ikut melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 2
2. Tujuan Pendidikan Nasional
v Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan watak serta peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
v Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Tujuan Pendidikan Nasional adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yg beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yg
demokratis serta bertanggung jawab.

v Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, maka pendidikan nasional mengusahakan:


1) Pembentukan manusia Pancasila sbg manusia pembangunan yg tinggi kualitasnya dan mampu mandiri.
2) Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yg terwujud dalam
Ketahanan Nasional yg teguh mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran,
paham dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 3
v Pendidikan Pancasila sbg salah satu komponen mata kuliah Pengembangan Keribadian (MKP)
memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di PT.
v Sikap dan perilaku tsb diharapkan menjadi dasar keilmuan yg dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarga dan masyarakat

v Pendidikan Pancasila di PT, secara khusus bertujuan:


1) dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sbg
warga negara Indonesia yg berjiwa Pancasila;
2) menguasai pengetahuan dan pemahaman ttg beragam masalah dasar kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara yg hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yg berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945'
3) memupuk sikap dan perilaku yg sesuai dgn nilai-nilai dan norma Pancasila.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 4
v Secara Teoritis, tujuan sebagaimana disebutkan sebelumnya, dapat dikelompokkan menjadi:

1. Tujuan Jangka Pendek


Mempelajari Pancasila pertama-tama bertujuan untuk mengetahui Pancasila secara benar, dengan mempelajari
Pancasila secara ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah memberikan pengetahuan
yg objektif, sistematis, dan rasional. Dengan mempelajari Pancasila diharapkan juga mempunyai kesadaran
tentang dasar filsafat negara yg menuju pada kesadaran bernegara. Kesadaran bernegara dapat menumbuhkan
pengertian tentang hak kewajiban sebagai warga negara.

2. Tujuan Jangka Panjang


Tujuan jangka panjang dengan brmodal apa yang telah dimiliki dan disadari akan kebenaran dan kegunaannya,
maka seseorang akan mengerjakan suatu perbuatan yg swsuai dengan Pancasila.
Mengamalkan Pancasila, karena sudah menghayati, kesadaran ini datang dari dalam diri seseorang.
Kemudian penghayatan dan pengamalan Pancasila akan menjadi suatu kebiasaan, bukan paksaan sehingga
seseorang akan berusaha mempertahankannya. Dengan demikian, tujuan jangka pendek menunjang tujuan
jangka panjang, yakni dengan mempelajari Pancasila dapat diharapkan keinsafan untuk menghayati,
mengamalkan dan kemudian mempertahankan Pancasila

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 5
3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi (PT)

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di PT, adalah untuk :


1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-
nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara RI, serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yg
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasikan nilai-nilai KeTuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani
yg demokratis, berkeadilan dan bermartabat berlandaskan Pancasila untuk mampu berinteraksi dgn
dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 6
B. RUMUSAN PANCASILA
1. Rumusan Pancasila secara etimologis
v Istilah Pancasila berasal dari Sansekerta India.
v Arti leksikal dari Kata Pancasila, yakni:
“Panca” artinya lima;
syila artinya batu sendi, alas atau dasar;
syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.
v Secara etimologis, Pancasila memiliki arti “berbatu sendi lima”
v Secara harfiah, Pancasila diartikan sebagai “dasar yang memiliki lima unsur”.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 7
2. Rumusan Pancasila secara Terminologis
v Di dalam UUD Negara RI 1945 yg dikenal dengan UUD 1945, terdiri dari 3 bagian yaitu: Pembukaan,
Batang Tubuh, dan Penjelasan.
v Di dalam Pembukaan UUD 194, terdiri dari 4 alinea tsb, tercantum rumusan Pancasila, sbb:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyaratan dan Perwakilan.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
v Rumusan Pancasila dalam Konstitusi Republik Indonesia, yg rumusannya tercantum sbb:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Peri Kemanusiaan
c. Kebangsaan
d. Kerakyatan
e. Keadilan Sosial Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 8
v Kemudian di dalam Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 ditemukan juga rumusan
Pancasila, sbb:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Peri Kemanusiaan
c. Kebangsaan
d. Kerakyatan
e. Keadilan Sosial

v Berdasarkan macam-macam rumusan Pancasila tsb, yang sah dan benar secara konstitusional
adalah rumusan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan
Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 dan Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 yg menegaskan,
bahwa: “pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila Dasar Negara RI yg sah dan benar adalah
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 9
3. Rumusan Pancasila secara Historis
v Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ada 3 tokoh yang berpendapat:

a. Muhammad Yamin.
Pada tgl 29 Mei 1945, sidang pertama BPUPKI, Muhammad Yamin mendapat kesempatan
pertama untuk mengemukakan pemikirannya ttg dasar negara di hadapan sidang lengkap BPUPKI,
dalam pidatonya, berisikan 5 asas/dasar negara RI Merdeka yg diidam-idamkan, yaitu:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahtraan Rakyat

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 10
Kemudian usulan tertulis mengenai rancangan UUD RI yg didalam Pembukaan dr
rancangan UUD 1945 tsb trcantum lima asas/dasar negara yg rumusannya sbb:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kebangsaan persatuan Indonesia
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 11
b. Soepomo.
Pendapat Soepomo ttg dasar negara dibagi menjadi 2 periode, yaitu Pendapat sebelum
Soekarno mengusulkan dasar negara Pancasila dan sesudahnya.
Awalnya Soepomo mengemukakan bahwa dasar negara Indonesia merdeka yg disebutkan sbg
staatsidee harus disesuaikan dengan keadaan umum pada masa sekarang dan harus mempunyai
keistimewaan (ciri khas) yg sesuai dgn keadaan umum tadi.

Pada tgl 31 Mei 1945, pidato Soepomo yg pemikirannya tetap dibawa dan berpengaruh
dalam perumusan UUD 1945. Dasar kekeluargaan dan gotong royong telah disepakati sbg dasar
penyusunan UUD maupun pembentukan Negara Indonesia. Selain itu, pendapat baru Sopepomo
ketika memberikan penjelasan tentang artikel dari panitian pembentuk UUD, bahwa UUD adalah
hasil keadaan historis atau keadaan negara waktu membentuk UUD, yaitu soal aktual yg menjadi
pikiran dan pembicaraan umum, sehingga tidak terpisahkan dengan makna Pancasila itu sendiri.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 12
c. Soekarno.
Pada tgl 1 Juni 1945, Soekarno dalam pidatonya di sidang BPUPKI secara subtansi mengajukan secara lisan
usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yg akan dibentuknya, yaitu:
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahtraan Sosial
5) Ketuhanan yng berkebudayaan.
Usulan ini diberi nama Pancasila. Usul nama Pancasila sbg dasar negara tsb secara bulat diterima dalam sidang
BPUPKI.

Kemudian Soekarno mengusulkan, bahwa kelima sila tsb dapat dikerucutkan menjadi Tri Sila, dgn rumusan sbb:
1) Sosio nasional, yaitu nasionalisme dan internasionalisme.
2) Sosio demokrasi, yaitu demokrasi dengan kesejahtraan rakyat.
3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian Tri Sila tsb dapat dipersempit menjadi Eka Sila yakni Gotong Royong
Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 13
Pada tgl 22 Juni 1945, sembilan tokoh BPUPKI dikenal dengan Panitia Sembilan mengadakan
pertemuan dan membahas pidato serta usulan dasar negara. Kemudian Nas

askah “Piagam Jakarta” yg didalamnya memuat Pancasila, dgn rumusan sbb:


1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
2) Kemanusiaan yg adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 14
• Pancasila dalam dokumen sejarah a.l:
1. Pidato Muh. Yamin tanggal 29 Juni 1945
2. Pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945
3. Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945
4. Dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945
5. Dalam alinea ke-4 Mukaddimah Konstitusi RIS
tanggal 27 Desember 1945
6. Dalam alinea ke-4 Mukaddimah UUDS 1950
tanggal 17 Agustus 1950
7. Dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 15
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Dr.M. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosuyoso
5. Abdul Kohar Muzakhir
6. H. Agus Salim
7. Mr. Ahmad Subondjo
8. K.H.A.W. Hasyim
9. Mr. M.Yamin
Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 16
Panitia 9 (Perumus) menghasilkan
Naskah Rancangan Pembukaan UUD (Tgl 23
Juni 1945 yang terdiri dari 4 alinea, dikemudian
dikenal dengan Piagam Jakarta dalam
Rancangan Pembukaan UUD inilah untuk
Pertama Kali Pancasila dicantumkan sebagai
Dasar Negara Indonesia (dan diterima pada
Sidang Pleno 16 Juli 1945)

Copyrigts@AndiAinaIlmihSHMH 17
4. Rumusan Pancasila secara Sosio-Filosofis
v Pancasila yang bersifat sosiologis di dalam fungsinya sebagai pengatur hidup
kemasyarakatan pada umumnya, sedangkan pengertian yg bersifat etis dan filosofis di
dalam fungsinya sbg pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari
kebenaran.
v Pancasila sbg philosophical way of thinking atau philosophical system dapat
dianalisis secara mendalam, karena orang berpikir secara filosofis tidak akan henti-
hentinya, ia selalu mencari kebenaran. Namun harus disadari, kebenaran yg dapat
dicapai manusia adalah kebenaran yg masih relatif tidak absolut atau mutlak.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 18
C. TUJUAN MEMPELAJARI PANCASILA
v Tujuan mempelajari Pancasila adalah ingin mengetahui Pancasila yang benar, yakni
yang dapat dipertanggungkan, baik secara yuridis konstitusional maupun secara
objektif ilmiah.
v Secara Yuridis kontitusional, karena Pancasila adalah dasar negara yg dipergunakan
sbg dasar mengatur/meyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu, tidak
setiap orang boleh memberikan pengertian atau tafsiran menurut pendapatnya
sendiri.
v Secara objektif ilmiah, karena Pancasila adalah suatu paham filsafat, maka uraiannya
harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Selanjutnya, Pancasila diamalkan
sesuai fungsinya dan kemudian dijaga agar jiwa dan semangatnya, perumusan dan
sistematikanya yg sudah tepat dan benar tidak diubah-ubah apalagi dihapus dgn
paham lain.

Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 19
Copyrights@AndiAinaIlmihSHMH 20

Anda mungkin juga menyukai