A.Dasar Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi 1.Kepmendiknas RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi yang menyebutkan : bahwa terdapat kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) yang mewajibkan setiap perguruan tinggi memberikan mata kuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Kep Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, Tanggal 2 Juni 2006 Tentang Rambu – rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi yang menyatakan bahwa mata kuliah MPK ini terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia (Pendidikan Pancasila diganti dengan Bahasa Indonesia) 3. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa : kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa. Pendidikan Pancasila tidak wajib, boleh diberikan atau tidak. Undang – undang ini yang mendasari Keputusan Dirjen Dikti di atas. 4. Adanya kerisauan di masyarakat akibat carut marutnya kehidupan berbangsa dan bernegara (tawuran, tidak kekerasan dan korupsi) sehingga Dirjen Dikti mengeluarkan surat nomor : 06/D/T/2010, tanggal 5 Januari 2010, yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tidak melanggar peraturan. Surat tersebut juga didasarkan pada : 1.Hasil simposium nasional tahun 2006 di semarang 2.Simposium Nasional di Bandung tahun 2009 dan 3.Kongres tentang Pancasila di Yogyakarta tahun 2009, yang merekomendasikan perlunya revitalisasi nilai – nilai Pancasila melalui pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. 5. Undang – undang Nomor 12 tahun 2012, tanggal 16 Agustus 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia. Manfaat mempelajari pendidikan Pancasila : Untuk memahami dan memperoleh pengetahuan tentang Pancasila secara baik dan benar, dalam arti yuridis konstitusional dan objektif ilmiah. Yuridis konstitusional, mengingat Pancasila sebagai dasar negara dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia termasuk melandasi tatanan hukum yang berlaku. Objektif ilmiah, artinya Pancasila sebagai dasar negara adalah suatu nilai kerohanian. Yang masuk dalam kategori filsafat itu adalah pengetahuan, sehingga penilaian dan penjabarannya selalu secara objektif dan ilmiah. Objektif mengingat Pancasila bukan milik subjek tertentu, tetapi milik semua rakyat dan juga bangsa Indonesia. Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr. Drs. Notonagoro, SH., menyebutkan ada beberapa macam asal mula Pancasila digunakan sebagai falsafah negara, yaitu : 1.Causa materialis Artinya asal mula bahan, yaitu bangsa Indonesia sebagai bahan terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama – agamanya. 2.Causa Formalis Artinya asal mula bentuk atau bangun dan causa finalis atau asal mula tujuan, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pembentuk negara, BPUPKI adalah asal mula bentuk atau bangun dan asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara. 3.Sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis Sembilan orang anggota BPUPKI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta sebagai asal mula bentuk maupun asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara. Dengan cara menyusun rencana pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila. 4.Causa efisien atau asal mula karya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Landasan Pendidikan Pancasila 1.Landasan filosofis Filsafat Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional maka pendidikan Pancasila dilandasi Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945. Jalannya pemerintahan, hukum, setiap kegiatan operasional dalam negara juga harus dilandasi oleh Pancasila. 2.Landasan kultural Landasan yang digali dari nilai – nilai luhur budaya bangsa yang sudah ada. Perumusan nilai – nilai Pancasila digali dari pandangan hidup atau kepribadian bangsa seperti nilai kemanusiaan, kegotong royongan, nilai persatuan dan kesatuan, dan toleransi tinggi dalam perbedaan pendapat maupun pergaulan dalam hidup bermasyarakat sampai nilai – nilai religius dan keagamaan. 3.Landasan historis Merupakan landasan sejarah, dalam perjuangan bangsa untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan. 4.Landasan yuridis a.Pasal 31 ayat 1 UUD 1945, ‘setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan’. b. Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional c.Keputusan Dirjen DIKTI Depdiknas Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu – rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA 1.Memahami Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar NKRI 2.Mengetahui dan memahami tentang makna nilai – nilai Pancasila 3.Mampu mewujudkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan pribadi, keluarga serta kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebagai bagian dari pendidikan nasional, pendidikan Pancasila mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan bermartabat agar : 1.Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2.Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur 3.Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hati nurani 4.Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni 5.Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya. Lahirnya Instruksi Presiden RI Nomor 1968 telah menguatkan keberadaan Pancasila yang tercantum dalam pembukaan undang – undang dasar 1945. Adapun yang dimaksud Pancasila adalah : 1.Ketuhanan Yang Maha Esa 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan. 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan inpres untuk mendapatkan keseragaman dalam penulisan dan pengucapan Pancasila yang resmi digunakan. Mengingat dalam perkembangan kehidupan bernegara telah menggunakan tiga macam undang – undang dasar, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUD Sementara 1950. Tinjauan Pancasila dari berbagai segi 1.Etimologis Secara etimologis istilah Pancasila (pancasyila) berasal dari bahasa sansekerta yang mengandung dua macam arti : Panca >>> lima Syila dengan huruf i yang dibaca pendek >>> dasar, batu sendi atau alas Pancasyila memiliki arti lima dasar. Pancasyila dengan huruf i yang dibaca panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting. Pancasyila memiliki arti lima aturan tingkah laku yang penting. 2.Historis Berdasarkan catatan sejarah tentang Buddha, telah dikenal istilah sila artinya moralitas. Sila mengandung maksud melindungi orang lain dari penderitaan. Sila juga bermakna menjalankan lima sila melalui fungsi sila – sila yakni menghindari membunuh, berbuat asusila, berkata bohong, dan minum yang memabukkan. Perkembangan Pancasila juga telah memasuki perkembangan dalam kesusastraan masa kejayaan Majapahit, yang terdapat dalam buku Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca pada tahun 1365 yang mempunyai makna pelaksanaan kesusilaan, ada lima ketentuan yang dilarang : a.Tidak boleh melakukan kekerasan b.Tidak boleh mencuri c.Tidak boleh berjiwa dengki d.Tidak boleh berbohong e.Tidak boleh mabuk – mabukkan 3.Istilah resmi Istilah Pancasila bagi lima dasar yang diusulkan oleh Ir.Soekarno pada sidang pertama BPUPKI hari terakhir pada tanggal 1 Juni 1945. 4.Segi yuridis Segi yuridis adalah pengertian Pancasila dalam sila – sila dari Pancasila yang tata urutan/rumusannya tercantum dalam alenia ke 4 pembukaan UUD 1945. Hakikat Nilai Sila – sila Pancasila 1.Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta isinya. 2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Manusia >>> mahluk yang berbudi memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Dengan akal budinya manusia >>> berkebudayaan dan dengan nuraninya manusia >>> menyadari nilai - nilai dan norma. Adil >>> suatu keputusan atau tindakan didasarkan atas norma yang objektif tidak subjektif apalagi sewenang – wenang dan otoriter. Beradab >>> kebudayaan yang lama, bertatakesopanan berkesusilaan adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan norma – norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama manusia, alam dan Sang Pencipta. 3.Persatuan Indonesia Berasal dari kata satu yang artinya utuh tidak terpecah belah. Persatuan segenap unsur NKRI dalam mewujudkan secara nyata bhineka tunggal ika. 4.Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, disebut pula kedaulatan rakyat atau demokrasi.
Hikmat Kebijaksanaan >>> penggunaan pikiran yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan, kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai hati nurani.
Permusyawaratan >>> suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai mufakat. Perwakilan >>> suatu sistem dalam arti tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara yang dilakukan melalui badan – badan perwakilan. 5.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan >>> berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan baik material maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia >>> setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI maupun WNI yang berada di luar negeri. Pancasila telah disahkan secara yuridis konstitusional pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara RI . Pada masa orde baru Pancasila melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) diberikan pengertian disamping sebagai dasar negara juga diberi sebutan pandangan hidup, perjanjian luhur bangsa, tujuan yang hendak dicapai, moral pembangunan, kepribadian bangsa Indonesia dll. Setelah lahirnya reformasi, dikeluarkanlah Ketetapan MPR RI Nomor XVIII/MPR/1998 : 1.Pengembalian fungsi Pancasila 2.Penghapusan P4 3.Penghapusan Pancasila sebagai asas tunggal bagi organisasi sosial politik di Indonesia. Alasan – alasan pembenar Pancasila telah menjadi dasar negara dan selanjutnya menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia : 1.Ideologi Pancasila telah sesuai serta berakar pada nilai – nilai budaya luhur bangsa sendiri dan digali dari kehidupan rakyat yang telah berabad – abad lamanya semenjak zaman nusantara. 2.Pancasila juga telah mempersatukan seluruh kebhinekaan suku, kelompok, agama dan bahasa dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke menjadi satu kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dalam bentuk bhineka tunggal ika. 3.Dalam kondisi krisis multidimensi dewasa ini yang sedang melanda bangsa dan negara Indonesia, pelaksanaan ideologi Pancasila telah membantu dalam mengatasi segenap krisis melalui berbagai solusi yang bermanfaat baik. 4.Dengan melaksanakan ideologi Pancasila derajat dan martabat bangsa Indonesia telah terangkat di tengah kehidupan bangsa dunia, juga untuk kehidupan masyarakat bangsa sendiri.