Anda di halaman 1dari 4

Nama: Masyhuri Naufal Romzy

NPK: 35463

1. Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara


Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.Pancasila sebagai
ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa
Soekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama
untuk dasar negara. Dalam hal ini, Soekarno memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi
negara. Namun dalam perjalanan pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami pasang surut
karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom.Pada masa era reformasi,
Pancasila sebagai ideologi negara mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa hal,
seperti: enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila.

hakikat Pancasila sebagai ideologi negara yang memiliki 3 dimensi,yaitu :

a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam dirinya
bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa
nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sekaligus jugaberarti
bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam
kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan
negara.

  b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar
Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan dan
optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.  

c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat


untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifat
demokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang dan merangsang warga
negara yang meyakininya untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan
hakikatnya.

Dengan nilai nilai yang harus kita jaga dari nilai-nilai Pancasila :

 Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai ini mengandung pengakuan atas keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta
beserta isinya.Manusia Indonesia beriman yaitu meyakini adanya Tuhan yang diwujudkan dalam
ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Ketaatan iman terlihat dari menjalankan segala
perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab


Nilai ini mengandung rumusan sifat keseluruhan budi manusia Indonesia yaitu mengakui
kedudukan manusia sederajat dan sama.Serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama
sebagai warga negara yang dijamin oleh negara.

 Persatuan Indonesia

Nilai ini adalah perwujudan paham kebangsaan Indonesia yang mengatasi paham
perseorangan, golongan, suku bangsa.Serta mendahulukan persatuan dan kesatuan bangsa
sehingga tidak terpecah belah oleh sebab apa pun.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

Nilai ini adalah sendi utama demokrasi di Indonesia berdasar atas asas musyawarah dan asas
kekeluargaan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai ini adalah salah satu tujuan negara yaitu mewujudkan tata masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.

Pemahaman nilai-nilai Pancasila disemua kalangan amat penting, karena Semua


masyarakat mempunyai peran penting terhadap kejayaan bangsa di masa depan untuk
menciptakan sebuah bangsa dan negara yang kuat dalam berbagai bidang. Maka warga
negaranya yang harus bergerak, harus berusaha, harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi
terhadap bangsanya sendiri. Tidak dengan mudahnya mencintai budaya bangsa lain
dibandingkan bangsa sendiri. Maka dari itu sebagai pemuda pemudi bangsa harus memiliki
sikap luhur dalam berbagai hal, khususnya dalam berkontribusi di dalam lingkup masyarakat.
Agar kedepannya menjadi seorang pemikir yang mampu menjalankan dan menerapkan poin
utama yang ada didalam tubuh Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai terpadu
berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabilakita memahami
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan 1945, makahakikatnya nilai-nilai
pancasila tersebut adalah sebagai beriku:

1.Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negarayang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara mengatasi
segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan penjabaran dari sila ketiga.

2.Pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilansosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajibanmewujudkan kesejahteraan umum
bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskankehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok pikiran ini
penjabaran dari silakelima.
3. Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkankerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini mejunjukkannegara Indonesia demokrasi, yaitu
kedaulatan ditangan di tangan, sesuai dengansila leempat.

4. Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esamenurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Poko pikiran ini sebagai penjabaran dari sila
pertama dan kedua.

Uraian diatas menunjukkan bahwa Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan
sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena didalamnya terkandung pula
konsep-konsep sebagai berikut:

1.Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (NegaraRepublik
Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian negara(Pancasila).

2.Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu pancasila maka disusunlahkemerdekaan


kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia....”. Hal ini
menunjukkan adanya sumber hukum.

Nilai dasar yang fundamental suatu gara dalam hukum mempunyai hakikat dankedudukan
yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk
diubah. Berhubungan Pembukaan UUD 1945 itu memuatnilai-nilai dasar yang fundamental, maka
Pembukaan UUD 1945 yang didalamnyaterdapat Pancasil tidak dapat diubah secara hukum. Apabila
terjadi perubahan berarti pembubaran negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

3. Jelaskan bagaimana nilai Pancasila yang bersifat obyektif dan bersifat subyektif !
Nilai subjektif Pancasila artinya nilai-nilai tersebut adalah hasil pemikiran bangsa Indonesia
sendiri sepanjang sejarahnya. Berikut rincian nilai subjektif Pancasila:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil
pemikiran bangsa.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuah nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan,
kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang perwujudannya sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.

Nilai objektif Pancasila artinya nilai-nilai yang ada dalam Pancasila diakui kebenarannya dan
keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai objektif Pancasila adalah sebagai
berikut:

1. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal.


2. Nilai-nilai Pancasila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak antara manusia dengan
Tuhan, antara manusia dengan manusia lain dan antara manusia dengan lingkungannya.
3. Pancasila dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 menurut ilmu hukum memenuhi syarat
sebagai kaidah negara yang fundamental, tidak dapat diabaikan oleh setiap orang atau bada
kecuali pembentuk negara yaitu PPKI yang sekarang sudah tidak ada.
4. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara hukum tidak dapat diubah oleh siapa pun termasuk
MPR hasil pemilihan umum. Mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 artinya
membubarkan negara Indonesia.

4. Buktikan bahwa Pancasila adalah system filsafat, buktikan melalusi 3 teori


kebenaran (Ontologi, Aksiologi, Epistimologi)

 Ontologi Pancasila membahas tentang adanya Pancasila. Adanya Pancasila dapat


ditinjau dari sebab adanya, cara adanya dan sifat adanya Pancasila. Sebab adanya
Pancasila secara langsung dari pemikiran manusia Indonesia, dan secara tidak langsung
dari Tuhan sebagai penciptanya manusia. Cara adanya Pancasila dengan melalui proses
persidangan wakil rakyat Indonesia (BPUPKI dan PPKI ). Dan sifat adanya Pancasila
adalah nyata, yaitu real, terdapat pada kehidupan masyarakat. Sifat adanya Pancasila
nyata, karena Tuhan dan manusia sebagai sebabnya juga nyata, dan cara adanya
melalui proses persidangan yang ada dokumentasinya (naskah risalah sidang ) .
Berdasarkan penjelasan tersebut maka, ontologi Pancasila terpenuhi dalam sila pertama
(Ketuhanan YME) dan sila kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
 Epistemologi Pancasila Epistemologi Pancasila membahas tentang pengetahuan
Pancasila, yang meliputi sumber Pancasila, metode Pancasila, instrument Pancasila, dan
kebenaran Pancasila.Sumber Pancasila meliputi sumber material, yaitu nilai-nilai yang
terdapat pada adat-istiadat, kebudayaan, agama / kepercayaan yang dianut
masyarakat, dan sumber formal yaitu Pembukaan UUD1945 alinea IV. Metode Pancasila
meliputi metode perumusan Pancasila, yaitu kritis selektif dialektis eksperimental, dan
metode pengembangan Pancasila , yaitu interpretasi, hermeneutika, koherensi historis,
dan analitico-sintetik. Adapun instrument pengkajian dan pengembangan Pancasila
adalah akal yang sehat dan jernih. Kebenaran Pancasila dapat dianalisis dengan
menggunakan empat teori kebenaran. Pertama, teori kebenaran koherensi. Kedua, teori
kebenaran korespondensi. Ketiga, teori kebenaran pragmatis. Keempat, teori kebenaran
perfomatis. Pada sila ketiga dan keempat Pancasila ditemukan metode kita untuk
mewujudkan hal-hal tersebut. Metode tersebut adalah metode persatuan dan
kerakyatan / demokrasi, yang terdapat pada sila ketiga, dan keempat Pancasila. Dengan
demikian epistemologi Pancasila dipenuhi oleh sila ketiga dan keempat Pancasila.
 Aksiologi Pancasila membahas tentang nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya nilai-nilai
Pancasila tersebut sebagai pertimbangan masyarakat ,bangsa, dan para pemimpin
untuk menerapkan setiap hasil pemikiran dan kebijakan-kebijakan. Arti nilai sangat
banyak sekali, sesuai dengan latar belakang dan kepentingan masing-masing subjek.
Misalnya nilai diartikan sebagai suatu guna, harga, cantik, mutu, dsb. Dari berbagai arti
tsb, dapat dirumuskan menjadi arti yg bersifat universal, nilai adalah suatu kualitas
abstrak yang membuat sesuatu hal itu bermakna, berbobot, sehingga yang memilikinya
merasa puas batinnya.

Anda mungkin juga menyukai