A. Pengertian Pancasila
Setiap negara didirikan dengan dasar falsafah tertenntu, hal ini untuk
mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapainya, karena tanpa falsafah atau
pandangan hidup sesuatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam
menghadapi pesoalan besar yang timbul, baik persoalan masyarakat bangsa itu
maupun pergaulan hidup antar bangsa. ..... Falsafah merupakan pewujudan dari
watak dan keinginan dari suatu bangsa atau dengan kata lain falsafah itu identik
dengan keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, maka segala aspek
kehidupan bangsa tersebut harus sesuai dengan falsafahnya....Dalam falsafah
terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung
dasar pikiran yang mendalam dan gagasan mengenai wujud kehidupsn yang
dianggap baik. Pada akhirnya falsafah suatu bangsa merupakan kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
untuk mewujudkan. (Trianto CS, 2007 : 41 )
Jadi falsafah hidup bangsa Indonesia dikenal dengan Pancasila artinya lima
dasar atau lima asas aturan prilaku orang Indonesia, secara yuridis konstitusional
dipergunakan sebagai dasar mengatur atau menyelenggarakan pemerintahan
negara. Jadi dalam menyelenggarakan negara ini harus berpedoman kepada
Pancasila dan tujuan yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan negara
tersebut adalah mewujudkan cita-cita bangsa dan negara yang tertuang dalam
Pancasila itu sendiri.
Istilah Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Bung Karno dalam sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, tapi isi Pancasila dibahas dan digali bersama-sama
tokoh lain dari peradaban leluhur bangsa Indonesia itu sendiri, Soekarno
berkata bahwa nilai-nilai Pancasila itu digali kembali dari bumi pertiwi karena
sudah terkubur lebih dari 350 tahun lamanya dibawah penjajah bangsa asing
Jadi sebagai dasar negara Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara., dan menguasai
hukum dasar baik tertulis (UUD 1945) maupun tidak tertulis (Konvensi). Dalam
kedudukannya sebagai dasar negara Pancasila mempunyai kekuatan mengikat
secara hukum.
D. Pancasila Ideologi Terbuka
Ideologi berarti kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup atau dapat juga
diartikan cara berfikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi ada yang
terbuka dan ada yang tertutup. Kalau terbuka artinya merupakan suatu
bangunan ideologi yang membuka diri dari ide, gagasan atau konsep yang
datang dari luar, kalau tertutup sebaliknya yaitu suatu bangunan ideologi yang
tidak menerima ide, gagasan atau konsep dari luar.
Istilah ideologi terbuka awalnya dikemukakan oleh Pres, Soeharto pada 10
Nopember 1966 dalam acara Pembukaan penataran calon Manggala BP 7
Pusat. Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka
maka kita dalam mengembangkan pemikiran baru yang tegar dan kreatif untuk
mengamalkan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan zaman
yang terus bergerak dinamis yakni: (Kansil (1), 2000 : 113)
a. nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, sedang
b. pelaksanaan Pancasila kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata
yang kita hadapi dalam tiap kurun waktu.
Yang dimaksud dengan Ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa selain
punya nilai dasar yang bersifat tetap, juga mampu berkembang secara dinamis.
Jadi pandangan hidup bangsa yang mempunyai nilai dasar yang bersifat tetap
sepanjang zaman yang dimaksud adalah Pancasila. Dan pandangan hidup yang
mampu berkembang secara dinamis yaitu UUD 1945, pelaksanaan nyatanya
seperti pelaksanaan pemilihan umum sebagai wujud demokrasi.
Nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka terdiri dari dua jenis nilai
yakni
1. Nilai dasar yaitu cita-cita, tujuan serta lembaga penyelenggaara negara
utama termasuk tata hubungan antar lembaga serta tugas dan
wewenangnya yang bersifat tetap sepanjang zaman.
2. Nilai-nilai Instrumental yang merupakan arahan, kebijaksanaan strategi,
sasaran, serta lembaga pelaksanaan yang dapat disesuaikan dengan
kehendak zaman.
E. Pengamalan Pancasila
Pancasila yang unsur-unsurnya digali dari peradaban bangsa Indonesia sendiri
kemudian diterima secara bulat oleh bangsa Indonesia menjadi dasar filsafat
negara Indonesia harus dilaksanakan atau diamalkan. Pelaksanaan pengamalan
Pancasila selama ini diatur dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 kemudian
dicabut dengan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dengan pertimbangan
bahwa materi muatan dan pelaksanaannya tidak sesuai dengan perkembangan
kehidupan bernegara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD
1945 adalah dasar negara dari NKRI harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara.
Berarti dengan dicabutnya pelaksanaan penataran P4, bukan berarti Pancasila
tidak perlu lagi diamalkan, akan tetapi sebaliknya yakni tetap harus diamalkan
sesuai dengan misi pertama GBHN tahun 1999-2004 yaitu Pengamalan
Pancasila secara konsisten dalam kehiduapn bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sayangnya sampai saat ini belum ada tindak lanjut petunjuk tentang
cara pengamalan Pancasila secara konsisten dimaksud. (lihat Ketetapan MPR
No. IV/MPR/1999)
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan dengan cara :
Winarno, (2009 : 28)
1. Pengamalan Obyektif
Pengamalan secara obyektif adalah dengan melaksanakan dan menaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang
berlandaskan pada Pancasila.
2. Pengamalan Subyektif
Pengamalan secara subyektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam
bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara
Nilai-Nilai Pancasila
Pendidikan Pancasila adalah pendidikan nilai-nilai yang bertujuan membentuk
sikap positif manusia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Nilai itu sebetulnya ada 3 (menurut Notonegoro dalam Kansil (1), (2000: 89)
yaitu :
1. Nilai materil yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk aktivitas.
3. Nilai kerohanian yaitu segala seuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Dalam sila-sila Pancasila terkandung nilai sbb: (ringks MPR, 2013 : 45-78)
1. Nilai Ketuhanan YME
a. Bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan
b. Setiap orang dapat menyembah Tuhannya sesuai dengan keyakinannya.
c. Setiap warga negara mengamalkan dan menjalankan agamnya dengan cara
yang berkeadaban yaitu hormat menghormati satu sama lain.
d. Negara menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agamanya,
e. Negara Indonesia adalah negara yang ber-Tuhan.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Kemanuasiaan berarti makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi
piker, rasa, karsa dan cipta.
b. Adil berarti patut, tidak memihak atau berpegang pada kebenaran.
c. Beradab artinya berbudi luhur, berkesopanan, dan bersusila sekaligus
menuju tingkat kemajuan lahir dan bathin.
d. Sikap hidup merupakan keputusan dan tindakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan dan kesusilaan.