Anda di halaman 1dari 8

MATERI III

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

A. Pengertian Pancasila
Setiap negara didirikan dengan dasar falsafah tertenntu, hal ini untuk
mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapainya, karena tanpa falsafah atau
pandangan hidup sesuatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam
menghadapi pesoalan besar yang timbul, baik persoalan masyarakat bangsa itu
maupun pergaulan hidup antar bangsa. ..... Falsafah merupakan pewujudan dari
watak dan keinginan dari suatu bangsa atau dengan kata lain falsafah itu identik
dengan keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, maka segala aspek
kehidupan bangsa tersebut harus sesuai dengan falsafahnya....Dalam falsafah
terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung
dasar pikiran yang mendalam dan gagasan mengenai wujud kehidupsn yang
dianggap baik. Pada akhirnya falsafah suatu bangsa merupakan kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
untuk mewujudkan. (Trianto CS, 2007 : 41 )

Jadi falsafah hidup bangsa Indonesia dikenal dengan Pancasila artinya lima
dasar atau lima asas aturan prilaku orang Indonesia, secara yuridis konstitusional
dipergunakan sebagai dasar mengatur atau menyelenggarakan pemerintahan
negara. Jadi dalam menyelenggarakan negara ini harus berpedoman kepada
Pancasila dan tujuan yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan negara
tersebut adalah mewujudkan cita-cita bangsa dan negara yang tertuang dalam
Pancasila itu sendiri.

Istilah Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Bung Karno dalam sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, tapi isi Pancasila dibahas dan digali bersama-sama
tokoh lain dari peradaban leluhur bangsa Indonesia itu sendiri, Soekarno
berkata bahwa nilai-nilai Pancasila itu digali kembali dari bumi pertiwi karena
sudah terkubur lebih dari 350 tahun lamanya dibawah penjajah bangsa asing

Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara


nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para
pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara
musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-
sidang BPUPKI pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian menghasilkan
Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kalin, kemudian dibahas
lagi dalam Sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia, sebelum
sidang resmi PPKI, Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta
disempurnakan kembali, dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan
oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia ( Kailan, 2008 : hal.
103). Jadi bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa Pancasila yang sekarang
menjadi dasar dan falsafah negara, pandangan hidup, dan jiwa bangsa merupakan
kebudayaan bangsa Indonesia yang telah menjadi sistem nilai selama berabad-
abad. (Trianto Cs, 2007 : 43)

B. Kedudukan, Fungsi dan Peranan Pancasila


Mengenai kedudukan Pancasila , menurut Notonagoro, bahwa diantara unsur-
unsur pokok kaidah negara yang fundamental, asas kerohanian Pancasila
mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa
Indonesia. Selanjutnya juga dikatakan bahwa norma hukum yang pokok dan
disebut pokok kaidah fundamental dari pada negara itu dalam hukum
mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah bagi
negara yang dibentuk, dengan perkataan lain dengan jalan hukum tidak dapat
diubah. Jadi fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental. (Trianto Cs, Ibid)

Fungsi pokok Pancasila (bersifat yuridis konstitusional) adalah sebagai


dasar sebagaimana tertuang dalam anlinia IV Pembukaan UUD 1945. Yang
pada dasarnya sebagai sumber dari segala sumber hukum dibawahnya. Hal ini
dipertegas lagi dalam Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dikuatkan lagi dalam
Tap MPR No.. V/MPR/1973.

Fungsi Pancasila yang bersifat sosiologis adalah sebagai pengatur hidup


kemasyarakatan pada umumnya, sedangkan fungsi yang bersifat filosofis
adalah sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari
kebenaran.

Peranan Pancasila dari waktu ke waktu bertambah sesuai dengan


perkembangan Indonesia walaupun awalnya peranan Pancasila adalah sebagai
dasar negara setelah itu berkembang menjadi jiwa bangsa Indonesia artinya
berperan dalam memberikan gerak atau dinamika serta membimbing ke arah
tujuan untuk mewujudkan masyarakat Pancasila. Berikutnya sebagai
kepribadian bangsa Indonesia artinya menunjukan adanya kepribadian bangsa
Indonesia yang khas tentang sikap dan tingkah laku serta perbuatannya yang
senantiasa selaras, serasi, dan seimbang sesuai dengan penghayatan dan
pengamalan sila-sila Pancasila secara bulat dan utuh.
Peranan Pancasila sebagai sumber hukum artinya semua peraturan yang ada di
Indonesia harus bersumberkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Kemudian
peranan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia artinya telah
disepakati dalam sidang PPKI ( lembaga nasional Indonesia yang pertama)
tanggal 18 Agustus 1945 bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dan
peranan Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia artinya cita-cita
luhur bangsa Indonesia dituangkan dalam Pambukaan UUD 1945 sehingga cita-
cita yang luhur inilah yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia. Peranan
Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia yang
mempunyai nilai-nilai dan norma yang oleh bangsa Indonesia diyakini paling
benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia sehingga dapat mempersatukan bangsa Indonesia. Peranan Pancasila
sebagai moral pembangunan mengandung maksud agar nilai-nilai luhur
Pancasila dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasinya.

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang


tekandung dalam Pancasia menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan
bernegara. Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafat yang
sifatnya mendasar. Nilai dasar Pancasila besifat abstrak, normatif dan nilai itu
menjadi motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara. Pancasila
sebagai dasar negara berarti nlai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.

Konsekwensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan


penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan merupakan cerminan dari nilai-nilai Pancasila.
Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur yaitu tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan,
nilai Kerakyatan dan nilai Keadilan. (Winarno, 2009 : 13)

Jadi sebagai dasar negara Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara., dan menguasai
hukum dasar baik tertulis (UUD 1945) maupun tidak tertulis (Konvensi). Dalam
kedudukannya sebagai dasar negara Pancasila mempunyai kekuatan mengikat
secara hukum.
D. Pancasila Ideologi Terbuka
Ideologi berarti kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup atau dapat juga
diartikan cara berfikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi ada yang
terbuka dan ada yang tertutup. Kalau terbuka artinya merupakan suatu
bangunan ideologi yang membuka diri dari ide, gagasan atau konsep yang
datang dari luar, kalau tertutup sebaliknya yaitu suatu bangunan ideologi yang
tidak menerima ide, gagasan atau konsep dari luar.
Istilah ideologi terbuka awalnya dikemukakan oleh Pres, Soeharto pada 10
Nopember 1966 dalam acara Pembukaan penataran calon Manggala BP 7
Pusat. Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka
maka kita dalam mengembangkan pemikiran baru yang tegar dan kreatif untuk
mengamalkan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan zaman
yang terus bergerak dinamis yakni: (Kansil (1), 2000 : 113)
a. nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, sedang
b. pelaksanaan Pancasila kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata
yang kita hadapi dalam tiap kurun waktu.

Yang dimaksud dengan Ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa selain
punya nilai dasar yang bersifat tetap, juga mampu berkembang secara dinamis.

Jadi pandangan hidup bangsa yang mempunyai nilai dasar yang bersifat tetap
sepanjang zaman yang dimaksud adalah Pancasila. Dan pandangan hidup yang
mampu berkembang secara dinamis yaitu UUD 1945, pelaksanaan nyatanya
seperti pelaksanaan pemilihan umum sebagai wujud demokrasi.

Nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka terdiri dari dua jenis nilai
yakni
1. Nilai dasar yaitu cita-cita, tujuan serta lembaga penyelenggaara negara
utama termasuk tata hubungan antar lembaga serta tugas dan
wewenangnya yang bersifat tetap sepanjang zaman.
2. Nilai-nilai Instrumental yang merupakan arahan, kebijaksanaan strategi,
sasaran, serta lembaga pelaksanaan yang dapat disesuaikan dengan
kehendak zaman.

Faktor pendorong pemikiran mengenai Pancasila merupakan ideologi


terbuka adalah : (Kansil, (1) 2000 :115)
1. Kenyataan bahwa dalam proses pembangunan nasional berencana,
dinamika masyarakat Indonesia berkembang dengan cepat. Peranan besar
tidak lagi dipegang oleh negara dan pemerintahan, tetapi lebih diberatkan
pada peran badan usaha swasta.
2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup ( marxixme - komunisme ).
Ideologi tertutup adalah ideologi yang merasa sudah mempunyai seluruh
jawaban terhadap kehidupan ini, sehingga pelaksanaannya dilakukan
secara dogmatik (tidak diragukan lagi – penulis).

3. ...Sewaktu pengaruh komunis sangat besar di Indonesia pada tahun 60-an,


yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila merosot menjadi
semacam dogmatik yang kaku, tidak dibedakan antara aturan pokok yang
dihargai sebagai axioma (kebenaran tidak perlu dibuktikan lagi-penulis),
dengan aturan pelaksanaan yang bisa disesuaikan dengan perkembangan.

4. Tekad Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas


dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan menurut Supriatnoko faktor pendorong pemikiran mengenai
Pancasila merupakan ideologi terbuka adalah : (Supriatnoko, 2008 : 28 )

a. Kenyataan bahwa dalam proses pembangunan nasional, dinamika


masyarakat Indonesia berkembang dengan sangat cepat sehingga
memerlukan kejelasan sikap secara ideologis. (contoh menyikapi
globalisasi ekonomi)
b. Kenyataan menunjukan bahwa bangkrutnya ideologi tertutup seperti
komunisme cenderung mengisolasi diri dari perkembangan ligkungan
sekitarnya.
c. Pengalaman politik bangsa Indonesia masa lalu, seperti pada waktu
besarnya pengaruh komunis, Pancasila pernah menjadi doktrin yang
kaku. Demikian dalam pada waktu peran pemerintah Orde Baru sangat
dominan untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup, bahkan
dalam melaksanakan Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila), materi penataran dirumusan atas kemauan
pemerintah bukan atas hasrat pengamalan dari masyarakat Indonesia
sehingga Pancasila sebagai ideologi tidak berfungsi.
d. Tekad untuk membangkitkan kembali kesadaran bangsa Indonesia
terhadap nilai-nillai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat
mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka
mewujudkancita-cita dan tujuan nasional.
Peranan Pancasila dalam religi adalah mengayomi, melindungi dan
mendukung dari luar. Agama diharapkan menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi pembangunan nasional yang merupakan pengamalan
Pancasila.
Landasan dari nilai-nilai dasar instrumental :
1. Nilai dasar Pancasila yang abadi
Dapat kita temukan dalam Pembukaan UUD 1945
a. Alinia I, keyakinan kita kepada kemerdekaan sebagai hak segala
bangsa.
b. Alinia II, cita-cita kemerdekaan yaitu suatu negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .
c. Alinia III, watak aktif dari rakyat Indonesia menyatakan
kemerdekaan untuk mencapai kehidupan kebangsaan
yang bebas.
d. Alinia IV, Arahan mengenai tujuan negara susunan negara,
sistem pemerintahan dan dasar negara yaitu Pancasila.

2. Nilai Instrumental yang berkembang dinamis


Nilai dasar sifatnya belum operasional, oleh karena itu perlu penjabaran
lebih lanjut sebagai arahan untuk kehidupan yang nyata.
Penjabaran lebih lanjut disebut nilai instrumental dan tetap mengacu
pada nilai-nilai dasar yang dijabarkan serta tidak bertentangan dengan
nilai dasar.
Pembatasan Keterbukaan Ideoloogi
Keterbukaan ideologi ada batasnya yang tidak boleh dilanggar yaitu :
(Kansil (1) 2000 : 117)
1. Stabilitas nasional yang dinamis.
2. Larangan ternadap ideologi marxisme-leninisme, komunisme.
3. Mencegah berkembangnya paham liberalisme.
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan
masyarakat.
5. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus bersama.

E. Pengamalan Pancasila
Pancasila yang unsur-unsurnya digali dari peradaban bangsa Indonesia sendiri
kemudian diterima secara bulat oleh bangsa Indonesia menjadi dasar filsafat
negara Indonesia harus dilaksanakan atau diamalkan. Pelaksanaan pengamalan
Pancasila selama ini diatur dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 kemudian
dicabut dengan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dengan pertimbangan
bahwa materi muatan dan pelaksanaannya tidak sesuai dengan perkembangan
kehidupan bernegara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD
1945 adalah dasar negara dari NKRI harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara.
Berarti dengan dicabutnya pelaksanaan penataran P4, bukan berarti Pancasila
tidak perlu lagi diamalkan, akan tetapi sebaliknya yakni tetap harus diamalkan
sesuai dengan misi pertama GBHN tahun 1999-2004 yaitu Pengamalan
Pancasila secara konsisten dalam kehiduapn bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sayangnya sampai saat ini belum ada tindak lanjut petunjuk tentang
cara pengamalan Pancasila secara konsisten dimaksud. (lihat Ketetapan MPR
No. IV/MPR/1999)
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan dengan cara :
Winarno, (2009 : 28)
1. Pengamalan Obyektif
Pengamalan secara obyektif adalah dengan melaksanakan dan menaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang
berlandaskan pada Pancasila.

2. Pengamalan Subyektif
Pengamalan secara subyektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam
bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara

Nilai-Nilai Pancasila
Pendidikan Pancasila adalah pendidikan nilai-nilai yang bertujuan membentuk
sikap positif manusia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Nilai itu sebetulnya ada 3 (menurut Notonegoro dalam Kansil (1), (2000: 89)
yaitu :
1. Nilai materil yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk aktivitas.
3. Nilai kerohanian yaitu segala seuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian dapat dibedakan 4 macam yaitu :


a. Nilai kebenaran /kenyataan , yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio,
budi, cipta).
b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia .
c. Nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak /kemauan manusia.
d. Nilai religius yang merupakan ketuhanan, yaitu kerohanian tertinggi dan
mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan keyakinan manusia.

Dalam sila-sila Pancasila terkandung nilai sbb: (ringks MPR, 2013 : 45-78)
1. Nilai Ketuhanan YME
a. Bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan
b. Setiap orang dapat menyembah Tuhannya sesuai dengan keyakinannya.
c. Setiap warga negara mengamalkan dan menjalankan agamnya dengan cara
yang berkeadaban yaitu hormat menghormati satu sama lain.
d. Negara menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agamanya,
e. Negara Indonesia adalah negara yang ber-Tuhan.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Kemanuasiaan berarti makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi
piker, rasa, karsa dan cipta.
b. Adil berarti patut, tidak memihak atau berpegang pada kebenaran.
c. Beradab artinya berbudi luhur, berkesopanan, dan bersusila sekaligus
menuju tingkat kemajuan lahir dan bathin.
d. Sikap hidup merupakan keputusan dan tindakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan dan kesusilaan.

3. Nilai Persatuan Indonesia


a. Bangsa Indonesia memilki kehendak untuk bersatu.
b. Bersatunya bermacam corak yg beraneka ragam menjadi satu kebulatan.
c. Persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dam keamanan
d. Persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
e. Bersatu karena didorong untuk mencapai lehiidupan kebangsaan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

4. Nilai Kerakyatan .yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
a. Bangsa Indonesia akan terus memelihara dan mengembangkan semanggat
bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
b. Bangsa Indonesia akan tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan
demokrasi.
c. Bangsa Indonesia akan memelihara serta mengembangkan kearifan dan
kebijaksanaan dalam bermusyawarah.
d. Tata pemerintahan Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat.

5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


a. Seyogyanya tidak ada kemiskinan dalam Indonesia merdeka.
b. Bangsa Indonesia bukan hanya memiliki demokrasi politik saja, tetapi juga
memiliki demokrasi ekonomi.
c. Indonesia harus memiliki keadilan politik dan keadilan ekonomi..
d. Indonesia harus memiliki kehidupan yang adil dan makmur bagi seluruh
rakyat Indonesia.
e. Mewujudkan kemajuan yg merata berkeadilan sosial dalam makna
menjunjung tinggi harkat martabat manusia

Anda mungkin juga menyukai