Anda di halaman 1dari 8

1.

Pemikiran Filosofi Pancasila Menurut Para Pendiri Bangsa


Pancasila yang terdiri dari lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem
filsafat yang memiliki fungsi nyata bagi keberlangsungan negara ini, seperti
filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Bagi sebuah bangsa
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah serta tujuan yang
ingin dicapainya, sangat mungkin memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung
sebagai pandangan/filsafat hidup.Misalnya saja dalam adat pergaulan hidup yang
terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu
bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Selanjutnya, filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia,
dalam hal ini Pancasila diartikan sebagai sebuah dasar nilai serta norma untuk
mengatur sistem pemerintahan atau penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila
juga dapat diartikan sebagai sebuah sumber dari segala sumber hukum, yang mana
kaidah hukum negara ini secara konstitiusional mengatur negara dan rakyat-
rakyatnya, Pancasila meruapkan pedoman untuk menjalankan hal tersebut.
Selain kedua aspek diatas, filosofis Pancasila juga diartikan sebagai Jiwa
dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini dimaksudkan sebagai aspek
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang
akan membedakan eksistensi Indonesia dengan negara lain. Meskipun demikian,
kepribadian bangsa Indonesia tetap berakar dari kepribadian individual dalam
masyarakat yang Pancasilais, serta gagasan-gagasan besar yang tumbuh dan
sejalan dengan filsafat Pancasila.

2. Pemikiran Filosofis Pancasila Menurut Para Ahli

a. Filsafat Pancasila versi Abdulgani


Menurut Abdulgani Pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir
sebagai collective ideologie ( cita-cita bersama ) dari seluruh bangsa Indonesia.

b. Filsafat pancasila versi Soekarno


Filsafat pancasila oleh Soekarno dikembangkan lagi sejak tahun 1955
hingga berakhirnya kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu Soekarno selalu
manyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari
budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya india ( hindu-budha ), Barat
( Kristen ) dan Arab ( Islam ).Menurut Soekarno ( ketuhanan ) ialah asli berasal
dari Indonesia ( keadilan sosial ) terinpirasi dari konsep ratu adil, Soekarno tidak
pernah menyinggung atau memprogandakan ( persatuan ).
c. Filsafat pancasila versi Soeharto
Oleh Soeharto filsafat pancasila mengalami Indonesia, melalui filsuf-filsuf
yang disponsori Depdikbud semua elemen Barat disingkirkan dan diganti
interpretasinya dalam budaya Indonesia sehingga menghasilkan ( pancasila truly
Indonesia ). Semua sila dalam pancasila ialah asli Indonesia dan pancasila
dijabarkan menjadi lebih rinci ( butir-butir pancasila ). Filsuf Indonesia yang
bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat pancasila ialah truly Indonesia antara
lain : sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo,
Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan,
Moertono, Soerjanto Poespowardojo dan Moerdiono.Pancasila merupakan sebagai
sistem filsafat yang memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar
aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

3. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan


Nilai pancasila sebagai kesatuan adalah sebagai suatu landasan ideologi
bangsa indonesia sehingga menyatukan seluruh daerah daerah yang notabennya
merupakan suatu kepulauan yang berbeda budayanya.

4. Nilai Pancasila Sebagai Sumber Norma Etik Dan Hukum Bernegara


Upaya mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai-
nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Dari
nilai dasar pancasila itu adalah dijadikannya pancasila sebagai norma dasar bagi
penyusunan norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum
nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum Indonesia itu bersumber
dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila
berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau staatfundamentalnorm
(norma fondamental negara) dalam jenjang norma hukum di Indonesia.Nilai-nilai
pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangan yang ada.
Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan, pemerintah, program-
program pembangunan dan peraturan-peraturan lain. Pada hakikatnya merupakan
nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar pancasila.

Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan perundang-


undangan.Tata urutan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam ketetapan
MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber hukumdan tata urutan perundang-
undangan sebagai berikut:
a. Undang Undang Dasar 1945
b. Ketetapan MPR RI
c. Undang Undang
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (perpu)
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan Daerah
Dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan juga meyebutkan adanya jenis dan hieraki peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
a. Undang Undang Negara RI Tahun 1945
b. Undang Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
(perpu)
c. Peraturan Pemerintah
d. Keputusan Presiden
e. Peraturan Daerah

Pasal 2 undang-undang No. 10 tahun 2004 menyatakan bahwa pancasila


meupakan sumber dari segala sumber hukum negara.Hal ini sesuai dengan
kedudukannya sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea IV.

5. Nilai Pancasila Sebagai Norma Etik

Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah


dengan menjadikan nilai dasar pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik
(norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-
nilai pancasila adalah nilai moral, oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat
diwujudkan ke dalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik


sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku.Norma-norma etik tersebut
bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik
tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.Ketetapan MPR
No.VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman
dalam berpikir, bersikap dan bertingah laku yang merupakan cerminan dari nilai
keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan
bermasyarakat.

6. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai System Filsafat


Pancasila sebagai system filsafatadalah suatukesatuan yang paling berhubungan
untuk satu tujuan tertentu dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lalinnya. Jadi pancasila pada dasarnya satu bagian atau unit-unit
yang saling berkaitan satu sama lain dan memiliki fungsi serta tugas masing-
masing.
7. Sumber Yuridis, Historis Dan Sosiologis Pancasila Sebagai System
Filsafat

a. Sumber historis pancasila sebagai dasar oengembangan ilmu dapat


ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara pembukaan undang-
undang dasar 1945. Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu
pada pengambangan iptek melalui pendidikan. Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan diawali kemerdekaan
bangsa Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pendiri negara yang
juga cerdik cerdikian dan intelektual banngsa pada saat itu mencurahkan
tenaga dan pemikiran untuk membangun bangsa dan negara.
b. Sumber sosiologi pancasila sebagai dasar nilai pengembangan-
pengembangan iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat
memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan mana kala iptek tidak
sejalan dengan nilai ketuhanan, kemanusiaan, biasanya terjadi penolakan.
c. Summber yuridis pancasila sebagai sumber filsafat negara terdapat
pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 yang berbunyi “maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan yang maha
esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan…”

8. Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai System Filsafat


Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.Menurut Harun
Nasution filsafat adalah berfikir menurut tatatertib (logika) dengan bebas
(takterikattradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai kedasar-dasar persoalan. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat adalah sama
dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.Tidak ada tempat bagi warga
negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai
filsafat bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan
menyeluruh dari butir-butir pancasila. Dengan demikian, filsafat Pancasila akan
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada
bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya. Baik dari aspek
ontologis, aspeke pistemologi, maupun aspekaksiologi.
Diakhir akhir ini kita melihat, kemrosotan dalam suatu pemaknaan dari lima nilai
luhur dalam pancasila, menurut saya ini merupakan kurangnya daya olah otak dari
manusia itu sendiri, mengapa demikian ? karena saya yakin bahwa jika setiap
manusia benar benar memahami secara hakiki fungsi dan tujuan dari pancasila itu
sendiri maka tak akan ada pengikisan nilai, penelantaran suatu ideologi negara
yang disisihkan leh arus perkembangan zaman dimasa kini, disinilah fungsi dari
suatu filsafat sebagai wadah atau tempat para pemuda pemuda indonesia untuk
lebih merenungi lagi arti dan makna dari nilai nilai dalam pancasila itu.

Dan perlu disayangkan bahwa, terlalu banyak tantangan yang dialami dalam
pengaktualisasian pancasila dalam hal sistem filsafat, karena terlalu banyaknya
masyarakat yang terhegemoni dalam belenggu budaya asing , yang terus menerus
menciptkan suatu gaya hidup yang berubah menjadi kebutuhan bagi bangsa kita.
Sehingga terbentuklah suatu masyarakat yang futuristik tapi buta akan budayanya
sendiri termasuk ideologinya yaitu Pancasila.

9. Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai System Filsafat

Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat


Pancasila, artinya refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Sastrapratedja menjelaskan makna filsafat Pancasila sebagai berikut.
Pengolahan filsofis Pancasila sebagai dasar negara ditujukan pada beberapa
aspek.
Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan
mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.
Kedua, agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam
bidang-bidang yang menyangkut hidup bernegara.
Ketiga, agar dapat
membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Keempat, agar dapat menjadi kerangka evaluasi
terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara,
berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan perspektif pemecahan
terhadap permasalahan nasional (Sastrapratedja, 2001: 3).

esensi yaitu :

Pertama, manusia telah memperoleh kekuatan baru yang


besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan bermacam-macam
teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort).
Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia merasa tidak tenteram dan
gelisah karena mereka tidak tahu dengan pasti makna hidup mereka dan arah
harus tempuh dalam kehidupan mereka.
Kedua, filsafat melalui kerjasama
dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk
membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi mereka.
(Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya
peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
TUGAS RUTIN V

PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila

Dosen Pengampu : Sulaiman Lubis, SE., MM

Disusun oleh :

Nama : Kevin M Pasaribu


NIM : 6183321027
Prodi/ Kelas : PKO/ E
Fakultas : Ilmu Keolahragaan ( FIK )

UPT MKWU PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan Tugas Rutin Pendidikan Pancasila.
Penyusunan Tugas Rutin ini penulis mendapatkan kelancaran dalam
penulisan Tugas Rutin ini berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam kelancaran penulisan Tugas Rutin ini.

Dalam penulisan Tugas Rutin ini, penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik. Penulis berharap semoga Tugas Rutin ini dapat memberikan informasi
serta mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak. Penulis juga menyadari masih
banyak terdapat kesalahan dalam penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat mebangkitkan semangat untuk melakukan review kembali
dengan lebih baik lagi.

Medan, 17 September 2019

Penulis

Anda mungkin juga menyukai