Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Yudi Ariana
A. PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan
negara Indonesia, maka secara ilmiah harus ditinjau
berdasarkan proses Kausalitas. Maka secara kausalitas asal
mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal mula
yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.
Adapun pengertian asal mula tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Asal Mula yang Langsung
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut
menurut Notonagoro adalah sebagai berikut:
a. Asal mula bahan (Kausa Materialis )
Asal bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia
sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan
hidup.
b. Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
Asal Mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan
membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan
serta nama Pancasila.
c. Asal mula Karya (Kausa Effisien)
Asal mula karya adalah PPKI sebagai pembentuk Negara
dan atas kuasa pembentuk Negara yang mengesahkan
Pancasila menjadi dasar Negara yang sah.
d. Asal mula Tujuan (Kausa Finalis)
Tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara .
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung Pancasila
adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan.
Maka asal mula tidak langsung Pancasila bilamana dirinci
adalah sebagai berikut :
a. Unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung
dirumuskan menjadi dasar filsafat Negara, nilainya yaitu
nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai Keadilan.
b. Nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara yang
berupa nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, serta nilai
religius. Nilai tersebut menjadi pedoman kehidupan.
c. Asal mula tidak langsung Pancasila hakekatnya bangsa
Indonesia sendiri, sebagai Kausa Materialis.
3. Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam Tri Prakara
Pada hakekatnya bangsa Indonesia ber -Pancasila dalam tiga
asas atau Tri Prakara yang rinciannya adalah sebagai berikut :
Pertama : Bahwa unsur Pancasila sebelum disyahkan menjadi
dasar filsafat Negara secara yuridis sudah dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai asas dalam adat
istiadat dan kebudayaan dalam arti luas (Pancasila
Asas Kebudayaan).
Kedua : Unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa
Indonesia sebagai asas-asas dalam agama
(Pancasila asas religius)
Ketiga : Setelah bangsa Indonesia merdeka rumusan
Pancasila calon dasar negara tersebut
kemudian disahkan oleh PPKI sebagai
Dasar Filsafat Negara Indonesia dan
terwujudlah Pancasila sebagai asas
kenegaraan (Pancasila asas Kenegaraan).
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia hal ini sesuai dengan kausa finalis Pancasila. Oleh karena
itu kedudukan dan fungsi Pancasila dapat dipahami melalui uraian
berikut :
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara
pandangan hidup masyarakat dengan pandangan hidup bangsa
memiliki hubungan timbal balik. Tercermin dalam kehidupan
negara yaitu pemerintah terikat oleh kewajiban konstitusional.

Pandangan Hidup Masyarakat

Pandangan Hidup Bangsa


Hubungan
Timbal Balik Pandangan Hidup Negara
2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Kedud : ukan
Pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai
berikut :
a. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum.
b. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 45.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
d. Mengandung norma mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur.
e. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi
penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan.
3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila berasal dari nilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensif.
a. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos berarti
ilmu. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar.
b. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of
thought). Maka ideologi terbuka itu merupakan suatu
sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi tertutup
itu merupakan suatu sistem pemikiran tertutup.
c. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
Ideologi Partikular adalah suatu keyakinan yang secara
sistematis dan berkaitan erat dengan kepentingan suatu
kelas sosial. Ideologi Komprehensif diartikan suatu
sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek
kehidupan sosial.melakukan transformasi sosial menuju
bentuk tertentu.
d. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakekekatnya
merupakan sistem nilai yang secara epistemologis
kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar
atau pedoman. Ideologi selain memiliki aspek cita-cita
juga harus memiliki norma. Oleh karena itu Pancasila
memiliki tiga dimensi yaitu:
1). Dimensi Idealis
Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
bersifat sistematis dan rasional.
2). Dimensi Normatif
Nilai yang terkandung yang perlu dijabarkan
3). Dimensi Realistis
Ideologi harus mampu mencerminkan realitas hidup
C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN PAHAM
IDEOLOGI BESAR LAIN DI DUNIA

Ideologi Pancasila
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakekatnya memiliki
ciri khas serta karakteristik masing-masing sesuai dengan
sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Ideologi Pancasila
mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu dalam
ideologi Pancasila mengakui atas kebebasan dan
kemerdekaan indivisu, namun dalam hidup bersama juga
harus mengakui hak dan kebebasan orang lain.
Negara Pancasila
Dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, manusia senantiasa membutuhkan orang lain
dalam hidupnya. Dengan pengertian inilah manusia
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara.
Dalam upayanya membentuk suatu persekutuan hidup yang
disebut negara maka bangsa Indonesia mendasarkan pada
suatu pandangan hidup yang telah dimilikinya, yaitu
Pancasila.
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk
suatu negara, maka bangsa Indonesia mendirikan suatu
negara memiliki suatu karakteristik ciri khas ttt yang
karenanya ditentukan oleh keanekaragaman, sifat, dan
karakternya maka bangsa ini mendirikan suatu negara
berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara
Persatuan, suatu Negara Kebangsaan, serta Negara yang
Bersifat Integralistik.
1. Paham Negara Kesatuan
Negara Persatuan pada hakekatnya adalah negara yang
merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang
membentuknya, yaitu rakyat, yang terdiri atas berbagai
macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan
serta agama. Wilayah, yang terdiri atas beribu-ribu pulau
yang sekaligus juga memiliki karakter dan sifat yang
berbeda. Oleh karena itu negara persatuan adalah
merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan
tidak terbagi-bagi, satu Pemerintahan, satu tertib hukum,
satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika
Makna Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu
pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia
terdiri atas berbagai macam suku kebudayaan dan karakter
berbeda namun keseluruhan adalah merupakan suatu
persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara indonesia.

2. Paham Negara Kebangsaan


Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam
merintis terbentuknya suatu bangsa dalam panggung
politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern
yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung
melalui tiga fase. Pertama, zaman kebangsaan Sriwijaya.
Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit. Ketiga,
masyarakat Indonesia membentuk suatu Nationale Staat
atau Etat Nationale yaitu suatu negara kebangsaan
Indonesia Modern menurut susunan kekeluargaan
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa serta
Kemanusiaan.

a. Hakikat Bangsa
Bangsa hakikatnya adalah merupakan suatu
penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.
b. Teori Kebangsaan
1). Teori Hans Kohn
Hans Kohn mengemukakan teorinya tentang
bangsa bahwa bangsa yaitu terbentuk karena
persamaan bahasa, ras, agama peradaban,
wilayah, negara dan kewarganegaraan. Suatu
bangsa tumbuh dari anasir serta akar-akar
terbentuknya melalui suatu proses sejarah.
2). Teori Kebangsaan Ernest Renan
Menurut Renan pokok pikiran tentang bangsa
adalah sebagai berikut :
a). Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas
kerokhanian,
b). Bahwa bangsa adalah solidaritas yang besar
c). Bangsa adalah suatu hasil sejarah.
d). Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi.
e). Wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab
timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang
di mana bangsa hidup sedangkan manusia
membentuk jiwanya.
3). Teori Geopolitik oleh Frederich Ratzel
Negara adalah merupakan suatu organisme yang
hidup. Agar suatu bangsa itu hidup subur dan kuat
makan memerlukan suatu ruangan untuk hidup
(Lebensraum). Sisi negatif dari teori ini adalah
menimbulkan semangat kebangsaan yang chauvinistis.
4). Negara Kebangsaan Pancasila
Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme
bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
a). Kesatuan Sejarah
bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari
proses sejarah. Yaitu sejak jaman prasejarah
hingga sebagai bangsa yang merdeka.
b). Kesatuan Nasib
bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki
kesamaan nasib yaitu penjajahan selama tiga
setengah abad.
c). Kesatuan Wilayah
bangsa ini hidup dan mencari penghidupan dalam
wilayah ibu pertiwi, yaitu satu tumpah darah
Indonesia.
d). Kesatuan Asas Kerokhanian
bangsa ini sebagai satu bangsa memiliki
kesamaan cita-cita kesamaan pandangan hidup
dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan
hidup masyarakat Indonesia sendiri yaitu
pandangan hidup Pancasila.
3. Paham Negara Integralistik
Paham Integralistik yang terkandung dalam Pancasila
meletakkan asas kebersamaan hidup, mendambakan
keselarasan dalam hubungan antar individu maupun
masyarakat.

4. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang


Berketuhanan Yang Maha Esa.
Negara mengakui Tuhan YME menurut dasar
kemanusiaan yang dan beradab, yaitu negara
kebangsaan yang memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur.
a. Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa .
Terdapat hubungan sebab akibat yang langsung
antara Tuhan dengan manusia karena manusia
Makhluk Tuhan.
b. Hubungan Negara dan Agama
Negara hakikatnya adalah merupakan suatu
persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan
kodrat manusia sebai makhluk individu dan sosial.
1). Hubungan Negara dengan Agama Menurut
Pancasila.
Pasal 29 ayat (2) memberikan kebebasan pada
seluruh warga negara untuk memeluk agama dan
beribadah sesuai keimanan masing-masing.
2). Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham
Theokrasi .
Hubungan negara dengan agama menurut paham
Theokrasi bahwa antara negara dan agama tidak dapat
dipisahkan.
(a). Theokrasi Langsung
Dalam sistem Theokrasi langsung kekuasaan
adalah langsung merupakan otoritas Tuhan. Maka
agama menyatu dengan negara.
(b). Theokrasi Tidak Langsung
Dalam sistem Theokrasi tidak langsung, bukan
Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara,
melainkan Kepala Negara atau Raja, yang memiliki
otoritas atas nama Tuhan.
3). Hubungan Negara dengan Agama Menurut
Sekulerisme.
Paham sekulerisme memebedakan dan
memisahkan antara agama dan negara.
Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah
masalah-masalah keduniawian hubungan manusia
dengan manusia, adapun agama adalah urusan
akherat yang menyangkut hubungan manusia
dengan Tuhan.
5. Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan Yang Ber-
kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Negara adalah lembaga kemanusiaan lembaga kemasyarakatan
yang bertujuan demi tercapainya harkat dan martabat manusia
serta kesejahteraan lahir dan batin. Manusia merupakan subjek
pendukung pokok negara. Oleh karena itu negara adalah suatu
negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha Esa dan
berkemanusiaan yang adil dan beradab.

6. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Ber-


kerakyatan.
Pokok kerakyatan yang terkandung dalam sila keempat
penyelenggaraan negara dapat dirinci sebagai berikut:
a. Warga negara mempunyai kedudukan dan hak yang
sama
b. Penggunaan hak selalu memperhatikan kepentingan
negara dan masyarakat
c. Tidak dibenarkan memaksakan kehendak kepada
pihak lain.
d. Musyawarah untuk mengambil keputusan.
e. Keputusan diusahakan ditentukan secara
musyawarah
f. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
semangat kebersamaan (Suhandi , dalam Kaelan
2010).
7. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang
Berkeadilan Sosial
Dalam realisasinya Pembangunan Nasional adalah
merupakan upaya untuk mencapai tujuan negara,
sehingga asas keadilan sebagai dasar operasional.

Ideologi Liberal
Liberalisme tetap pada suatu prinsip bahwa rakyat adalah
suatu ikatan dari individu-individu yang bebas, dan ikatan
hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam
negara.
Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham
Liberalisme
Nilai agama dipisahkan dalam negar adipisahkan dan
dibedakan dengan negara. Berdasarkan pandangan
filosofis tersebut negara liberal memisahkan antara
dengan agama atau bersifat sekuler.
Ideologi Sosialisme Komunis
Dalam kaitannya dengan negara bahwa negara adalah
sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk
komunal. Mengubah masyarakat secara revolusioner
untuk kemenangan kaum proletar. Hak asasi dalam
negara hanya bersifat kolektif, sehingga hak individual
tidak ada.

Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham


Komunisme
Negara yang berpaham komunis bersifat atheis, melarang
dan menekan kehidupan beragama. Nilai yang tertinggi
dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia
ditentukan oleh materi.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai