Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Nama: Yohanes Juan


No Mahasiswa: 1844390019
Jurusan: Sistem Informasi
Semester: 5
Kelas P/M: Pagi
TUGAS PERTEMUAN 01

Abstract – pancasila adalah landasan bernegara etika membantu kita dalam melakukan hal yang
dan pandangan hidup indonesia. Pancasila baik dengan nilai yang terkandung dalam
digunakan sebagai dasar bangsa indonesia, pancasila. Hal ini penting untuk diketahui bangsa
sebagai ideologi, pancasila mengandung sedikit Indonesia karena akan mempengaruhi masa depan
nilai kebaikan. Filsafat etika atau moral adalah Indonesia.
cabang filsafat yang melibatkan sistematisasi,
Kata kunci – etika, pancasila, sistem, moral, nilai
membela, dan merekomendasikan konsep benar
1. Pendahuluan
dan salah. Pancasila sebagai sistem etika untuk
melakukan sesuatu yang “baik” dan “benar” serta 1.1 Latar Belakang
nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal ini Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
penting diketahui oleh warga negara indonesia, Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
karena berpengaruh terhadap masa depan Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
indonesia. Kata kunci – etika, pancasila, sistem, prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
moral, nilai abstrak – pancasila merupakan dasar dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
negara dan pandangan hidup untuk indonesia. bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila digunakan sebagai dasar indonesia,
Sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan
sebagai ideologi, pancasila mengandung beberapa
bernegara, tentu saja pancasila memuat aturan
nilai. Etika atau moral filosofi adalah cabang dari
aturan dan larangan larangan. Pancasila sarat akan
filosofi yang meberikan pensistematisan,
nilai nilai seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan,
pertahanan, dan perekomendasian konsep benar
pesatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena
dan salah satunya adalah Pancasila sebagai sistem
itu, secara normatif, Pancasila dapat dijadikan

1
acuan atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat 1.2 Rumusan Masalah
dijadikan sebagai persperktif kajian atas nilai dan
Sesuai dengan latar belakang yang telah
norma yang berkembang dalam masyarakat. Nilai
diuraikan diatas, rumusan masalah dalam jurnal ini
dan norma tersebut bersifat universal, dapat
adalah :
ditemukan dimanapun dan kapanpun, sehingga
 Apakah pengertian Pancasila itu?
memberikan ciri khusus ke-Indonesia-an karena
merupakan komponen yang terdapat dalam  Apakah pengertian sistem itu?

Pancasila.  Bagaimaknakah peran Pancasila sebagai


sistem etika?
Nilai, norma, dan moral adalah konsep
konsep yang saling berkaitan. Ketiganya akan 1.3 Tujuan Penulisan

memberikan pemahaman yang saling melengkapi  Untuk mengetahui pengertian dari


sebagai sistem etika dalam kaitannya dengan Pancasila.
Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari  Untuk mengetahui pengertian dari sistem
penjabaran segala norma, baik norma hukum,  Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai
norma moral, maupun norma kenegaraan lainnya. sistem etika.
Nilai-nilai Pancasila tersebut kemudian 2. Pembahasan
dikembangkan dalam masyarakat secara praktis
atau kehidupan nyata sehingga menjadi norma yang
2.1 Pengertian Etika
pada akhirnya menjadi pedoman dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Etika merupakan cabang utama filsafat, adalah
pembelajaran mengenai di mana dan bagaimana
Namun seiring berjalannya waktu dan
nilai atau kualitas menjadi standar dan penilaian
perkembangan zaman, nilai-nilai, pedoman
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
kehidupan, norma-norma, dan sistem etika
konsep seperti, benar, salah, baik, buruk, dan
Pancasila semakin terlupakan dalam kehidupan
tanggung jawab. Etika merupakan kelompok
bangsa. Sehingga identitas atau ciri ke-Indonesiaan
filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana
yang telah disebutkan sebelumnya semakin lama
manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan
pun semakin terkikis atau bahkan meghilang.
dibagi menjadi dua kelompok. Kedua kelompok
Namun masih ada upaya untuk meluruskan kembali
etika itu adalah sebagai berikut :
sistem etika tersebut.
a. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-
Perkembangan jaman yang semakin maju
prinsip yang berlaku bagi setaip tindakan
dan terbukanya akses terhadap dunia luar
manusia.
mengharuskan kita untuk mengupayakan pancasila
b. Etika Khusus, membahas prinsip prinsip
sebagai sistem etika, agar kita, bangsa Indonesia,
tersebut di atas dalam hubungannya dengan
tidak kehilangan identitas kita sebagai bangsa yang
berbagai aspek kehidupan manusia, baik
bermoral, memiliki etika, dan bermartabat.

2
sebagai individu (etika individual) maupun ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah
makhluk sosial (etika sosial) menjadi kewajibannya.
Tokoh yang mengemukakan teori ini
Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari
adalah Immanuel Kant (1734-1804). Kant menolak
bahasa Yunani, ethos, yang artinya watak
akibat suatu tindakan sebagai dasar untuk menilai
kesusilaan atau adat. Istilah ini identik dengan
tindakan tersebut  karena akibat  tadi tidak
moral yang berasal dari bahasa Latin, mos yang
menjamin universalitas dan konsistensi dalam
jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara
bertindak dan menilai suatu tindakan (Keraf, 2002:
hidup. Meskipun kata etika dan moral memiliki
9).
kesamaan arti, dalam pemakaian sehari hari kata ini
Kewajiban moral sebagai manifestasi dari
digunakan secara berbeda. Moral atau moralitas
hukum moral adalah sesuatu yang sudah tertanam
digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai,
dalam setiap diri pribadi manusia yang bersifat
sedangkan etika digunakan untuk mengkaji sistem
universal. Manusia dalam dirinya secara kategoris
yang ada (Zubair, 1987: 13). Dalam bahasa Arab,
sudah dibekali pemahaman tentang suatu tindakan
padanan kata etika adalah akhlak yang merupakan
itu baik atau buruk, dan keharusan untuk
kata jamak khuluk yang berarti perangai, tingkah
melakukan kebaikan dan tidak melakukan
laku, atau tabiat (Zakky, 2008: 20).
keburukan harus dilakukan sebagai perintah tanpa
Secara keseluruhan, etika membahas mengenai
syarat (imperatif kategoris).
tingkah laku, watak, dan segala sesuatu perbuatan
Kewajiban moral untuk tidak melakukan
manusia yang dibutuhkan dan dinilai dalam
korupsi, misalnya, merupakan tindakan tanpa syarat
kehidupan bermasyarakat.
yang harus dilakukan oleh setiap orang. Bukan
 Aliran Besar Etika karena hasil atau adanya tujuan-tujuan tertentu
yang akan diraih, namun karena secara moral setiap
Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran orang sudah memahami bahwa korupsi adalah
besar, yaitu deontologi, teleologi dan keutamaan. tindakan yang dinilai buruk oleh siapapun.
Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri- Etika deontologi menekankan bahwa
sendiri dalam menilai apakah suatu perbuatan kebijakan/tindakan harus didasari oleh motivasi dan
dikatakan baik atau buruk. Berikut adalah ketiga kemauan baik dari dalam diri, tanpa mengharapkan
aliran tersebut : pamrih apapun dari tindakan yang dilakukan
(Kuswanjono, 2008: 7).
a. Etika Deontologi Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah
Etika deontologi memandang bahwa tindakan kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi
dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah bebas. Setiap tindakan dikatakan baik apabila
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. dilaksanakan karena didasari oleh kewajiban moral
Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat dari dan demi kewajiban moral itu. Tindakan itu baik
tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah bila didasari oleh kemauan baik dan kerja keras dan

3
sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu, untuk pelakunya. Secara moral setiap orang
dan tindakan  yang baik adalah didasarkan atas dibenarkan mengejar kebahagiaan untuk dirinya
otonomi bebasnya tanpa ada paksaan dari luar. dan dianggap salah atau buruk apabila membiarkan
dirinya sengsara dan dirugikan.
b. Etika Teleologi b.  Utilitarianisme menilai bahwa baik
buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana
Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan akibatnya terhadap banyak orang. Tindakan
etika deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu dikatakan baik apabila mendatangkan kemanfaatan
tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari yang besar dan memberikan kemanfaatan bagi
perbuatan itu. Etika teleologi membantu kesulitan sebanyak mungkin orang. Di dalam menentukan
etika deontologi ketika menjawab apabila suatu tindakan yang dilematis maka yang pertama
dihadapkan pada situasi konkrit ketika dihadapkan adalah dilihat mana yang memiliki tingkat kerugian
pada dua atau lebih kewajiban yang bertentangan paling kecil dan kedua dari kemanfaatan itu mana
satu dengan yang lain. Jawaban yang diberikan oleh yang paling menguntungkan bagi banyak orang,
etika teleologi bersifat situasional yaitu memilih karena bisa jadi kemanfaatannya besar namun
mana yang membawa akibat baik meskipun harus hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil orang
melanggar kewajiban, nilai norma yang lain. saja. Etika utilitarianisme ini tidak terpaku pada
Ketika bencana sedang terjadi situasi nilai atau norma yang ada karena pandangan nilai
biasanya chaos. Dalam keadaan seperti ini maka dan norma sangat mungkin memiliki keragaman.
memenuhi kewajiban sering sulit dilakukan. Namun setiap tindakan selalu dilihat apakah akibat
Contoh sederhana kewajiban mengenakan helm yang ditimbulkan akan memberikan manfaat bagi
bagi pengendara motor tidak dapat dipenuhi karena banyak orang atau tidak.
lebih fokus pada satu tujuan yaitu mencari Kalau tindakan itu hanya akan menguntungkan
keselamatan. Kewajiban membayar pajak dan sebagian kecil orang atau bahkan merugikan maka
hutang juga sulit dipenuhi karena kehilangan harus dicari alternatif-alternatif tindakan yang lain.
seluruh harta benda. Dalam keadaan demikian etika Etika utilitarianisme lebih bersifat realistis, terbuka
teleologi perlu dipertimbangkan yaitu demi akibat terhadap beragam alternatif tindakan dan
baik, beberapa kewajiban mendapat toleransi tidak berorientasi pada kemanfaatan yang besar dan yang
dipenuhi. menguntungkan banyak orang. Utilitarians try to
Persoalan yang kemudian muncul adalah akibat produce maximum pleasure and minimum pain,
yang baik itu, baik menurut siapa? Apakah baik counting their own pleasure and pain as no more
menurut pelaku atau menurut orang lain? Atas or less important than anyone else’s (Wenz, 2001:
pertanyaan ini, etika teleologi dapat digolongkan 86).
menjadi dua, yaitu egoisme etis dan utilitarianisme Etika utilitarianisme ini menjawab pertanyaan
a.  Egoisme etis memandang bahwa tindakan etika egoisme, bahwa kemanfaatan banyak
yang baik adalah tindakan yang berakibat baik oranglah yang lebih diutamakan. Kemanfaatan diri

4
diperbolehkan sewajarnya, karena kemanfaatan itu pada orientasi hasil, maka tindakan yang melanggar
harus dibagi kepada yang lain. Utilitarianisme, nilai dan norma atas nama kemanfaatan yang besar,
meskipun demikian, juga memiliki kekurangan. misalnya perjudian/prostitusi, dapat dibenarkan.
Sonny Keraf (2002: 19-21) mencatat ada (6) Etika utilitarianisme mengalami kesulitan
enam kelemahan etika ini, yaitu: menentukan mana yang lebih diutamakan
(1) Karena alasan kemanfaatan untuk orang kemanfaatan yang besar namun dirasakan oleh
banyak berarti akan ada sebagian masyarakat yang sedikit masyarakat atau kemanfaatan yang lebih
dirugikan, dan itu dibenarkan. Dengan demikian banyak dirasakan banyak orang meskipun
utilitarianisme membenarkan adanya ketidakadilan kemanfaatannya kecil. 
terutama terhadap minoritas. Menyadari kelemahan itu etika utilitarianisme
(2) Dalam kenyataan praktis, masyarakat lebih membedakannya dalam dua tingkatan, yaitu
melihat kemanfaatan itu dari sisi yang utilitarianisme aturan dan tindakan. Atas dasar ini,
kuantitasmaterialistis, kurang memperhitungkan maka :
manfaat yang non-material seperti kasih sayang, Pertama, setiap kebijakan dan tindakan harus
nama baik, hak dan lain-lain. dicek apakah bertentangan dengan nilai dan norma
(3) Karena kemanfaatan yang banyak atau tidak. Kalau bertentangan maka kebijakan dan
diharapkan dari segi material yang tentu terkait tindakan tersebut harus ditolak meskipun memiliki
dengan masalah ekonomi, maka untuk atas nama kemanfaatan yang besar.
ekonomi tersebut hal-hal yang ideal seperti Kedua, kemanfaatan harus dilihat tidak hanya
nasionalisme, martabat bangsa akan terabaikan, yang bersifat fisik saja tetapi juga yang non-fisik
misalnya atas nama memasukkan investor seperti kerusakan mental, moralitas,
asing maka aset-aset negara dijual kepada pihak kerusakan lingkungan dan sebagainya.
asing, atau atas nama meningkatkan devisa Ketiga, terhadap masyarakat yang dirugikan
negara maka pengiriman TKW ditingkatkan. Hal perlu pendekatan personal dan kompensasi yang
yang menimbulkan problem besar adalah ketika memadai untuk memperkecil kerugian material dan
lingkungan dirusak atas nama untuk non-material.
menyejahterakan masyarakat.
(4) Kemanfaatan yang dipandang oleh etika c. Etika Keutamaan
utilitarianisme sering dilihat dalam jangka pendek,
tidak melihat akibat jangka panjang. Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu
Padahal,misalnya dalam persoalan lingkungan, tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian
kebijakan yang dilakukan sekarang akan moral pada kewajiban terhadap hukum moral
memberikan dampak negatif pada masa yang akan universal, tetapi pada pengembangan karakter
datang. moral pada diri setiap orang. Orang tidak hanya
(5) Karena etika utilitarianisme tidak melakukan tindakan yang baik, melainkan menjadi
menganggap penting nilai dan norma, tapi lebih orang yang baik. Karakter moral ini dibangun

5
dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan baik nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal dapat
yang dilakukan oleh para tokoh besar. Internalisasi diterima oleh siapapun dan kapanpun.
ini dapat dibangun melalui cerita, sejarah yang
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai
di dalamnya mengandung nilai-nilai keutamaan
yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
agar dihayati dan ditiru oleh
Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Secara
masyarakatnya. Kelemahan etika ini adalah ketika
hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang
terjadi dalam masyarakat yang majemuk, maka
tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat
tokoh-tokoh yang dijadikan panutan juga beragam
mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai
sehingga konsep keutamaan menjadi sangat
ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak
beragam pula, dan keadaan ini dikhawatirkan akan
bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum
menimbulkan benturan sosial.
Tuhan.Pandangan demikian secara empiris bisa
Kelemahan etika keutamaan dapat diatasi
dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar
dengan cara mengarahkan keteladanan tidak pada
nilai, kaedah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya
figur tokoh, tetapi pada perbuatan baik yang
dengan hubungan antara manusia maupun alam
dilakukan oleh tokoh itu sendiri, sehingga akan
pasti akan berdampak buruk.Misalnya pelanggaran
ditemukan prinsip-prinsip umum tentang karakter
akan kaedah Tuhan tentang menjalin hubungan
yang bermoral itu seperti apa.
kasih sayang antar sesama akan menghasilkan
konflik dan permusuhan. Pelanggaran kaedah
 Etika Pancasila
Tuhan untuk melestarikan alam akan menghasilkan
bencana alam, dan lain-lain
Etika Pancasila tidak memposisikan secara
Nilai yang kedua adalah Kemanusiaan. Suatu
berbeda atau bertentangan dengan aliran-aliran
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
besar etika yang mendasarkan pada kewajiban,
nilai-nilaiKemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai
tujuan tindakan dan pengembangan karakter moral,
KemanusiaanPancasila adalah keadilan dan
namun justru merangkum dari aliran-aliran besar
keadaban. Keadilanmensyaratkan
tersebut. Etika Pancasila adalah etika yang
keseimbangan antara lahir dan batin, jasmani dan
mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri
nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan,
dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan
Keadilan.Suatu perbuatan dikatakan baik bukan
manusia dibanding dengan makhluk lain, yaitu
hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena
tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi
itu perbuatan itu dikatakan baik apabila sesuai
nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan
meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup
pada konsep keadilan dan keadaban.
dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat
kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya

6
Nilai yang ketiga adalah Persatuan. Suatu prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut
perbuatan dikatakan baik apabila dapat Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan
memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois kebajikan utama bagi setiap pribadi dan
dan menang sendiri merupakan perbuatan buruk, masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama
demikian pula sikap yang memecah belah sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya
persatuan. Sangat mungkin seseorang seakan-akan dengan orang lain.
mendasarkan perbuatannya atas nama agama (sila
Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam
ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat
Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem
memecah persatuan dan kesatuan maka menurut
etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak
pandangan etika Pancasila bukan merupakan
hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan
perbuatan baik. Nilai yang keempat adalah
aplikatif. Apabila dalam kajian aksiologi dikatakan
Kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini
bahwa keberadaan nilai mendahului fakta, maka
terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai
nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal
hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata
yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia
hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan
yang harus diwujudkan dalam realitas
yang mengandung nilai kebaikan tertinggi.
kehidupan. Nilai-nilai tersebut dalam istilah
Atas nama mencari kebaikan, pandangan Notonagoro merupakan nilai yang bersifat abstrak
minoritas belum tentu kalah dibanding mayoritas. umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi
Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa realitas kemanusiaan di manapun, kapanpun dan
penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam merupakan dasar bagi setiap tindakan dan
Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui munculnya nilai-nilai yang lain. Sebagai contoh,
tujuh kata tersebut, namun memperhatikan nilai Ketuhanan akan menghasilkan nilai
kelompok yang sedikit (dari wilayah Timur) yang spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. Nilai
secara argumentatif dan realistis bisa diterima, Kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan,
maka pandangan minoritas “dimenangkan” atas tolong menolong, penghargaan, penghormatan,
pandangan mayoritas. Dengan demikian, perbuatan kerjasama, dan lain-lain. Nilai Persatuan
belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dan
untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik jika lain-lain. Nilai Kerakyatan menghasilkan nilai
atas dasar musyawarah yang didasarkan pada menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lain-lain
konsep hikmah/kebijaksanaan. Nilai Keadilan menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dan lain-
Nilai yang kelima adalah Keadilan. Apabila
lain.
dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata
tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku
individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima
lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu
2.2 Pengertian Nilai
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan

7
bersifat ide. Yang dapat dirasakan adalah barang
Nilai (value) adalah kemampuan yang atau tingkah perbuatan yang mengandung nilai
dipercayai yang ada pada suatu benda untuk tersebut.
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang Ada dua pandangan tentang cara beradanya
menyebabkan menarik minat seseorang atau nilai, yaitu sebagai berikut :
kelompok. Jadi nilai itu pada hakekatnya adalah  Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek
sifat dan kualitas yang melekat pada suatu itu sendiri. Menurut filusuf Max Scheler
obyeknya. Dengan demikian, maka nilai itu adalah dan Nocolia Hartman, nilai merupakan
suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik suatu hal yang obyektif membentuk
kenyataan-kenyataan lainnya. semacam “dunia nilai”, yang menjadi
  ukuran tertinggi dari perilaku manusia.
Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan  Nilai sebagai sesuatu yang bergantung
manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan kepada penangkapan dan perasaan orang
sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya (subyektif). Menurut Nietzche, yang
diambil keputusan. Keputusan itu adalah suatu nilai dimaksudkan adalah tingkat atau derajat
yang dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, yang diinginkan oleh manusia. Nilai
benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, dan merupakan tujuan dari kehendak manusia
seterusnya. Penilaian itu pastilah berhubungan yang benar, sering ditata menurut susunan
dengan unsur indrawi manusia sebagai subyek tingkatannya yang dimulai dari bawah,
penilai, yaitu unsur jasmani, rohani, akal, rasa, yaitu : nilai hedois (kenikmatan), nilai
karsa dan kepercayaan. utilitaris (kegunaan), nilai biologis
  (kemuliaan), nilai diri estetis (keindahan,
Dengan demikian, nilai adalah sesuatu yang kecantikan), nilai-nilai pribadi (sosial), dan
berharga, berguna, memperkaya batin dan yang paling atas ialah nilai religius
menyadarkan manusia akan harkat dan (kesucian).
martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang
berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator) Para ahli mengidentifikasikan nilai dalam
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu beberapa macam atau tingkatan. Para ahli
sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di mengidentifikasikannya secara berbeda, karena
samping sistem sosial dan karya. nilai ini bersifat abstrak dan idealis.
Dalam pandangan filsafat, nilai selalu Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang
dihubungkan dengan masalah kebaikan. Sesuatu terdapat dalam kehidupan masyarakat pada enam
yang berguna, benar, indah, berharga, baik, religius, macam, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai
dan sebagainya dapat dikatakan sebagai sesuatu estetika, nilai sosial, nilai politik dan nilai religi.
yang mempunyai nilai. Nilai adalah sesuatu yang Max Scheler mengelompokkan nilai-nilai
tidak dapat disentuh dengan panca indera karena menjadi enam tingkatan, yaitu: nilai kenikmatan,

8
nilai kehidupan, nilai kejiwaan, dan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
kerohanian. Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Sementara Notonargo membedakan nilai  Nilai Instrumental, merupakan penjabaran
menjadi tiga, yaitu : nilai material, nilai vital, dan lebih lanjut dari nilai dasar. Disebut juga
nilai kerohanian. nilai yang menjadi pedoman bagi
belaksanaan daripada nilai dasar. Nilai
Nilai bersumber pada budi yang bersifat dasar belum dapat berfungsi dan bermakna
mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku sepenuhnya jika belum memiliki parameter
manusia, atau lebih jelasnya kita sebut sebagai atau ukuran yang jelas dan konkrit. Nilai
motivator. Nilai sebagai suatu sistem merupakan instrumental yang berkaitan dengan tingkah
salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem laku manusia dalam berkehidupan sehari-
sosial dan karya. hari akan menjadi norma moral. Sementara
Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai nilai yang berkaitan dengan suatu
dijabarkan dalam wujud norma, ukuran dan organisasi atau negara, maka nilai tersebut
kriteria, sehingga merupakan suatu menjadi sebuah arahan, kebijakan, dan
keharusan, anjuran atau larangan, tidak dikehendaki strategi yang bersumber pada nilai dasar.
atau tercela. Oleh karena itu, nilai berperan sebagai Dalam kehidupan ketatanegaraan di
pedoman yang menentukan kehidupan setiap repunlik Indonesia, nilai instrumental dapat
manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani, ditemukan di dlam pasal-pasal UUD yang
kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan merupakan penjelasan dari nilai dasar,
kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem yaitu Pancasila.
nilai.  Nilai Praksis, yaitu nilai yang lebih
menjabarkan nilai-nilai instrumental. Nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan praksis ini terdapat dalam kehidupan nyata
pedoman hidup bangsa mempunyai dimensi sehari-hari. Nilai ini bersifat fleksibel,
fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena di dalam sehingga dapat diubah sesuai dengan
Pancasila terdapat nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut perkembangan jaman selama tidak
ada 3, yaitu nilai dasar, nilai instrmental, dan nilai menyimpang dari nilai dasar maupun nilai
praksis. instrumental.
 Nilai dasar, sesuai dengan namanya,
merupakan suatu dasar dari nilai nilai yang
lain. Nilai dasar ini bersifat tetap, tidak
berubah-ubah. Nilai ini terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945. Nilai dasar yang
terkandung dalam Pancasila ialah nilai 2.2.1 Makna Nilai-Nilai dalam Setiap Sila
Pancasila

9
Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi
negara Republik Indonesia merupakan nilai yang pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing- mendudukkan manusia pada tingkatan martabat
masing silanya. Hal ini dikarenakan apabila dilihat yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma-
satu per satu dari masing-masing sila, dapat saja norma. Kemanusiaan terutama berarti hakekat dan
ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Makna sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat.
Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing- Adil berarti wajar yaitu sepadan dan sesuai dengan
masing sila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat hak dan kewajiban seseorang. Beradab sinonim
diputarbalikkan letak dan susunannya. Namun dengan sopan santun, berbudi luhur, dan susila,
demikian, untuk lebih memahami nilai-nilai yang artinya, sikap hidup, keputusan dan tindakan harus
terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran
maka berikut ini kita uraikan: budi, kesopanan, dan kesusilaan. Dengan demikian,
sila ini mempunyai makna kesadaran sikap dan
a. Ketuhanan Yang Maha Esa perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi
nurani manusia dalam hubungan dengan norma-
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai- norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri
nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam
lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa dan hewan.
negara yang didirikan adalah pengejawantahan Hakekat pengertian di atas sesuai dengan
tujuan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama :”bahwa
esa. sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
Konsekuensi yang muncul kemudian adalah bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia
realisasi kemanusiaan terutama dalam kaitannya harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
dengan hak-hak dasar kemanusiaan (hak asasi perikemanusiaan dan perikeadilan ...”. Selanjutnya
manusia) bahwa setiap warga negara memiliki dapat dilihat penjabarannnya dalam Batang Tubuh
kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan UUD.
ibadah sesuai dengan keimanan dan  
kepercayaannya masing-masing. Hal itu telah c. Persatuan Indonesia
dijamin dalam Pasal 29 UUD. Di samping itu, di
dalam negara Indonesia tidak boleh ada paham Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak
yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian
(atheisme). bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka
  ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan

10
keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan Hikmat kebijasanaan berarti penggunaan ratio
bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia. atau pikiran yang sehat dengan selalu
Yang bersatu karena didorong untuk mencapai mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,
kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar,
negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan jujur dan bertanggung jawab serta didorong dengan
Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam itikad baik sesuai dengan hati nurani.
kehidupan bangsa Indonesia dan bertujuan Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta rakyat sehingga tercapai keputusan yang bulat dan
mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem, dalam
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari arti, tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat
paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh mengambil bagian dalam kehidupan bernegara
Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan melalui lembaga perwakilan.
yang adil dan beradab. Oleh karena itu, paham Dengan demikian sila ini mempunyai makna
kebangsaan Indonesia tidak sempit (chauvinistis), bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas
tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme kekuasaanya ikut dalam pengambilan keputusan.
Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa Sila ini merupakan sendi asas kekeluargaan
serta keturunan. Hal ini sesuai dengan alinea masyarakat sekaligus sebagai asas atau prinsip tata
keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, ” pemerintahan Indonesia sebagaimana dinyatakan
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi berbunyi: ”..maka disusunlah kemerdekaan
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan
darah Indonesia...”. Selanjutnya dapat dilihat rakyat ...”
penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945.
  e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Indonesia
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia
sekelompok manusia yang berdiam dalam satu berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat
wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti Indonesia.
bahwa bangsa Indonesia menganut sistem Pengertian itu tidak sama dengan pengertian
demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi sosialistis atau komunalistis karena keadilan sosial
tertinggi dalam hirarki kekuasaan. pada sila kelima mengandung makna pentingnya

11
hubungan antara manusia sebagai pribadi dan sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap
manusia sebagai bagian dari masyarakat. tidak bermoral.
Konsekuensinya meliputi :  
a)     Keadilan distributif yaitu suatu hubungan Moral dalam perwujudannya dapat berupa
keadilan antara negara dan warganya dalam arti peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik
pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,
dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan
kewajiaban. 2.4 Pengertian Norma
b)     Keadilan legal yaitu suatu hubungan
keadilan antara warga negara terhadap negara, Kesadaran manusia akan kebutuhan
dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib terhadap hubungan yang ideal akan menumbuhkan
memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati kepatuhan terhadap suatu peraturan atau norma.
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Hubungan ideal yang seimbang, serasi dan selaras
negara. itu tercermin secara vertikal (Tuhan), horisontal
c)      Keadilan komutatif yaitu suatu hubungan (masyarakat) dan alamiah (alam sekitarnya) Norma
keadilan antara warga atau dengan lainnya secara adalah perwujudan martabat manusia sebagai
timbal balik. Dengan demikian, dibutuhkan makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma
keseimbangan dan keselarasan diantara keduanya merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
sehingga tujuan harmonisasi akan dicapai. Hakekat dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh
sila ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 karena itu, norma dalam perwujudannya dapat
yaitu :”dan perjuangan kemerdekaan kebangsaan berupa norma agama, norma filsafat, norma
Indonesia ... Negara Indonesia yang merdeka, kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya
sanksi.

2.3 Pengertian Moral Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat


antara lain:
Moral berasal dari kata mos (mores) yang
 Norma agama : adalah ketentuan hidup
bersinonim dengan kesusilaan, tabiat atau
masyarakat yang bersumber pada Tuhan
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang
(agama).
baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
 Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup
perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat
masyarakat yang bersumber pada diri
kepada aturan-aturan, kaedah-kaedah dan norma
sindiri seperti hati nurani, moral, atau
yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap
filsafat hidup.
sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika

12
 Norma hukum : adalah ketentuan ketentuan
tertulis yang berlaku dan bersumber pada Dalam kehidupan bermasyarakat kita
UU suatu negara tertentu. sehari-hari, kita akan sering dihadapkan
 Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang dengan istilah nilai, norma, dan moral. Seperti
berlaku pada hubungan bermasyarakat yang telah dibahas sebelumnya, nilai sosial
antar umat manusia. merupakan nilai yang diyakini oleh masyarakat
mengenai sesuatu yang dianggap baik atau
2.5 Hubungan antara nilai, norma, dan moral buruk. Sebagai ontoh, dalam kehidupan
bermasyarakat, seserang aka dianggap baik
Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan
apabila menolong sesamanya, namun apabila
suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara
seseorang tersebut berbuat kejam dan jahat,
di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia.
maka itu akan menjadi nilai yang buruk. Bagi
Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang
manusia, nilai dianggap sebagai landasan,
individu, masyarakat, bangsa dan negara
alasan atau motivasi untuk berbuat sesuatu.
menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan
Nilai mencerminkan kualitas suatu tindakan
berkembang. Sebagaimana tersebut di atas maka
dan pandangan hidup sesorang dalam
nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah
bermasyarakat.
laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan
Norma sosial juga dapat dijelaskan sebagai
menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan
pedoman perilaku dalam suatu kelompok
manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas
masyarakat tertentu. Norma sering diistilahkan
sehari-hari. Dalam kaitannya dengan moral maka
peraturan sosial. Norma mengandung aturan
aktivitas turunan dari nilai dan norma akan
tidak tertulis tentang sesuatu yang pantas
memperoleh integritas dan martabat manusia.
dilakukan dalam berinteraksi sosial.
Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh
Keberadaan norma bersifat memaksa suatu
moralitas yang mengawalnya. Sementara itu,
individu atau kelompok untuk mematuhinya.
hubungan antara moral dan etika kadang-kadang
Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan
atau seringkali disejajarkan arti dan maknanya.
di antara masyarakat dapat berlangsung tertib
Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak
dan damai.
berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak
Tingkat norma dasar dalam masyarakat
boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu
dibedakan menjadi 4, yaitu : cara, kebiasaan,
dipandang berada di tangan pihak yang
tata kelakuan, dan adat istiadat.
memberikan ajaran moral.
Moral adalah istilah seseorang menyebut
orang lain dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki normal
2.6 Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam disebut dengan amoral, yang berarti ia tidak
Kehidupan Sehari-Hari memiliki nilai positif dalam pandangan

13
manusia lain. Manusia harus memiliki moral banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga
jika ia ingin dihargai dan dihormati oleh orang maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian
lain. Moral merupakan hal mutlak yang harus yang paling umum, sebuah sistem adalah
dimiliki manusia. Moral secara jelas sekumpulan benda yang memiliki hubungan di
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan antara mereka.
proses sosialisai. Tanpa moral, proses
sosialisasi terebut tidak akan berjalan 2.8.1 Elemen dalam Sistem

sebagaimana mestinya. Namun moral dalam


Setiap sistem selalu terdiri atas ampat elemen, yaitu
kehidupan kini mengandung nilai yang tidak
sebagai berikut :
jelas atau implisit. Banyak orang memandang
moral dari sudut pandang yang sempit.  Objek. Objek dapat berupa bagian, elemen,
atau variabel. Dapat berwujud sebagai
2.7 Pengertian Sistem benda fisik, abstrak, atau keduanya
sekaligus.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan
bahasa Yunani (sustēma), merupakan suatu
 Atribut. Hal ini menentukan kualitas atau
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliraninformasi, materi, atau energi untuk mencapai  Hubungan internal. Merupakan hubungan
suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk di antara objek-objek di dalam sistem
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
di mana suatu model matematika seringkali bisa  Lingkungan. Merupakan tempat dimana
dibuat. sistem tersebut berada atau dijalankan.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian- 2.8.2 Elemen Sistem


bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
Terdapat beberapa elemen yang dapat bergabung
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak,
menjadi sebuah sistem, yaitu :
contoh umum misalnya seperti negara. Negara
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen
 Tujuan. Setiap sistem tentulah memiliki
kesatuan lain seperti provinsi yang saling
sbuah tujuan. Entah tujuan trsebut hanya
berhubungan sehingga membentuk suatu negara di
satu, atau banyak. Tujuan ini menjadi
mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu
sebuah motivasi bagi bergeraknya suatu
rakyat yang berada dinegara tersebut.
sistem. Tanpa sebuah tujuan, sistem
bergerak tak terkendali. Tujuan setiap
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam
sistem berbeda antara sistem satu dengan
percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi
yang lain.
maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk

14
 Masukan. Merupakan segala sesuatu yang 2.8.3.1 Atas dasar keterbukaan:
memeasuki sebuah sistem untuk pada akhirnya  Sistem terbuka, dimana pihak luar dapat
diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang mempengaruhinya
nampak maupun tak nampak.  Sistem tertutup

 Proses. Merupakan bagian yang 2.8.3.2 Atas dasar komponen:


menjalankan perubahan atau transformasi dari
suatu masukan yang berupa bahan mentah
 Sistem fisik, dengan komponen materi dan
menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
energi
 Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-
 Keluaran. Adalah hasil akhir dari masukan,
ide
setelah melewati sebuah proses.

 Batas. Merupakan pemisah antara sistem 2.9 Pancasila sebagai Sistem Etika

dan daerah di luar sistem. Batas ini menentukan


konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan Pancasila disamping sebagai way of life bangsa
sebuah sistem. Batas sistem ini dapat dikurangi Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang
atau dimodifikasi sehingga akan merubah disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
perilaku sistem. kepada setiap warga negara Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
 Mekanisme Pengendalian dan Umpan
sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan
Balik. Mekanisme pengendalian dapat terwujud
dimensi moralitas dalam diri sendiri sehingga dapat
dengan menggunakan umpan balik, yang
memiliki kemampuan untuk menampilkan sikap
mencakup keluaran. Umpan balik dilakukan
yang benar dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
untuk mengontrol masukan maupun proses.
bernegara.
Tujuannya adalah untuk mengatur sistem tetap
Pancasila sebagai sistem etika merupakan tuntunan
bekerja sesuai tujuan.
moral yang dapat diwujudkan dalam tindakan
nyata, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan.
 Lingkungan. Merupakan segala sesuatu
Oleh karnanya, sila-sila dalam Pancasila perlu
yang berada di luar sistem. Dapat
diwujudkan dengan lebih lanjut ke dalam keputusan
mempengaruhi sistem, baik itu secra positif
setiap tindakan sehingga mampu mencerminkan
maupun negatif (menguntungkan atau
pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-
merugikan).
akademis.
2.8.3 Jenis-Jenis Sistem Pancasila menjadi sistem etika karena dalam
Pancasila terdapat nilai, norma, dan moral yang
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori: merupakan konsep yang saing berkaitan dan akan
memberikan pemahaman yang saling melengkapi

15
satu sama lain. Pancasila sebagai satu sistem 3. Kesimpulan
filsafat pada dasarnya merupakan suatu nilai yang
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan
menjadi sumber bagi segala penjabaran norma baik
hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara,
norma hukum , norma moral, maupun norma
Pancasila mengandung banyak nilai moral dan
kenegaraan lainnya. Selain itu, dalam Pancasila
kebaikan. Oleh karena itulah Pancasila dijadikan
juga terkandung pemikiran-pemikiran yang bersifat
sebagai sistem etika. Etika merupakan suatu
kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
komperhensif.
dan pandangan-pandangan moral. Etika Pancasila
Pancasila memegang pernanan penting dalam
adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan
perwujudan sebuah sistem etika yang baik bagi
buruk pada nlai-nilai yang terkandung dalam
Indonesia. Di setiap saat dan di manapun kita
pancasila, yaitu niai Ketuhanan, Kemanusiaan,
berada, etika wajib kita sertakan bersama kita.
persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jika suatu
Setiap sila dalam Pancasila mengandung arti yang
perbuatan telah mencaup nilai-nilai dan
besar dalam membangun etika bangsa. Pancasila
meninggikan nilai-nilai tersebut, maka perbuatan
memegang berbagai aspek kehidupan bangsa.
tersebut dapat dikatakan baik, dan berlaku
Dalam dunia internasional, bangsa Indonesia
sebaliknya. Pancasila sebagai sistem etika
dikenal sebagai bangsa yang beetika, ramah, sopan,
memegang peranan penting dalam perkembanga
dan yang lainnya. Semua itu tidak lepas dari
bangsa ini karena Pancasla membentuk pla pikir
tuntunan Pancasila sebagai pedoman beretika.
bangsa sehinga bangsa kita dapat dianggap sebagai
bangsa yang bermoral dan beradab di mata dunia.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No.


2, Januari 2017

https://www.academia.edu/32889592/6._Bagaiman
a_Pancasila_Menjadi_Sistem_Etika

https://www.academia.edu/29707247/A._NILAI_D
ASAR_NILAI_INSTRUMENTAL_DAN_NILAI_
PRAKSIS

http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-
sebagai-sistem-etika.html?m=1

16
https://www.academia.edu/13000228/Pancasila_Se
bagai_Sistem_Etika

http://sinarmentari4u.blogspot.com/2011/07/makala
h-pancasila-sebagai-sistem-etika.html

http://es182.blogspot.com/2013/02/pancasila-
sebagai-sumber-nilai_6.html

17

Anda mungkin juga menyukai