Anda di halaman 1dari 11

HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia yang Dibimbing


oleh Silvia Melati, M.Pd.

Disusun oleh :
Amira Hanifa - 190411000133

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunianya sehingga makalah dengan materi “Hambatan Komunikasi Massa”
ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa diucapkan begitu banyak
terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun
materi yang telah mereka kontribusikan.
Dan diharapkan semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun meningkatkan isi makalah sehingga menjadi makalah yang miliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman dan kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun
berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 19 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .......................................................................................... i

DAFTAR ISI. ....................................................................................................... Ii

BAB I PENDAHULUAN. .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang. .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah. ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN. ..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Hambatan Komunikasi............................................................. 3


2.2 Hambatan Dalam Komunikasi Massa. ...................................................... 3
2.2.1 Hambatan Psikologis. ..................................................................... 3
2.2.2 Hambatan Sosiokultural. ................................................................ 4
2.2.3 Hambatan Interaksi Verbal . .......................................................... 5
2.2.4 Hambatan Interaksi Tidak Verbal. ................................................. 5

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 7

3.1 Kesimpulan. ............................................................................................... 7


3.2 Saran ........................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang masalah komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses
untuk menyampaikan (ide, pesan, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar
saling mempengaruhi di antara keduanya, komunikasi dapat dilakukan secara
lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi dapat
di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan
akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalan
berkomunikasi sering timbul karena hambatan dalam proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi antar komunitas, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua komunitas yang berbeda itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama
(Alo Liliweri, 2003:42). Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula
sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau
tidak berjalan secara efektif.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh
karena itu, seorang pemimpin dalam suatu oganisasi perlu memahami dan
meningkatkan kemampuan komunikasinya. Karena komunitas underground
memang lekat dengan citra keras dan tidak mau tahu dengan keadaan sekitar.
Dengan demikian komukasi efektif sangat penting pada setiap tingkat di
dalam setiap organisasi dan berfungsi untuk 2 mencapai sasaran secara efektif.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar
dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya
komunikasi dalam organisasi maupun komunitas dapat macet atau tidak
berjalan organisasi tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari hambatan komunikasi?
2. Apa hambatan komunikasi massa?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari hambatan komunikasi
2. Untuk mengetahui hambatan komunikasi massa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hambatan Komunikasi


Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan pesan.
Karena pesan yang diterimanya terganggu maka penerima pesan bisa saja
salah memaknai pesan yang diterimanya.

2.2 Hambatan Dalam Komunikasi Massa


Setiap kegiatan komunikasi, baik komunikasi antarpersona, komunikasi
kelompok, maupun komunikasi massa sudah dapat dipastikan akan
menghadapi berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi
manapun tentu akan memengaruhi efektifitas proses komunikasi.
Beberapa hambatan dalam komunikasi antara lain:
2.2.1 Hambatan Psikologis
Dikatakan hambatan psikologis karena terkait dengan unsur-unsur dari
kegiatan psikis manusia, diantaranya:
1. Kepentingan (interest)
Kepentingan dipengaruhi oleh sikap reaktif komunikan terhadap
komunikasi yang diterimanya dan komunikan melakukan seleksi
terhadap pesan yang diterimanya.
2. Prasangka (prejudice)
Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau
kelompok lani dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.
3. Stereotip (stereotype)
Merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifata
dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif
Stereotip sering terbentuk dari orang yang berprasangka meskipun
belum saling mengenal. Data-data pun kurang lengkap dan subjektif.
4. Motivasi (motivation)
Merupakan pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-
alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan

3
manusia berbuat sesuatu semakin sesuai pesan komunikasi dengan
motivasi seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat
diterima dengan baik oleh komunikan.
2.2.2 Hambatan Sosiokultural
Hambatan sosiokultural dalam komunikasi terbagi dalam 5 unsur,
yaitu:
1. Keragaman Etnik
Terkait dengan kebudayaan, suku, adat istiadat. Budaya itu sendiri
merupakan tradisi yang biasa terjadi secara turun-menurun, dan tanpa
disadari mengalami pelestarian. Keanekaragaman etnik antar wilayah
biasanya menjadi hambatan dalam kegiatan komunikasi massa.
2. Perbedaan Norma Sosial
Dilatar belakangi karena perbedaan budaya. Perbedaan budaya
menyebabkan perbedaan norma sosial yang berlaku disuatu daerah.
Norma sosial terkait dengan cara, kebiasaan, tata krama dan adat
istiadat yang disampaikan secara turun-temurun yang dapat
memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah
laku dalam masyarakat.
3. Ketidakmampuan Berbahasa Indonesia
Pesan yang disampaikan melalui media massa distandarkan
menggunakan bahasa indonesia, kecuali program acara tertentu.
4. Faktor Semantik
Semantik merupakan pengetahuan tentang pengertian atau makna
kata sebenarnya
Beberapa hambatan semantik:
1. Pengucapan kata yang salah akibat terlalu cepat dalam berbicara.
2. Perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang sama
sebagai akibat aspek psikologis.
3. Pengertian yang konotatif.
5. Pendidikan yang belum Merata
Karena terjadi adanya faktor mekanis, stasiun pemancar dan juga
mesin cetak.

4
2.2.3 Hambatan Interaksi Verbal
De Vito (1984) mengemukakan tujuh jenis hambatan yang sering
terjadi pada komunikasi antar pesona yang ia sebut sebagai barriers to
verbal interaction. Dari ketujuh jenis hambatan itu, beberapa diantaranya
dapat pula terjadi pada komunikasi massa, dengan sedikit perbedaan. Pada
komunikasi antarpesona, hambatan-hambatan itu dapat terjadi pada pihak
komunikator dan komunikan sekaligus secara bersama-sama atau masing-
masing. Pada komunikasi massa, hambatan tersebut pada umumnya terjadi
pada pihak komunikan. Jenis hambatan tersebut antara lain:
1. Polarisasi
Kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrim.
Contoh: pemberitaan media massa yang tidak netral, berpihak pada
satu konstituen.
Kecenderungan untuk melihat manusia atau objek sesuai dengan
ciri yang melekat pada mereka. Misalnya ketika seorang presenter
tampil dengan busana tidak menarik, secara intensional, komunikan
akan menilai presentasinya pun tidak menarik.
2. Evaluasi Statis (Static Evaluation)
Lahir dari persepsi kurang tepat tentang manusia atau objek dan
kemudian menetap (tidak berubah). Contoh, berbicara melalui televisi
dengan topik tertentu, cara berkomunikasi dan materi yang
disampaikan tidak baik. Indiskriminasi komunikan dihadapkan dengan
seorang komunikator, reaksi pertama komunikan adalah memasukkan
komunikator itu kedalam kategori tertentu. Bisa berdasarkan bangsa,
agama ataupun disiplin ilmu.
2.2.4 Hambatan Interaksi Tidak Verbal
1. Berprasangka Buruk
Setiap orang yang menggunakan komunikasi tidak verbal.
Berprasangka buruk menjadi salah satu pemicu permasalahan
dalam komunikasi. Komunikasi tidak verbal yang berfungsi

5
sebagai pendukung dalam proses komunikasi ini sering mengalami
kesalahan.
Berprasangka buruk karena tidak dapat memaknai komunikasi
tidak verbal yang dilakukan oleh komunikator dengan baik dapat
menimbulkan prasangka yang buruk. Misalnya, seseorang yang
merasa kesal dengan orang lain maka orang tersebut cenderung
diam. Sering kali kita beranggapan bahwa orang tersebut marah
kepada kita, kenyataannya adalah tidak seperti itu.
2. Menyalahgunakan Makna
Komunikasi tidak verbal yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari ini sering disalahgunakan maknanya oleh orang-orang
yang tidak bertanggungjawab. Misalnya, dalam bahasa isyarat
yang sering digunakan untuk orang-orang berkebutuhan khusus
(tuli atau bisu) ini bukan dijadikan sebagai media komunikasi yang
baik, melainkan untuk mengolok-olok atau mengejek orang yang
berkebutuhan khusus tersebut.
3. Memiliki Makna yang Berbeda-beda
Komunikasi tidak verbal yang berisi penyampaian pesan dalam
bentuk lambang, isyarat, dan sebagainya ini sering disalahartikan
oleh orang-orang karena komunikasi tidak verbal ini memiliki
makna yang majemuk. Komunikasi tidak verbal yang memiliki
makna berbeda-beda ini menjadi pemicu terjadinya kesalahan
dalam berkomunikasi. Misalnya, seorang yang mengacungkan
jempol dengan maksud memuji, tetapi belum tentu gerakan
tersebut memiliki makna yang sama bagi sebagian orang.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari segi gangguan yaitu gangguan sematik, gangguan saluran dan
gangguan lingkungan, kemudian ada beberapa hambatan lainnya yaitu
hambatan psikologis yang mempengaruhi kejiwaan seseorang, hambatan
sosiokultural yaitu hambatan yangberkaitan dengan kehidupan sosial dan
budaya didaerah setempat, dan hambatan interaksi verbal yaitu hambatan yang
proses interaksi secara langsung. Dalam menghadapi hambatan-hambatan ini,
para public speaking atau komunikator harus mampu mengatasinya agar pesan
yang akan di sampaikan kepada komunikan dapat tersampaikan sesuai
keinginan.

3.2 Saran
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwasanya dalam
komunikasi massa terdapat beberapa hambatan yang mempengaruhi
tersampainya pesan, yaitu hambatan psikologi, hambatan sosiokultural dan
hambatan interaksi verbal. Pemberi pesan harus mampu mengatasi hambatan
yang terjadi agar pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik
tanpa ada gangguan.
Sekian dan terima kasih dari makalah ini, kurang dan lebihnya mohon
dimaafkan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah
ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sholihat, Febrianti. 2019. “Jurnal Komunikasi Massa”, (Online),


(https://www.academia.edu/38115085/JURNAL_KOMUNIKASI_MASS
A?email_work_card=interaction_paper, diakses 18 November 2019)
Ali Imran, Hasyim. 2012. “Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory,
Efek Isi Media Dan Fenomena Diskursif”, (Online),
(https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/viewFile/160103/11,
diakses 18 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai