Anda di halaman 1dari 22

DRUG ABUSE

A. PENGERTIAN DRUG ABUSE

Drug abuse atau penyalahgunaan obat adalah cara menggunakan obat


hanya untuk kesenangan pribadi atau golongan saja. Obat itulah yang dinamakan
obat-obatan terlarang atau narkoba. Obat jenis ini adalah obat yang dapat
menimbulkan efek perasaan yang senang (euphoria) yang biasanya dapat
membuat candu. Pengaruh yang di timbulkan oleh obat terlarang ini dilihat dari
seberapa besar kemungkinan obat tersebut akan membuat peminumnya menjadi
kecanduan. Semakin kuat obat tersebut, maka semakin besar kemungkinan
peminumnya menjadi kecanduan. Penyalahgunaan obat (drug abuse) dalam dua
tiga dekade terakhir bertambah gawat secara global dan juga sudah mencapai
keadaan serius di Indonesia. Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat
digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan
sengaja untuk mencari atau mencapai “kesadaran tertentu” karena pengaruh obat
pada jiwa.

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang diantara para remaja terjadi pada


kisaran dari coba-coba hingga ketergantungan. Cakupan konskuensi dari tidak ada
sampai mengancam nyawa, tergantung kepada obat-obatan terlarang tersebut,
keadaan, dan frekuensi pada penggunaannya. Meskipun begitu, bahkan
penggunaan yang tidak rutin bisa menghasilkan bahaya yang berarti, seperti
kelebihan dosis, kecelakaan kendaraan bermotor, dan kehamilan yang tidak
diinginkan. Meskipun percobaan dan pemakaian yang tidak rutin sering terjadi,
ketergantungan obat tetap mengancam.

Penggunaan zat-zat kimia yang terlarang pada remaja, meskipun


secara keseluruhan menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun tetap tinggi.
Pada tahun 2000, sekitar 54 % pada usia dua belas dilaporkan telah mabuk; 49%
dilaporkan menggunakan mariyuana; 16% amphetamine; 13% halusinogen; 9 %
obat tidur; 9 % kokain; dan 20 % heroin. Penggunaan
methylenedioxymethamphetamine (ekstasi), tidak seperti di toko-toko obat yang
disebutkan, meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir, dengan 11% pada
umur dua belas melaporkan menggunakannya kadang-kadang. Data ini dari
Amerika Serikat.

Lebih dari 6% anak laki-laki di sekolah tinggi, termasuk beberapa orang


yang bukan atlit menggunakan anabolic steroid setidaknya sekali. Masalah yang
utama dengan penggunaan anabolic steroid pada remaja adalah penutupan
pertumbuhan lapisan pada ujung tulang lebih cepat, mengakibatkan perawakan
pendek yang tetap. Efek samping lainnya yang terjadi pada remaja dan maupun
orang dewasa.

St. Louis pada tahun 2008 menyatakan bahwa terbalik dengan


trend masa lalu, remaja putri sekarang mencoba mariyuana, alkohol
dan rokok lebih sering daripada remaja putra, menurut survey
terbaru dari National Survey on Drug Use and Health. Sementara itu
survey menunjukkan kalau penggunaan obat-obatan ilegal pada remaja
putri dan wanita meningkat dari 5.8 persen menjadi 6.3 persen
antara tahun 2007 hingga 2008 sementara pada remaja putra dan pria
justru menurun dari 10.4 menjadi 9.9 persen.

Lebih dari itu, literatur mengenai kecanduan pada perempuan


terus bertambah dan menunjukkan kalau mereka jauh lebih mirip
dengan laki-laki dalam hal kecanduan. Wanita malah lebih rentan
terhadap penyalahgunaan zat dan efeknya, karena hormon seks
perempuan mempengaruhi rangkaian hadiah di otak, yang kemudian
mempengaruhi respon wanita pada obat-obatan. Studi menyarankan
adanya perlakuan obat baru untuk kecanduan dan tip praktis untuk
wanita agar dapat berhenti.

Dibawah ini merupakan kelompok obat-obatan yang sering disalah gunakan:


1) Narkoba : pada dasarnya merupakan obat-obatan yang apabila pemakaiannya
disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan.

2) Narkotika : zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.

3) Psikotropika : Zat atau obat baik alamiah atau sentetik bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melaluai susunan saraf pusat yang menyebbkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

4) Zat adiktif lainnya adalah : minuman beralkohol bersifat sedatif, hipnotik dan
depresan,rokok.

Dari segi hukum obat-obat yang sering disalahgunakan dapat dibagi dalam dua
kelompok, yaitu:

1. Narkotika atau obat bius

Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.

Narkotika dibedakan menjadi:

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan


digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan


banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.

2. Bahan psikotropika

Zat atau obat baik alamiah atau sentetik bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melaluai susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan


jiwa, yaitu:

a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman,


sampai tertidur.

b. Dalam hal ini pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih,


capek/depresi.

c. Bahan member halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala


sesuatu lebih indah dari sebenarnya dihadapi.

Menurut undang-undang No 5/1997, psikotropika adalah zat atau obat,


baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif
melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma


ketergantungan digolongan menjadi:
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatn


dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan.

B. EFEK YANG DITIMBULKAN DALAM PENYALAHGUNAAN OBAT

1. Variasi respon pada pengulangan dosis dapat berupa :

a. Efek kumulatif : peningkatan repon secara progresif yang terjadi saat


kecepatan administrasi obat lebih dari kecepatan eliminasi.

b. Toleransi : pengurangan respon pada obat karena penggunaan berulang.


Mekanisme ini dipengaruhi oleh peningkatan biotransformasi dan
adaptasi reseptor. Proses ini dapat dikarakteristikan sebagai receptor
downregulation (pengurangan jumlah atau afinitas reseptor) atau
reseptor upregulation (peningkatan jumlah atau afinitas reseptor. Ini bisa
terjadi pada obat-obatan seperti psikoaktif, kardiovaskular maupun obat-
obatan yang disalahgunakan (mis. Kokain). Perkembangan yang cepat
dari toleransi ini disebut tachyphylaxis.

c. Resistensi : Hilangnya respon pada dosis yang semestinya efektif.


Biasanya berhubungan dengan obat anti infeksi. 1

Kebanyakan proses fisiologi diregulasi oleh aktivitas neurotransmiter.


Obat-obatan juga memodifikasi aksi neurotransmiter dalam beberapa
cara, seperti :

a. Peningkatan dan pengurangan sintesis.

b. Pengurangan penyimpanan di presinaps.

c. Peningkatan dan pengurangan pelepasan.

d. Mengaktivasi dan mengeblok reseptor postsinaps.

e. Pengurangan reuptake pada membran presinaps.

f. Pengurangan inaktivasi secara enzimatik.

2. Secara farmakologi, efek yang ditimbulakan dibagi menjadi depresan,


stimulant dan halusinogen.

a. Depresan

Obat terlarang yang akan menyebabkan depresi (menekan)


aktivitas susunan saraf pusat. Efek yang dirasakan oleh pemakai adalah
menjadi tenang pada awalnya, kemudian apatis, mengatuk dan tidak
sadarkan diri. Semua gerak reflex menurun, mata menjadi sayu, daya
penilaian menurun, gangguan terhadap system kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah). Termasuk kelompok depresan ini adalah:

1) Opioid seperti heroin, morfin dan turunanannya


2) Sedative seperti barbiturate dan diazepam, nitrazepam, dan
turunannya.

b. Stimulant

Memilki efek dapat merangsang fungsi tubuh. Pada awalnya


pemakai akan merasa segar, penuh percaya diri, kemudian berlanjut
menjadi susah tidur, perilaku hiperaktif, agresif, denyut jantung menjadi
cepat, dan mudah tersinggung. Contohnya: kokain, amfetamin, ekstasi dan
kafein.

c. Halusinogen

Kelompok obat yang menyebabkan penyimpangan persepsi


termasuk halusinasi seperti mendengar suara atau melihat sesuatu tanpa
ada rangsang, dan sering menjadi “aneh”. Para pemakai menjadi psikopat
(curiga berlebihan), mata menjadi merah dan agresif serta disorientasi.
Termasuk dalam kelompok ini contohnya ialah LSD, meskalin,
mariyuana/ganja.

3. Pada sistem saraf pusat, penggunaan berulang dapat menyebabkan efek


sebagai berikut.

a. Analgesik

Sensasi nyeri terdiri dari input berbahaya ditambah reaksi


organisme terhadap stimulus tersebut. Analgesik pada opioids dapat
mengubah persepsi nyeri dan reaksi pasien terhadap nyeri. Obat ini juga
dapat menyebabkan peningkatan threeshold rasa nyeri. Namun, efeknya
hanya bisa disimpulkan dari efek subjektif pasien.

b. Euphoria
Pasien biasanya juga akan mengalami sensasi menyenangkan dan
bebas dari rasa khawatir. Meskipun begitu, pada pasien yang normal (tidak
merasakan sakit), pengalaman dysphoric akan lebih terasa daripada efek
menyenangkan. Dysphoria akan menyebabkan kelelahan dan perasaan
tidak enak.

c. Sedasi

Rasa mengantuk dan kaburnya pemikiran sering terjadi pada


pemberian obat jenis ini ditambah lagi dengan kerusakan pada
kemampuan logika. Kadang-kadang juga bisa terjadi sedikit amnesia.
Meski mengantuk pasien lebih mudah dibangunkan. Namun, kombinasi
,orfin dengan obat depressan pusat lain, mungkin mengakibatkan depresi
yang mendalam. Morfin merupakan obat analgesik yang dapat menggangu
pola tidur REM dan NREM, begitu juga dengan obat opioids lainnya.

d. Depresi respirasi

Obat-obatan jenis ini akan menghambat mekanisme pernafasan di


batang otak. Tekanan CO2 alveolar juga mungkin meningkat.

e. Penekan batuk

Obat-obatan jenis ini dapat melakukan supresi pada respon batuk.


Codeine, salah satu jenis obat, sering digunakan pada orang yang
menderita batuk patologis dan pasien yang membutuhkan penjagaan
ventilasi melalui tabung endotrakeal. Namun, supresi batuk ini juga dapat
menyebabkan akumulasi sekret yang akan menhambat jalan nafas dan
atelectasis.

f. Miosis
Miosis merupakan aksi farmakologis yang sedikit atau bahkan
tidak ada toleransi sama sekali. Oleh karena itu, hal ini penting dalam
diagnosa overdosis opioids.Konstriksi pupil biasanya akan nampak pada
pasien yang addict.

g. Kekakuan tungkai

Hal ini dipercaya sebagai akibat aktivitas obat ini di spinal kord.
Hal ini juga bisa menyebabkan gangguan torak sehingga ventilasi juga
terganggu.

h. Emesis

Analgesik opioids dapat mengaktivasi zona pemicu kemoreseptor


pada batang otak yang memicu muntah dan mual.

4. Dari segi hukum

Dari segi hukum, tentunya tindakan ini merupakan tindak pidana yang
bertentangan dengan UU Narkotika dan UU psikotropika disebutkan bahwa
semua yang terlibat baik produsen, penyalur, pemakai dapat dikenai sanksi
berupa hukuman penjara, denda bahkan hukuman mati. Orang yang
mempersulit upaya penyidikan pun dikenai sanksi denda maksimal Rp. 750
juta dan hukuman maksimal adalah mati.

Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah


mengesahkan dua undang-undang penting, yaitu:

a. Undang-undang Republik Indonesia No 5 tahun 1997 tanggal 11 Maret


1997 tentang psikotropika

b. Undang-undang Republik Indonesia No 22 tahun 1997 tanggal 1


September 1997 tentang Narkotika.

C. PENYALAHGUNAAN OBAT

Penyalahgunaan obat bukan hanya tentang obat-obatan terlarang seperti ganja atau
kokain. Obat-obatan sah juga dapat disalahgunakan - yang berarti bahwa mereka sudah
digunakan oleh orang lain selain pasien atau dalam cara atau dosis selain dari apa yang
sudah dianjurkan.

1. Barbiturates (Obat bius)

Diresepkan untuk mengurangi kecemasan atau


membuat tidur, obat anti-depresi memperlambat fungsi otak. Barbiturat adalah
jenis anti-depresi. Fenobarbital adalah barbiturate; lainnya seperti Mebaral,
Seconal, dan Nembutal. Meskipun berguna ketika digunakan sebagai resep,
barbiturat dapat membuat kecanduan. Jika diambil dengan obat-obatan
tertentu, termasuk alkohol, dapat memperlambat jantung dan pernapasan, yang
dapat menyebabkan kematian. Istilah untuk barbituates termasuk "barbs,"
"reds," red birds, "" phennies, "" tooies, "" yellows, "dan" yellow jackets. "

2. Benzodiazepines: Valium, Xanax


Valium dan Xanax adalah contoh benzodiazepin, jenis lain dari obat anti-
depresi. Mereka mungkin diresepkan untuk mengobati kecemasan, reaksi stres
akut, serangan panik, kejang-kejang, dan gangguan tidur (biasanya untuk
penggunaan jangka pendek). Seperti obat anti-depresi lainnya, mereka
memiliki kegunaan yang masuk akal tetapi mungkin disalahgunakan.
Penarikan benzodiazepin "dapatbermasalah" tetapi jarang mengancam nyawa,
Diingatkan oleh National Institute on Drug Abuse (Nida).

3. Obat tidur

Obat tidur adalah anti-depresi. Obat


tidur - Ambien, Sonata, dan Lunesta adalah obat tidur yang lebih baru yang
disebut nonbenzodiazepines. Obat ini "mungkin memiliki lebih sedikit potensi
untuk kecanduan" daripada obat anti-depresi lain,yang dinyatakan dalam situs
National Institute on Drug Abuse (Nida).

4. Codeine dan Morfin

Penghilang rasa sakit adalah


kelompok lain obat resep yang
biasanya disalahgunakan. Mereka termasuk kodein dan morfin - Oramorph
dan Aviniza mengandung morfin. Morfin biasanya diresepkan untuk rasa sakit
parah; kodein, untuk rasa sakit ringan. Julukan untuk kodein termasuk "
Captain Cody" dan "Cody." Istilah untuk morfin termasuk "M" dan "Miss
Emma."

5. OxyContin, Percocet

OxyContin, Percocet, dan Percodan


saling berbagi bahan aktif, oxycodone, yangmana merupakan pereda nyeri
opiod. Obat ini tidak identik; Percocet juga mengandung acetaminophen
sementara Percodan juga mengandung aspirin. Obat ini hanya boleh
digunakan di bawah pengawasan medis, dan bukan dengan alkohol,
barbituates, antihistamin, atau benzodiazepin - kombinasi obat yang dapat
mengancam nyawa. Julukannya termasuk "oxy," "O.C," dan "oxycotton"
untuk OxyContin dan "percs" untuk Percocet atau Percodan.

D. Penggunaan Obat-obat Terlarang Pada Wanita Hamil


Meningkatnya risiko retardasi pertumbuhan intrauterin
(IUGR) dan persalinan preterm berhubungan dengan penyalahgunaan
marijuana dan kokain. Risiko abrupsio plasenta juga meningkat
karena penggunaan kokain. Lebih lanjut, bayi dari ibu dengan
penyalahgunaan “crack cocaine” sering menggambarkan abnormalitas
pengetahuan dan tingkah laku yang menetap. Sulit untuk menentukan
dengan pasti dampak dari penggunaan obat-obat terlarang terhadap
status gizi dari wanita hamil, karena penyalahgunaan obat-obat
terlarang selalu disertai dengan penyalahgunaan substansi lainnya,
seperti alkohol atau rokok; kemiskinan; dan pendidikan yang
rendah, semua ini membawa akibat pada status gizi.

Dianjurkan untuk memberikan suplemen vitamin dan mineral


pada wanita yang menyalahgunakan obat, tetapi suplemen tersebut
tidak dapat diharapkan untuk mengoreksi masalah yang berhubungan
dengan penggunaan obat selama kehamilan. Segala usaha harus dibuat
untuk meyakinkan wanita hamil agar berhenti menggunakan obat-
obatan.

E. SOLUSI ATAU CARA MENGATASI PENYALAHGUNAAN OBAT

Adanya dampak negative atau bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian


obat terlarang baik bagi diri sendiri maupun orang lain perlu diminimalisir.
Pencegahan dini yang perlu dilakukan adalah mulai dari keluarga, karena keluarga
merupakan sumber pendidikan yang pertama dan utama. Berbagai alasan
pengguna memakai obat tersebut, sangat bervariatif mulai dari kurangnya kasih
sayang sampai terpengaruh bujukan teman.

Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi


muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan.

Upaya-upaya yang dapat ditempuh antara lain:

a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan


penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar,
maupun temu wicara antara gerakan anti narkoba dengan para pelajar,
penyuluhan kepada masyarakat umum meupun sekolah-sekolah mengenai
bahaya narkoba.

b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para
pendengar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat
transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan disekolah, diskotik,
club malam, café, meupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat
transaksi.

c. Pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian
dan kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam
pemakaian obat terlarang adalah kurangnya kasih sayang dari keluarga, sebab
mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka
memakai obat tersebut.

d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik


anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi
disekitar lingkungan sekolah.

e. Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa,


karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan
ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap,
sehingga perbuatan tercela seperti ini pun akhirnya mereka jalani.

Bebagai solusi ataupun cara mengatasi yang dapat ditempuh baik oleh individu itu
sendiri, keluarga, masyarakat (institusi) antara lain:

a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk


mendapatkan penanganan yang memadai

b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan

c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta
lingkungannya

d. Selalu berprilaku positif dengan melakukan aktifitas fisik dalam penyaluran


energy remaja yang tinggi seperti berolahraga

e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik disekolah


meupun dirumah dan lingkungan sekitar

f. Mengetahui secara pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal


pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang
g. Saling menghargai sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga

h. Penyelesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar secara positif dan


konstruktif

PENGERTIAN DRUG ABUSE

Drug abuse merupakan penyalahgunaan obat yang bila suatu obat


digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan
untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada
jiwa.

B. MACAM –MACAM DRUG ABUSE

Dari segi hukum obat-obat yang sering disalahgunakan dapat


dibagi dalam dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan
bahan psikotropika.

- Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sinresis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine,
cocaine, ganja/ marihuana dan sebagainya.

Narkotika dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat


digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.

b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat


pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dlam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat


pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menyebabkan ketergantungan.

- Bahan psikotropika adalah bahan atau obat yang mempengaruhi


jiwa atau keadaan jiwa, yaitu:

a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan


nyaman, sampai tertidur.

b. Dalam hal ini pemakai menjadi gembira, hilang rasa


susah/sedih, capek/ depresi.

c. Bahan member halusinasi, yaitu sipemakai melihat/merasakan


segala sesuatu lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma


ketergantungan digolongkan menjadi:

a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya


dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang


berkhasiat dalam pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang


berkhasiat pengobtan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang


berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibaykan sindroma ketergantungan.

Macam-macam obat-obatan yang menimbulkan kecanduan:

a. Golongan Holusinogens

Halusinogen berasal dari kata halusinasi. Jadi obat-obatan jenis


halusinogen ialah obat-obatan yang dapat mengacaukan fungsi
mental tertentu, menimbulkan halusinasi, pikiran kacau, dan
sebagainya. Di satu pihak efeknya bisa "euphoria" (perasaan
amat senang), tetapi di pihak lain dapat juga mengakibatkan
rasa takut, bingung, panik, dan sebagainya.

Jenis-jenis obat halusinogens yang dilarang beredar oleh


keputusan Menteri Kesehatan antara lain:

o Fenmetrazin (Preludin dan Obezine) yang biasanya digunakan untuk


mengurangi berat badan. Penderita bisa kecanduan dan mengalami
depresi.
o LSD (Lysergic Acid Diethylamide, atau Delysid) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan badan (ataxia), kelumpuhan kaki tangan,
perubahan genetik (mempengaruhi keturunannya), bahkan kematian.
o DOM dan STP dan THC (dari tanaman Canabis Sativa) yang seringkali
disebut ganja (Indonesia), marihuana (USA, Eropa), bhang (Timur
Tengah, India) atau hashis (Mesir). Dulu dipakai sebagai untuk
pengobatan Mania. (Drs. Wahyudi, "Obat-obat yang dilarang beredar di
Indonesia`", Sinar Harapan, 2 Desember 1980, hal. IV).

b. Sedatives and Hypnotics (penenang)

Pemakaian obat-obatan penenang biasanya untuk mengurangi


rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk (hypnosis), tetapi
dapat juga menyebabkan kelumpuhan kegiatan mental dan fisik.
Obat-obatan ini biasanya dipakai untuk menolong orang-orang
yang menderita tekanan jiwa, kecemasan dan kurang tidur.
Pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan pingsan, dan
kematian.

Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:

o narkotik: opium, morfin, demerol, methadone, heroin, codein.


o barbiturates: phenobarbital, nembutal, seconal, dsb.
o bromide: bromo-seltzer, potassium bromide, dsb.
o alkohol.

c. Stimulants (perangsang)

Pemakaian obat-obatan perangsang akan merangsang pusat


sistem syaraf manusia, menyebabkan timbulnya semangat,
aktivitas yang naik, kepercayaan pada diri sendiri, dsb.; bahkan
rasa senang dan bebas dari rasa lelah. Tetapi pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan "drugs addict", dan gangguan
jantung, emosi yang tidak terkendali dan diikuti gejala-gejala
paranoid.

Yang termasuk dalam kelompok ini:

o cocaine
o amphetamines (benzedrine, dexedrine, methedrine, dsb.)
o nicotine
o caffeine

d. Psycho-Therapeutics

Obat-obatan ini dipakai untuk menolong gejala-gejala kejiwaan.


Efeknya sama seperti sedatives.

Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:

o anti-psychotic: reserpine, chlorpromazine.


o anti-anxiety: meprobamat, phenobarbital, dsb.; yang seringkali
disebut juga tranquilizers.
o anti-depresant: imipramine, tofrinal.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN DRUG ABUSE

Motivasi dan penyebabnya bias bermacam-macam, antara lain:

 Ada orang-orang yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan


rasa tertekan (stres dan ketegangan hidup).
 Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan
nyaman, menyenangkan.
 Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan
tanggung jawab kehidupan.

1. Faktor-faktor Sosial dan Kebudayaan. Sikap masyarakat dan


lingkungan terhadap obat-obatan sangat menentukan gejala ini.
Orang-orang yang hidup dalam lingkungan yang dengan bebas
memakai narkoba dengan sendirinya mempunyai sikap yang berbeda
terhadap narkoba daripada di tempat-tempat lain seperti di
Amerika yang melarang keras penggunaan bebas jenis obat itu

2. Faktor-faktor Pendidikan dan Lingkungan. Paul D. Meier


menyatakan bahwa kita dapat membuat anak-anak menjadi pecandu
obat-obatan dikemudian harinya jikalau kita memanjakan mereka,
melindungi mereka secara berlebih-lebihan, tidak mengizinkan
mereka untuk mandiri, tidak pernah melatih mereka menghadapi
dan menyelesaikan persoalan-persoalan mereka sendiri. Sehingga
masa kecil yang seperti itu, maka akan menghasilkan :

 Pribadi yang tidak matang / labil dan selalu ingin lari dari
tanggung jawab. Seorang anak yang tidak biasa menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya sendiri akan cenderung
memilih obat-obatan jikalau ia mau melepaskan diri dan lari dari
realita kehidupan yang menekan.
 Pribadi yang ikut-ikutan. Apalagi kalau sedang mengalami tekanan
lingkungan dimana sebagai pemuda / remaja yang sedang mencari
identitas pribadi, mereka akan tergoda untuk menjadi bagian dari grup
di mana penggunaan obat-obatan oleh satu orang bisa diikuti oleh
setiap orang dalam grup itu.
 Ketergantungan total pada orangtuanya. Keterpisahan dengan
orangtua (kematian atau putusnya hubungan) akan menyebabkan si anak
kehilangan pegangan, apalagi jikalau ia menghadapi tekanan-tekanan
hidup yang lain.
 Pendidikan keluarga yang buruk seringkali diberikan oleh tipe-tipe
keluarga dengan latar belakang orangtua yang bercerai, ibu yang
mengepalai rumah tangga dan menekan si ayah, kedua orangtua yang
memanjakan anak tunggal, orangtua peminum, pergaulan bebas dan
sebagainya.

D. AKIBAT DAN EFEK

Akibat dan efek yang ditimbulakn dari penyalahgunaan drug abuse yaitu:

v Akibatnya bisa bermacam–macam seperti:

- Habituation

Habituation yaitu kebiasaan buruk yang menggantungkan diri


pada jenis obat-obatan tertentu dalam bentuk ketergantungan
secara psikis. Dalam hal ini penyetopan akan menimbulkan efek-
efek kejiwaan seperti misalnya, merasa seolah-olah tidak pernah
sembuh. Sehingga akhirnya, ia akan memakai obat itu lagi
meskipun dosisnya tidak pernah bertambah besar.

- Addiction (kecanduan)

Pemakaian heroin, morfin, dsb., biasanya mengakibatkan


kecanduan. Kecanduan itu ditandai dengan beberapa gejala
seperti:

o Tolerance (toleransi), yaitu kebutuhan akan dosis yang


semakin lama semakin besar.

o Withdrawal (reaksi kemerosotan kondisi fisik), karena


pengurangan dosis atau penyetopan pemakaian obat-obatan
pada orang-orang yang sudah kecanduan akan mengakibatkan
munculnya gejala-gejala withdrawal, yaitu seperti
misalnya keringat dingin, sakit kepala, gemetaran, tidak
bisa tidur, mau muntah, dsb.
v Efek yang ditimbulkan seperti:

Ø Golongan Holusinogens

Halusinogen berasal dari kata halusinasi. Jadi obat-obatan jenis


halusinogen ialah obat-obatan yang dapat mengacaukan fungsi
mental tertentu, menimbulkan halusinasi, pikiran kacau, dan
sebagainya. Di satu pihak efeknya bisa "euphoria" (perasaan
amat senang), tetapi di pihak lain dapat juga mengakibatkan
rasa takut, bingung, panik, dan sebagainya.

Ø Sedatives and Hypnotics (penenang)

Pemakaian obat-obatan penenang biasanya untuk mengurangi


rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk (hypnosis), tetapi
dapat juga menyebabkan kelumpuhan kegiatan mental dan fisik.
Obat-obatan ini biasanya dipakai untuk menolong orang-orang
yang menderita tekanan jiwa, kecemasan dan kurang tidur.
Pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan pingsan, dan
kematian.

Yang termasuk dalam kelompok ini ialah

Anda mungkin juga menyukai