Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA

DENGAN PENDEKATAN KOMPREHENSIF PADA SETIAP FASE


(PREVENTION, MITIGATION,
PLANNING/RESPONSE/RECOVERY)

Tri, Rusmiati, Tika, Riza, Enjelita.


A.Pengertian Bencana dan
Manajemen Bencana

Bencana alam, dipandang sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Jika
ditinjau dari penyebabnya dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: bencana alam geologis, klimatologis, dan ekstra-terestrial.
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari dalam bumi. Sedangkan bencana alam
klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca.
B. Konsep Manajemen
Bencana
Dalam Konsep manajeman bencana,
kegiatan manajemen bencana merupakan
kegiatan yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi
terkait dengan berbagai aspek kehidupan
masyarakat dan memerlukan pendekatan
yang bersifat multi-disiplin.
Berbagai pihak yang terlibat dalam
manajemen bencana harus saling
bekerjasama dan menyamakan persepsi
tentang bencana dan manajemen bencana
melalui sebuah sistem atau aturan main
yang disepakati taiu sistem manajemen
bencana. Melalui manajemen bencana pula
program atau kegiatan dilaksanakan pada
tiap kuadran atau siklus atau bidang erja
oleh para pemangku kepentingan secara
komprehensif dan terus-menerus.
Pelaksanan kegiatan secara periodi atau
sebagai reaksi atau respon terhadap
kejadian bencana akan menjadi sia-sia
karena bencana akan terus terjadi secara
berulang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
manajemen bencana sebagai seluruh
kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan
bencana, pada sebelum, saat dan
sesudah terjadi bencana yang
dilakukan oleh semua elemen,
pemerintah, masyarakat sipil, dan
kalangan bisnis-korporasi untuk
mencegah kehilangan jiwa,
mengurangi penderitaan manusia,
memberi informasi kepada
masyarakat dan pihak berwenang
mengenai risiko, dan mengurangi
kerusakan infrastruktur utama, harta
benda dan kehilangan sumber
ekonomis.
Terkait dengan manajemen bencana, proses respon terhadap bencana Tim Sar
DMC DD membaginya menjadi 2 tahap. Yang pertama adalah Siklus Tanggap
Darurat dan Siklus Recovery.

1.Siklus Tanggap Darurat 2. Siklus Recovery


Pada siklus tanggap darurat bencana adalah Pada siklus Recovery kegiatan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi.
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana pascabencana. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
dan sarana. prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana,
baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
Mengacu kepada tiga hal yang mutlak dilakukan dama manajeman bencana, Tim Sar DMC
DD juga melakukan proses penanggulangan pra bencana. Pra bencana yang dilakukan
mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini dengan
melakukan pendekatan komprehensif pada setiap fase:

1. Pencegahan (prevension);
upaya untuk menghilangkan 2. Mitigasi (mitigation); 3.Planning/Response/Ricovery
atau mengurangi kemungkinan yaitu upaya yang Planning merupakan persiapan
timbulnya suatu ancaman. dilakukan untuk rencana untuk bertindak ketika
Misalnya : pembuatan mengurangi dampak terjadi(atau kemungkinan akan
bendungan untuk menghindari terjadi) bencana. Perencanaan
buruk dari suatu
terjadinya banjir, biopori, terdiri dari perkiraan terhadap
penanaman tanaman keras di ancaman. Misalnya :
kebutuhan-kebutuhan dalam
lereng bukit untuk menghindari penataan kembali keadaan darurat danidentifikasi atas
banjir dsb. Namun perlu lahan desa agar sumber daya yang ada untuk
disadari bahwa pencegahan terjadinya banjir tidak memenuhi kebutuhan tersebut.
tidak bisa 100% efektif menimbulkan kerugian Perencanaan ini dapat mengurangi
terhadap sebagian besar dampak buruk dari suatu ancaman.
bencana.
besar.
Saat bencana (tanggap darurat)
adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan.
Meliputi kegiatan: (1)
penyelamatan dan evakuasi
korban maupun harta benda,
(2) pemenuhan kebutuhan
dasar. (3) perlindungan, (4)
pengurusan pengungsi, dan (5)
penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana.
Sebuah fase respon/tanggap
bencana yang efektif bergantung
kepada pengkajian setelah bencana,
kewaspadaan situasi, komunikasi,
kolaborasi dan koordinai serta
elemen kontrol dan pemberi perintah.
Sebagai contoh bila ada kejadian
bencana di sebuah daerah,
pemerintah lokal dapat menghubungi
sistem bencana pusat (BNPB).
Sistem pusat kemudian akan
mengaktifkan sumber-sumber daya
yang ada di tingkat pusat. Lebih
lanjut model ini mangasumsikan
bahwa fleksibilitas pada setiap level
adalah kunci utama dalam
penanganan bencana.
THX

Anda mungkin juga menyukai