Anda di halaman 1dari 15

KARTU INDONESIA SEHAT

NO NAMA NIM
1 Ciska Simamora 1901019
2 Feronika Silaban 1901016
3 Maria Hutasoit 1901017
4 Judika Simamora 1901018
5 Wahyuni Sihombing 1901014
6 Yesi Sianipar 1901015

Mata Kuliah : Kebidanan Komunitas


Dosen Pembimbing : Fransiska Debataraja S.Tr.keb MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU DOLOKSANGGUL


PRODI D III KEBIDANAN JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI
KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena telah memberikan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul ”KARTU
INDONESIA SEHAT ” ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen kami Fransiska Debataraja
S.Tr.Keb.MKM pada mata kuliah KEBIDANAN KOMUNITAS. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai” PROGRAM
PELAYANAN KARTU INDONESIA SEHAT”.
Kami mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada ibu Fransiska Debataraja
S.Tr.Keb.MKM selaku dosenKEBIDANAN KOMUNITAS, Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang dapat membantu kami dalam membentuk kesempurnaan
makalah ini.

Doloksanggul, 15 jui 2021

(Penulis)

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. PENGERTIAN KARTU INDONESIA SEHAT................................................................................3
2.2. TUJUAN PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT....................................................................3
2.3. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PROGRAM KARTU
INDONESIA SEHAT..............................................................................................................................4
2.4. FAKTOR PELAYANAN PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT............................................5
2.5. KUALITAS PELAYANAN KARTU INDONESIA SEHAT.............................................................6
2.6. PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT.....................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................................9
3.2. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan Negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat banyak,
bermacam - macam suku bangsa dan kebudayaan.di setiap Negara pasti mempunyai bererapa
masalah seperti beberapa faktor – faktor tertentu yang menghambat kemajuaan Negara tersebut
seperti contoh faktor kesenjangan ekonomi dan kesehatan.seperti masalah kesahatan. Memasuki
tahun 2015 program Jaminan Kesehatan Nasional melangkah menuju 2 tahun.seperti yang di beri
wewenang dari Badan Penyelangara Jaminan Sosial sebagai badan pelaksana JKN (jaminan
kesehatan nasioanal) dan berkerja sama dengan pelayanan kesehatan baik primer, sekunder dan
tersier ataupun negri dan swasta. Payung hukum menganai pelaksanaa BPJS terdapat Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelangara Jaminan Sosial, Undang undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),Pasal ayat (1) dan pasal
52 serta beberapa peraturan lainya.
KIS yang diterbitkan oleh BPJS terbagi menjadi dua jenis kepesertaan. Pertama,
kelompok masyarakat yang menjadi mendaftar dan membayar iuran, baik membayar sendiri
(mandiri) ataupun berkontribusi bersama pemberi kerjanya (sigmen atau pekerja).kedua 2
kelompok masyarakat miskin dan tidak mampu yang didaftarkan oleh pemerintah dan iurannya
dibayari oleh pemerintah (segmen Penerima Bantuan iuran atau PBI).
Undang-undang yang menjadi dasar diterbitkannya Kartu Indonesia Sehat (KIS), yaitu
Undang-undang No 40 tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No.
24 tahun 2011 tentan BPJS keseahatan . KIS merupakan perluasan dari masyarakat miskin yang
tidak tercakup dalam Penerimaan Bantuan Iuran (PBI). Pasal 34 UUD 194 juga mengamanatkan
bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipilihara oleh Negara. Dalam hal ini,BPJS Kesehatan
adalah badan yang menyelenggarakan , sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah
programnya.
Menghadapi permasalahan kesehatan dengan Multi aspek sebagaimana telah dijelaskan
diatas maka jelaslah bahwa sehabat apapun sebuah implementasi kebijakan dirumuskan dan
diimplementasikan, termasuk kebijakan sektor pelayanan kesehatan yang berdampak pada
kualitas hidup masyarakat ,akan tidak semudah yang dibayangkan, hal ini karna beragamnya
aspek kesehatan itu yang kemudian berhadapan dengan publik interests sejak policy proces
berlangsung tetapi juga perubahan arah kebijakan sering terjadi pada setiap priode pergantian
kepemimpinan termasuk instabilitas politik pasca orde baru .
Berdasarkan hasil observasi di lapangan terdapat fenomena yang timbul antara lain
sebagai berikut:
1. Masih banyaknya masyarakat yang tergolong miskin belum mendapatkan Kartu
Indonesia Sehat (KIS), dikarenakan kurangnya ketelitian dalam pendataan
sementara itu pemerintah bertujuan memberikan jaminan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) kepastian jaminan kesehatan yang meneyeluruh bagi seluruh rakyat

1
Indonesia untuk hidup sehat dan sejahtera. Sedangkan (KIS) adalah sebuah kartu
yang di berikan kepada masyarakat yang tidak mampu untuk bisa mendapatkan
pelayanan obat dengan gratis.
2. Masih banyak masyarakat yang belum mengatahui keberadaan program Kartu
Indonesia Sehat (KIS), hal ini disebabkan kurangnya sosialilsasi. Semantara itu
Program (KIS) terpayungi UU BPJS yang mengamanatkan agar badan yang
menyelengarakan jaminan kesehatan. UU ini mengamanatkan satu hal bahwa
masyarakat Indonesia yang tidak mampu di tanggung oleh Negara.
3. Kurang akuratnya pendataan dalam menentukan pemberian Kartu Indonesia Sehat
(KIS) bagi masyarakat ,dikarenakan data yang digunakannya adalah data dan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011. (KIS) berfungsi sebagai kartu jaminan
kesehatan, yang dapat di gunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di
fasilitas kesehatan pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit
yang diterima penerima (KIS). KIS merupakan perluasan dari program Jaminan
Kesehatan Nasional yang diluncurkan pemerintah sebelumnya yaitu pada 1 6
Januari 2014 salah satu program Presiden Joko Widodo yang dirancanakan sejak
masa kampanye.
Semantara itu kesiapan aparatur di lapangan dalam pendistribusian Kartu Indonesia Sehat
(KIS) belum merata, terutama bagi masyarakat yang berada dipelosok atau daerah pinggiran ,hal
ini disebabkan oleh:
1. Kesiapan aparatur dalam perdistribusian Kartu Indonesia Sehat (KIS) masih
kurang
2. Kurangnya sarana dan prasana yang memadai sehingga, masyarakat yang berada
di wilayah pingiran atau pelosok merasa kesulitan untuk mendapatkan pelyanan
kesehatan terhhadap penggunaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian Kartu Indonesia Sehat
2. Apa tujuan Kartu Indonesia Sehat
3. Bagaimana peran dan fungsi dalam pelayanan program Kartu Indonesia Sehat
4. Bagaina factor pelayanan program Kartu Indonesia Sehat
5. Bagaimana kualitas pelayanan Kartu Indonesia Sehat
6. Apa program Kartu Indonesia Sehat

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kartu Indonesia Sehat
2. Untuk mengetahui tujuan Kartu Indonesia Sehat
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi dalam pelayanan program Kartu Idonesia Sehat
4. Untuk mengetahui factor pelayanan program Kartu Indonesia Sehat
5. Untuk mengetahui kualitas pelayanan Kartu Indonesia Sehat
6. Untuk mengetahui program Kartu Indonesia Sehat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KARTU INDONESIA SEHAT


Kartu Indonesia Sehat (KIS) sendiri adalah kartu yang memiliki fungsi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis. Kartu Indonesia Sehat adalah kartu identitas peserta Jaminan Kesehatan Nasional
yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Penggantian kartu BPJS
Kesehatan menjadi KIS dimulai 1 Maret 2015.
Paket pelayanan yang disediakan bagi pasien miskin yang menggunakan Kartu Indonesia
Sehat antara lain seperti jaminan rawat jalan maupun rawat inap di kelas III atau bangsal,
mendapatkan obatobatan yang telah disediakan oleh BPJS dan mendapatkan jaminan untuk
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, USG, dan lain-lain. Secara normatif Kartu
Indonesia Sehat hadir sebagai penyelenggara jaminan pemeliharanan kesehatan untuk
masyarakat miskin agar dapat memperoleh sarana dan prasarana secara gratis di rumah sakit
yang ditunjuk oleh pemerintah dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak untuk jaminan kesehataan.

2.2. TUJUAN PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT


Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatakan kesehatan serta mencegah
penyakit dan sasar utamanya adalah untuk kelompok dan masyarakat. Menurut Azwar (1996)
secara umum dapat dirumuskan bahwa batasan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar yang telah ditetapkan.
Program kesehatan masyarakat miskin ini dapat meringankan beban masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis dari jasa pelayanan puskesmas terdekat yang
kemudian dirujuk ke rumah sakit dengan menunjukan kartu dan keabsahan kepesertaannya
merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh walikota atau gubernur setempat.
Apabila peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) memerlukan pelayanan kesehatan rujukan
maka bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai kartu peserta yang
ditunjuk sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan kecuali pada kasus emergency.

3
2.3. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PROGRAM KARTU
INDONESIA SEHAT
Pemerintah merupakan sekelompok individu yang mempunyai wewenang tertentu dalam
melaksanakan kekuasaan atau kelompok individu yang mempunyai dan melaksanakan
wewenang yang sah serta melindungi rakyat melalui perbuatan dan pelaksanaan berbagai
keputusan yang dibuat pemerintah berdasarkan perundanganundangan baik tertulis maupun tidak
tertulis. Peran dan fungsi pemerintah secara umum meliputi (Rasyid, 2000) :
1. Menjamin keamanan Negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar
tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah
melalui cara-cara kekerasan.
2. Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya anarkisme di kalangan masyarakat,
menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara
damai.
3. Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap masyarakat tanpa membedakan
status apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka.
4. Melakukan pekerjaan umum dan memberikan pelayanan dalam bidang-bidang yang tidak
memungkinkan dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, atau yang akan lebih baik jika
dikerjakan oleh pemerintah.
5. Melakukan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan sosial, diantaranya membantu orang
miskin dan memelihara orang cacat, jompo, dan anak terlantar; menampung serta menyalurkan
para gelandangan ke sector kegiatan yang produktif.
6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntumgkan masyarakat luas, seperti
mengendalikan laju inflasi, mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, memajukan perdagangan
domestik dan antar bangsa, serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan
ketahanan ekonomi Negara dan masyarakat.
7. Menerapkan kebijakan guna memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidup. Lebih
lanjut Rasyid (2000) menjelaskan bahwa peran dan fungsi pemerintah tersebut dapat diringkas
menjadi tiga fungsi, yaitu Pelayanan (service), diberikan kepada masyarakat sebagai warga
Negara tanpa memandang kelas sosial yang dimiliki ataupun besaran imbalan yang diberikan;
Pemberdayaan (empowerment), akan mendorong kemandirian masyarakat; dan Pembangunan
(development) akan menciptakan kemakmuran masyarakat.

4
2.4. FAKTOR PELAYANAN PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT
Pelayanan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor,
diantaranya (Moenir, 2003):
1. Kesadaran para pejabat, pimpinan dan pelaksana;
2. Adanya aturan yang memadai;
3. Oragnisasi dengan mekanisme sistem yang dinamis;
4. Pendapatan pegawai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum
5.Kemauan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas/ pekerjaan yang
dipertanggungjawabankan
6. Tersedianya sarana, pelayanan sesuai dengan jenis dan bentuk tugas/ pekerjaan pelayanan.
Berangkat dari pernyataan diatas bahwa perwujudan kualitas pelaksanaan pelayanan
menjadi komitmen pemerintah dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat. Setiap
manusia membutuhkan pelayanan, bahkan dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. pelayanan pada dasarnya melibatkan dua pihak yang
saling berhubungan yaitu organisasi pemberi pelayanan pada suatu pihak yang saling
berhubungan yaitu organisasi pemberi pelayanan pada suatu pihak dan masyarakat sebagai
penerima pelayanan di pihak lainnya.
Jika suatu organisasi mampu memberikan pelayanan yang optimal dan memenuhi
tuntutan dari masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan, maka organisasi tersebut akan mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan pada masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat (public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara
bersama-sama dalam satu
organisasi.

5
2.5. KUALITAS PELAYANAN KARTU INDONESIA SEHAT
Dalam pelayanan kesehatan tentu saja perlu memperhatikan kualitas pelayanan. Kualitas
pelayanan prima tercermin dari:
a) transparansi;
b) akuntabilitas;
c) kondisional;
d) partisipatif;
e) persamaan hak;
f) keseimbangan hak dan kewajiban.
Lebih lanjut Zeithamel menjelaskan bahwa kualitas pelayanan dibagi dalam 5 (lima)
dimensi, yaitu:
1. Tangible (Bukti langsung)
Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh penggunanya
dengan menyediahkan fasilitas fisik dan perlengkapan memadai, kebersihan dan kenyamanan
serta kelengkapan peralatan.
2. Reliability (Kehandalan)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu dan cepat
sesuai dengan yang ditawarkan, pelayanann pemeriksaan pengobatan yang cepat dan tepat dan
prosedur pelayanan yang sederhana (seperti dalam brosur). Dari kelima dimensi kualitas jasa,
reliability dinilai paling penting oleh para pelanggan
3. Responsiveness (Daya Tanggap)
Dimensi ini dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan menolong pelanggan
dan melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi harapan pelanggan. Dimana dapat dinilai dari
pemberian informasi yang jelas, cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan. Dimensi ini
merupakan penilaian mutu pelayanan yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap
kecepatan pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan
teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh pelanggan.
4. Assurance (Jaminan)

6
Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan, dan sifat petugas yang dapat
dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini akan mengakibatkan
pengguna jasa merasa terbebas dari resiko.
5. Empathy (Empati)
Kriteria ini terkait dengan pelayanan tanpa memandang status sosial dan rasa kepedulian
dan perhatian khusus staf kepada setiap pengguna jasa memahami kebutuhan mereka dan
memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh
bantuannya. Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena
mereka dapat langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
Setiap orang akan menilai kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar dan atau
karakteristik yang berbeda – beda. Kualitas pelayanan kesehatan sangat melekat dengan faktor –
faktor subjektivitas orang yang berkepentingan, baik pasien/ konsumen, pemberi layanan
kesehatan, penyandang dana, masyarakat ataupun pemilik pelayanan kesehatan (Nurmala, 2016).

2.6. PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT


Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan program prioritas Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo yang dirancang khusus untuk membantu masyarakat miskin atau tidak
mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, sejak tahun 2014 di saat pemerintahan
Presiden Jokowi meluncurkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), dalam hal ini, BPJS
Kesehatan adalah badan yang menyelenggarakan, sedangkan KIS adalah programnya. Sehingga
Kartu Indonesia Sehat dasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UndangUndang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS
Kesehatan.
Dalam hal ini rumah sakit-rumah sakit dan puskesmas adalah rujukan pelayanan
kesehatan yang tepat karena didukung dengan adanya tenaga medis yang professional dan
berkompeten dibidangnya. Serta memiliki sarana dan prasarana yang modern yang lengkap
dengan tarif yang lebih terjangkau dan memiliki program pelayanan gratis yaitu dengan dapat
menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kebijakan pemerintah mengadakan program ini di
harapkan dapat membantu masyarakat yang tidak mampu agar kebutuhan kesehatan mereka
dapat terpenuhi. Program ini seharusnya dapat berjalan dengan lancar, namun masih ada
beberapa banyak masyarakat miskin yang tidak dapat menyentuh pelayanan kesehatan gratis

7
bahkan mereka juga tidak mampu membayar biaya berobat ke puskesmas. Sebagaimana yang
kita ketahui bahwa sebuah kebijakan akan memiliki suatu tujuan yang bersifat meringankan
suatu beban yang ditanggung oleh masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sesuai dengan program Kartu Indonesia Sehat yang dirancang khusus untuk
membantu masyarakat miskin atau tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis. Namun di dapatkan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat penggunna
Kartu Indonesia Sehat (KIS) seringkali mengeluh kurang puas dengan pelayanan
kesehatan yang diterimanya. Mereka menganggap bahwa pasien yang menjadi peserta
jaminan sosial seperti Kartu Indonesia Sehat mendapat pelayanan dan perlakuan yang
berbeda dengan pasien lain.

3.2. Saran

Setelah mengetahui tujuan dari kartu Indonesia sehat, diharapkan bagi tenaga
kesehatan untuk tidak membeda-bedakan pasien miskin atau pengguna Kartu Indonesia
Sehat dengan pasien lainnya. Dengan demikian, di harapkan kita dapat menambah
pengetahuan dan dapat memanfaatkannya dengan bijak sehingga makalah ini berguna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D. A. (2019). ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN


PENGGUNA KARTU INDONESIA SEHAT DI KOTA BATAM . 102-112.
Simbolo, N. R. (n.d.). Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat . Jurnal Ilmiah Magister
Administrasi Publik , 153.

10

Anda mungkin juga menyukai