Anda di halaman 1dari 39

USULAN PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM POSYANDU LANJUT USIA ( LANSIA ) DI


PUSKESMAS TOARI KECEMATAN TOARI KABUPATEN
KOLAKA

Disusun sebagai suatu syarat untuk meraih gelar sarjana

Di susun Oleh :
Andi Yunita
201030351

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA
2024

i
HALAMAN PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN

JUDUL : Evaluasi Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di


Puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten Kolaka
NAMA : Andi Yunita

NIM : 201030351

PRODI : Administrasi Publik

Telah di periksa dan di setujui untuk di pertahankan di hadapan komisi penguji

PEMBIMBING I

Dr. I Rawati,S.Sos., M.Si


NIDN: 0929107201

PEMBIMBING II

Rahmat Hidayat, S.IP., M. Si


NIDN: 0002079103
DAFTAR ISI

Halaman
USULAN PENELITIAN........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN........................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................10
2.1 Landasan Teori.........................................................................................10
2.1.1 Kebijakan Publik................................................................................10
2.1.2 Evaluasi Kebijakan.............................................................................11
2.1.3 Evaluasi Program.............................................................................. 13
2.1.4 Posyandu...........................................................................................16
2.1.5 Lanjut Usia (Lansia)...........................................................................18
2.1.6 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Posyandu...........................................19
2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................................22
2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................27
3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................................27
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian...................................................................28
3.3 Fokus Penelitian.......................................................................................28
3.4 Informan Penelitian..................................................................................29
3.5 Jenis Dan Sumber Data...........................................................................30
3.6 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................30
3.7 Teknik Analisis Data.................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang mendukung paling

utama di dalam kehidupan manusia baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial, yang penting bagi setiap orang individu maupun kelompok

untuk kehidupan produktif secara ekonomis serta terutama di dalam

masyarakat indonesia. Yang kita ketahui Kesehatan menjadi kebutuhan

paling utama bagi semua manusia. Untuk itu negara indonesia berupaya

agar kehidupan kesehatan masyarakatnya terjaga dan terjamin.

Dalam upaya ini pemerintah telah memberikan perhatian kehidupan

untuk kesehatan bagi masyarakat agar terjaga dan terjamin, seperti yang di

atur dalalam UUD


Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Tentang Kesehatan,
yang menegaskan bahwa (1) setiap orang memiliki hak yang

sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. (2)

di jelaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Yang terdapat

di dalam Undang-Undang tersebut kesehatan merupakan hal yang sangat

penting untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang kursual dan menjadi

suatu hak azasi dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik,

terutama bagi kesehatan masyarakat yang sudah lanjut usia ( Lansia ).


Menurut Rizqi et al., (2019) Kesehatan itu sendiri merupakan keadaan

sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah

upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang

memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan.

Untuk memperoleh hal tersebut pemerintah indonesia memberikan

program layanan kesehatan untuk lanjut usia yaitu program posyandu yang

di mana merupakan suatu program yang di lakukan dalam menangani

permasalahan kesehatan. lanjut usia di definisikan sebagai seseorang yang

telah berusia 45 tahun keatas. Program posyandu lansia di luncurkan

pemerintah Indonesia pada tahun 2007, khusus melayani serta menangani

berbagai keluhan masyarakat mengenai kesehatan pada lanjut usia.

Program posyandu lansia sudah di laksanakan di berbagai daerah di

Indonesia.

Di lihat dari
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 Tentang
yang

mengatakan bahwa Pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan

fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi pengembangan kelompok

lanjut usia. Program posyandu lansia ini juga di terapkan di berbagai

provinsi termasuk di provinsi sulawesi tenggara dan program ini di

implentasikan di berbagai kecamatan termasuk di kecamatan toari pada

tahun 2017 sampai dengan sekarang tepatnya di puskesmas toari.


Pengobatan yang tersedia dalam Posyandu Lansia di berikan secara gratis

dan pelayanan yang di berikan harus sesuai prosedur.

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia di lakukan melalui

serangkaian kegiatan yang di laksanakan secara terkoordinasi, antara

pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan lanjut usia agar dapat

melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut yang di katakan


Ainiah, Afifuddin, & Hayat (2021)
Program Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari

kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang

penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran

serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya.

Dasar di bentuknya program posyandu lansia ini berasal dari

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningk
.

Praturan ini di tetapkan agar meningkatkan kesejahteraan dan mutuh

kesehatan lanjut usia untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa

produktif yang baik dapat terwujud. Proporsi penduduk dunia yang

memasuki usia lanjut semakin lama semakin bertambah jumlahny dalam

usia tua, manusia tidak lagi dalam usia produktif untuk menghasilkan

sesuat. Kesejahteraan lansia sangat berpengaruh pada angka harapan

hidup serta negara dapat di katakan sejahtera apabila angka harapan

hidupnya lebih tinggi.


Peningkatan populasi lansia menjadi dasar pemerintah dalam

menetapkan garis besar kebijakan dan program untuk mendorong

membangun kesehatan lansia agar produktif. Program dan pelayanan sosial

yang di berikan kepada lansia berbeda-beda di setiap tempat sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan masyarakat Selain memberikan pelayanan

kesehatan, unit pelayanan ini juga akan memfasilitasi kegiatan non-medis

agar lansia memiliki wadah untuk berkarya dan berkegiatan


Tuwu & La Tarifu., (2023)

Program ini di lakukan agar para lansia mendapatkan jaminan

kesehatan yang tepat dan memadai. Yang di ketahui para lansia rentan

terkena penyakit yang cenderung mengalami permasalahan gangguan

kesehatan karena kemampuan fisik yang sudah berkurang dan juga mudah

terserang penyakit seperti diabetes, darah tinggi, strok, radang sendi, dan

sebagainya.

Seperti yang di katakan Kasma et al., (2019) Lanjut usia adalah

kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang

bertahap dalam jangka waktu tertentu. Maka dari itu akibat gangguan yang

di alami para lansia aktivitas menjadi berkurang dan menjadi terbatas.

Maka di harapkan program ini dapat bermanfaat dan berjalan baik untuk

menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat yang sudah lanjut

usia.
Sebagai wujud nyata pelayanan kesehatan pada kelompok usia lajut

ini, pemerintah telah memberikana pelayanan pada lansia melalui beberapa

jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah posyandu

lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah puskesmas, dan

pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah rumah sakit.

Kegiatan yang akan di laksanakan di dalam program posyandu lansia

berupa senam, pemeriksaan kesehatan, edukasi individu, penyuluhan

kesehatan, pemberdayaan lansia dan kunjugan rumah yang merupakan

pelayanan untuk mencegah penyakit, dalam meningkatkan kesehatan


Didah, Bestari, & Nirmala.,(2020)
lansia. Demikian seperti yang di katakan

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah di sepakati, yang di gerakan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan Posbindu di lakukan oleh kader kesehatan yang telah

ada Kader sebagai seorang tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat

yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Adapun tugas

kader secara umum untuk posyandu lansia adalah tugas sebelum hari buka

posyandu yaitu tugas-tugas persiapan,tugas hari buka posyandu yaitu

berupa tugas-tugas melaksanakan pelayananan 5 meja dan tugas sesudah

hari buka posyandu yaitu berupa tugas-tugas setelah hari posyandu


Didah, Bestari, & Nirmala., (2020).
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan

lansia yaitu melalui pendekatan keluarga dan masyrakat serta prioritas

masyarakat adalah memlihara dan menjaga yang sehat tetap sehat setra

yang sakit agar menjadi sehat. Terkait program posyandu lanjut usia penulis
Asiah et al., (2021)
menemukan peneliti dari pemerintah merencanakan

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan melalui program puskesmas

dengan melibatkan peran dan lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan

organisasi sosial yang di sebut posyandu lansia.

Di lihat dari kondisi di atas maka dalam pemerintah indonesia

mengaharapkan program ini terlaksana sebaik mungkin membantuh dan di

harapkan agar dapat terlaksannya pelayanan yang tepat sebagai wujut

nyata pelayanan sosial yang di tuju pada lanjut usia melalui terbentunya

program Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia).

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh penulis di Posbindu

Tepatnya Puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten Kolaka, penulis

dapat gambaran umum bahwa berjalannya program posyandu lansia ini

masih terdapat beberapa masalah yang dimana bisa di katakan belum

berjalan maksimal di karenakan kurangnya partisipasi lansia yang dimana di

lihat dari kurangnya minat kehadiran lansia ke posyandu lansia karena

faktor kurang dukungan dari keluarga, pengetahuan lansia, jarak rumah

dengan lokasi posyandu lansia, ekonomi, dan penghasilan, sarana dan

prasarana, sikap, dan perilaku lansia yang tertutup. Seharusnya para lansia
memanfaatkan adanya posyandu tersebut dengan baik agar kesehatan para

lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal, Namun pada

kenyataannya tidak semua lansia memanfaatkan adanya kegiatan posyandu

tersebut.

kurangnya sosialisasi kepada lansia megenai pentingnya posyandu,

Seperti minimnya informasi yang di sampaikan kepada lansia mengenai

manfaat tujuan program posyandu, dan pentingnya posyandu bagi

kesehatan lansia, serta keterbatasan komunikasi yang tidak memadai

antara lansia dan para kader posyandu akan menjadi hambatan sehingga

pencapaian di dalam program posyandu akan tidak maksiamal serta

penyaluhan kesehatan, kunjugan rumah masih kurang maksimal di

jalankan.

Di lihat dari sarana dan prasarana seperti kurangnya fasilitas yang

kurang ramah lansia seperti kurangnya ruang tunggu yang tidak nyaman,

ruang konsultrasi yang privasi, serta kurangnya ketersediaan medis seperti

obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Di lihat dari

permasalahan tersebut maka dari itu di lakukan evaluasi untuk mengatasi

kekurangan dari program posyandu lansia di puskesmas toari.

Hal ini relevan dengan di lihat dari penelitian Menurut


Maria et al., (2023)
dengan judul penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu

Lansia Di Kecamatan Nunpene, menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriftif, yang dimana Posyandu lansia bisa berjalan dengan baik jika minat
lansia dalam mengunjungi posyandu tinggi, anggaran yang cukup serta

ketersedian tenaga kesehatan dan kader dengan kualitas dan jumlah yang

memadai. Petugas Kesehatan dan kader di harapkan lebih aktif melakukan

kunjungan rumah pada lansia yang mempunyai keterbatasan gerak.

Penelitian menurut Widodo, Candra, & Elmasefira., (2020) yang

dimana penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui

evaluasi program posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Harapan

Raya Kecematan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2019 Disarankan

Puskesmas Harapan Raya untuk melakukan pembinaan dan keterampilan

pada semua kader, meningkatkan kerjasama dengan tokoh masyarakat

agar mendapat dukungan materil, sarana dan prasarana, mengikuti dan

menyesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Menurut Kasma et al., (2019) dengan judul Evaluasi Pelaksanaan

Program Posyandu Lansia Di Puskesmas Batua Kota Makassar, yang

menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dimana sarana dan

prasarana, serta petunjuk pelaksanaan dapat mndukung pelaksanaan

posyandu lansia berjalan dengan baik. Saran perlu adanya monitoring dan

evaluasi dari kepala puskesmas, menyediakan sarana dan prasarana, dan

melaksanakan posyandu sesuai dengan SOP.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut mengenai program posyandu lansia dengan judul


Evaluasi Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Puskesmas Toari

Kecematan Toari Kabupaten Kolaka.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas adapun rumusan

masalah yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu Bagaiama Evaluasi

Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Puskesmas Toari Kecematan

Toari Kabupaten Kolaka ?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah Untuk mengetahui Evaluasi Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia)

Di puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten Kolaka.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Maanfaat teoritis di dalam penelitian ini di harapkan dapat

bermanfaat dan berguna untuk menghasilkan suatu karya ilmiah dalam

Evaluasi Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Puskesmas Toari

Kecematan Toari Kabupaten Kolaka.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi Rekomendasi di gunakan oleh

pihak terkait, seperti pemerintah, organisasi kesehatan atau pengelola

posyandu untuk melakukan perbaikan dan pengembangan program.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori

II.1.1 Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah serangkaian keputusan yang menyangkut

kepentingan publik, yang di lakukan pemerintah untuk kesejahteraan

masyarakat. Implementasi kebijakan publik berkaitan dengan berbagai

kegiatan yang di arahkan untuk merealisasikan program kegiatan demi

kepentingan masyarakat.

Dalam pelaksanaan kebijakan di lakukan melalui tahapan aktivitas,

kegiatan, program dalam melaksanakan keputusan kebijakan yang di

lakukan individu,pejabat, kelompok pemerintah, masyarakat, dan swasta

untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Selain itu, faktor finansial,

sistem manajerial yang efektif dan efisien, serta kemampuan teknis

pelaksana sangat berperan dalam keterlaksanaan kebijakan publik di


Roza, & Magriasti., (2020).
lapangan

Kebijakan publik adalah merupakan tindakan yang di sengaja serta di

ikuti oleh seorang aktor atau sekelompok aktor untuk mengatasi masalah

atau masalah yang sangat di perhatikan aktor-aktor tersebut dan segera

harus diatasi tujuan dari perumusan kebijakan publik adalah untuk

mengetahui bagaimana proses pembentukan dan perumusan kebijakan


publik berlangsung, siapa saja yang berperan, serta dalam pembentukan

kebijakan,dan dengan cara apa mereka mempengaruhi proses


Maulana & Nugroho., (2019).
pembentukan kebijakan tersebut

Kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada

masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju

kepada masyarakat yang dicita-citakan. Kebijakan merupakan penemuan


khaidir, (2017)
ketimbang seleksi . Arah yang jelas dari satu kebijakan publik

daerah dapat diamati pada tentang apa kebijakan itu, selain itu arah dan

tujuan di munculkan pada bagian Latar Belakang sebagai alasan mengapa

satu tujuan dan sasaran harus dicapai. Penunjukkan arah yang jelas dapat

dipakai sebagai komitmen antara pemerintah daerah dan masyarakat


Patarai, (2020)
setempat .

Pentingnya kebijakan publik untuk menjaga kedaulatan negara upaya

tidak di intervensi dan adanya konflik kepentingan oleh negara lain, itu

salah satunya mengapa kebijakan publik ini di perlukan dan tugas


Sukarman, et al., (2022)
pemerintah yang tidak pernah tergantikan .

II.1.2 Evaluasi Kebijakan

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu

kebijakan membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil

yang di peroleh dengan tujuan dan target kebijakan yang di tentukan.

evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan mencapai tujuan

yang telah di tetapkan sebagai pertimbangan dalam peninjauan dan


peningkatan pelaksanaan kebijakan pada masa yang akan data
Pramono., (2020).

Evaluasi kebijakan publik adalah bagian dari analisis kebijakan yang

paling akhir untuk menentukan apakah program kebijakan yang di keluarkan

dapat mencapai hasil yang di harapkan dari apa yang telah di rencanakan

sebelumnya melalui proses formulasi dan proses yang di laksanakan melalui

implementasi, sehingga akan di ketahui seberapa besar manfaat yang di


Akbar & Mohi., (2018)
dapatkan dari adanya kebijakan tersebut .

Evaluasi kebijakan dapat di katakan sebagai kegiatan yang

menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,

implementasi, dan dampak. Evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada

tahap akhir, tetapi juga di lakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan

demikian, evaluasi kebijakan dapat meliputi tahap perumusan masalah

kebijakan, program yang di usulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,

implementasi, dan tahap dampak kebijakan. Evaluasi berarti menilai

program-program yang di laksanakan dapat menghasilkan dampak


anggara, (2018)
perusahaan yang di inginkan oleh kebijakan atau tidak .

Evaluasi kebijakan itu sendiri di lakukan untuk menilai sejauh mana

keefektifan kebijakan publik guna di pertangung jawabkan kepada

konstituennya. Selain itu, evaluasi di perlukan untuk melihat kesenjangan

antara harapan dan kenyataan serta untuk mencari kekurangan sekaligus

untuk menutup kekurangan. Evaluasi kebijakan merupakan penilaian


terhadap serangkaian tindakan yang telah direncanakan, diputuskan, dan

dilakukan dimana tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

kebijakan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai pertimbangan

dalam peninjauan dan peningkatan pelaksanaan kebijakan pada masa


Pramono., (2020)
.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa evaluasi kebijakan publik

merupakan serangkaian kegiatan yang di lakukan dalam rangka mencari

informasi terkait hasil dari implementasi kebijakan secara keseluruhan,

kemudian melakukan penilaian terhadap hasil dari kebijakan tersebut apakah

baik dalam hal pelaksanaan, manfaat untuk di jadikan bahan rekomendasi

untuk kebijakan selanjutnya.evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada

tahap akhir, tetapi juga di lakukan dalam seluruh proses kebijakan.

II.1.3 Evaluasi Program

Evalusi Program memiliki makna khusus apabila Program langsung di

kaitkan dengan evaluasi program maka program di definisikan sebagai suatu

unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari

suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan

terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang


Akbar & Mohi, (2018)

Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan memilih, mengumpulkan,

menganalisis dan menyajikan informasi yang dapat di gunakan sebagai


dasar pengambilan suatu kebijakan atau keputusan mengenai suatu objek.

Evaluasi Program di lakukan untuk mengetahui apakah program telah

berjalan sesuai dengan tujuan program yang telah di tetapkan, atau

bermakna bahwa apakah program yang di canangkan telah terealisasikan


Ambiyar & Muharika, (2019).
atau belum

Dengan demikian dapat di mengerti bahwa Evaluasi Program adalah

penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,

selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan

terhadap implementasi dan efektifitas suatu sistem yang terencana dan

berkesinambungan (program). Pada dasarnya tujuan melakukan evaluasi

program adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu program yang telah

dirancang dan di rencanakan mengarah dalam mencapai tujuan program.

Dengan melakukan Evaluasi Program maka pihak yang terkait dengan

pembuat keputusan memiliki kekuatan dalam memberikan rekomendasi

terhadap pelaksanaan program. Seharusnya sebuah program yang sedang

dilaksanakan mengarah kepada tujuan yang telah dicanangkan baik tujuan

jangka pendek, maupun jangka panjang.

Menurut Akbar & Mohi, (2018) Evaluasi merupakan cara untuk

membuktikan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan dari suatu program,

oleh karena itu pengertian evaluasi sering digunakan untuk menunjukan

tahapan siklus pengelolahan program yang mencakup:


1. Evaluasi pada tahap perencanaan (ex-ante). Pada tahap perencanaan,

evaluasi sering digunakan untuk memilih dan menentukan prioritas dari

berbagai alternative dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (on-going). Pada tahap pelaksanaan,

evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan

program dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

3. Evaluasi pada tahap Pasca Pelaksanaan (ex-post) pada tahap paska

pelaksanaan evalusi ini diarahkan untuk melihat apakah pencapaian

(keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah

pembangunan yang ingin dipecahkan.

Menurut william N dunn, yang di kutup dari Akbar & Mohi, (2018:151)

terdapat lima indikator evaluasi sebagai berikut :

1. Efektivitas, hasil yang diinginkan telah dicapai. Pengukuran efektivitas

lebih fokus pada produk atau layanan yang dihasilkan, serta nilai finansial

yang terkait dengannya. Efektivitas juga memiliki keterkaitan erat dengan

rasionalitas teknis.

2. Kecukupan, sejauh mana hasil yang di inginkan tercapai. Kriteria

kecukupan berpusat pada seberapa kuat hubungan antara opsi kebijakan

dan hasil yang diharapkan.


3. Responsivitas, Merujuk pada kemampuan kebijakan tersebut untuk

memenuhi kebutuhan, preferensi, atau nilai-nilai dari suatu kelompok

masyarakat tertentu.

4. Perataan, biaya manfaat di distribusikan dengan merata kepada

kelompok-kelompok yang berbeda.

5. Ketepatan, hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau

bernilai.

II.1.4 Posyandu

Posyandu adalah program yang pelaksanaannya diserahkan kepada

puskesmas sebagaimana telah di atur dalam


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia P
yang di maksud dengan

Pos Pelayana Terpadu Lanjut Usia yang selanjutnya di sebut Posyandu

Lansia adalah sebuah wadah pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut

usia yang berbasis masyarakat yang di laksanakan secara terpadu dengan

pelayanan kesehatan dan nutrisi serta pemberdayaan masyarakat.

Posyandu merupakan salahsatu upaya strategis dalam neningkatkan

aksebilitas dan kualitas pelayanan kesehatan darsasr di tingkat komunitas.

Program ini juga menjadi sarana penting untuk mendeteksi dini masalah

kesehatan,memberikan intervensi yang tepat dan meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pentingnya suatu kesehatan.

posyandu lansia ini adalah meningkatkan mutu pelayanan terhadap

lansia dan kesehatnnya dan berupaya melakukan pencegahan dan


pendeteksian dini terhadap penyakit lansia sehingga dapat mencapai masa

tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan bermasyarakat


Roza & Magriasti, (2020)
.

Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut dibutuhkan partisipasi aktif

beberapa komponen berikut bahkan menjadi kunci penentu keberhasilan

seperti organiasasi formal, kebutuhan, pendanaan, kebijakan, profesional,

data dan informasi kesejahteraan sosial dan partisipasi masyarakat. Menurut


Gustin & Rosantri, (2017)
kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan

baik akan memberikan kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan

pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia

lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal.

Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena

selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga

sebagai penggerak masyarakat untuk dating ke Posyandu dan

Sutarjo, (2017)
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat . Berjalan

dengan baik akan memberikan kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan

pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia

lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal.

II.1.5 Lanjut Usia (Lansia)

Lanjut usia merupakan seorang yang telah mencapai usia yaitu Lansia

muda: 60-69 tahun, Lansia madya: 70-79 tahun, Lansia tua: 80 tahun, tahun
keatas.semakin bertambahnya usia tubuh semakin rentang mengalami

ganguan kesehatan karena menurunya fungsi-fungsi organ sehingga lansia

harus memiliki manajemen yang tepat dalam menjaga kesehatannya


Kusumo, (2022)
.

Beberapa bentuk perubahan pada lansia menurut Kusumo, (2022)

adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya fungsi pendengaran seperti suara terdengar tidak jelas,

kata-kata sulit di mengerti

2. Menurunnya fungsi penglihatan

3. Kulit lansia menjadi kendur, krting, berkerut, kulit kekurangan cairan

sehingga menjadi tipis dan berbercak

4. Menurunnya kekuatan tubuh dan keseimbangan tubuh, kepadatan tulang

lansia berkurang, sendih lebih rentang mengalami gesekan, struktur otot

mengalami penuaan

5. Perubahan fungsi pernafasan dan kardiovakular

6. Kehilangan gigi, indara pengecap dan penciuman menurun, tidak mudah

merasa lapar,mudah diare,sembelit dan kambuh.

Menurut Latumahina et al., (2022) Posyandu Lansia merupakan pos

pelayanaan terpadu yang ditujukan kepada masyarakat lanjut usia pada

suatu wilayah tertentu agar mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan

dengan baik. Perencanaan pelayanan kesehatan harus di rancang

berdasarkan kondisi lansia dan pola pelayanan yang dibutuhkan, mengacu


pada pilihan sarana pelayanan kesehatan yang diakses lanjut usia dalam
Sutarjo, (2017)
mencari pengobatan .

Sebagai sasaran pelayanan kesehatan, yang harus diperhatikan pada

lansia adalah bahwa penyakit kronis dan kecacatan di usia tua

mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan dan merupakan tantangan

bagi keluarga, masyarakat, dan pemerintah secara nasional.

II.1.6 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Tahapan merupakan serangkaian langkah atau suatu proses yang

akan di lakukan untuk menunjang keberhasialan suatu program yang akan di

laksanakan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Tahapan dapat berupa

langkah-langkah yang yang perlu di perhatikan yang dimana di lakukan

sesjui dengan urutan prosedur yang di ikuti untuk mencapai hasil yang di

inginkan.

Di dalam Posyandu lansia melibatkan beberapa tahap utama yaitu :

1. Identifikasi sasaran, yang dimana dilakukan pendataan langsung dari

posyandu lansia yang termasuk di kreteria lansia adalah kelompokpra

usia lanjut 45-59 tahun, kelompok usia lanjut 60-69 tahun, dan kelompok

usia lanjut dengan resiko tinggi 70 tahun ke atas

2. Pembinaan kader kesehatan,di dalam kegiatan posyandu lanjut usia

petugas kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar melakukan

pembinaan pada kader kesehatan


3. Pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan kesehatan di posbindu (Pos

mpembinaan terpadu penyakit tidak menular)

4. Pemeriksaan dasar, tahapan ini di lakukan untuk pemeriksaan darah

untuk menjaga keseimbangan metabolik lanjut usia seperti pemeriksaan

gula darah, kolestrol, asamurat, vitamin D dan sebagainya.

Pelaksanaan dalam tahapan kegiatan posyandu ada beberapa yaitu :

1. Perencanaan, tahap awal dimana di lakukan kegiatan perencanan

kegiatan,termasuk penentuan waktu,tempat, dan agenda kegiatan yang

akan di lakukan.

2. Pendataan, lansia yang akan menjadi peserta posyandu di data untuk

mengetahui jumlah peserta dan kebutuhan mereka.

3. Pengorganisasian, persiapan tempat hyang akan di gunakan, tenaga

kesehatan,dan serta perlengkapan medis yang di butuhkan untuk

kegiatan.

4. Pelaksanaan, meliputi pemeriksaan rutin, penyuluhan tentang pola hidup

sehat, serta memberikan layanan kesehatan yang memadai dan terjamin

serta yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan lansia.

Dalam melaksanakan posyandu lanjut usia beberapa kepengurusan

tugas dan fungsinya masing-masing yang di anjurkan adalah sebagai

berikut :
1. Ketua posyandu, bertugas untuk bertanggung jawab terhadap semua

kegiatan yang di lakukan dalam program psyandu tersebut seta

bertanggung jawab dalam kerjasama dengan semua kader dalam

melaksanan mutu pelaksanaan posyandu.

2. Sekretaris, bertugas untuk mencatat semua aktivitas perencanaan

pemantauan serta pengendalian posyandu.

3. Bendahara Bertugas untuk pencatatan pemasukan dan pengeluaran

serta pelaporan yang masuk di dalm keuangan posyandu.

4. Kader sebanyak 5 ( lima ) orang

a) Meja 1 tempat pendaftaran

b) Meja 2 tempat pencatatan pengukuran tinggi badan dan berat badan

c) Meja 3 tempat dimana melakukan proses pemeriksaan dan

pengobatan sederhana.

d) Meja 4 tempat dimana melakukan konseling seperti kesehatan gizi

e) Meja 5 tempat memberikan suatu informasi dan serta melakukan

kegiatan sosial seperti pemberian makan tambahan dan lain

sebagianya.

II.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 pnelitian terdahulu


Tujuan
Nama judul persamaan Perbedaan
penelitian

Yuli Roza, Efektivitas bertujuan Persamaan Yang menjadi


dan Lnce Penyelenggara untuk yaitu Perbedaan
Magriasti an Program mengetahui berfokus terletak pada
(2020) Posyandu seberapa pada teori yang
Lansia di efektif pelaksanaan gunakan
Wilayah Kerja pelaksanaan program Disetiap
Puskesmas program posyandu pembahasan
Jua Gaek posyandu lansia
Kecamatan lansia di
Gunung Talang wilayah kerja
Kabupaten
Solok
Widodo, Evaluasi untuk Persamaan Perbedaan
Candra, & program mengetahui dalam pada
Elmasefira posyandu Evaluasi penelitian ini penelitiaan ini
(2020) lansia di Program yaitu terletak pada
wilayah kerja Posyandu mengevaluasi lokasi
puskesmas Lansia di program penelitian
harapan raya Wilayah Kerja posyandu serta
kec.bukit raya Puskesmas lansia penggunaan
kota pekan teori yang di
baru tahun gunakan.
2019
Vella Sari Evaluasi mengevaluasi Persaamaany Yang menjadi
Dewi, Erna Program program a yaitu pembeda
Qomariyah Posyandu posyandu terletak pada yaitu terletak
,& Ninik Lansia Di lansia dan metode yang pada lokasi
Endang Desa Pure mengidentifika di gunakan dan waktu
Purwati Kecamatan si faktor-faktor yaitu metode penelitian.
(2023) Wakorumba yang kualitatif
Selatan menghambat
Kabupaten pelaksanaan
Muna evaluasi
program
Daryanto & Pemberdayaa meningkatkan persamaanya perbedaanya
Sari (2021) n Kader Peran Serta yaitu sama- yaitu terletak
Posyandu Masyarakat sama di
Lansia dalam khususnya bertujuan pembahasan
Deteksi Dini kader pos meningkatka- nya dimana
Risiko dan yandu lansia n peran serta bervokus
Pencegahan dalam Deteksi masyarakat pada
Depresi pada Dini resiko dan dalam pemberdayaa
Lanjut Usia di gejala serta menjalankan -n kader
Desa pencegahan program sedangkan
Penyengat Depresi pada posyandu dalam
Olak Muaro Lanjut usia lanjut usia penelitian ini
Jambi berfokus
pada evaluasi
program
posyandu.
Latumahin Peran untuk Menjadi pembahasan
a et al Posyandu mengetahui persaamaann penelitian yg
(2022) Lansia kondisi ya yaitu berfokus di
Terhadap kesejahteraan membahas peranan
Kesejahteraan lansia dan posyandu posyandu
Para Lansia di telah lansia dalam sedangkan
Desa mendapatkan pelayanan penelitian ini
Ihamahu, Kec. pelayanan kepada lansia bervokus
Saparua pada pada
Timur, Kab. posyandu evaluasi.
Maluku Tengah lansia
II.3 Kerangka pemikiran

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004

tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

Yang menjadi landasan untuk menjalankan program posyandu lanjutan usia

secara maksimal untuk melayani masyarakat secara nyaman.

Evaluasi program di gunakan untuk menilai suatu permasalahan yang

ada. Permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu kurangnya

partisipasi masyarakat dalam mengikuti Porogram Posyandu Lansia,

kurangnya sosialisasi yang di lakukan oleh pelaksana posyandu kepada

masyarakat, kiurangnya penyuluhan kesehatan,kunjungan rumah dan

kurangnya sarana dan prasarana di dalam Program Posyandu Lansia Di

Puskesmas Toari.

Dapat di lihat dari dampak suatu program atau kegiatan untuk

mengukur berjalanya program tersebut untuk mencapai tujuan yang di

inginakan dalam memberikan kualitas pelayanannya. Berdasarkan yang di


Akbar & Mohi, (2018:151)
katakan william N dunn, yang di kutup dari

terdapat lima indikator evaluasi sebagai berikut :

1. Efektivitas, hasil yang diinginkan telah dicapai.

2. Kecukupan,seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

memecahkan masalah.
3. Responsivitas, Merujuk pada kemampuan kebijakan tersebut untuk

memenuhi kebutuhan, preferensi, atau nilai-nilai dari suatu kelompok

masyarakat tertentu.

4. Perataan, biaya manfaat didistribusikan dengan merata kepada

kelompok-kelompok yang berbeda.

5. Ketepatan, hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau

bernilai.

Kerangka pemikiran penelitian ini di tuangakan ke dalam bagan

kerangka pikir sebagai berikut :

Pemerintah Republik Indonesia Nomor


43 Tahun 2004 tentang pelaksanaan
upaya peningkatan kesejahteraan sosial
Evaluasi program lanjut usia.
menurut william N
dunn, yang di kutup 1. pelayanan kesehatan yang merata
dari 2. terjangkau
Akbar & Mohi, (2018:151)
3. berkualitas
1. Evektifitas 4. berkelanjutan bagi para lansia.
2. Kecukupan
Aspek-aspek yang mencakupi :
3. Responsivitas
4. Perataan 1. aksesibilitas
2. ketersediaan tenaga medis yang

gambar 2.1 kerangka pemikiran

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan Penelitian

Menurut Hardani, (2020) mendefinisikan Metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi sebagaimana

adanya dan bukan sebagaimana seharusnya, dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Secara umum, penelitian merupakan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan dan memecahkan permasalahan yang ada. Penelitian berisikan

serangkaian upaya dengan tata cara yang tersusun secara sistematis dan
bertujuan untuk memecahkan permasalahan serta melaporkan hasil

penelitian.

Berdasarkan judul penelitan yakni, Evaluasi Pogram Posyandu Lanjut

Usia (lansia) Di Puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten Kolaka,

Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif di guanakan untuk dapat memahami dalam

fenomena di dalam mengevaluasi program posyandu lanjut usia dan

bertujuan untuk mengembangkan konsep pada masalah-masalah yang di

hadapi serta mengembangkan pemahaman akan dari satu atau lebih

fenomena yang akan di hadapi untuk mendapatkan hasil yang di inginkan

sesuai dengan fakta mengenai Evaluasi Pogram Posyandu Lanjut Usia.

III.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitin

Berdasarkan judul yang di angkat oleh penulis yaitu ”Evaluasi Pogram

Posyandu Lanjut Usia ( lansia) Di PuskesmasToari Kabupaten Kolaka” maka

lokasi penelitian ini di laksanakan di wilayah kerja puskesmas Desa Toari

Kecematan Toari Kabupaten Kolaka di karenakan peneliti menemukan

suatu permasalahan atau fenomena yang terjadi di lokasi tersebut.

2. Waktu penelitian

waktu yang di butuhakan dalam penelitian ini adalah tiga bulan di

Puskesmas Toari, Kecematan Toari, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi


Tenggara.

III.3 Fokus Penelitian

fokus penelitian ini merupakan batasan masalah yang dimana sesuai

dengan rumusan masalah yang telah di jabarkan. Yaitu Evaluasi Program

Posyandu Lansia (Lansia) Di Puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten

Kolaka. Yang dimana untuk mengukur kevektifitasnya, Menurut william N


Akbar & Mohi, (2018:151)
dunn, yang di kutup dalam terdapat lima indikator

evaluasi sebagai berikut :

1. Evektivitas

Terlaksananya program posyandu lansia di Puskesmas Toari di lihat

dari partisipasi lansia serta sesuai dengan sasaran dan tujuan Program

Posyandu Lansia tersebut.

2. Kecukupan

Kebijakan posyandu lansia mampu mengatasi permasalahan kesehatan

yang di alami lansia.

3. Resposivitas

program posyandu lansia ini dapat berhasil mencegah dan mengurangi

masalah kesehan yang di alami lansia, serta sejauh mana program tersebut

bisa mewujudkan kebutuhan kesehatan masyarakat.

4. Perataan

Program lansia dilakukan secara menyeluruh dan merata untuk

mencegah dan mengatasi permasalahan yang di hadapi lansia


5. Ketetapan

Program posyandu lansia berjalan sesuai dengan ketetapan kebijakan

yang berlaku.

III.4 Informan Penelitian

Informan di dalam penelitian merupakana individu atau kelompok

yang memberikan informasih atau data kepada peneliti. sehinga data yang di

peroleh jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan maupun

ketererangan. Mereka dapat di wawancarai, di observasi, atau di minta untuk

mengisi kuesioner sebagai bagian dari proses pengumpulan data penelitian.


Rasyid, (2022)
informan atau partisipan dalam penelitian adalah kasus atau

individu yang kaya informasi, dengan tetap mempertimbangkan

ketersediannya, mudah tidaknya di dapat atau ditemui, serta biaya yang di

butuhkan. Adapun yang akan menjadi informan di dalam penelitian ini adalah

1. Kepala puskesmas atau yang mewakili

2. Penanggung jawab program posyandu atau yang mewakili

3. Perawat puskesmas posyandu lansia atau yang mewakili

4. Perwakilan keluarga lansia

5. Perwakilan masyarakat lansia.

III.5 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan di dalam penelitian ini yaitu jenis data

kualitatif dan menggunakan sumber data primer dan sekunder Menurut


Nugrahani, (2014) sebagai berikut :

1. Data Primer adalah sumber data yang memuat data utama yakni data

yang diperoleh secara langsung di lapangan, misalnya narasumber atau

informant.

2. data sekunder merupakan sumber data tambahan yang diambil tidak

secara langsung di lapangan, melainkan dari sumber yang sudah dibuat

orang lain, misalnya: buku, dokumen, foto, dan statistik.

III.6 Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian terdapat beberapa teknik untuk mengumpilkan

data di antaranya yaitu melalui wawancara, obserfasi, dana dokumentasi.

1. Observasi

Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah

mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti. dan teknik pengumpulan

data pabila (1) sesuai dengan tujuan penelitian (2) direncanakan dan dicatat

secara sistematis, dan (3) dapat dikontrol keadaannya (reliabilitasnya) dan


Hardani et al, (2020)
kesahihannya (validitasnya) .

Di dalam penelitian ini observasi di lakukan peneliti terlebih dahulu

meninjau ke lokasi ataupun tempat yang ingin diteliti, yaitu di Posyandu

lanjut Usia (lansia) di Puskesmas Toari Kecematan Toari Kabupaten Kolaka.

2. Wawancara

wawancara mendalam merupakan teknik penggalian data yang utama

yang sangat memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang


sebanyak-banyaknya, yang lengkap, dan mendalam Nugrahani, (2014).

Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui wawancara di

lakukan agar peneliti mendapatkan data dan informasi yang di inginkan

sesuai dengan kejadian yang terjadi di lapangan.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data


Hardani et al, (2020)
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen . Penelitian

dengan ini menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data dan

bukti yang dimana akan mempermudah peneliti untuk mendapatkan suatu

data agar informasi yang di dapatkan atau di peroleh sesui dengan fakta

yang terjadi di lapangan.

III.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di


Hardani et al, (2020)
informasikan kepada orang lain .

Menurut Hardani et al., (2020) . Di dalam penelitian kualitatif ada tiga

alur kegiatan yaitu :

1. Reduksi Data Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi

deskriptif kualitatif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif

juga besifat deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik dalam
penelitian kualitatif. Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari

kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan informas

2. Penyajian Data Penyajian yang dimaksud Miles dan Huberman,

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling

sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk

teks naratif. Teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian dan

bukan simultan, tersusun kurang baik, dan sangat berlebihan.

3. penarikan simpulan dan verifikasi, Simpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Ainiah, A. & Hayat. (2021). Implementasi Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Rw I Kelurahan

Polowijen (Studi Kasus Pada Pos Pelayanan Terpadu Lansia Kelurahan Polowijen Kecamatan

Blimbing Kota Malang). Inovasi Penelitian, 1(12), 2861.

Akbar & Mohi. (2018). Studi Evaluasi Kebijakan (Evaluasi Beberapa Kebijakan di

Indonesia (Penyunting: Mira Mirnawati dan Yulin Kamumu Penata Letak: Yulin

Kamumu Sampul: Abdul Hanan Nugraha, Ed.; Vol. 4).

Asiah, N., Putra, H. A., & Surya, R. S. (2021). Pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) Lansia Oleh Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Seulimeum

Kabupaten Aceh Besar. In Jurnal Biology Education Vol. 9.


Didah, A. D. B. , S. A. N. (2020). Upaya Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Di

Desa Cijeruk Kecematan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Kreativitas

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Fransina Latumahina 1Yali. J. Istia.2Ellisabeth. C. Tahapary, 2Veronica. C.

Anthony,2Venty. J. Soselisa,dan 3Zandra Solissa. (2022). Peran Posyandu

Lansia Terhadap Kesejahteraan Para Lansia di (Vol. 6).

Kasma, Y., Ayumar, A., Nur, K., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (2019). Evaluasi

Pelaksanaan Program Posyandu Lansia Di Puskesmas Batua Kota Makassar.

Jurnal Mitrasehat, 9, 451.

Maria, O., Repi, D., Ratu, J., Oematan, G., Roga, A. U., Studi, P., & Masyarakat, K.

(2023). Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Lansi Di Kecematan Nunpene.

Ners, 7. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners.

Widodo, M., Candra, L., Elmasefira, E., & Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang

Tuah Pekanbaru, P. (2020). Evaluasi Program Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Harapan Raya Kec. Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2019. 4(1).

Rahmi Kurnia Gustin & Ella Rosantri. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu

Lansia di Puskesmas Kumanis Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

Tahun 2016 Evaluation Of The Program Implementation Of Elderly Posyandu In

Kumanis Health Center Sumpur Kudus Districts Sijunjung Regency 2016 Rahmi

Kurnia Gustin*), Ella Rosantri*). In Jurnal Kesehatan Prima Nusantara (Vol. 8,

Issue 2).
Rizqi, L. M., Muchsin, S., & Abidin, A. Z. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Kurangnya

Minat Lansia Terhadap Pelayanan Posyandu Lansia Kresna 1 di Pondok

kesehatan Desa (Ponkesdes) (Studi Kasus Pada Posyandu Lansia Kresna 1

Desa Kedok Kecamatan Turen Kabupaten Malang). Jurnal Respon Publik,

13(3), 96–102.

Roza, Y. dan M. (2020). Efektivitas Penyelenggaraan Program Posyandu Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Jua Gaek Kecamatan Gunung Talang Kabupaten

Solok. Teori Dan Praktek Administrasi Publik, 9(1), 26–32.

Tuwu, D., & La Tarifu. (2023). Implementasi Program Posyandu Lansia Untuk Menjaga

Kesehatan Lanjut Usia. Journal Publicuho, 6(1), 20–29.

https://doi.org/10.35817/publicuho.v6i1.72

Hardani, A. A. F. U. U. S. I. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif: (Husnu

Abadi, Ed.). Yogyakarta:CV. Pustaka Ilmu.

Joko Pramono. S. Sos., M. (2020). Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan Publik (Dr.

Sutoyo, M.Pd,). Surakarta:UNISRI Press.

Fathor Rasyid. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Teori, Metode,

Dan Praktek (A. L. Fathor Rasyid, Ed.). Jawa Timur:IAIN Kediri Press.

Ambiyar & Muharika. (2019). Metodologi Penelitian Evaluasi Program.

Bandung:Alfabeta.

anggara. (2018). Kebijakan Publik. Bandung : (pustaka setia).


khaidir, A. (2017). Pengantar Analisis Kebijakan Publik dan implementasinya dalam

bidang pendidikan (B. U. Profesor in Education Leadership and Policy Studies

Indiana University, Ed.; Sutton,Margared). Padang : Teknologi dan Pendidikan

Tinggi

Kusumo. (2022). Buku Lansia. Yokyakarta : Lembaqga Penelitian,Publikasi, Dan

Pengabdian.

Patarai. (2020). Kebijakan Publik Daerah Posisi Dan Dimensinya Dalam Perspektif

Desentralisasi Kebijakan (Imbaruddin & Padindang, Ed.; Mono Goenawan).

Makassar :De La macca

Nugrahani. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta.

Sukarman, P. B. I. A. F. E. purnama K. wiwin N. W. A. S. A. H. S. D. S. A. D. S. R. M.

(2022). Kebijakan Publik. www.globaleksekutifteknologi.co.id . Padang : PT.

Global Eksekutif Teknologi Anggota IKAPI

Sutarjo. (2017). Profil Kesehatan Indonesia (M. K. Y. S. M. S. B. H. S. S. M. T. S. S. M.

K. drg. Rudy Kurniawan). Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Maulana,& Nugroho (2019). Kebijakan Publik Cara Mudah Memahami Kebijakan Publik

(Khaeruman, Ed.). Serang Banten : CV. AA. RIZK

UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Tentang Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 7 Tahun 2022.


Peraturan Menteri Kesehatan Rrpoblik Indonesia nomor 25 tahun 2016 Tentang

Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang pelaksanaan

upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai