Anda di halaman 1dari 13

KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Keperawatan Komunitas 1

Diampuh oleh Dosen : S. Taurina, Ns. M.Kep.

oleh :
Kelompok 4

1. Astitin(2031800049)
2. Sulis cahya andini(2031800042)
3. Emelya Yuliana S.Ef(2031800020)
4. Prieta Lufiah puteri R(1931800024)
5. Vidiya khoirun nisa(1831800030)
6. Cipta frendy pangestu(2031800003)

SI KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON- PROBOLINGGO
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, dipanjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
sehingga makalah tentang “Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia” ini dapat diselesaikan.

Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin. Dan kami sampaikan kepada dosen S.
Taurina, Ns. M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas 1
S1 Keperawatan Universitas Nurul Jadid, yang sudah memberikan tugas tentang “Konsep
Pembangunan Kesehatan Indonesia” dan kepada teman satu kelompok ataupun pihak lain yang ikut
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, tentu masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata diharapkan semoga makalah tentang “Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia” ini,
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca, mahasiswa khususnya.

Probolinggo,20 oktober 2022


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................... .........

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... ...............

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulis ..........................................................................................
BAB II  PEMBAHASAN................................................................................. .....

2.1 Konsep Perkembangan Indonesia dalam penitian keperawatan

A. Definisi Kesehatan...............................................................................................................
B. Pengertian Sehat dan Kesehatan Masyarakat.......................................................................
C. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat.................................................................................
D. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan Masyarakat
di Indonesia……………………………………………………………………………………………………………………
E. Pilar Indonesia sehat…………………………………………………………………………………………………….
F. Tren dan isu pembangunan kesehatan………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP......................................................................................... ....

A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong
dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah
perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko
penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya
guna yang tersebar secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis. Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia
masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan
penduduk Indonesia memang belum memuaskan.Menyadari bahwa tercapainya tujuan
pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka
menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan
program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait,
pemerintah, swasta dan masayarakat. Keberhasilan""Visi pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah Indonesia sehat 2015. Dalam Indonesia sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah
lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu (Wahit, 2013) :
1. Lingkungan yang bebas dari polusi
2. Tersedianya sumber air bersih
3. Sanitasi lingkungan yang memadai
4. Perumahan dan pemukiman yang sehat .
Terwujudnya kesehatan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai
budaya bangsa. Perilaku masyarakat Indonesia sehat yang diharapkan adalah ( Wahit, 2013) :
1. Bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;
2. Mencegah resiko tejadinya penyakit;
3. Melindungi diri dari ancaman sakit
4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, pada masa depan diharapkan masyarakat mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi.
Pelayanan kesehatan yang bermutu yang dimaksudkan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan pengguna jasa, serta diselenggarakan sesuai dengan standard an etika profesi ( Wahit,
2013).

MISI
Untuk mencapai visi diatas, disusunlah misi pembangunan kesehatan sebagai berikut Wahit, 2013)
;
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja sector kesehatan saja, tetapi sangat
dipengaruhi oleh hasil kerja serta kontribusi""positif berbagai sector kesehatan saja, tetapi
sangat dipengaruhi oleh hasil kerja , tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta
kontribusi positif berbagai sector pembangunan lainnya.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggung jawab
bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah, dan swasta. Jika hanya mengandalkan
pemerintah tanpa kesedaran indivud dan masyarakat untuk menjaga kesehatannya, maka tujuan
Indonesia sehat 2010 tidak akan tercapai. Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk
memilih serta mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
program pembangunan kesehatan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
Salah satu tanggung jawab sector kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tidak semat-mata berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan peran serta aktif
segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi peran swasta dengan sebesar-besarnya.
4. Memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Tugas utama sector kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan
segenap warga negaranya, yaitu: setiap individu, keluarga, dan masyarakat Indonesia, tanpa
meninggalkan upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Untuk terselengaranya
upaya tersebut, penyelengaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat
prmotif dan preventif, yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative .

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kesehatan ?
2. Pengertian Tentang Sehat dan Kesehatan Masyarakat
3. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat
4. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
5. Pilar Indonesia sehat
6. Tren dan isu pembangunan kesehatan
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui apa definisi kesehatan
2. untuk mengetahui tenteang sehat dan kesehatan masyarakat
3. untuk mengetahui Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat
4. untuk mengetahui Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia
5. untuk mengetahui bagaimana Pilar Indonesia sehat
6. untuk mengetahui Trend an isu pembnangunan kesehatan

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Konsep dalam Pembangunan kesehatan indonesia penitian keperawatan


A. Definisi kesehatan
secara umum, pengertian kesehatan yaitu suatu kondisi atau keadaan secara umum
seseorang dri segi semua aspek. dalam pengertian kesehatn ini dimaksudkan yaitu tingkat
keefisiensinan dan fungsional dengan atau metabolismme dari suatu organisme dan juga termasyk
manusia .
pengertian kesehatan juga diungkapkan oleh organisasikesehatan Dunia atau WHO pada
piagam ottawa yang didedikasikan untuk promosi kesehatan pada tahun 1986. pada saat itu,
organisasi kesehatan Dunia (WHO) tersebut menyatakan bahwa kesehatan bukan tujuan dari hidup
melainkan sumber daya untuk hidup sehari-hari .
kemudian pengertian kesehatan juga merupakan suatu keadaan atau kondisi dari jiwa dan
raga serta juga sosial yang dapat menjadikan seseorang dengan kehidupannya yang produktif baik
dari segi ekonomi maupun dari segi kehidupan sosial.

A. Pengertian Tentang Sehat dan Kesehatan Masyarakat


Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh United Nation Development
Program setiap tahunnya, menempatkan Indonesia pada ranking yang ke 105 di antara 180 negara
di dunia (1999). Saat ini Indonesia berada di ranking ke 110 di antara 162 negara (2002).
Sedangkan Vietnam yang pada tahun 1995 berada di ranking ke 117, Sekarang berada di ranking
ke 95 di antara 162 negara 4. HDI Vietnam saat ini lebih baik dari Indonesia.
Ada 3 (tiga) domain utama yang dinilai pada HDI tersebut di atas, yaitu: 1. Kesehatan,
diurutan pertama, 2. Pendidikan, diurutan kedua, dan 3. Ekonomi, diurutan ketiga. Meskipun
sesungguhnya ketiga domain tersebut saling berinteraksi dan berinterrelasi satu dengan yang
lainnya. Dapat dimengerti bahwa, tanpa kesehatan yang baik, pendidikan tidak mungkin dapat
berjalan dengan baik, tanpa kesehatan yang baik dan pendidikan yang baik mustahil ekonomi
keluarga masyarakat dapat membaik pula.
Di pihak lain, “konsep kesehatan” yang selama ini “seakan-akan” masih dikonotasikan oleh
sementara masyarakat banyak dan para pengambil keputusan, dan tidak jarang oleh masyarakat
kesehatan / kedokteran sendiri, masih sebagai sebuah “konsep sakit”. Apabila telah jatuh “sakit”,
barulah kemudian mereka memikirkan tentang “sehat”. “Orang Sakit” adalah obyek program
kesehatan. Proyek bagi pemasukan kas negara atau daerah. Masih sering diidentikkan atau
dibayangkan bahwa “kesehatan” dan “pelayanan kesehatan” untuk masyarakat adalah semata-mata
pelayanan “Rumah Sakit”, atau “Puskesmas” yang sarat dengan orang sakit yang akan di operasi
jantung, atau penderita diabetes, darah tinggi, penyakit paru / asthma / tb, pilek atau kudisan .

B.Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul / berinteraksi. Kesatuan hidup
manusia berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. Sehat adalah suatu""Indicator yang berhubungan dengan derajat
kesehatan masyarakat.
1. Indicator menurut system kesehatan nasional ( yang diambil dari 12 indikator menurut H.L
Blum) (wahit, 2013).
a. Life span, yaitu lamanya usia harapan hidup untuk hidup dari masyarakat, atau dapat
juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan kerena mati tua.
b. Disease or infirmity, yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari
masyarakat.
c. Discomfort or illness, yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatic
kejiwaan, maupun social dari dirinya.""Disability or incapacity, yaitu ketidakmampuan
seseorang dalam masayrakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peran
sosialnya karena sakit.
e. Participation in health care, yaitu kemampuan dan kemauan masyararakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya agar selalu dalam keadaan sehat.
f. Health behavior, yaitu prilaku nyata dari anggota masyarakat yang secara langsung
berkaitan dengan kesehatan.
g. Ecologic behavior. Yaitu prilaku masyarakat terhadap lingkungan hidupnya, terhadap
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem
h. Social behavior, yaitu prilaku anggota masyarakat terhadap sesame, keluarga,
komunitas dan bangsanya.
i. Interpersonal relationship, yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap
sesamanya.
j. Reserve or positive health, yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit,
atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatic, kejiwaan
dan social.
e. External satisfaction, yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
sosialnya, meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi, dan sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
f. Internal satisfaction, yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendri.

2. Indicator secara umum yang akan dicapai ( kemenkes, 2015)


a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per10.000 kelahiran hidup (SP 2010), 364
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup""
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup."
C .Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta pembiayaan kegiatan promotif, preventif.
d. Meningkatnya upaya peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat"

"Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness)dan perlindungan masyarakat


terhadap risiko social dan finansial dibidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah :

1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki
jaminan kesehatan, dari 37 % menjadi 10%.
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00."
"Indicator sehat menurut WHO :
a. Indicator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan masyarakat, yang
meliputi:
" Indicator komprehensif, yaitu angka kasar / CDR ( crude date rate) menurun, rasio
angka kematian (mortalitas) proporsional menurun, dan usia harapan hidup
meningkat. Indicator spesifik, yaitu angka kematian ibu dan anak menurun, angka
kematian karena penyakit menular menurun, serta angka kelahiran menurun.
b. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi:
Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang; Distribusi tenaga
kesehatan merata;? Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lain; ? Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan di
antarannya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, poliklinik, dan pelayanan
kesehatan lainnya.

C. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Beberapa fakor penyebab terjadinya masalah-masalah kesehatan masyarakat Di Indonesia adalah


sebagai berikut ( Wahit, 2013) ;
1. Faktor lingkungan
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan .
b. Kurangnya sebagian besat rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Factor perilaku dan gaya hidup masyarakat
a. Masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang dapat merugikan kesehatan .
b. Adat istiadat yang kurang, atau bahkan yang tidak menunjang kesehatan .
3. Factor social ekonomi
a. Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.
b. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Penghasilan sebagian masih rendah dan pengangguran.
d. Kemiskinan .
"Factor system pelayanan
a . Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh.
b. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada upaya kuratif.
c. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.
E. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia .

Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi ( Kemenkes, 2015) :

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan


lanjut usia yang berkualitas.
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi
dan alat kesehatan.
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu ssumber daya manusia
kesehatan.
9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
10. Menguatkan managemen, penilaian pengembangan dan system informasi.
11. Memantapkan pelayanan system jaminan social nasional bidang kesehatan.
12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan."
D. Pilar Indonesia sehat
Sebelumnya terdapat Tiga pilar yang diperlukan demi terwujudnya Indonesia sehat 2010 antara lain
sebagai berikut :
1. Lingkungan sehat
2. Prilaku sehat
3. Pelayanan kesehatan
Untuk program kementrian kesehatan periode 2015-2019 melalui program Indonesia sehat dengan
tiga pilar, yaitu :
1. Paragdima sehat
Paragdima sehat dilakukan dengan strategis pengutamakan kesehatan dalam
pembangunan kesehatan, penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat
2. Penguatan pelayanan kesehatan
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi system rujukan dan pendekatan continuum of care, intervensi
berbasis risiko kesehatan.
3. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN)
JKN melalui kartu Indonesia sehat, dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit, serta kendali mutu dan kendali biaya."

E. Tren dan isu pembangunan kesehatan

Dalam membahas topic trend dan isu pembangunan kesehatan, tidak terlepas dari peran
daerah di era globalisasi dan bidang kesehatan. Undang-undang no.22 tahun 1999 tentang
pemerintah daerah dan undang-undang no. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah membawa perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan
pemerintah. System pemerintahan berubah menjadi desentralisasi, kewenangan pemerintah yang
selama ini berada di tangan pemerintahan pusat beralih ke pemerintahan daerah (Wahit,2013). Di
era otonomi ini, baik kegiatan birokrasi, administrasi, maupun ekonomi daerah tidak banyak
bergantung pada pemeritahan pusat. Daerah pun dapat menyusun rencana kegiatan pembangunan
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyrakatnya dalam
berbagai aspek, termasuk dibidang kesehatan (Wahit, 2013) Hal ini mengacu kepada:
1. Pasal 11 ayat (2) undang-undang no 22 tahun 1999
2. Pasal 2 ayat (1) peraturan pemerintah (pp) 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

DESENTRALISASI
Undang-Undang No.22 tahun1999 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan pengertian
desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia . Terkait dengan pengertiam tersebut, maka
desentralisasi bidan kesehatan juga penyerahan wewenang oleh pemerintah di bidang kesehatan
kepada daerah otonom, sebagaimana diamankan pada pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No.23
tahun1999 (Wahit,2013).
Peran Pemerintah Daerah :
Undang-Undang No.22 tahun1999 dab PP No.25 tahun 2000 diketahui bahwa daerah terdiri dari
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan tidak mempunyai hubungan hierarki. Kewenangan
daerah provinsi sebagai daerah otonom mencakupwewenang dalam bidang pemerintahan yang
dilimpahkan .
Dalam membahas topic trend dan isu pembangunan kesehatan, tidak terlepas dari peran
daerah di era globalisasi dan bidang kesehatan. Undang-undang no.22 tahun 1999 tentang
pemerintah daerah dan undang-undang no. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah membawa perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan
pemerintah. System pemerintahan berubah menjadi desentralisasi, kewenangan pemerintah yang
selama ini berada di tangan pemerintahan pusat beralih ke pemerintahan daerah (Wahit,2013). Di
era otonomi ini, baik kegiatan birokrasi, administrasi, maupun ekonomi
daerah tidak banyak bergantung pada pemeritahan pusat. Daerah pun dapat menyusun
rencana kegiatan pembangunan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyrakatnya dalam berbagai aspek, termasuk dibidang kesehatan (Wahit, 2013) Hal
ini mengacu kepada :
1. Pasal 11 ayat (2) undang-undang no 22 tahun 1999
2. Pasal 2 ayat (1) peraturan pemerintah (pp) 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Peran Pemerintah Daerah Undang-Undang No.22 tahun1999 dab PP No.25 tahun 2000
diketahui bahwa daerah terdiri dari daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan tidak
mempunyai hubungan hierarki. Kewenangan daerah provinsi sebagai daerah otonom
mencakupwewenang dalam bidang pemerintahan yang dilimpahkan" "kepada gubernur selaku
wakil pemerintah (dekonsentrasi). Kewenangan daerah kabupaten atau kota dalam bidang
kesehatan adalah semua kewenangan diluar kewenangan yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000
(Wahit, 2013).
 Isu Startegi yang terkait dengan desentralisasi Bidang Kesehatan

1. Kelangsungan dan Keselarasan Pembangunan kesehatan Dalam tatana otonomi daerah,


keberhasilan pembangunan nasional dalam bidang kesehatan sangat ditentukan oleh
keberhasilan pembangunan yang diselenggarakan oleh daerah-daerahn. Oleh karena itu,
kelangsungan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan
daerah.

2. ketersediaan dan pemerataan sumber daya tenaga kesehatan pelayanan kesehatan adalah
pelayanan jasa yang tidak terpisahkan dengan sumber daya tenaga. Ketersediaan dan
pemerataan pelayanan kesehatan akan terkait dengan ketersediaan dan pemerataan sumber
daya tenaga.
3. Kecukupan dalam Pembiayaan Kesehatan Pada dasarnya, pembangunan kesehatan harus
dilaksakan bersama atas pemerintah, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat dalam
hal pembiayaan kesehatan. Untuk itu, Pengembangan Jaminan Kesehatan Masyarakat atau
bentuk-bentuk asuransi kesehatan lanyya merupakan indicator bagi peran serta masyarakat
dalam pembiayaan kesehatan saat ini.
4. Keberadaan Prasarana dan Sarana Kesehatan Di era desentralisasi, kepemilikan atas
pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan dilimpahkan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah bagi kelangsuangan kegiatan operasipnal kesehatan. Namun, pengalihan
kepemilikan dan pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan ini tidak menimbulkan
perubahan fungsinya.
5. Kemampuan Manajemen Kesehatan Selain misi, visi, strategi, serta sumberdaya
keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah sangat dipengaruhi oleh kemampuan
manajemen kesehatan dari aparatur kesehatan itu sendiri. Kemampuan manajemen ini
meliputi kemampuan dalanm perencanaan dan penganggaran kesehatan,""pemantauan dan
evaluasi, serta pengembangan dukunan system informasi (Wahit, 2013).

 Manfaat atau Keuntungan Desentralisasi

1. Memungkinkan pengorganisasian pelayanan kesehatan agar lebih rasional dan terpadu dengan
dasar area geografis dan administrasi, terutama untuk pelayanan kesehatan primer;
2. Keterlibatan dan partisipasi pemerintah kabupaten atau kota akan lebih besar, terutama dalam
hal perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang mendasar dalam wilayah kerjanya .
3. Dapat menekan biaya dan duplikasi pelayanan kesehatan, terutama pada tingkat sekunder atau
tersier dengan cara melibatkan tanggungjawab masyarakat dalam wilayah kerjanya;
4. Kegiatan pelayanan kesehatan pemerintah, non pemerintah , dan swasta lebih terpadu;
5. Meringankan tugas-tugas ruti pemerintah pusat dalam hal perencanaan dam penentuan
kebijakan .
6. Kualitas program kesehatan akan meningkat dengan mengurangi kontol dari pusat, terutama d
dalam hal administrasi .
7. Koordinasi lintas sector semakin baikdengan fasilator pemerintah kabupaten atau kota (Wahit,
2013).

> Kendala Pelaksanaan Desentralisasi


1. Kekhawatiran pemerintah pusat akan kehilangan sumber keuangan dan pengaruh politik .
2. Pemerintah pusat masih meragukan kemampuan administrative dan managemen daerah untuk
dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3. Hambatan aspek keuangan (pembiayaan/pengangaran) di sebagian besar daerah di Indonesia .
4. Peentuan kebijakan serta ketenagakerjaan masih sangat bergantung pada pemerintahan pusat.
5. Adanya anggapan beberapa kabupaten/kota bahwa pelayanan kesehatan dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan asli daerah (PAD) bukan sebagai investasi, sehingga orientasinya masih pada
profil atau material yang dapat diraih dengan cepat .

6. Pemborosan dan inefisiensi dan di sector kesehatan, terutama di tingkat pengambil keputusan
dalam alokasi sumber daya yang mempengaruhi seluruh system kesehatan (Wahit,2013)?
Desentralisasi dengan PP dan permendagri bermasalah bagi daerah Otonomi daerah yang
dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada tiap-tiap daerah untuk mengelola dan mengatur
pemerintahan daerah, ternyata tidak berjala sesuai dengan harapan.campur tangan yang terlalu
jauh melalui peraturan pemerintah ( PP) dan peratura mentri dalam negri (permendagri) telah
mewarnai program-program daerah yang seharusnya mandiri dan otonom (Wahit, 2013)" .

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa""dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatanyang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia. Strategi pembangunan
kesehatanpertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu: memerhatikan rasio tenaga dengan
penduduk; permintaan dan kecenderungan epidemiologi di lapangan; serta determinan yang ada.
Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi dan kondisi daerahnya maka keadaan
geografi dan kepadatan penduduk merupakan factor determinan yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tentang kesehatan disamping determinan yang disebutkan di atas. Ciri daerah yang
sangat bervariasi"pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu: memerhatikan rasio tenaga
dengan penduduk; permintaan dan kecenderungan epidemiologi di lapangan; sertadeterminan yang
ada. Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi dan kondisi daerahnya maka
keadaan geografi dan kepadatan penduduk merupakan factor determinan yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan tentang kesehatan disamping determinan yang disebutkan di atas. Ciri daerah
yang sangat bervariasi" merupakan satu permasalahan tersendiri dalam melakukan perencanaan
tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tidak dapat diperoleh satu formula yang dapat digunakan
untuk semua wilayah Indonesia.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan isi dari makalah ini dapat denagn
mudah dipahami oleh para pembaca sehingga par pembaca dapat mengetahui informasi yang
disampaikan dari penulisan makalah ini. Makalah ini juga dpat dijadikan referensi awal untuk para
mahasiswa yang mencari materi mengenai Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Indonesia Sehat
2014, dan MDGs."merupakan satu permasalahan tersendiri dalam melakukan perencanaan tenaga
kesehatan sehingga kemungkinan tidak dapat diperoleh satu formula yang dapat digunakan untuk
semua wilayah Indonesia.

Daftar Pustaka
Mubarak, Wahit Iqbal, Nurul Chayatin. (2013). Ilmu Keperawatan Komunitas pengantar dan teori.
Jakarta. Salemba Medika Moeloek, Nila F. (2015). Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat diakes
dari www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas.../kemenkes.pdf pada tanggal 17 maret 2015 .
Kementrian kesehatan RI. (2015). Rencana strategis kementrian kesehatan tahun 2009-2019 diakses
dari www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf pada 17 maret 2015"

Anda mungkin juga menyukai