D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 3 :
DOSEN PEMBIMBING ;
Ns. Helmanis Suci, M. Kep
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia- Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas Keperawatan Komunitas I
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
makalah kami selanjutnya, Akhir kata, Penulis menyampaikan terima kasih dan berharap semoga
makalah yang kami susun ini berguna bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1. Latar Belakang............................................................................................................................
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................
3. Tujuan.........................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
1. Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia............................................................................
2. Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah..............................................
3. Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman (TB, AIDS, ISPA, dll)..............
4. Penyakit Menular Pada Manusia.................................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
1. Kesimpulan..................................................................................................................................
2. Saran............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan pada komunitas masih menjadi masalah utama masalah kesehatan masyarakat
didunia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit menular dak tidak menular, penyakit menular
tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan
kerja sama daerah, misalnya antar profinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.
Di berbagai negara, masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian
dari peningkatan kesejatraan rakyatnya. Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di
indonesia adalah penyakit HIV/AIDS, TB Paru, malaria, DBD, diare dan penyakit lainnya. Salah satu
penyakit menular yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah penyakit HIV/AIDS. Jumlah
kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 18.913 (DITJEN PP dan PL kemenkes RI, 2012).
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi peaksanaan yang tergantung
pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan
prinsip tingkat pencegahan- seperti tersebut diatas, sasaran kegiatan di utamakan pada peningkatan derajat
kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilitas lingkungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum mampu memahami program-program kesehatan atau kebijakan dalam menanggulangi
masalah kesehatan komunitas di Indonesia
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
b. Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang
memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas
sektoral dengan upayah yang lebih di arahkan pada peningkatan, pemeliharaan serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan penyakit
1. Faktor Lingkungan
a) Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan membahayakan
kesehatan mereka
b) Adat istiadat yang kurang bahkan tidak menunjang kesehatan
a) Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada bagian provinsi di Indonesia yang
belum mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata
b) Upayah pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi paa upaya kuratif
c) Sarana preasaran belum dapat menunjang pelayanan kesehatan Strategi Dan Program
Pembangunan Kesehatan Diindonesia Pembangunan nasional bernuansa kesehatan Semua
kebijakan pembanguan nasional yang sedang akan diselenggarakan harus memliki wawasan
kesehatan. Artinya program pembangunan nasional harus memberikan konstribusi yang positif
terhadap kesehatan,setidak-tidaknya terdapat dua hal.
Diantaranya:
Dalam penentuan atau perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan atas pertimbangan
kombinasi dari 3 prinsip yaitu: memperhatikan rasio tenaga dengan penduduk permintaan dan
kecenderungan epidemologi dilapangan determinan yang ada
Pelaksanaan otonomi daerah yang luas di seluruh wilayah Indonesia mulai dilakukan setelah
keluarnya UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diubah dengan UU No. 32 tahun 2004 dan perubahan
terakhir dalam UU No. 12 tahun 2008. Pada UU ini diberikan perluasan wewenang kepada pemerintah
setempat untuk menjalani berbagai aktifitas yang selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
Otonomi daerah ini, dari sudut pelayanan public dianggap sebagai usaha untuk mengurangi
haangan birokrasi yang sering menyebabkan pelayanan informasi public memakan masa yang mahal,
dengan demikian pemerintah setempat dikehendaki supaya dapat menyediakan peayanan yang lebih
berkualitas tinggi, dalam arti kata lebih berorientasi kepada aspirasi rakyat.
Badan layanan umum adalah instansi dilingkungan masyarakat yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.
Berdasarkan PP No. 33 tahun 2005 tentang pengelolaan badan keuangan layanan umum, tujuan BLU
adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejatraan umum dan
memcerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuang
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktifitas dan penerapan praktif bisnis yang sehat. Praktik bisnis
yang sehat artinya berdasarkan kaida manejemen yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pertanggung jawaban.
Kebijakan otonomi daerah dan otonomi dibidang kesehatan membawa implikasi terhadap
perubahan sekaligus tantanga bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit salah
satu perubahan yang terjadi didalam pengelolaan rumah sakit adalah berubahnya sistem pengelolaan
keuangan menjadi rumah sakit swadana. Perubahan rumah sakit menjadi swadana baik secara langsung
maupun tidak langsung akan berakibat bergesernya rumah sakit. dari fungsi sosial murni berubah menjadi
fungsi sosioekonomi.
Rumah sakit pemerintah merupakan salah satu unit yang mempunyai keharusan megmbangkan
unit kerjanya semaksiamal dan seoptimal mungkin, banyak cercaan dan makian yang diterimah oleh
rumah sakit pemerintah karena pelambatan dan jeleknya pelayanan, hal ini terjadi dikarenakan adanya
keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit pemerintah khususnya yang berada di dearah Rumah
sakit pemerintah pada saat ini masih banyak yang berbentuk badan hukum swadana. Hal ini sangat
menyulitkan rumah sakit untuk berkembang menjadi lebih baik. Pada rumah sakit yang berbentuk
swadana biasanya manejemen keuangannya sebagian masih disubtitusi oleh pemerintah, namun selain itu
sebenarnya rumah sakit berhak untuk mengelola keuangan atas keuntungan yang didapat dari pelayanan
terhadap masyarakat, namun pada kenyataannya keuntungan yang didapat tidaklah banyak.
Tujuan :
a) Program ini bertujuan menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat penyakit
menular dan tidak menular
b) Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, DBD, TB Paru,
HIV/AIDS, diare dan polio.
c) Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit
metabolic, penyakit kronik dan generative
Sasaran :
1) Presentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebesar 98%
2) Angak Case Detection Rate penyakit TB Paru sebesar 70% dan angka keberhasilan pengobatan
TB di atas 85%
3) Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan >2/100.000 anak usia > 15 tahun
4) Penderita malaria yang diobati sebesar 100% 5) Orang dengan HIV/AIDS mendapat mengobatan
ART sebanyak 100%
Kebijakan pelaksanaan yaitu:
a) Pencegahan dan pemberantasan diarahkan untuk mendorong peran, membangun komitmen dan
menjadi bagian integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan produktif terutama bagi masyarakat rentan dan miskin hingga ke desa.
b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit di selenggarakan melalui penatalaksanaan kasus secara
cepat dan tepat, imunisasi peningkatan periaku hidup bersih dan sehat, serta pengendalian factor
resiko baik diperkotaan dan di pedesaan.
c) Pencegahan dan pemberantasan diarahkan untuk mengmbangkan dan memperkuat jejaringan
surveilans epidemologi dengan focus pemantauan wilayah setempat dan kewasadaan dini guna
mengantisipasi ancamanpenyebaran penyakit antar daerah maupun antar Negara yang melibatkan
masyarakat hingga ke desa.
• Pendidikan kesehatan
1. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabjan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa, genus
plasmodium. Penularan penyakit ini melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang membawa
sporozoid infektif, penularan lainnya adalah melalui transifusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik.
2. HIV/IADS
HIV merupakan sebuah retrovirus yang memiliki genus lentivirus, genus ini memiliki tipe klinis
sepertisumber penyakit infeksi yang kronis, priode laten klinis yang panjang, replikasi virus yang
persisten dan terlibat dalam sistem saraf pusat. Virus ini berbeda dengan virus yang lain karena tubuh
manusia tidak dapat menyingkirkan virus ini. HIV menyebar melalui cairan tubuh dan memiliki cara
khas dalam mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh manusia terutama sel CD4 atau sel-T. AIDS
merupakan stadium ketika sistem imun penderita jelek dan penderita rentan terhadap infeksi yang
dinamakan infeksi oportunistik.
3. Diare
Diare merupakan kondisi yang di tandai dengan encernya tinja dengan frekuensi buang air besar
lebih sering dibandingkan dengan yang biasanya, Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi
makan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, dan parasite. Gejalah delare bermacam-
macam, dimulai dari hanya merasakan sakit perut dengan tinja yang tidak terlau encer hingga ada
yang mengalamikram perut dengan tinja yang dangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan
penderita juga akan mengalami demam dan kram perut hebat..
4. TB Paru
TB merupakan penyakit infeksi spesifik pada manusia dan hewan. Penyebab TB adalah
Mycobacterium tuberculosis. Gejalah umum penderita penyakit ini adalah lemah badan, penurunan
berat badan, peningkatan suhu tubuh, berkeringat malam hari.
5. DBD
Merupakan penyakit demam yang disebabkan oleh virus dari genus flavivirus, yang itu virus
dengue. Vector penularannya adalah nyamuk aedes aegypti, gejalah yang timbul adalah demam, sakit
kepala, nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian, rasa lemah, pendarahan pada kulit. Gejalah
tersebut dapat disertai muntah, diare, kejang, nyeri perut dan pendarahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kesehatan pada komunitas masih menjadi masalah utamah kesehatan masyarakat dunia,
disamping mulai meningkatnya masalah penyakit menular dan tidak menular, Penyakit menular tidak
mengenal batas-batas daerah administrati, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerja
sama antar daerah, misalnya antar profinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.
B. SARAN
Di Indonesia sudah dilakukan peraturan yang mengatur tentang kesehatan seperti pada menurut
permenkes RI No. 128/Menkes/SK/11/2004 puskesmas merupakan unit pelayanan teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan kembangunan kesehatan disuatu wilaya
kerja. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia sangat mengutamakan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sinambela, 2010. Reputasi Pelayanan Publik, Bumi Asraka. Jakarta: salemba medika
Taher, Akmal, dkk, 2016. Pedoman Umum Progra Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
JAKARTA: Kementrian Kesehatan RI
Tim Redaksi Tata Nusa (2001). Petunjuk peraturan perundang-undangan Indonesia 1945- 2000, Jakarta:
Tata Nusa.