DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. LEDIA RESTIPA, M.Kep
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
Hidayah Nya, sehingga saya dapat penyelesaikan tugasn ini. Yang mana tugas ini bertopikan
tentang Amenore.Kami sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing kami yang
senantiasamemberikan arahan dalam penyusunan tugas ini. Dan kami pula berterima
kasihkepada Orang Tua kami yang selalu tak henti-hentinya memberikan Support dan
Dukungannya. Serta kami pula berterima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi
dalam memberikan pendapat, kritikan dan saran dalam pembuatan tugas ini. Kami berharap
tugas ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan pembaca, semoga tugas ini dapat membatu kita
memahami tentang Amenore. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
2. Tujuan Penulisan
- Tujuan Umum Mahasiswa keperawatan mampu memahami konsep dasar medis terhadap
dasargenetika fungsional amenore.
3. Manfaat Penulisan
- Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan tentang Keperawatan Maternitas dan Amenorea
-Bagi Pembaca Memberikan wawasan Amenorea. Serta dapat menambah dan meningkatkan
wawasan pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan Maternitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI AMENORRHEA
Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus Menstruasi ialah jarakantara tanggal
mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya Menstruasi berikutnya.Hari mulainya perdarahan
dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus Menstruasiyang normal atau dianggap sebagai
siklusMenstruasi yang klasik ialah 28 hari, tetapivariasinya cukup luas, bukan saja antara
beberapa wanita tetapi juga pada wanita yangsama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara
kembar, siklusMenstruasi tidak terlalusama. Dari pengamatan Hartman yang dikutip dari
Wiknjosastro (2012), panjangsiklus yang biasa dijumpai ialah 25 – 32 hari.Lama Menstruasi
biasanya antara 3 – 5hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, ada yang
sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama Menstruasi itu tetap. Jumlah darah
yangkeluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih
banyak. Jumlah darah Menstruasi yang lebih dari 80 cc di anggap patologik(Wiknjosastro,
2012).
Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yangdiiringi
penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makantidak sehebat pada
anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala,2005). Amenorea sendiri
terbagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder.Amenorea primer adalah keadaan
tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 18tahun keatas, sedangkan amenorea sekunder
penderita pernah mendapatkanmenstruasi, tetapi kemudian tidak menstruasi lagi (Sarwono,
2009).
Amenorea Hipotalamus Fungsional adalah suatu kondisi yang ditandai dengantidak
adanya menstruasi karena penindasan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, di mana tidak
ada penyakit anatomis atau organik diidentifikasi. Remaja atauwanita muda dengan kondisi ini
biasanya hadir dengan amenore durasi 6 bulan ataulebih. Pada remaja, kondisi ini mungkin sulit
untuk membedakan dariketidakmatangan poros hipotalamus-hipofisis-ovarium selama tahun-
tahun postmenarchal awal. Namun siklus menstruasi pada remaja biasanya tidak lebih dari45
hari, bahkan selama postmenarchal tahun pertama menstruasi. Tiga jenis penyebab utama
amenore hipotalamus fungsional yang telah diakui,terkait dengan stres, penurunan berat badan
dan exercise. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan
penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) pulsatility. Tetapi wanita yang kurus atau
berat badannormal mungkin akan terkena, tetapi dalam banyak kasus, semua tiga faktor
yanghadir. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan
penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) pulsatility.
B. KLASIFIKASI AMENORE
1. Amenora primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang berusia lebihdari 16 tahun
belum mengalami menstruasi tetapi telah menunjukkan maturasiseksual, atau menstruasi
mungkin tidak terjadi sampai usia 14 tahun tanpa disertaiadanya karakteristik seks sekunder.
2.Amenorea sekunder tidak adanya menstruasi selama 3 siklus atau 6 bulan setelahmenarke
normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh gangguan emosionalminor yang
berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk ke perguruantinggi, ketegangan akibat
tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling umum adalahkehamilan, sehingga pemeriksaan
kehamilan harus dilakukan.
C. ETIOLOGI
Amenorrhea hipotalamus mencerminkan keadaan defisiensi estrogen, yang dapatmembahayakan
massa puncak pertumbuhan tulang yang dicapai dalam masa remaja. Penyebab paling umum
Amenorea :
1. Penurunan berat badan
2.Gangguan makan
3. Berolahraga yang berlebihan
4. Stres psikososial yang hadir
5. Gangguan Mood dan gangguan kejiwaan kronis juga dapat dikaitkan denganamenore.
6. Penggunaan obat yang dapat mempengaruhi menstruasi (misalnya pasien yangmenerima obat-
obatan antipsikotik, kelainan menstruasi berkembang di sekitar50%, dan amenore
berkembang di sekitar 12%). Obat antipsikotik memiliki efek pada reseptor antagonis
dopamin hipofisis, yang menghapus efek penghambatan sekresi dopamin pada prolaktin,
yang hiperprolaktinemia dihasilkan kemudianmenekan pelepasan GnRH dengan berdenyut.
7. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontinyu kontrasepsi oral atau suntikandepot
medroksiprogesteron asetat.Wanita dengan amenorea hipotalamus khas memiliki tingkat
estradiol serum rendahdan hormon luteinizingnya rendah atau normal dan follicle-stimulating
hormone,sedangkan respon gonadotropin terhadap rangsangan GnRH menjadi lama.
F. KOMPLIKASI
1. Ketidaksuburan Jika Anda tidak berovulasi dan mengalami menstruasi, Anda tidak bisa hamil.
2. Osteoporosis. Jika amenorrhea terjadi dan sebabkan oleh kadar estrogen rendah,Anda
mungkin juga berisiko mengalami osteoporosis atau melemahnya tulang-tulang tubuh Anda
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekundermaka
diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim)
melalui pemeriksaan :
1. USG
2. Histerosalpingografi
3. Histeroskopi, dan
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder makadiperlukan
pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
1. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder, makadapat
dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karenakadar hormon prolaktin
dalam tubuh.
2. Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabilakadar hormon
TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / ProgesteroneChallenge Test adalah pilihan untuk
melihat kerja hormon estrogen terhadaplapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat
dievaluasi dengan MRI.
A. SIMPULAN
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik secara
permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer atausekunder.
Dalam amenorrhea primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai(berdasarkan umur 16),
sedangkan amenorrhea sekunder didefinisikan sebagai tidakadanya menstruasi selama tiga siklus
berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi.
Siklus menstruasi dapat dipengaruhioleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di
tingkat hormonal, stres,dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan.Siklus menstruasi
normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dandikeluarkan oleh indung telur.
Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitariyang terletak di dasar otak, yang, pada
gilirannya, dikendalikan oleh hormon yangdiproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat
berupa pemeriksaan USG,Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI).
B. SARAN
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalammemberikan
informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya tentanggangguan menstruasi
yaitu Amenorrhea.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, K. 2016. Kejadian Dismenore berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta
Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat tahun 2015. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andrini, D.A.G. 2014. Hubungan Antara Kebugaran Fisik Dengan Dismenore Primer Pada
Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Denpasar Tahun 2014. Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana
Andriyana, Y. 2013. Hubungan Indeks Masa Tubuh, Tingkat Stess, dan Aktivitas Fisik dengan
Tingkat Dismenore Pada Mahasiswa III Kebidanan Semester II Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
diaksesp ada tanggal 03 Oktober 2018 https://opac.say.ac.id/833/1/NASKAH% 20 PUBLI K A
SI%20ANDRIANI%20201410104264.pdf.
Anisa, N. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja
Putri di Pondok Pesantren X Kabupaten Bogor. Diakses pada tanggal 22 Mei 2019.
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../37180/.../ANNISA%20TRISTI ANA-FKIK.pdf
Anurogo. 2009. Segala sesuatu tentang nyeri haid. Diakses tanggal 22 Mei 2019.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn20080 61916480
Anurogo, D & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Ardi
Yogyakarta. Anwar, I. 2015. Nyeri Haid Endrolin, Terapi Hormonal Atasa Endometrium. Suara
Karya Online. Diakses pada tanggal 23 April 2018.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Asih, A. S. 2013. Analisis kejadian dismenorea primer pada remaja putri kelas XI SMK
YAPSIPA kota Tasikmalaya. Tasikmalaya : Universitas Siliwagi Tasikmalaya.Diakses pada
tanggal 22 Mei 2019. journal.unsil.ac.id/download.php?id=2510
Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.Dinas Kesehatan
DIY. 2017. Jumlah Remaja Putri di Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes DIY. Diakses pada tanggal
31 Desember 2018. http://dinkesdiy.go.id