Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS 2

GANGGUAN MENSTRUASI AMENORHEA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

RADA SUKMA PUTRI 2114201140


ANISA NABILA PUTRI 2114201112
DIVA BUNGA 2114201120
NOFRA ATESA LILVOUZA 2114201136
JARA AZRINA 2114201129
TITA NURAZIZA 2114201156
RESTI MONICA PUTRI 2114201145
VANIA ARIANTI 2114201157

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. LEDIA RESTIPA, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADAG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
Hidayah Nya, sehingga saya dapat penyelesaikan tugasn ini. Yang mana tugas ini bertopikan
tentang Amenore.Kami sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing kami yang
senantiasamemberikan arahan dalam penyusunan tugas ini. Dan kami pula berterima
kasihkepada Orang Tua kami yang selalu tak henti-hentinya memberikan Support dan
Dukungannya. Serta kami pula berterima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi
dalam memberikan pendapat, kritikan dan saran dalam pembuatan tugas ini. Kami berharap
tugas ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan pembaca, semoga tugas ini dapat membatu kita
memahami tentang Amenore. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. DEFINISI AMENORRHEA ............................................................................................. 6
B. KLASIFIKASI AMENORE ............................................................................................... 7
C. ETIOLOGI....................................................................................................................... 7
D. TANDA DAN GEJAL .................................................................................................... 8
E. PATOFISIOLOGI .......................................................................................................... 9
F. KOMPLIKASI .......................................................................................................... 10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG ................................................................................ 10
H. TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA ...................................................................11
I. PENANGANAN YANG DILAKUKAN ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13
A .Kesimpulan .................................................................................................................... 13
B .Saran............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Bobak, (2004) masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa
peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang di tandai dengan perkembangan
dan perubahan fisik, mental, emosional, termasuk perubahan hormonalyang berpengaruh pada
proses terjadinya menarche (pertama kali mendapat Menstruasi).Usia gadis remaja pada saat
menarche bervariasi, yaitu antara 10–16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik
menunjukkan bahwa usiamenarchedipengaruhi oleh faktorketurunan, keadaan gizi, dan
kesehatan umum. Dikatakan menacrhe dini (menarche prekoks) apabila menarchebterjadi
sebelum usia 10 tahun disertai dengan munculnya tanda-tanda seks sekunder sebelum usia 8
tahun. Dalam hal ini hipofisis oleh sebab yang belumdiketahui memproduksi hormon
gonadotropin sebelum waktunya (Wiknjosastro, 2012).
Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada pria. Tidak seperti pembentukansperma
yang berlangsung terus-menerus dan sekresi testosteron yang relatif konstan,sedangkan
pengeluaran ovum bersifat intermiten dan sekresi hormon-hormon seks wanitamemperlihatkan
pergeseran siklus yang lebar. Hormon-hormon reproduksi wanitameliputi estrogen, progesteron,
Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH), FoliccleStimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH). Hormon-hormon inilah yangmembantu sistem reproduksi wanita
dalam pembentukan, pematangan sel telur dan pengeluaran ovum. Ketika pengeluaran ovum dan
tidak terjadi pembuahan maka akanterjadi menstruasi. Mekanisme siklus menstruasi dipengaruhi
oleh pelepasan-pelepasan hormon yang berkaitan dengan adanya kerjasama hipotalamus dan
ovarium. Dan ketika ada gangguan pada hipotalamus dalam merangsang hormon-hormon
tersebut maka kerja hormon tidakakan seimbang. Apalagi jika gangguan hipotalamus tersebut
tidak bisa memproduksi Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) maka akan mengganggu
pengeluaran ovum.Karena Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) merupakan hormon yang
diproduksioleh hipotalamus di otak. GnRH akan merangsang pelepasan FSH (Folicle
Stimulating Hormon) di hipofisis. Sedangkan FSH sendiri akan menyebabkan pematangan dari
folikel.Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadikorpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. Tetapi ketika ovum
yang sudah matang dan menjadi korpus luteum ketika tidak terjadi pembuahan maka
akanmenjadi korpus albikal yang kemudian akan keluar sebagai darah menstruasi.
Jika pada saat hipotalamus mengalami gangguan dalam memproduksi GnRH maka proses
pembentukan dan pematangan ovum tidak akan terjadi. Karena GnRH berperan penting dalam
merangsang pelepasan FSH untuk pematangan folikel. Ketika sifatgangguan hipothalamus itu
sendiri bersipat keturunan maka tidak akan terjadi pembentukan sel telur dan pematangan folikel
yang menyebabkan tidak bisamengeluarkan darah menstruasi. Hal-hal yang menyebabkan
hipotalamus tidak bisa merangsang GnRH seperti penurunan berat badan, olahraga berlebihan,
gangguan makan dan psikologis distressmenekan sumbu hipotalamus, hipofisis dan GnRH
dengan menghambat sekresi denyutanhipotalamus Gonadotropin-Releasing Hormone ( GnRH ).
Ini sering menyebabkaninfertilitas wanita yang didiagnosis sebagai fungsional amenore
hipotalamus, yangdidefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi, dengan tingkat gonadropin
rendah ataunormal dan hypoestrogenemia tanpa ketidaknormalan organik. Maksudnya adalah
faktoreksternal yang mempengaruhi estrogen dalam darah.

2. Tujuan Penulisan
- Tujuan Umum Mahasiswa keperawatan mampu memahami konsep dasar medis terhadap
dasargenetika fungsional amenore.

-Tujuan KhususMahasiswa keperawatan dapat :- Menjelaskan pengertian dari amenore-


Memhami penyebab amenore

3. Manfaat Penulisan

- Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan tentang Keperawatan Maternitas dan Amenorea

-Bagi Pembaca Memberikan wawasan Amenorea. Serta dapat menambah dan meningkatkan
wawasan pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan Maternitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI AMENORRHEA
Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus Menstruasi ialah jarakantara tanggal
mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya Menstruasi berikutnya.Hari mulainya perdarahan
dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus Menstruasiyang normal atau dianggap sebagai
siklusMenstruasi yang klasik ialah 28 hari, tetapivariasinya cukup luas, bukan saja antara
beberapa wanita tetapi juga pada wanita yangsama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara
kembar, siklusMenstruasi tidak terlalusama. Dari pengamatan Hartman yang dikutip dari
Wiknjosastro (2012), panjangsiklus yang biasa dijumpai ialah 25 – 32 hari.Lama Menstruasi
biasanya antara 3 – 5hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, ada yang
sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama Menstruasi itu tetap. Jumlah darah
yangkeluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih
banyak. Jumlah darah Menstruasi yang lebih dari 80 cc di anggap patologik(Wiknjosastro,
2012).
Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal yangdiiringi
penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu makantidak sehebat pada
anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik (Kumala,2005). Amenorea sendiri
terbagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder.Amenorea primer adalah keadaan
tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 18tahun keatas, sedangkan amenorea sekunder
penderita pernah mendapatkanmenstruasi, tetapi kemudian tidak menstruasi lagi (Sarwono,
2009).
Amenorea Hipotalamus Fungsional adalah suatu kondisi yang ditandai dengantidak
adanya menstruasi karena penindasan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, di mana tidak
ada penyakit anatomis atau organik diidentifikasi. Remaja atauwanita muda dengan kondisi ini
biasanya hadir dengan amenore durasi 6 bulan ataulebih. Pada remaja, kondisi ini mungkin sulit
untuk membedakan dariketidakmatangan poros hipotalamus-hipofisis-ovarium selama tahun-
tahun postmenarchal awal. Namun siklus menstruasi pada remaja biasanya tidak lebih dari45
hari, bahkan selama postmenarchal tahun pertama menstruasi. Tiga jenis penyebab utama
amenore hipotalamus fungsional yang telah diakui,terkait dengan stres, penurunan berat badan
dan exercise. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan
penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) pulsatility. Tetapi wanita yang kurus atau
berat badannormal mungkin akan terkena, tetapi dalam banyak kasus, semua tiga faktor
yanghadir. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan
penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) pulsatility.

B. KLASIFIKASI AMENORE
1. Amenora primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang berusia lebihdari 16 tahun
belum mengalami menstruasi tetapi telah menunjukkan maturasiseksual, atau menstruasi
mungkin tidak terjadi sampai usia 14 tahun tanpa disertaiadanya karakteristik seks sekunder.
2.Amenorea sekunder tidak adanya menstruasi selama 3 siklus atau 6 bulan setelahmenarke
normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh gangguan emosionalminor yang
berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk ke perguruantinggi, ketegangan akibat
tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling umum adalahkehamilan, sehingga pemeriksaan
kehamilan harus dilakukan.

C. ETIOLOGI
Amenorrhea hipotalamus mencerminkan keadaan defisiensi estrogen, yang dapatmembahayakan
massa puncak pertumbuhan tulang yang dicapai dalam masa remaja. Penyebab paling umum
Amenorea :
1. Penurunan berat badan
2.Gangguan makan
3. Berolahraga yang berlebihan
4. Stres psikososial yang hadir
5. Gangguan Mood dan gangguan kejiwaan kronis juga dapat dikaitkan denganamenore.
6. Penggunaan obat yang dapat mempengaruhi menstruasi (misalnya pasien yangmenerima obat-
obatan antipsikotik, kelainan menstruasi berkembang di sekitar50%, dan amenore
berkembang di sekitar 12%). Obat antipsikotik memiliki efek pada reseptor antagonis
dopamin hipofisis, yang menghapus efek penghambatan sekresi dopamin pada prolaktin,
yang hiperprolaktinemia dihasilkan kemudianmenekan pelepasan GnRH dengan berdenyut.
7. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontinyu kontrasepsi oral atau suntikandepot
medroksiprogesteron asetat.Wanita dengan amenorea hipotalamus khas memiliki tingkat
estradiol serum rendahdan hormon luteinizingnya rendah atau normal dan follicle-stimulating
hormone,sedangkan respon gonadotropin terhadap rangsangan GnRH menjadi lama.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Tidak terjadi haid
2. Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah

Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :


1. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akanditemukan tanda –
tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhanrambut kemaluan dan rambut ketiak
serta perubahan bentuk tubuh.
2. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
3. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalahdenyut
jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
4. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, danlengan serta
tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :


1. Sakit kepala
2. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedangmenyusui )
3. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ), perubahan
suara dan perubahan ukuran payudara.
E. PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor
yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuatmenjadi terganggu.
Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien inidisebabkan oleh gangguan
mental yang secara tidak langsung menyebabkanterjadinya pelepasan neurotransmitter seperti
serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat
menyebabkan amenorrhea primermaupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan
kelainangenetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses
autoimundimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat
menimbulkanamenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan
kolesteroltubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual( estrogen dan
progesteron ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih
untukmencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesteronyang
memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkanendorphin yang
merupakan derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRHsehingga estrogen dan
progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebihcortikotropin realizinghormone dilepaskan.
Pada peningkatan CRH terjadi opoid yangdapat menekan pembentukan GnRH.

F. KOMPLIKASI
1. Ketidaksuburan Jika Anda tidak berovulasi dan mengalami menstruasi, Anda tidak bisa hamil.
2. Osteoporosis. Jika amenorrhea terjadi dan sebabkan oleh kadar estrogen rendah,Anda
mungkin juga berisiko mengalami osteoporosis atau melemahnya tulang-tulang tubuh Anda

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekundermaka
diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim)
melalui pemeriksaan :
1. USG
2. Histerosalpingografi
3. Histeroskopi, dan
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder makadiperlukan
pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
1. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder, makadapat
dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karenakadar hormon prolaktin
dalam tubuh.
2. Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabilakadar hormon
TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / ProgesteroneChallenge Test adalah pilihan untuk
melihat kerja hormon estrogen terhadaplapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat
dievaluasi dengan MRI.

H. TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA


Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami,apabila
penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya.Belajar untuk mengatasi
stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih jugadapat membantu. Terapi amenorrhea
diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluranreproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur,
dan penyebab susunan saraf pusat.
1. Saluran Reproduksi
a. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krimestrogen.
b. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memilikilubang), septa
vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi
kecil).
c. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-HauserSindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki
indung telur normal namuntidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya
namunkecil ataumengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG)
dapatmembantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non- bedah dengan
membuat vagina baru menggunakan skin graft.
d. Sindrom feminisasi testisTerjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan
memilikidominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron.Pasien
ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksiwanita (indung telur,
rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai
penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak)
e. Parut pada rahimParut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine
(dalamrahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakankuret,
operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atautuberkulosis. Kelainan
ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihatrahim dengan menggunakan foto rontgen
dengan kontras). Terapi yangdilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut.
Pemberian dosisestrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi
penyembuhanlapisan dalam rahim.

2. Gangguan Indung Telur


a. Disgenesis Gonadal
Adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut.
Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual
b. Kegagalan Ovari Prematur
Kelainan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40tahun.
Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau prosesautoimun.
c. Tumor Ovarium
Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal.

3. Gangguan Susunan Saraf Pusat


a.Gangguan Hipofisis
Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorrhea.Hiperprolaktinemia
(Hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, ataukelainan lain dapat mengakibatkan
gangguan pengeluaran hormongonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin
dapatmenormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalah tidakefisiennya
fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonisdopamin atau terapi bedah
berupa pengangkatan tumor.
b. Gangguan Hipotalamus
Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan sindrom cushingmerupakan kelainan
yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatansesuai dengan penyebabnya.
c. Hipogonadotropik
Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksianervosa atau
bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikeater.

I. PENANGANAN YANG DILAKUKAN


Penanganan pada kasus amenorea bergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh
kelebihan atau kekurangan berat badan, maka cara penangannaya dengan mengubah pola hidup
sehari-hari. Jika disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid atau pituari,maka cara penanganannya
dengan pemberian obat-obatan.Penangananamenoresekunder tergantung dari penyebabnya.
Sebagai contoh: jika penyebab amenoresekunder adalah hipotiroid maka pengobatannya adalah
suplementiroid.Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar dari amenorea,
diantaranya :
1. Ubah pola hidup agar lebih sehat.
2. Seimbangkan antara kerja, rekreasi, dan istirahat.
3. Kurangi beban pikiran atau stres.
4. Waspadalah jika tidak mendapat menstruasi selama tiga bulan. Segera periksakanke dokter
ahli kandungan.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik secara
permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer atausekunder.
Dalam amenorrhea primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai(berdasarkan umur 16),
sedangkan amenorrhea sekunder didefinisikan sebagai tidakadanya menstruasi selama tiga siklus
berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi.
Siklus menstruasi dapat dipengaruhioleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di
tingkat hormonal, stres,dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan.Siklus menstruasi
normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dandikeluarkan oleh indung telur.
Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitariyang terletak di dasar otak, yang, pada
gilirannya, dikendalikan oleh hormon yangdiproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat
berupa pemeriksaan USG,Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI).

B. SARAN
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalammemberikan
informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya tentanggangguan menstruasi
yaitu Amenorrhea.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, K. 2016. Kejadian Dismenore berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta
Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat tahun 2015. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andrini, D.A.G. 2014. Hubungan Antara Kebugaran Fisik Dengan Dismenore Primer Pada
Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Denpasar Tahun 2014. Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana
Andriyana, Y. 2013. Hubungan Indeks Masa Tubuh, Tingkat Stess, dan Aktivitas Fisik dengan
Tingkat Dismenore Pada Mahasiswa III Kebidanan Semester II Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
diaksesp ada tanggal 03 Oktober 2018 https://opac.say.ac.id/833/1/NASKAH% 20 PUBLI K A
SI%20ANDRIANI%20201410104264.pdf.
Anisa, N. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja
Putri di Pondok Pesantren X Kabupaten Bogor. Diakses pada tanggal 22 Mei 2019.
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../37180/.../ANNISA%20TRISTI ANA-FKIK.pdf
Anurogo. 2009. Segala sesuatu tentang nyeri haid. Diakses tanggal 22 Mei 2019.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn20080 61916480
Anurogo, D & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Ardi
Yogyakarta. Anwar, I. 2015. Nyeri Haid Endrolin, Terapi Hormonal Atasa Endometrium. Suara
Karya Online. Diakses pada tanggal 23 April 2018.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Asih, A. S. 2013. Analisis kejadian dismenorea primer pada remaja putri kelas XI SMK
YAPSIPA kota Tasikmalaya. Tasikmalaya : Universitas Siliwagi Tasikmalaya.Diakses pada
tanggal 22 Mei 2019. journal.unsil.ac.id/download.php?id=2510
Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.Dinas Kesehatan
DIY. 2017. Jumlah Remaja Putri di Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes DIY. Diakses pada tanggal
31 Desember 2018. http://dinkesdiy.go.id

Anda mungkin juga menyukai