Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEP.

MATERNITAS
ASKEP SISTEM REPRODUKSI

DOSEN PEMBIMBING

Ns. APRIZA, M. Kep

DISUSUN OLEH:

M. RIZAN SYAFIQ ( 1914201057 )

RIFULLAH KASOGI ( 1914201071 )

MERIZAL AFRIANDI ( 1914201061 )

HOSIANA MAGDALENA ( 1914201010 )

FIRDHA MIFTAHUL JANNAH ( 1914201051 )

WIRDATUL JANNAH ( 1914201081 )

WINI ENJELIA ( 1914201080 )

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah KEP. MATERNITAS dengan judul “
ASKEP SISTEM REPRODUKSI ”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bangkinang, 15 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................................3
A. PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI..................................................................................3
B. DEFENISI MENSTRUASI.......................................................................................................3
C. SIKLUS MENSTRUASI...........................................................................................................4
D. JENIS-JENIS GANGGUAN HAID..........................................................................................7
1. Hipermenore (Menorraghia)..................................................................................................7
2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea).........................................................................................8
3. Polimenorea (Epimenoragia).................................................................................................8
4. Oligomenorrhoe.....................................................................................................................9
5. Amenorea..............................................................................................................................9
E. CONTOH KASUS PADA PENDERITA GANGGUAN HAID ATAU MENSTRUASI........10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Reproduksi adalah suatu hal yang sangat penting untuk perkembangbiakan pada
makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Khususnya pada manusia,
kesehatan reproduksi sangat diutamakan untuk menjamin keturunan. Kesehatan
reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Didalam sistem reproduksi ini juga terdapat gangguan yang ditimbulkan dari factor
lingkungan maupun yang lainnya. Didalam pembahasan system reproduksi ini
mengacu pada Menstruasi yang dilami wanita.

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-
sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak,
walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini.
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai
faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap
tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai
usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh
lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan
menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita.Panjang rata-rata daur
menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur
dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan
bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik,
emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

1
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di
dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke
rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat
inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh
serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai
periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.
Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh
karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak
selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu defenisi menstruasi?
2. Menjelaskan siklus menstruasi?
3. Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi?
4. Menjelaskan berbagai masalah gangguan kesehatan reproduksi?
5. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam menstruasi?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar kita semua mengetahui apa
itu menstruasi serta mengetahui gangguan yang terdapat pada system reproduksi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI


Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti
cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem
reproduksi.Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang
telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini
memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu, yang
memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih besar dari
keturunannya.

B. DEFENISI MENSTRUASI
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah
ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam
rahim atau endometrium.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas
dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya
perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan
progesterone. Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26
hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya
5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari.
Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa
haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti
pembalut sesering mungkin. Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan

3
menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16
tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.

C. SIKLUS MENSTRUASI
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya.Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi
berikutnya.Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang
memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa
wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar
jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan
sesaat sebelum menopause.

Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata+ 16 cc,
pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita
yang anemi.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal,
setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya
menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan
menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah
beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu
anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan
tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat
mengetahui siklus anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh
dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.Sekitar
hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi).Sel telur ini masuk ke dalam
salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika

4
terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi
janin.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama
3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium
kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:


1. Fase folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar
FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel
yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus
tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan
sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan.Lapisan paling atas dan lapisan tengah
dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-
sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan.Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama
5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya
tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel
telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa
wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal
sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa
jam.

3. Fase Luteal
5
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus
luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.Progesteron menyebabkan
suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus
yang baru dimulai.Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan
terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang
baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus
luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin).Hormon ini
memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya
peningkatan kadar HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :

1. Fase Menstruasi atau dekuamasi


Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan
hanya stratum basale yang tinggal utuh.Darah haid mengandung darah vena dan
arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel
dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus,
cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva.Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi


Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel
endometrium.Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang
lebih 4 hari.

3. Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.

6
4. Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28.
Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

D. JENIS-JENIS GANGGUAN HAID


1. Hipermenore (Menorraghia)
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Etiologi :
a. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia.
Terapi : uterotonika.
b. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
c. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
d. Hipertensi.
e. Dekompensio cordis.
f. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
g. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
h. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili.

Patofisiologi :

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin


Releasinghormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-
stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di

7
ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon
(LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan
esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum
akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi
progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi.
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan
kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi


awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga
terjadi pada beberapa kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari
FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak
ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.
Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi
esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi
berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi
endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Manifestasi klinis :

Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita
juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

8
2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari
biasanya.Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau
haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang.Misal pada
endometritis, mioma.

Etiologi :
a. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin.
b. kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupun.

Manifestasi klinis :

Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang
hanya berupa spotting.

3. Polimenorea (Epimenoragia)
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Etiologi :
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum
memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan
akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena
keduanya.

Mnifestasi klinis :
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

9
4. Oligomenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35
hari.

Etiologi :
a. Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5
menstruasi ).
b. Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi ).
c. Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
d. Manifestasi klinis.
e. Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali.
f. Perdarahan haid biasanya berkurang.

5. Amenorea
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Kasifikasi :
a. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
b. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah
mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.

Etiologi :

a. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium),


dan vagina.
b. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji
estrogen dan progesteron negatif.
c. Penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
d. Kelainan kongenital.

10
e. Ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

E. CONTOH KASUS PADA PENDERITA GANGGUAN HAID ATAU


MENSTRUASI
Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik
abdomen pada hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah,
tekanan darah 90/60 mmHg, merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri
abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.

1. PENGKAJIAN
a. Keluhan utama pasien
Nyeri

b. Riwayat penyakit pasien


Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai
ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari.

c. Riwayat menstruasi
1) Menarche usia: 12 th.
2) Banyaknya: normal.
3) HPHT: 2 hari yg lalu.
4) Siklus: 28 hari.
5) Lamanya: 7 hari.
6) Keluhan: disminore.

d. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi.
2) Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia.
3) Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

e. Intervensi keperawatan
1) Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi.
a) Tujuan
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien.
11
b) Tujuan yang di dapat :
Skala nyeri 0-1.
Pasien tampak rileks.

INTERVENSI

1. Beri linkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.


2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic.
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat,
nafas dalam, bimbingan imajinasi.
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px.
5. Kompres hangat.

RASIONAL

1. Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping.


2. Analgesik dapat menurunkan nyeri.
3. Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi tambahan.
4. Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk
menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih
efektif.
5. Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah.

2) Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen


a) Tujuan
Pasien dapat beraktivitas seperti semula.
b) Hasil yang didapat
Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan
memperingan intoleran aktivitas.
Pasien mampu beraktivitas.

12
INTERVENSI

1. Beri lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan,


dorong istirahat sebelum makan.
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap.
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

RASIONAL

1. Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/


penyembuhan jaringan.
2. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.
3. Menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan
supply dan kebutuhan oksigen.

3) Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen


a) Tujuan
Pasien bisa kembali.
b) Hasil yang didapat
Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas.
Pasien menunjukkan relaksasi.
Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stress.

INTERVENSI

1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam rencana perawatan.


2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku
koping yang digunakan pada masa lalu.
4. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik

13
mengatasi stress.

RASIONAL

1. Keterlibatan akan membantu pasien merasa stres


berkurang,memungkinkan energi untuk ditujukan pada
penyembuhan.
2. Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi;
membantu menurunkan ansietas.
3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan
masalah stress saat ini, meningkatkan rasa control diri pasien.
4. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu
dalam menurunkan stress dan ansietas.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses
ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan
siklik maupun lama siklus menstruasi.

B. SARAN
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat baik untuk diri kami pribadi
maupun bersama, kami menyadari jika makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurnah, maka dari itu kami meminta saran baik dari dosen yang mengajar maupun
pembaca lain agar kami bias belajar lebih baik lagi, terimakasih banyak terutama
untuk dosen pengajar keperawatan maternitas ini karena telah membimbing kami
dengan baik dalam pembuatan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Reproduksi.Yokyakarta:Pustaka Baru Ptess

Nestia-SharingInformasi_ Askep Sistem Reproduksi

16

Anda mungkin juga menyukai