Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


( PLASENTA DAN AIR KETUBAN )

Dosen Mata Kuliah:


Ibu Sri Handayani Bakri, S.ST.,M.Keb.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Nirwana Marsanda ( 105121103022 )


Salsabila Putri Aprianti ( 105121101722 )
Fauziah ( 105121101122 )
Nabila Nur Nafiah ( 105121100622 )
Salsabilla Adriano Putri ( 105121103722 )
Sulfi ( 105121101322 )
Ayu Anggraini Isman ( 105121103322 )
Indira Indriani ( 105121103022 )
Maharani ( 105121101622 )

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Program Diploma III Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun Pelajaran 2023/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami selaku penyusun dari makalah ini merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 04 Oktober 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Ketuban.................................................................. 3
B. Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah.................................................... 4
C. Pengertian Plasenta......................................................................... 5
D. Ciri-Ciri Plasenta............................................................................ 5
E. Fungsi Plasenta Dan Cara Pengukuran Plasenta............................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air ketuban merupakan bagian paling penting pada masa kehamilan, cairan ini
melindungi bayi dari trauma, memberikan ruang untuk pertumbuhan dan mencegah tali
pusat mengalami kompresi dari luar1,2 . Cairan ketuban memiliki sifat bakteriostatik
sebagai barier untuk melindungi janin dari infeksi3,4 , bila keluar sebelum onset
persalinan menimbulkan beberapa dampak antara lain infeksi intrauterin, kompresi tali
pusat, dan berhubungan langsung dengan morbiditas fetomaternal5,6 . Menegakkan
diagnosis ketuban pecah dini secara akurat adalah kunci melakukan manajemen yang
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan fetomaternal7 , dan meningkatkan keberhasilan
persalinan pervaginam8 .
Ketuban pecah dini terjadi pada 10% kehamilan, 7% pada kehamilan aterm dan 3%
terjadi pada kehamilan preterm9 . Kejadian ketuban pecah dini di China pada tahun 2015
adalah 2.7% - 7% dan di Amerika 5 - 15%10, pada tahun 2010 kejadian ketuban pecah
dini di Indonesia adalah 12%11. Ketuban pecah dini bukan merupakan penyebab
langsung kematian ibu, tetapi pencetus infeksi yang menyebabkan mortalitas dan
morbiditas maternal maupun perinatal. Perempuan dengan ketuban pecah dini pada
kehamilan kurang bulan mengalami potensi infeksi yang lebih berat mengarah ke bayi
daripada ke ibu12, hingga 47,9% bayi mengalami kematian akibat komplikasi infeksi
pasca ketuban pecah dini.
Plasenta merupakan organ yang penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
ketahanan hidup janin. Jika plasenta mengalami gangguan baik dalam proses
pembentukan maupun pertumbuhannya akan mempengaruhi fungsinya secara normal,
yang pada akhirnya akan berdampak pada janin. Salah satu dampak yang paling sering
dilihat dari terganggunya mekanisme utero plasenta adalah gangguan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin termasuk diantaranya adalah IUGR (Intrauterine Growth
Restriction) (Gleason & Juul, 2017).

1
IUGR didefinisikan sebagai pertumbuhan janin yang kurang dari pertumbuhan
potensial normal ((<persentil 10) dikarenakan faktor genetic maupun lingkungan. IUGR
termasuk dalam kategori Bayi berat lahir rendah (BBLR) .Yang termasuk dalam faktor
genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku
bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Sedangkan
lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko- sosial” yang secara
garis besar dibagi menjadi dua yaitu faktor pranatal (gizi, trauma, toksin/ zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, anoksia embrio) dan post natal (lingkungan
biologis, faktor fisik, psikososial, adat istiadat) (Soetjiningsih & Ranuh, 2017).

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Air Ketuban ?
2. Apa Saja Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah ?
3. Apa Pengertian Plasenta ?
4. Apa Saja Ciri-Ciri Plasenta ?
5. Apa Fungsi Plasenta Dan Bagaiman Cara Pengukuran Plasenta ?
6. Apa Bahaya Plasenta Bagi Kehamilan ?

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Air Ketuban.
2. Untuk Mengetahui Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah.
3. Untuk Mengetahui Pengertian Plasenta.
4. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Plasenta.
5. Untuk Mengetahui Fungsi Plasenta Dan Cara Pengukuran Plasenta.
6. Untuk Mengetahui Bahaya Plasenta Bagi Kehamilan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AIR KETUBAN


Air ketuban adalah elemen penting yang dibutuhkan untuk melindungi janin selama
masa kehamilan. Itulah sebabnya, jumlah air ketuban harus selalu cukup guna menunjang
kesehatan janin selama berada di dalam kandungan. Air ketuban, atau yang secara medis
disebut juga dengan cairan amnion terletak di kantong ketuban. yang mengelilingi janin
selama masa kehamilan. Kantong ketuban umumnya akan terbentuk 12 hari setelah
terjadinya fertilisasi (pembuahan) dan terdiri dari dua membran, yaitu amnion dan korion
(chorion) Selama kehamilan, janin tumbuh di dalam kantong ketuban. Itulah sebabnya
mengapa kantong ketuban dan cairan di dalamnya berperan penting dalam kehidupan
bayi di dalam rahim. Dengan adanya air ketuban, janin bisa mengapung, bergerak,
berkembang, hingga bernapas.
Bila kantong ketuban pecah, artinya waktu persalinan sudah dekat. Selama masa
kehamilan, janin dikelilingi dan dilindungi oleh kantung atau membran yang berisi air
ketuban. Air ketuban biasanya berwarna bening, tetapi ada juga yang tampak bercampur
dengan sedikit darah. Ketika sudah waktunya bayi lahir ke dunia, kantung ketuban akan
pecah dan air ketuban keluar melalui vagina. Kondisi ini dinamakan air ketuban pecah.
Kebanyakan wanita mengalami pecah air ketuban saat persalinan, tetapi ada juga yang
mengalaminya sebelum persalinan.
Bahkan, pada kondisi tertentu, dokter atau bidan juga mungkin akan melakukan
pemecahan kantong ketuban (amniotomi) untuk memulai atau mempercepat persalinan.

3
B. TANDA – TANDA AIR KETUBAN PECAH
Tidak semua ibu hamil merasakan hal yang sama ketika mengalami air ketuban
pecah. Namun, secara garis besar, pecahnya air ketuban bisa memberikan sensasi basah
pada vagina atau perineum, yaitu area di antara vagina dan anus.
Berikut ini adalah beberapa tanda pecahnya air ketuban yang bisa dirasakan ibu
hamil:
1. Air ketuban menetes
Beberapa ibu hamil mengeluarkan air ketuban menetes atau sedikit demi sedikit
ke kaki. Ada juga yang mendeskripsikan pecahnya air ketuban seperti keringat yang
menetes. Tetesan air ketuban yang keluar dari vagina biasanya terasa hangat.
Merembesnya air ketuban saat pecah tak jarang membuat celana atau rok yang
dikenakan oleh ibu hamil tiba-tiba basah.
2. Terasa seperti ada letupan
Ketika air ketuban pecah, sebagian ibu hamil merasakan sensasi letupan, yakni
seperti ada yang mengetuk kantung ketuban, kemudian pecah. Lalu, airnya
menyembur.
3. Air ketuban mengucur
Beberapa ibu hamil mengalami pecah air ketuban yang mengucur deras dan
membasahi lantai, layaknya adegan di film-film. Pecahnya air ketuban seperti ini juga
bisa membuat ibu hamil terbangun di tengah tidurnya.
4. Pecah air ketuban disertai kontraksi
Pecah air ketuban umumnya terjadi menjelang persalinan. Hal ini bisa dirasakan
bersamaan dengan tanda-tanda persalinan lain, seperti kontraksi yang makin lama
makin kencang dan keluarnya lendir disertai darah dari vagina.
5. Tidak terasa apa-apa
Pecahnya air ketuban terkadang tidak disadari oleh beberapa ibu hamil. Ada
yang tidak mengetahuinya karena telah mendapatkan bius epidural dan ada juga yang
memang benar-benar tidak merasakannya sama sekali. Bahkan, mereka pun tetap bisa
beraktivitas seperti biasa. Seberapa banyaknya air ketuban yang keluar tidak sama
pada setiap ibu hamil. Namun, sampai akhir kehamilan, air ketuban yang keluar tidak
lebih dari 1 liter. Pecahnya air ketuban menjelang persalinan di usia kandungan yang
sudah cukup bulan adalah hal yang normal.
4
C. PENGERTIAN PLASENTA
Ari-ari bayi atau plasenta adalah organ yang tumbuh dan berkembang di dalam
rahim selama masa kehamilan. Organ ini memiliki fungsi penting, utamanya dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Umumnya, plasenta tumbuh setelah
pembuahan berhasil dan menempel pada dinding rahim.
D. CIRI – CIRI PLASENTA
Secara umum, plasenta normal memiliki diameter 15 - 25 cm, ketebalan 2-3 cm,
dan berat 500-600 gram atau bervariasi yaitu 1/6 dari berat lahir bayi. Plasenta terdiri dari
dua sisi yaitu sisi maternal terdiri dari desisua kompakta yang terdiri dari beberapa lobus
dan kotiledon, sisi dimana plasenta berwarna merah gelap dan terbagi-bagi dalam lobula
dan kotiledon yang berjumlah antara 15-20. Darah ibu mengalir di seluruh plasenta
diperkirakan meningkat dari300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml
tiap menit padakehamilan 40 minggu. Sedangkan sisi fetal yaitu bagian permukaan yang
mengkilap, berwarna keabu-abuan dan seperti tembus cahaya sehingga nampak jaringan
pada sisi maternal, teridiri dari korion frotundum dan villi.
Adapun ciri-ciri air ketuban yaitu :
• Berwarna putih keruh
• Berbau amis
• berasa manis
• Reaksinya agak alkalis atau netral
•berat jenis 1,008
Komposisi air ketuban terdiri dari 98% air, sisanya albumin,urea,asam uric,
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa,dan garam organic. kadar protein
kira-kira 2,6% gram per liter, terutama Albumin.
Fungsi Air ketuban
pada persalinan: selama selaput ketuban tetap utuh, cairan amnion/air ketuban
melindungi plasenta dan tali pusat dari tekanan kontraksi uterus. cairan ketuban juga
membantu penipisan dan dilatasi cerviks.

5
E. FUNGSI PLASENTA DAN CARA PENGUKURAN PLASENTA
1. Fungsi Plasenta
Selama kehamilan, plasenta memiliki 6 peran penting, yaitu fungsi respirasi,
nutrisi, ekskresi, proteksi, endokrin, imunitas.Sebagai fungsi endokrin, plasenta
memproduksi hormon yang diproduksi di sinsisium, yaitu hormon protein, human
chorionic gonadotropin (hCG), human plasental laktogen (hPL), estriol dan esterogen.
Sebagai fungsi metabolik yaitu respirasi, nutrisi, ekskresi dan penyimpanan.
Plasenta berfungsi sebagai paru-paru janin. Nutrisi berpindah dari suplai darah ibu
melalui membrane plasenta ke dalam darah janin, mekanisme yang dipakai untuk
memudahkan melekul-molekul besar yang melalui membran plasenta dengan
memindahkan 24 immunoglobulin ibu yang memberi janin imunitas pasif dini.
Plasenta juga berfungsi sebagai barier protektif terhadap bakteri, namun
mikroorganisme seperti virus masih dapat menembus plasenta dan menginfeksi fetus.
Obat-obatan tertentu juga dapat menembus plasenta, seperti jenis acetaminophen
(tylenol) dan warfarin (antikoagulan). Plasenta juga dapat mentransfer antibodi dari
ibu ke sirkulasi tubuh janin yang kemudian dapat bertahan hingga beberapa bulan
setelah lahir.
2. Cara Pengukuran Plasenta
Plasenta yang diukur harus memenuhi syarat sebagai berikut : plasentalahir
secara utuh, dan merupakan plasenta yang lengkap memiliki tali pusat
yangmengandung dua arteri dan satu vena. Pengukuran plasenta dilakukan dengan
cara berikut :

6
a. Berat plasenta, ditimbang segera setelah plasenta lahir menggunakan timbangan
yang memiliki ketelitian 1 gram.
b. Diameter plasenta, dihitung diameter maksimal dan diameter minimal plasenta
kemudian diabil rata-rata nilai tengahnya.
c. Ketebalan plasenta, diukur menggunakan jarum pada 5 titik di 3 tempat yang
berbeda, yaitu satu jarum pada area pusat plasenta, dua jarum di area pertengahan
antara pusat dan tepi plasenta dan dua jarum lainnya di daerah tepi plasenta
kemudian diambil rata-rata nilai tengahnya.
d. Panjang tali pusat, diukur mulai dari insersi dari sisi bayi hingga akhir pada insersi
di plasenta. e. Luas permukaan plasenta, dihitung menggunakan luas area elips,
yaitu10: A = .𝑑𝐿 .𝑑𝑠 4 Keterangan: A : Luas permukaan elips 𝜋 : 3,14 dL:
Diameter terluas dS: Diameter terpendek
F. BAHAYA PLASENTA BAGI KEHAMILAN
Plasenta akreta merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya karena berpotensi
mengancam nyawa. Kondisi ini bisa menyebabkan seorang wanita mengalami
pendarahan hebat hingga membuatnya kehilangan 3 sampai 5 liter darah saat melahirkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Air ketuban adalah elemen penting yang dibutuhkan untuk melindungi janin selama
masa kehamilan. Bila kantong ketuban pecah, artinya waktu persalinan sudah dekat.
Selama masa kehamilan, janin dikelilingi dan dilindungi oleh kantung atau membran
yang berisi air ketuban.
Ari-ari bayi atau plasenta adalah organ yang tumbuh dan berkembang di dalam
rahim selama masa kehamilan. Organ ini memiliki fungsi penting, utamanya dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Umumnya, plasenta tumbuh setelah
pembuahan berhasil dan menempel pada dinding rahim.

B. SARAN
1. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan penulis
khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yang berkaitan
dengan plasenta dan air ketuban, saran dan kritikan yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.
2. Untuk para penulis makalah diharapkan bisa lebih mencari referensi yang luas dan
terpercaya yang banyak.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/air-ketuban-pecah-seperti-apa-rasanya

https://repository.unismus.ac.id/1094/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai