Dosen pembimbing :
Ratih Septiana Arpen, S.Tr.Keb.,M.KM
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Afriasanta Novalina S
2. Arita Marta
3. Asha
4. Asla Wosli
5. Deti Lupina
6. Devita Mila Sari
7. Dewi Novita Sari
8. Dosberia Gultom
9. Dwi Oktavianingsih
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Komplikasi
Pada Persalinan Yang Umum Terjadi dengan baik. Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kompleks serta mengulas sekaligus mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan Asuhan Pelayanan Kesehatan pada ibu. Kami berterima kasih
kepada ibu Ratih Septiana Arpen, S.Tr.Keb.,M.KM selaku dosen mata Asuhan Kebidanan
kompleks yang telah memberikan arahan serta bimbingan. Penulis menyadari bahwasan nya
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangatlah penulisi harapkan saran
dan kritik yang positif dan membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna
penulis
2
3
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.....................................................................................................................
Daftar isi .............................................................................................................................
BAB I
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
BAB II
A. Persalinan.................................................................................................................
B. Kompilkasi yang terjadi pada saat proses persalinan..............................................
C. Identifikasi Ibu Yang Mengalami Penyulit Dalam Persalinan...............................
BAB III
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFAR PUSTAKA ...........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
dunia pada tahun 2010 yaitu 210/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015
negara maju yang memiliki angka kematian ibu sebesar 12/100.000 kelahiran
hidup.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kematian ibu tertingg di
adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi adalah 34/1.000
kelahiran hidup. Namun, angka kematian ibu justru melonjak tajam menjadi
359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi turun menjadi 32/1.000
menurun hingga 70/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi
1
2
menjadi faktor risiko kematian ibu sehingga diperlukan upaya penanganan untuk
data SDKI tahun 2007 sebesar 47% dan pada tahun 2012 sebesar 46%. Menurut
SDKI tahun 2012 komplikasi persalinan terdiri dari persalinan lama dilaporkan
sebesar 35% kelahiran, air ketuban pecah dini lebih dari 6 jam sebelum
demam sebesar 8%. Komplikasi lain seperti kejang dialami juga pada saat
dekat dan penyebab utama kematian ibu, sehingga dengan mendeteksi sedini
penanganan secara tepat dan sesegera mungkin pada ibu yang akan melakukan
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
A. PERSALINAN
1. Defenisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain
uri) yang telah cukup bulan (37 - 42 minggu) atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang kemudian, disusul dengan
terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit pinggang dan
perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi bahaya atas dirinya
sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (Rinata,
2018).
2. Jenis-jenis Persalinan
tiga, diantaranya:
3
4
cukup mampu bertahan hidup diluar rahim atau siap dilahirkan. Tetapi,
(Kusumawardani, 2019).
3. Tanda-tanda persalinan
berikut.
a. Tanda Inpartu
b. Tanda-tanda persalinan
terjadinya kontraksi.
vagina.
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir normal. Persalinan kala
1) Fase Laten Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang
diameter 3 cm. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam. Pada
fase ini dapat terjadi perpanjangan apabila ada ibu yang mendapatkan
analgesic atau sedasi berat selama persalinan. Pada fase ini terjadi
terus- menerus.
2) Fase Aktif Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi lebih
cepat, dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi
Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir. Proses ini berlangsung
6
selama kurang 12 lebih 2 jam pada ibu primigravida dan kurang lebih 1
Adapun tanda dan gejala yang muncul pada kala dua adalah sebagai
berikut:
2) Menjelang akhir kala satu, ketuban akan pecah yang ditandai dengan
bayi lahir secara berurutan dari ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka,
dan seluruhnya.
Rahim;
5) Biasanya plasenta akan lepas dalam waktu kurang lebih 6-15 menit
proses persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu: Power,
a. Power (tenaga)
Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu primer dan
sekunder.
pembukaan lengkap.
b. Passenger (janin)
yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus), serta
antara lain: janin bersikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan
kaki berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang di dada. Taksiran
8
berat janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal yaitu 120-
160x/menit.
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus
setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang sama pun
menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan memahami proses
sangat besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak
e. Penolong persalinan
sehingga diperlukan pengetahuan yang luas dan keahlian bidan dalam mengatasi
resiko tinggi. Penyulit menurut Ari (2016), identik dengan istilah komplikasi
harus dilihat dari tahap – tahap dalam persalinan yakni penyulit dalam kala 1,
kala 2, kala 3, dan kala 4. Atas dasar ini Ari (2016), membagi 2 kelompok besar
kala 1 dan kala 2 dan penyulit atau komplikasi persalinan kala 3 dan kala 4.
10
Penyulit persalinan kala 1 dan kala 2 dapat di bagi atas beberapa bagian yaitu:
panggul ibu. Dalam keadaan mal posisi dapat terjadi partus macet atau
partus lama. Penilaian posisi normal apabila kepala dalam keadaan fleksi,
bila fleksi baik maka kedudukan oksiput lebih rendah dari pada sinsiput,
Pada posisi oksiput posterior, persalinan yang terganggu terjadi bila kepala
janin tidak atau turun dan pada persalinan dapat terjadi robekan perenium
yang tidak teratur atau ekstensi dari episiotomi. Etiologi dari posisi oksiput
posterior adalah
11
3) Otot – otot dasar panggul yang lembek pada multipara kepala janin
kecil.
yakni:
Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu adalah : robekan jalan lahir
yang lebih luas, dan partus lama. Karena partus lama dan molase
2) Presentasi dahi
dan kematian.
12
Komplikasi pada ibu partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan
yang hebat dan ruptur uteri. Pada anak mortalitas janin tinggi.
belakang.
4) Presentasi muka
kepala janin yang teraba pada muka janin adalah mulut, hidung dan
pipi.
yang lembek dan multipara, kepala janin yang kecil dan bulat.
yaitu:
Yaitu his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh
ketuban pecah dan jika didapatkan adanya kejadian ini maka dapat
13
diobati secara adekuat dan bila tidak maka pasien boleh rawat jalan.
2) Persalinan lama
disebabkan oleh :
b) Disproporsi sefalopelvik,
c) Posisi oksipitoposterior.
Fase laten persalinan lama dapat didiagnosis secara tidak akurat jika
telah ditetapkan.
kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus sehingga tidak
Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian tengah tidak,
1) Mikrosomia
Mikrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari
4000 gram. Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan
2) Hidrosefalus
keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik
perempuan.
faktor genetik obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel
bayi kembar. Alasannya jika indung telur bisa memproduksi sel telur
dan diberi obat penyubur maka sel telur yang matang pada saat
Menurut Ari (2016), bahwa penyulit atau komplikasi yang bisa terjadi
pada persalinan kala 3 dan 4 salah satunya adalah “ perdarahan post partum
5000 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala
a. Atonia Uteri
16
partum dini (50%) dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan
Etiologi : Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan
5) Malnutrisi,
b. Retensio plasenta
Etiologi :
17
adalah unsur – unsur yang terdapat diair ketuban seperti lapisan kulit
janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin dan cairan kental.
vital, sebagai sumber perdarahan yang berakibat fatal, dan sumber atau
1) Robekan perineum,
2) Robekan serviks,
1. Umur ibu
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
ulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dalam perkembangan alat – alat
reproduksi. Hal ini berkaitan dengan fisiologis dari organ tubuh dalam menerima
kenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia antara 20-35
tahun. Dan resiko resiko kehamilan dan persalinan yang tinggi dijumpai pada wanita
terlalu muda (4T). Dimana kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan
kondisi mental yang belum siap menghadapi kehamilan dan menjalankan peran
Kehamilan dan persalinan terlalu muda beresiko bagi ibu dan juga bagi
janinnya. Resiko bagi ibu antara lain adalah perdarahan pada saat melahirkan antara
lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Lebih
persalinan yang lama. Kehamilan diusia muda beresiko tinggi karena saat itu ibu
masih dalam proses tumbuh. Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan kurun waktu sehat 20 sampai 30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, hingga dapat merugikan kesehatan ibu
Kehamilan dan persalinan di atas 35 tahun masuk dalam kategori terlalu tua
(4T). Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku, ada
kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan
perdarahan. Resiko yang terjadi pada kehamilan dan persalinan terlalu tua adalah :
macet, perdarahan setelah bayi lahir, dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
Pada usia antara 20-35 tahun seorang wanita secara fisionatomis dan psikologis
telah siap untuk hamil dan melahirkan,sehingga resiko terjadinya persalinan dengan
penyulit cenderung lebih kecil. Hal ini karena ditunjang juga dengan pengetahuan
yang baik, dimana pada umur tersebut mudah sekali untuk menangkap informasi dan
pengetahuan.
2. Pendidikan
pengetahuan seseorang karena dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-
ide atau teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan dan kesehatan yang
teknologi sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan dari proses
3. Jumlah anak
20
Jumlah anak sangat erat hubungannya dengan berapa kali seorang ibu hamil dan
melahirkan, baik yang berakhir dengan kelahiran hidup, lahir mati maupun dengan
Menurut Hadi (2009), bahwa jumlah anak yang paling ideal paling banyak 3
(tiga) orang, atau dengan kata lain melahirkan sampai 3 kali masih masuk dalam
kategori aman. Dan melahirkan lebih dari 3 (tiga) kali Hadi (2009), berpendapat
sudah masuk dalam kategori beresiko tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya
pada pembuluh darah uterus. Untuk menghindari terjadinya hal ini maka salah satu
cara untuk mencegah adalah dengan program KB. Oleh karena itu, perlunya
kesadaran dari para ibu dan keluarganya yang masih dalam masa reproduksi sehat
untuk mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak dengan mengikuti program KB
agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengalami penyulit dalam persalinan
c) Multipara, yaitu ibu yang telah melahirkan lebih dari seorang anak (2-4
kali)
d) Grandemultipara, yaitu ibu yang telah melahirkan lima orang anak atau
lebih. (Munaaba,2009).
Memiliki banyak anak kini kurang diminati para orang tua dengan alasan biaya
hidup dan pendidikan yang semakin mahal. Diluar masalah finansial sebenarnya
21
melahirkan terlalu sering beresiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi. Makin sering
kematian ibu. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan dan persalinan terlalu
sering atau banyak anak (4 kali melahirkan) adalah, Kelainan letak, persalinan letak
lintang, robekan rahim pada kelainan letak lintang, persalinan lama, dan perdarahan
pasca persalinan.
4. Jarak kelahiran.
terpenting dari program Keluarga Berencana (KB). Upaya tersebut tidak saja
kesehatan sikecil dan orang tua. Jarak antar kelahiran yang terlalu dekat dan terlalu
jauh memiliki resiko terhadap kesehatan ibu dan bayi. (Astuti, 2011).
Astuti (2011) menjelaskan bahwa, Jarak Kelahiran terlalu dekat atau kurang
mengelupasnya plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum
proses persalinan. Pada wanita yang pernah menjalani operasi caesar, resiko
menenpelnya plasenta dibagian bawah uterus menjadi lebih besar. Hal ini dapat
kehamilan dan kelahiran yang terlalu dekat juga beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan.
Sedangkan resiko jarak kelahiran terlalu jauh atau lebih dari ’5 tahun adalah,
tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urin setelah 20 minggu masa
kehamilan (preeclampsia), kelahiran prematur, dan berat lahir bayi yang rendah.
Hadi (2009) menyatakan bahwa dengan resiko yang bisa terjadi pada jarak
kelahiran terlalu dekat atau terlalu jauh, maka jarak kelahiran yang ideal adalah
22
5. Pekerjaan
mendapatkan nafkah, hasil atau pencaharian. Orang yang sibuk dengan kegiatan atau
pekerjaan sehari – hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh
informasi karena orang yang bekerja akan lebih banyak berinteraksi dengan orang
lain dari pada orang yang tidak bekerja dan beraktivitas. (Depkes RI, 2012).
pekerjaan merupakan cara seseorang untuk mencari nafkah bagi keluarganya yang
dilakukan secara berulang dan penuh dengan tantangan. Ibu bekerja untuk mencari
nafkah bagi kepentingan dirinya sendiri maupun keluarganya, faktor bekerja saja
tidak terlalu memberi peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan
tetapi kondisi bekerja yang menonjol serta aktivitas yang berlebihan dan kurangnya
istrahat saat bekerja berpengaruh besar terhadap kehamilan dan kesehatan janin
A. Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang kemudian, disusul dengan
Komplikasi yang terjadi pada saat proses persalinan dilihat dari tahap-
tahap dalam persalinan yakni penyulit dalam kala 1, kala 2, kala 3, dan kala
kala 1 dan kala 2 dan penyulit atau komplikasi persalinan kala 3 dan kala 4.
B. Saran
berdasarkan teori juga. Dikarenakan hal ini juga sering terjadi di lapangan
kerja dan agar kita dapat membedakan juga mengetahui tahap tahapan
Jakarta : BKKBN
____ (2016). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI
Publiser
surabaya)
Wanita.Jakarta: EGC.
Nuha Medika