PARTUS KASEP
Dosen Pengampu:
Sri Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Fijjriya Maulina Ananta (722621738)
2. Nabila Novelina Putri H (722621729)
3. Fitriatur Rida Kamilia (722621705)
4. Hesty Andriana (722621709)
5. Mohammad Husni M (722621736)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas dengan judul “Partus Kasep” berdasarkan pengumpulan
data dari berbagai sumber.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Keperaatan Maternitas yaitu Ibu Sri Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kep untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah
ini. Disusun agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui lebih luas tentang
“Partus Kasep” pada makalah ini. Kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan dan menyusunannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan, baik dalam bentuk
saran maupun kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kualitas dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat guna perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita................................................4
2.2 Definisi...............................................................................................11
2.3 Etiologi..............................................................................................13
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................18
2.5 Patofisiologi.......................................................................................19
2.6 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................20
2.7 Komplikasi........................................................................................21
2.8 Penatalaksanaan...............................................................................21
2.9 Woc/Pathway....................................................................................24
BAB III STUDY KASUS.......................................................................25
3.1 Kasus.................................................................................................25
3.2 Pembahasan......................................................................................25
BAB IV PENUTUP................................................................................39
4.1 Kesimpulan ......................................................................................39
4.2 Saran.................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan dan memahami lebih dalam mengenai konsep teori dan
konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan partus kasep.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami anatomi sistem reproduksi wanita
b. Untuk memahami definisi partus kasep
c. Untuk memahami etiologi partus kasep
d. Untuk memahami manifestasi klinis pada partus kasep
e. Untuk memahami patofisiologi terjadinya partus kasep
f. Untuk memahami faktor risiko yang terjadi pada partus kasep
g. Untuk memahami penatalaksanaan pada partus kasep
h. Untuk memahami komplikasi pada partus kasep
i. Untuk memahami contoh kasus asuhan keperawatan pada partus kasep
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman bagi penulis untuk
melakukan studi kasus serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan komplikasi partus kasep.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan serta dapat digunakan sebagai sumber
bacaan dan data acuan dalam pembuatan makalah berikutnya.
3. Bagi Pelayanan kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek keperawatan yang tepat
khususnya untuk pasien dengan komplikasi partus kasep.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
pubertas, bagian ini mulai ditumbuhi rambut (pubis hair). Bagian yang
dilapisi lemak, terletak diatas simfisis pubis. Pertumbuhan rambut
kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan jenis kelamin. Batas atasnya
melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai
sekitar anus dan paha. Mons veneris mengandung kelenjar sebasea, yaitu
kelenjar yang menghasilkan minyak. Kelenjar ini juga mengeluarkan
feromon yang merupakan zat kimia untuk menginduksi daya tarik seksual.
b. Labia mayora
Labia mayora (bibir besar atau bibir luar) berbentuk lonjong, lipatan
kulit berdaging yang membungkus dan melindungi organ reproduksi
eksternal lainnya. Kedua bibir ini bertemu dibagian bawah dan membentuk
perineum. Labia mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan
lanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm,
tebal 1-1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.
c. Labia minora
Labia minora (bibir kecil atau bibir dalam) memiliki ukuran maupun
bentuk yang bervariasi dan tanpa rambut. Lebarnya bisa sangat kecil
hingga 5 cm. Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan
mengelilingi lubang vagina dan uretra (tempat keluarnya urin). Kulit labia
minora sangat halus sehingga mudah mengalami iritasi dan
pembengkakan. Karena disuplai oleh banyak pembuluh darah, labia
minora berwarna merah muda. Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis. Bila ada stimulasi seksual,
pembuluh darah di bagian ini akan penuh dengan darah sehingga labia
minora tampak membesar dan semakin sensitif terhadap rangsangan.
d. Klitoris
Kedua bagian labia minora bertemu pada klitoris, yakni tonjolan
kecil dan sensitif, yang sepadan dengan penis pada pria. Klitoris
merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Organ
ini sebetulnya merupakan kelenjar, yang terbelah menjadi dua bagian dan
6
2. Genetalia Interna
e. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri
dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang
oleh ligementum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ketika dilahirkan, wanita memiiki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya. Ovarium atau disebut juga
indung telur memiliki fungsi memproduksi ovum, hormon estrogen, dan
progesteron.
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
estrogen. Estrogen merupakan hormon terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan
rambut ketiak, dan akhirnya menjadi pengeluaran darah menstruasi
pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur
karena volikel graaf belum mengeluarkan ovum. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda
seks sekunder. Pada usia 17-1 tahun menstruasi sudah teratur dengan
interval 28-30 yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan
ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita. Hormon-hormon
yang diproduksi ovarium berfungsi mengatur siklus menstruasi. Hormon-
hormon ini juga:
1) Berperan dalam perkembangan organ seks dan karakteristik seksual.
2) Memfasilitasi proses kehamilan, persalinan, dan produksi Air Susu Ibu.
3) Menjaga kesehatan tulang, jantung, hati, otak, dan jaringan lainnya.
4) Memengaruhi suasana hati, kualitas tidur, dan gairah seksual.
2.2 Definisi
1. Partus normal
Persalinan dianggap normal bila sudah aterm, tidak terjadi komplikasi
pada ibu dan janin, terdapat satu janin dengan presentasi puncak kepala, dan
12
Protracted dilation < 1.2 cm/ jam < 1.5 cm/ jam
13
2.3 Etiologi
Secara umum penyebab partus lama dapat dibagi kedalam faktor
mekanis yaitu faktor panggul (passageway), faktor anak (passenger), faktor
tenaga (power) dan faktor non-mekanis psikis dan provider.
1. Faktor Panggul atau Passageway
Pada panggul ukuran kecil akan terjadi disproporsi dengan kepala
janin sehingga kepala janin tidak dapat melewati panggul meskipun ukuran
janin berada dalam batas normal. Beberapa kelainan panggul yang
menyebabkan terjadinya partus kasep atau distosia.
a. Kesempitan pada Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang
dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Pada panggul
sempit kepala memiliki kemungkinan lebih besar tertahan oleh pintu atas
panggul, sehingga serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala.
b. Kesempitan Pintu Panggul Tengah
Diagnosis kesempitan pintu tengah panggul ditegakan jumlah spina
interiskium dan diameter sagital posterior panggul tengah < 13,5 cm.
Penurunan janin tertahan/posisi lintang (transverse arrest) tetap karena
kepala tidak dapat melakukan putaran paksi dalam/rotasi internal.
c. Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Kesempitan pintu bawah panggul terjadi bila diameter interiskium 8
cm atau kurang sehingga penurunan janin tertahan. Ini jarang terjadi bila
arkus pubis sempit, panjang, dan pelvis berbentuk android. Komplikasi
14
d. Malpresentasi Janin
1)Presentasi bokong (breech presentation) atau letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Empat jenis letak sungsang, yaitu bokong sempurna, di mana paha
fleksi lutut ekstensi; bokong komplet, di mana kedua paha dan lutut
fleksi; bokong tidak komplet, di mana kaki ekstensi di bawah bokong,
dan inkomplet lain , di mana lutut ekstensi di bawah bokong.
Diagnosis letak sungsang ditegakan dengan pemeriksaan luar,
pemeriksaan dalam dan USG. Faktor yang menyebabkan terjadinya
letak sungsang adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan usia prematur.
Selama persalinan, penurunan kepala bisa melambat karena bokong
tidak cukup baik berdilatasi seperti kepala janin.
3)Presentasi bahu atau letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin
melintang dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong
17
berada pada sisi yang lain. Penyebab letak lintang adalah multiparitas
disertai dinding uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan
prematur, hidramnion, dan kehamilan kembar, janin sering dijumpai
dalam letak lintang.
e. Kehamilan Multijanin
Kehamilan multijanin adalah kehamilan kembar dua, kembar tiga,
kembar empat, dan lebih banyak lagi. Kehamilan multijanin lebih banyak
mengandung komplikasi pada janin seperti BBLR, retardasi
pertumbuhan, kelainan kongenital, dan presentasi abnormal sehingga
dapat menyebabkan disfungsi persalinan atau distosia.
b. Cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau
lemah.
c. Cincin retraksi patologis Bandl sering timbul akibat persalinan yang
terhambat disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah
uterus, dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.
d. Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda ruptur uteri yang
berupa perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah teraba
dari luar, pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah janin
mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai serviks dan
vagina.
2. Manifestasi Klinis pada Bayi
Sementara gejala klinis yang nampak pada bayi meliputi:
a. Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negative.
b. Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
c. Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar
dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput
suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun, akan menghilang dalam
beberapa hari.
d. Moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.
e. Kematian janin dalam kandungan atau intra uterine fetal death (IUFD).
2.5 Patofisiologi
Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung
dari awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan fase
laten (primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm/jam, multi 1,5
cm/jam) atau skala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka
kemungkinan akan timbul partus kasep. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya partus kasep adalah faktor mekanis seperti kelainan his dan
kekuatan ibu/power, kelainan jalan lahir/passage, kelainan janin/passenger,
dan faktor non-mekanis seperti psikis ibu. Kelainan salah satu faktor di atas
akan berdampak pada faktor lain dan menyebabkan terjadinya partus kasep.
20
Partus yang lama, apabila tidak segera ditangani akan berlanjut pada partus
kasep dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Kelelahan ibu karena mengejan terus, sedangkan asupan kalorinya kurang.
2. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake
cairan kurang.
3. Infeksi rahim terjadi bila ketuban pecah dengan waktu yang lama,
sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi
penolong yang kurang steril.
4. Perlukaan jalan lahir, terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul
juga manipulasi dan dorongan dari penolong.
5. Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim.
Akan tetapi, jika terdapat pendarahan uterus, infeksi, dan plasenta letak
rendah, prosedur ini tidak dapat dilakukan.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Magnetic Resonance Imaging atau MRI merupakan metode pilihan
untuk mendiagnosis berbagai kelainan terutama pada jaringan otak, saraf,
tulang belakang, persendian, abdomen, area pelvis, pembuluh darah,
jantung, dan berbagai jaringan tubuh lainnya. Berbeda dengan radioterapi,
MRI tidak menggunakan sinar radiasi, sehingga tergolong lebih aman
untuk seluruh pasien, termasuk ibu hamil.
5. USG (utrasonography)
USG atau ultrasonography adalah teknik pemeriksaan yang
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menampilkan
gambaran bagian dalam tubuh, sehingga bisa mengetahui kondisi dan
tumbuh kembang janin dalam kandungan.
2.7 Komplikasi
Komplikasi pada partus kasep dapat terjadi pada ibu maupun pada
bayi. Komplikasi pada ibu meliputi infeksi dan sepsis, udema portio dan
vulva, ruptur uteri, febris dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ,
robekan jalan lahir, ruptur bladder, dan perdarahan post partum. Sedangkan
komplikasi yang terjadi pada janin akibat partus kasep adalah gawat janin
dalam rahim sampai meninggal, kaput suksedaneum, asfiksia berat sehingga
menimbulkan cacat otak, patah tulang dada (clavicula), lengan, kaki, kepala
karena pertolongan persalinan dengan tindakan (Bobak, 2004).
2. Percobaan Partus
Percobaan partus merupakan suatu periode yang bisa diterima untuk
persalinan aktif (4-6 jam), dilakukan ketika pelvis ibu masih dipertanyakan
baik ukuran maupun bentuknya dan bila ibu ingin melahirkan pervaginam
setelah sebelumnya melahirkan secara SC.
3. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum
awitan spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran. Angka
keberhasilan induksi persalinan lebih tinggi bila serviks dapat diinduksi.
4. Metode pematangan serviks
Dilakukan dengan pemberian hormon prostaglandine, amniotomi, dan
pemberian oksitosin.
5. Augmentasi
Yaitu stimulasi kotraksi uterus setelah persalinan dimulai secara
spontan tetapi kemajuannya tidak memuaskan dan digunakan untuk
disfungsi hipotonik uterus.
6. Melahirkan dengan bantuan forcep
7. Ekstrasi vacum
PARTUS KASEP
Janin tertahan
Janin tertahan dalam jalan lahir Gaya dorong
dalam uterus terganggu
Pemanjangan Kala
1 (> 20 jam) dan
Kala II (> 1-2 jam)
Masalah : Penanganan :
Pada ibu : kelelahan, gelisah, Pemanjangan Kala I : induksi, SC
dehidrasi, demam, robekan jalan Pemanjangan Kala II : forcep, vakum,
lahir, his hilang SC, jika janin sudah meniggal
Pada janin : gawat janin, IUFD dilakukan kraniotomi dan embiotomi
BAB III
STUDY KASUS
3.1 Kasus
Ny. A multipara G2P1A0 dengan usia genetasi 37 minggu datang ke RS
Permata Indah mengalami distosia dengan keluhan merasa kencang-kencang,
perut mules bagian bawah dan menjalar ke pinggang, pusing, dan mengeluh
keletihan. Pasien mengatakan cemas dan takut terjadi akan hal buruk, dari
hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut: TD 140/100
mmHg, N 105x/menit, RR 24x/menit, S 36.5OC. Ny. A sudah tampak
keletihan, kurang energi, pembukaan 3 cm, fase laten memanjang 15 jam
kontraksi setiap 3 menit selama 30 detik, serviks kaku, HPHT: 6 Januari 2023
dan HPL: 13 Oktober 2023.
3.2 Pembahasan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : jl. Diponogoro No.44
Pekerjaan : Guru
b. Riwayat kesehatan
1) Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami
distosia, mengeluh kenceng- kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah
tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 15 jam,
kontraksi setiap 7 menit selama 30 detik, serviks kaku, HPHT : 6
Oktober 2022 dan HPL : 13 Juli 2023.
2) Kehamilan dahulu
25
26
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum
pernah mengalami abortus.
27
3) Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng- kenceng di abdomennya
4) Riwayat ginekologi
a) Menarche : 12 tahun
b) Siklus haid : 28 hari
c) Teratur/ tidak teratur : teratur
d) Sifat darah : encer
e) Banyak : 3 ganti pembalut
f) Lamanya : 7 hari
g) Keluhan : klien mengatakan bahwa ia mengalami
Dismenorhoe
5) Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti
HIV, diabetes, kanker, ginjal, jantung.
6) Riwayat medis keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan
karena kelainan HIS.
7) Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus
menjaga toko setelah pulang kerja.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Umum
a) Tinggi badan : 155 cm
b) Berat badan : sebelumnya (48 kg), sekarang (58 kg)
c) TTV :
TD : 140/100 Nadi : 80x/menit
RR : 26x/menit Suhu : 36,5 OC
2) Kepala
a) Bentuk kepala mesochepal, kepala tampak kurang bersih, tidak
terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan.
b) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
28
b) Palpasi
(1) Leopold I : pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
(2) Leopold II : punggung kanan.
(3) Leopold III : presentasi kepala, bagian terbawah janin belum
turun, letak kepala masih goyang atau terapung (floating) atau
mengolak diatas pintu atas panggul.
(4) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul.
(5) Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold I-IV : teraba 1
bokong, 1 bagian besar di bagian kanan dan 1 kepala.
(6) Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ +: 153 x/menit
c) Perkusi
Perkusi : Reflek lutut +/+
8) Genitalia
a) Tidak terdapat kelainan genetal, terdapat pengeluaran air ketuban.
b) Pengkajian genitalia eksterna: warna kemerahan dan meningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan atau tanda dari
Chahandwick.
c) Pengkajian vagina dan serviks: tidak terdapat rabas vagina,
servisitis mukopurulen dan lesi.
9) Dengan inersia sekunder
a) Subjektif : Pada keluhan utama, perut mules bagian bawah dan
menjalar sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur
darah dari alat kelamin itu.
b) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke
pinggang serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 kali dalam 7
menit dengan lama 32 detik.
c) Anemia ringan
Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
Penunjang : Hb 9,5 gr %
30
d) Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak terdapat haemoroid pada
rektum.
d. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan keletihan, kurang energi
b) Letargi, penurunan penampilan
2) Sirkulasi
Tekanan darah 140/100
3) Eliminasi
Distensi usus atau kandung kemih.
4) Integritas ego
Sangat lemas dan ketakutan, serta cemas akan kondisi bayi nya.
5) Keamanan
a) Tidak ada kemajuan dalam 15 jam selama fase laten
b) Serviks kaku/tidak siap
6) Nutrisi dan cairan
Klien mengalami penurunan nafsu makan yaitu 1 kali/hari, frekuensi
minum klien juga mengalami penurunan yaitu 3 gelas/8 jam. Klien
mengalami pengeluaran air ketuban yang banyak.
7) Nyeri
Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang karena
kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10
menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri
klien adalah 9, durasi dan awitan nyeri yang dialami klien setiap 7
menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.
8) Personal Hygiene
Klien mandi 1 kali/hari, sikat gigi 2kali/hari
9) Seksualitas
Terjadi perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual
yang tidak adekuat karena keterbatasan gerak ibu hamil, penurunan
libido.
31
2. Analisa Data
dan III
↓
Risiko cedera pada janin
4. DS : Keletihan Partus kasep
- Pasien mengatakan dirinya lemas ↓
DO : Kondisi fisiologis
- Pasien tampak keletihan (kehamilan)
- Pasien terlihat kurang energi ↓
- Pasien terlihat pucat dan lelah Kontraksi uterus &
pembukaan serviks terganggu
↓
Keletihan
5. DS: Ansietas Partus kasep
- Pasien mengeluh pusing dan badan ↓
lemas Kurang terpapar informasi
- Pasien mengatakan cemas dan takut ↓
akan terjadi hal buruk Pasien kebingungan dan
DO: pucat
- Wajah pasien tampak pucat ↓
- Pasien tampak kebingungan Ansietas
33
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan
px mengalami kontraksi setiap 7 menit sekali selama 30 detik dengan
skala nyeri 9
b. Risiko cedera pada ibu berhubungan dengan persalinan lama kala I, II,
dan III ditandai dengan kelelahan/keletihan
c. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan persalinan lama kala I, II,
dan III ditandai dengan masalah kontraksi
d. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan) ditandai
dengan px keletihan dan kurang energi
e. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
px kebingungan dan tampak pucat
34
4. Intervensi Keperawatan
janin b.d. cedera pada janin dapat manual dan disebabkan oleh stres,
persalinan dihindari dengan elektronik, serta hipoksia, asidosis, atau
lama kala I, kriteria hasil: monitor irama sepsis
II dan III - DJJ dalam batas jantung janin - Tekanan dan kontraksi
d.d. masalah normal - Perhatikan tekanan - yang besar dapat
kontraksi - Kemajuan persalinan uterus selama menggangu oksigenasi
baik istirahat dan fase dalam ruang intravilos
kontraksi melalui - Kontraksi yang terjadi
kateter tekanan setiap 2 menit atau
intrauterus bila kurang tidak
tersedia memungkinkan
- Perhatikan frekuensi oksigenasi adekuat dari
kontaksi uterus ruang intravilous
(beritahu dokter bila
frekuensi dua menit
atau kurang),
perhatikan warna
dan jumlah cairan
amnion bila
mengalami pecah
ketuban
4. Keletihan Setelah dilakukan - Monitoring sumber - Pemantauan sumber
b.d. faktor tindakan keperawatan, energy yang energi guna pengukuran
fisiologis kebutuhan aman adekuat nutrisi yang akan
d.d. px nyaman pada pasien - Konsultasi dengan diberikan
keletihan dapat terpenuhi dengan ahli gizi untuk - Memperhitungkan
dan kurang kriteria hasil : meningkatkan jumlah kalori yang akan
energi - Pasien tampak lebih asupan makanan diberikan pada pasien.
segar yang berenergi
- Pasien terlihat lebih tinggi
berenergi
5. Ansietas b.d. Setelah dilakukan - Jelaskan semua - Pemahaman yang baik
37
4.1 Kesimpulan
Partus kasep merupakan bagian akhir dari proses persalinan yang
mengalami perpanjangan dan menimbulkan komplikasi, baik pada ibu
maupun janin. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi diantaranya pada ibu
dapat menyebabkan syok, sepsis, dan rupture uteri. Sedangkan pada janin
dapat menyebabkan cedera otak, asfiksia berat, atau bahkan kematian janin.
Melihat banyaknya komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan dengan
partus kasep, maka persiapan tindakan penanganan yang tepat sangat penting
dilakukan. Misalnya, dengan pemanjangan kala 1 dapat dilakukan induksi dan
SC, sedangkan pada pemanjangan kala II dapat dilakukan tindakan forcep,
vakum, dan SC, dan jika janin sudah meninggal dapat dilakukan kraniotomi
dan embiotomi. Selain penatalaksanaan medis, perawat juga dapat
mengajarkan teknik non farmakologi misalnya napas dalam dan massage
punggung bagi ibu bersalin yang mungkin mengalami nyeri akibat kontraksi.
4.2 Saran
1. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan anamnesa maupun
pemeriksaan fisik, terutama dalam mendiagnosis partus kasep untuk
mengetahui faktor predisposisi terjadinya partus kasep.
2. Diperlukan pengawasan dan tindakan yang tepat dalam menangani partus
kasep untuk menghindari komplikasi yang dapat membahayakan nyawa
janin dan ibu.
3. Diperlukan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), empati dan dukungan
psikologis yang memadai dan konstruktif pada pasien beserta keluarga
mengenai partus kasep pada pasien sehingga memerlukan perawatan
antenatal secara berkala ke health provider pada kehamilan berikutnya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Fiona. 2022. Mengenal Anatomi & Fungsi Sistem Reproduksi Wanita,
bocahindonesia.com. Diakses tanggal 25 September 2023. https://
bocahindonesia.com/anatomi-fungsi-sistem-reproduksi-wanita/
Bobak. Buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4. Jakarta: EGCwanita, bayi dan
keluarga, 2005.
Ekawati, Rany. Pengantar Kesehatan Reproduksi. Malang: Wineka Media, 2019.
Ma. 2011. Tinjauan Pustaka Partus Kasep, mabanget.wordpress.com. Diakses
tanggal 23 September 2023. https://mabanget.wordpress.com/2011/04/13/
tinjauan-pustaka-partus-kasep/
Sadiyah, Nailis dan Melaniani, Soenrnatalina. 2014. Pengaruh Faktor Reproduksi
Ibu dan Anemia Terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif. (online)
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 2, Hal. : 136-142, http://
journal.unair.ac.id./downlod-fullpapers-biometrikc3e4cd98d8full.pdf,
diakses tanggal 13 September 2018.
Zulkarnain. 2014. G2P1A0 Aterm Pregnancy Inpartu Singular Embryo Life
Presentation Of Head With Partus Kasep. (online) Jurnal Medula, Vol. 2,
No. 3, 2014, http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/
view/330/331, diakses tanggal 20 September 2023.
41