Anda di halaman 1dari 19

TRANSPLANTASI ORGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan


Dosen Pengampu:
Suharsono, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
1. Dwi Maulidina(7226217702)
2. Fitriatur Rida Kamilia(722621705)
3. Wildan Dwi Amaliya(722621708)
4. Moh. Rifki Kurniawan(722621715)
5. Surya Dwi Putra Ramadhani(722621732)
6. Fajriyatus Shidqiyah(722621733)
7. Fijjriya Maulina Ananta(722621738)
8. Della Asmiliyah Asri(722621739)

KELAS 2022B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA 2022/2023

i
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan tentang “Transplantasi Organ” berdasarkan
pengumpulan data dari berbagai sumber. Makalah ini juga sangat penting untuk
diketahui dan dibahas secara menyeluruh agar pembaca lebih memahami lagi dan
mengetahui lebih dalam tentang Transplantasi Organ itu sendiri.
Adapun makalah ini berisi 3 Bab, yaitu Bab 1 berupa pendahuluan dari
pembuatan makalah, Bab 2 berupa pembahasan dari transplantasi organ meliputi
pengertian, tujuan, serta macam-macam transplantasi organ, dan Bab 3 berisi
kesimpulan dan saran berupa ringkasan. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk lebih memperluas pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang
Transplantasi Organ.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan, baik dalam bentuk saran maupun
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas
dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat guna perkembangan dunia pendidikan.

Sumenep, 9 Januari 2023

Penyusun,

ii
Daftar Isi

Kata pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1. Pengertian Transplantasi Organ...........................................................3
2.1.1. Tujuan Transplantasi Organ..........................................................4
2.1.2. Proses Transplantasi Organ............................................................5
2.2. Transplantasi Organ Menurut UU........................................................5
2.3. Transplantasi Organ Menurut Profesi..................................................7
2.4. Transplantasi Organ Menurut Agama.................................................8
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................13
3.2. Saran.......................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran saat ini telah
berkembang dengan pesat. Salah satu diantaranya adalah teknik transplantasi
organ manusia. Transplantasi organ manusia merupakan suatu teknologi
medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi lagi dengan
organ dari manusia lain yang masih berfungsi dengan baik. Teknologi medis
transplantasi mengalami perkembangan yang luar biasa. Riset dan
pengembangan terus menerus dilakukan sehingga saat ini sudah ada teknologi
yang memungkinkan pengawetan organ, penemuan obat-obatan anti
penolakan yang semakin canggih dan baik sehingga memungkinkan berbagai
organ manusia dapat ditransplantasikan dan donor tidak selalu berasal dari
kalangan keluarga sedarah saja, tapi siapapun bisa menjadi donor dengan
adanya obat-obatan anti penolakan ini.
Transplantasi organ telah menjadi salah satu jalan keluar yang paling
berarti dalam dunia kedokteran modern, banyak nyawa manusia yang
tertolong dengan cara transplantasi organ ini. Didukung dengan semakin
majunya ilmu dan teknologi bidang transplantasi organ manusia, maka tingkat
keberhasilan dari transplantasi yang dilakukan pun semakin tinggi. Tingkat
kelangsungan hidup dari pasien penerima donor saat ini sangat tinggi,
sehingga akibatnya permintaan untuk melakukan transplantasi maupun akan
organ itu sendiri mengalami meningkat secara global diseluruh dunia
termasuk di Indonesia.
Tingginya permintaan transplantasi yang tentu saja diikuti dengan
tingginya permintaan organ tersebut. Menurut data dari WHO tranplantasi
organ telah dilakukan di 91 negara di dunia. Pada tahun 2005 ada sekitar
66.000 ribu transplantasi ginjal, dan 21.000 transplantasi. Jenis-jenis
transplantasi dalam dunia medis meliputi: transplantasi jaringan pada orang
yang sama, transplantasi dari orang lain, dan transplantasi dari spesies lain.

1
Menurut laporan dari Mayo Clinic lebih dari 101,000 orang tengah
menanti untuk operasi transplantasi organ tubuh, dan dari jumlah tersebut
setiap tahunnya meningkat terus, dan ironisnya tidak semua orang yang
membutuhkan donor tersebut akan mendapatkan donor sebagaimana yang
diharapkan. Mencari donor organ tubuh di Indonesia masih sangat sulit.
Kesadaran masyarakat Indonesia, baik itu individu maupun anggota
keluarganya untuk mendonorkan organ tubuh masih sangat rendah.
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadi donor organ
didorong oleh kurangnya pemahaman terhadap pentingnya ketersediaan organ
bagi manusia lain, bagi kelangsungan hidup penderita gagal organ, disamping
sosiokultur, dan pandangan keagamaan yang menghambat kesadaran untuk
mendonorkan organnya. Sehingga tidaklah mengherankan donor sangat sulit
didapatkan di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu transplantasi organ?
2. Bagaimana transplantasi organ menurut UU?
3. Bagaimana transplantasi organ menurut profesi?
4. Bagaimana transplantasi organ menurut agama?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transplantasi organ.
2. Untuk mengetahui transplantasi organ menurut UU.
3. Untuk mengetahui transplantasi organ menurut profesi.
4. Untuk mengetahui transplantasi organ menurut agama.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Transplantasi Organ

Transplantasi organ adalah transplantasi atau cangkok atau pemindahan


seluruh atau sebagian oran dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu
bagian ke bagian yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan
untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima
dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat
merupakan orang yang masih hidup maupun telah meninggal.
Organ-organ yang dapat ditransplantasikan adalah jantung, transplantasi
ginjal, hati, paru-paru, pankreas, organ pencernaan, dan kelenjar timus, juga
jaringan, termasuk cangkok tulang, tendon (cangkok
mukuloskeletal), cangkok kornea, cangkok kulit, penanaman katup
jantung buatan, saraf dan pembuluh darah. Di dunia, cangkok ginjal adalah
yang terbanyak di antara cangkok organ, diikuti oleh hati dan jantung.
Jaringan yang paling banyak ditransplantasikan adalah cangkok kornea dan
mukuloskeletal; jumlahnya 10x lebih banyak dari transplantasi organ.
Saat ini di Indonesia, telah dilakukan transplantasi seperti yang telah
dilakukan di negara-negara maju. Transplantasi yang terakhir dinyatakan
berhasil di dunia adalah transplantasi penis manusia, ditransplantasikan pada
bulan Desember 2014 dan dinyatakan berhasil dan berfungsi 4 bulan
kemudian, dalam arti tidak ada penolakan dari tubuh dan yang terpenting
adalah dapat berfungsi normal untuk sistem ekskresi juga secara seksual.
Proses transplantasi organ bisa dibilang cukup rumit karena ada banyak hal
yang harus dipastikan sebelum seseorang bisa menerima organ yang cocok.
Secara umum, ada tiga hal yang akan dilalui pasien yang akan menerima
prosedur ini, yaitu menunggu organ yang cocok, panduan sebelum dan saat
operasi, serta tatalaksana setelah operasi.

3
2.1.1. Tujuan
Transplantasi Organ

Transplantasi organ ini ditujukan untuk menggantikan organ yang


rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih
berfungsi dari donor. Donor organ dapat berasal dari orang yang masih
hidup maupun sudah meninggal dunia. Prosedur transplantasi organ
umumnya dilakukan apabila kerusakan yang terjadi pada organ
tersebut sudah parah, sehingga fungsinya tidak lagi bisa berjalan
dengan normal, bahkan hampir berhenti sama sekali. Sehingga dengan
mengganti organ yang rusak dengan organ yang masih sehat, pasien
penerima donor bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti:

1. Menghindari prosedur tertentu yang memakan waktu lebih panjang


seperti dialisis atau cuci darah
2. Meningkatkan angka harapan hidup meningkat.
3. Menjalani hidup dengan lebih sehat dan rasa sakit yang sebelumnya
dirasakan bisa hilang
4. Meningkatkan kualitas hidup meningkat
5. Mengurangi risiko terjadinya kecacatan
6. Mengurangi jenis operasi yang harus dilakukan
7. Mengurangi jenis obat yang harus diminum
8. Mengurangi waktu yang harus dihabiskan di rumah sakit
Meski begitu, operasi transplantasi organ juga memiliki beberapa risiko
yang mungkin muncul, seperti:
1. Komplikasi dari obat bius yang diberikan
2. Perdarahan saat operasi
3. Komplikasi setelah operasi, misalnya infeksi
4. Peningkatan risiko infeksi akibat konsumsi obat yang harus dikonsumsi
setelah transplantasi
5. Penolakan organ oleh tubuh
6. Gagal organ

4
Manfaat dan risiko selalu ada di setiap prosedur medis, termasuk
transplantasi organ. Namun sejauh ini, manfaat yang bisa didapatkan
melalui prosedur ini lebih banyak ketimbang risiko yang mungkin terjadi.
Sehingga, transplantasi organ masih menjadi salah satu pilihan perawatan
bagi orang-orang yang membutuhkannya. Sebab apabila transplantasi
tidak dilakukan, banyak orang yang akan meninggal dunia akibat
penyakitnya.

2.1.2. Proses
Transplantasi Organ

Proses transplantasi organ bisa dibilang cukup rumit karena ada


banyak hal yang harus dipastikan sebelum seseorang bisa menerima
organ yang cocok. Secara umum, ada tiga hal yang akan dilalui pasien
yang akan menerima prosedur ini, yaitu menunggu organ yang cocok,
panduan sebelum dan saat operasi, serta tatalaksana setelah operasi.

2.2. Transplantasi Organ Menurut UU

5
PP 53 tahun 2021 tentang Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh
adalah pelaksanaan amanat Pasal 65 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasal 64 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan telah menetapkan bahwa penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan dapat dilakukan salah satunya dengan Transplantasi
Organ dan Jaringan tubuh. Transplantasi Organ dan Jaringan tubuh dilakukan
hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. Organ
dan Jaringan tubuh dilarang diperjual belikan dengan dalih apapun. Berikut isi
pasal 64 dan pasal 65 ayat (3).
1. Pasal 64: "(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat
dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat
dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan
sel punca. (2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
dilarang untuk dikomersialkan. (3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang
diperjualbelikan dengan dalih apapun."
2. Pasal 65 ayat (3): "Ketentuan mengenai syarat dan tata penyelenggaraan
transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah."
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2021 tentang Transplantasi Organ
dan Jaringan Tubuh ditetapkan pada tanggal 4 Maret 2021 di Jakarta oleh
Presiden Joko Widodo. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2021 tentang
Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh diundangkan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly pada tanggal 5 Maret 2021 di Jakarta.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun
2021 tentang Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh ditempatkan pada
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 75. Penjelasan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2021 tentang Transplantasi Organ dan
Jaringan Tubuh ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6665.

6
Pertimbangan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2021 tentang
Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh adalah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 65 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Transplantasi
Organ dan Jaringan Tubuh.
Dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2021 tentang
Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh adalah:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; yang berbunyi "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu."
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063).

2.3. Transplantasi Organ Menurut Profesi

Transplantasi adalah pemindahan sebagian atau seluruh jaringan (organ)


dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada individu yang sama atau
dari individu yang berbeda. Transplantasi bertujuan untuk mengganti jaringan
(organ) pasien yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Semakin
meningkatnya pasien yang membutuhkan transplantasi, penolakan organ,
komplikasi pasca transplantasi dan risiko yang mungkin timbul akibat
transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etika, legalitas
dan kebijakan yang menyangkut penggunaan teknologi.
1. Transplantasi Menurut Etika Profesi
Etika profesi dalam melakukan suatu transplantasi harus mendapat
persetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Tenaga
medis wajib menerangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah
dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi dikemudian
hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tenaga medis adalah menolong
pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan
7
demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan kepentingan pribadi.
Transplantasi organ berkaitan dengan kode etik kedokteran pasal 2 yang
berbunyi “Seorang dokter harus selalu senantiasa melakukan profesinya sesuai
dengan standar profesi yang tertinggi” yang di maksud dengan ukuran
tertinggi dalam melakukan profesi kedokteran adalah yang sesuai denganilmu
kedokteran mutakhir, sarana yang tersedia, kemampuan pasien, etika umum,
etika kedokteran, hukum dan agama. Etikaumum dan etika kedokteran harus
diamalkan dalam melaksanakan profesi dengan tulusikhlas, jujur dan rasa
cinta terhadap sesamamanusia, serta penampilan tingkah laku, tuturkata dan
berbagai sifat lain yang terpuji,seimbang dengan martabat jabatan dokter
Dari segi etika kedokteran, transplantasi dibolehkan hanya dalam
keadaan darurat. Seorang dokter harus melakukanprofesinya menurut ukuran
tertinggi,untuk melindungi hidup insani danbersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya
2. Macam-macam Transplantasi
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang
dipindahkan ketubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Autograft, yaitu: Pemindahan organ jaringan atau organ dari satu
tempat ke tempat lain dalam tubuh pasien sendiri. Misalnya, operasi
bibir sumbing;
2. Allograft, yaitu: Pemindahan jaringan atau organ dari tubuh ke tubuh
yang lain yang sama spesiesnya, yakni antara manusia dengan manusia.
Transplantasi ‘allograft’ yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya
tinggi antara lain: ransplantasi ginjal, dan kornea mata;
3. Xenograft, yaitu : pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke
tubuh lain yang tidak sama spesiesnya, misalnya antaraspesies manusia
dengan binatang.

2.4. Transplantasi Organ Menurut Agama

8
MUI menyatakan bahwa transplantasi adalah rangkaian tindakan medis
untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari
tubuh orang lain atau tubuh sendiri dam rangka pengobatan untuk
menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Dalam penjelasannya, organ tubuh tersebut bukan hak milik (haqqul milki).
Untuk itu, pengambilan dan transplantasi organ tubuh tanpa adanya alasan
yang dibenarkan secara syar'i hukumnya haram.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan
penerbitan Fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2019 itu untuk memberikan pedoman
dan panduan bagi masyarakat dan pemerintah. "Untuk digunakan pijakan bagi
praktek kedokteran. Sekaligus sebagai rujukan dalam penyusunan peraturan
perundangan," kata Asrorun kepada Tempo, Rabu, 19 Juni 2019. Asrorun
menuturkan, penerbitan fatwa didasari adanya pertanyaan dari masyarakat,
dan juga dari Kementerian Kesehatan tentang status hukum tentang
transplantasi organ atau jaringan tubuh orang lain yang memiliki kesamaan.
Kemudian, dijelaskan oleh Profesor Aziz El-Matri, seorang spesialis
ginjal dari Tunisia dan anggota The Transplantation Society dalam wawancara
dengan organisasi The New Arab dilansir dari Al Araby dan republika bahwa
Islam memandang tubuh manusia untuk disucikan. Tubuh merupakan properti
yang tidak bisa dicabut atau dipindahtangankan. Oleh karenanya, seorang
muslim tidak bisa sembarangan mendonorkan bagian tubuhnya karena
tubuhnya merupakan titipan dari Allah, selain itu sebagai manusia juga
memiliki kewajiban untuk melestarikan kehidupan, baik manusia, hewan, dan
tumbuhan. Namun, jika ditilik dari sisi kebutuhan untuk hidup, apapun
alasannya transplantasi harus bisa dilakukan.
Sementara itu, Ustadz Agung Cahyadi, Lc, MA, seorang ahli fiqh
sekaligus dosen STIDKI Ar Rahmah Surabaya memberikan pendapatnya.
“Sebenarnya, dari dasar hukum tidak boleh transplantasi itu. Karena, sama-
sama menyakiti manusia dengan membedah,” terangnya. Selanjutnya kembali
ia berpendapat, jika dihadapkan pada kebutuhan hidup seseorang transplantasi
boleh dilakukan. “Sama seperti minum khamr, jika tidak ada air tersisa di
9
dunia dan yang tersisa hanya minuman itu, maka boleh dikonsumsi karena
terkait dengan kebutuhan seseorang untuk hidup,” terang alumnus Universitas
Islam Madinah itu
1. Menurut Majelis Ulama Indonesia Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai komisi fatwa di Indonesia
juga mengambil sikap untuk menyikapi transplantasi. Dalam fatwanya yang
keluar tahun 2010 mengatur hukum tentang cangkok organ. Dalam fatwa
tersebut ditegaskan, pencangkokan organ manusia ke dalam tubuh yang
lain diperbolehkan melalui hibah, wasiat dengan meminta, tanpa imbalan,
atau dari bank organ tubuh. Lalu, jika organ diambil dari tubuh seseorang
yang telah meninggal juga diperbolehkan dengan syarat harus disaksikan
oleh dua dokter ahli. Selanjutnya, transplantasi dihukumi haram jika
didasari bukan karena suatu kemaslahatan hidup orang.
“Transplantasi diharamkan bila didasari tujuan komersial. Tidak boleh
diperjual belikan,” terang Ketua MUI, Ma’ruf Amin dikutip dari republika.
Oleh karenanya, pencangkokan organ atau transplantasi diperbolehkan.
Asal sesuai syariat dan syaratnya terpenuhi. Selain itu, dalam
melaksanakannya juga harus memperhatikan hal-hal yang detail agar dalam
pencangkokan organ tersebut memberi kemanfaatan bagi penerima donor
dan pendonornya.
2. Hukum Transplantasi Organ Tubuh dalam Islam dan Fatwa MUI
Hukum cabut organ tubuh diperbolehkan dalam Islam selama
memenuhi kaidah syariat. Fatwa MUI menyatakan mubahnya perkara
tersebut. Aktivitas medis pemecahan organ merupakan masalah muamalah
kontemporer yang tidak ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Maka dari
itu, para ulama merumuskan hukum dibalik organ ditinjau dari
kemaslahatan dan ketentuan syariatnya.
Salah satu cara dalam dunia medis untuk menggantikan bagian tubuh
yang rusak adalah dengan melakukan operasi kerusakan organ. Prosedur
medis ini dilakukan dengan mengambil organ dari seseorang yang
mendonorkannya untuk ditempatkan pada tubuh orang lain yang organnya

10
mengalami gagal fungsi. Di antara organ tubuh yang dapat didonorkan
adalah hati, ginjal, pankreas, hingga jantung. Transplantasi organ menjadi
salah satu bentuk kemajuan dalam pengobatan medis modern. Namun, saat
ini terdapat kecocokan antara pendonor dengan orang yang membutuhkan
donor. Jumlah orang yang mengalami gagal organ jauh lebih besar dari
jumlah stok organ yang didonorkan. Di sebagian negara, pemerintah
setempat mengizinkan warganya untuk mendaftar sebagai pendonor dan
penerima donor melalui sebuah organisasi nirlaba.
Saat dirinya meninggal, tim dokter segera melakukan evaluasi untuk
mencari donor penerima yang sesuai, berdasarkan riwayat medis dan usia
mereka. Selanjutnya, segera dilakukan pencabutan organ dari pendonor
untuk ditanam di tubuh pasien yang membutuhkannya. Tujuan penyerahan
adalah mengembalikan fungsi organ, el, atau jaringan yang telah rusak.
Dengan begitu, kualitas hidup dari pasien penerima donor diharapkan
menjadi lebih baik. Selain lewat menembak, khusus untuk perkembangan
sel, saat ini sudah memungkinkan pula menumbuhkan kembali sel pasien
melalui sel induk atau sel yang diekstraksi dari organ miliknya yang rusak.
Di Indonesia, regulasi mengenai ganti rugi organ diatur dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pada Pasal 64
ayat (1) disebutkan sebagai berikut: "Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksinya
penggunaan sel punca." Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dari
pendonor hidup untuk Orang Lain, tindakan pemulihan diperbolehkan.
Kendati demikian, ada persyaratan yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syar'i (dharurah
syariah).
2. Tidak ada dharar bagi pendonor karena pengambilan organ atau jaringan
tubuh baik sebagian atau keseluruhan.
3. Jenis organ tubuh yang dipindahkan ke orang lain tersebut bukanlah organ
vital yang mempengaruhi kehidupan atau mempertahankan hidupnya.
11
4. Tidak diperlukan upaya medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali
dengan pemulihan.
5. Bersifat untuk tolong-menolong (tabarru'), tidak untuk komersial.
6. Adanya persetujuan dari calon pendonor.
7. Adanya rekomendasi dari tenaga kesehatan atau pihak yang memiliki
keahlian untuk jaminan keamanan dan kesehatan dalam proses
kehancuran.
8. Adanya pendapat dari ahli tentang dugaan kuat (ghalabatil zhon) akan
berhasil melepaskan organ tersebut kepada orang lain.
9. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dilakukan oleh ahli yang
kompeten dan kredibel.
10. Proses pemulihan yang diselenggarakan oleh negara.
Dalam jenis organnya, MUI memberikan catatan bahwa boleh
mengunggah tidak berlaku untuk reproduksi organ, alat kelamin organ, dan
otak. Selain itu, seseorang tidak diperbolehkan memberikan atau menjual
organ dan atau jaringan tubuhnya pada orang lain karena organ tubuh bukan
termasuk hak milik mutlak (haqqul milki).

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Transplantasi organ adalah transplantasi atau cangkok atau pemindahan
seluruh atau sebagian oran dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu
bagian ke bagian yang lain pada tubuh yang sama. Manfaat dari tranplantasi
organ yaitu menjalani hidup dengan lebih sehat dan rasa sakit yang
sebelumnya dirasakan bisa hilang, meningkatkan kualitas hidup meningkat,
mengurangi risiko terjadinya kecacatan, dan lain-lain. Risiko transplantasi
organ yaitu komplikasi dari obat bius yang diberikan, perdarahan saat operasi,
komplikasi setelah operasi misalnya infeksi, penolakan organ oleh tubuh, dan
gagal organ.
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang
dipindahkan ketubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Autograft, merupakan pemindahan organ jaringan atau organ dari satu tempat
ke tempat lain dalam tubuh pasien sendiri, misalnya, operasi bibir sumbing.
Allograft, merupakan pemindahan jaringan atau organ dari tubuh ke tubuh
yang lain yang sama spesiesnya, yakni antara manusia dengan manusia,
misalnya transplantasi ginjal, dan kornea mata. Xenograft, merupakan
pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak sama
spesiesnya, misalnya antara spesies manusia dengan binatang.
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal
64 dijelaskan sebagai berikut: Penyembuhan penyakit dapat dilakukan melalui
transplantasi tubuh, implan obat. Transplantasi organ tubuh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
dilarang untuk dikomersialkan. Organ tubuh dilarang diperjual belikan dengan
dalih apapun.
Sedangkan menurut hukum islam apabila transplantasi organ tubuh
dengan tujuan menghindari kematian, untuk menyelamatkan nyawa seseorang,
maka hal ini adalah termasuk unsur dhoruriyat, seperti seseorang
yangmenderita penyakit jantung atau ginjal yangsudah mencapai stadium
13
gawat, maka iadapat mati sewaktu-waktu. Karenanya boleh dilakukan
transplantasi atas dasar keadaan darurat.

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf segala
kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
karena kami menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah kami
angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian terimakasih.

14
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ
https://www.sehatq.com/artikel/fakta-seputar-transplantasi-organ-termasuk-
manfaat-dan-risikonya
https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/transplantasi-organ-
perlukah-dilakukan
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?
q=cache:nZYuZ_jWuwoJ:scholar.google.com/
+transplantasi+organ+menurut+profesi+kesehatan&hl=en&as_sdt=0,5&as_vis=1
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=transplantasi+organ+menurut+profesi+kesehatan&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1
&oi=scholar
https://www.jogloabang.com/kesehatan/pp-53-2021-transplantasi-organ-jaringan-
tubuh
https://www.mkri.id/public/content/infoumum/regulation/pdf/
UUD45%20ASLI.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/163994/pp-no-53-tahun-
2021#:~:text=Untuk%20melaksanakan%20ketentuan%20Pasal
%2065,36%20Tahun%202009%20tentang%20Kesehatan
https://nasional.tempo.co/amp/126150/mui-keluarkan-fatwa-soaltraspalantasi-
organ-tubuh
https://mukisi.com/879/transplantasi -organ-dari-pandangan-islam
hhtps://amp.tirtoid/hukum-transpalantasi-organtubuh dalam-islam-dan fatwa-mui-
gr2E

15

Anda mungkin juga menyukai